BAB 9. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
D. Kajian Rintis
Menurut Hamid (2005) penelitian dilakukan secara bertahap- tahap dan tahap awal adalah tahap kajian rintis atau kajian awal. Kajian rintis bertujuan untuk mengkaji kesahan dan kebolehpercayaan instrumen kajian yang telah dibentuk (Jafri, 2010). Kajian rintis dilaksanakan untuk melihat pelaksanaan dan kesesuaian sesuatu kajian yang akan dijalankan (Chua, 2006; Kumar, 2007; Jafri, 2010).
Pertanyaan dalam kajian rintis ini untuk memastikan kesesuaian
instrumen dan kejelasan instrumen (Miller, 1997). Menurut Zuba- idah (1999) tujuan utama kajian rintis adalah: (i) untuk menguji kefahaman responden terhadap item-item yang digunakan dalam pertanyaan dan (iii) untuk menguji kebolehpercayaan dan kesahihan instrumen kajian. Peneliti menjalankan kajian rintis untuk menguji kesahan (validity) dan kebolehpercayaan (realibility) pertanyaan yang digunakan dalam kajian ini. Jawaban yang diperoleh digunakan untuk memurnikan item-item pertanyaan dan kemudian dijadikan data yang sebenarnya.
Berdasarkan ulasan dan pendapat pakar, pertanyaan dan pedo- man wawancara diuji dalam kajian rintis ini. Jawaban dari kajian rintis yang dilakukan untuk memantapkan dan memurnikan item pertanyaan dan soal wawancara.
Data yang diperoleh dari kajian rintis dianalisis misalnya meng- gunakan program komputer ”Statistical Package for Social Science’
(SPSS) versi 12.0 for windows untuk melihat kebolehpercayaan dan analisis korelasi item. Analisis korelasi antara item dan korelasi item, jumlah skor yang dinilai mengikut pertanyaan atau komponen pernyataan. Kaedah ini bertepatan dengan teori kebolehpercayaan yang dikemukakan oleh Enggleston (1982) dalam Jainabee (2005).
Kaedah ini menyarankan nilai koefisien yang minimum dan diterima adalah 0.30. Nunnally (1978) dalam Jainabee (2005); Jafri Abu 2010) turut menjelaskan bahwa korelasi antara item dengan jumlah skor yang melebihi 0.25 dianggap sebagai satu nilai yang tinggi.
No Pakar Koefisien keboleh
percayaan (korelasi antara
item dgn jumlah skor) Keterangan
1 Enggleston (1982) 0.30 Dapat digunakan
2 Nunnally (1978) >0.25 Dapat digunakan Untuk memperoleh kesahan dan kebolehpercayaan item per- tanyaan, peneliti menggunakan kaedah Alpha Cronbach. Menurut Konting (1998) nilai alpha yang mendekati angka 1.00 menan- dakan item-item dalam skala itu mengukur perkara yang sama dan
menunjukkan item-item tersebut mempunyai kebolehpercayaan yang tinggi, sedangkan nilai 0.6 adalah indeks kebolehpercayaan yang paling minimal untuk penggunaan instrumen ini.
Untuk memperoleh indeks kebolehpercayaan item pertanyaan bagi setiap elemen (konstruk) dalam instrumen penelitian yang dikemukakan, kaedah Alpha Cronbach digunakan dengan meng- gunakan program SPPS. Data dari pertanyaan ini diproses dengan menggunakan program komputer ”Statistical Package for Social Science’ (SPSS) versi 12.0 for windows. Berdasarkan kaedah ini, korelasi di antara skor setiap item dengan jumlah skor dan korelasi di antara skor dengan skor tanpa item berkenaan (corrected item-total correlation) digunakan untuk melihat kesahan dan kebolehpercayaan item pertanyaan yang ada. Kaedah ini sesuai dengan teori keboleh- percayaan yang dikemukakan oleh Enggleston (1982) dalam Jainabee (2005). Kaedah ini menyarankan nilai koefisien yang minimum dan diterima adalah 0.30. Nunnally (1978) dalam jainabee (2005); Jafri Abu 2010) turut menjelaskan bahwa korelasi antara item dengan jumlah skor yang melebihi 0.25 dianggap sebagai satu nilai yang tinggi.
Untuk kesahan dan kebolehpercayaan wawancara (interview) juga dapat ditentukan melalui ’member checking’ (Jainabee, 2005;
Jafri, 2010). Terdapat empat (4) orang pakar (expert) dan mahir dalam bidang penelitian kualitatif membantu mengesahkan kete- patan data wawancara. Penilaian atau pendapat dari pakar/ahli tersebut dipertimbangkan dalam menentukan pemilihan item pertanyaan dalam wawancara (interview). Dalam menentukan dan mengukur kebolehpercayaan wawancara, analisis indeks Cohen Kappa digunakan untuk melihat koefisien persetujuan dari tema yang dikaji (Jafri, 2010, Izham dan Sufean,2009, Zamri dan Noriah, 2003). Dengan penilaian dari pakar memperlihatkan pertanyaan wawancara yang dikemukakan untuk dijawab oleh responden diberikan untuk mendapat persetujuan dalam menentukan kebolehpercayaan wawancara yang ada. Adapun persamaan model Cohen Kappa ini adalah:
Fa - fc K = --- N - fc Di mana K- nilai koefisien Kappa
Fa-frekuensi persetujuan
Fc-frekuensi bagi 50 peratus jangkaan persetujuan N- bilangan unit yang diuji nilai persetujuan
Berikut ini merupakan contoh item pertanyaan instrumen wawancara.
BAHAGIAN B: KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF
PETUNJUK: Bagian ini meliputi beberapa pernyataan yang di- bangun untuk mendapatkan gambaran tentang nilai, praktek dan pandangan yang diamalkan/dipraktek- kan kepemimpinan partisipatif di universitas anda.
Pernyataan yang dikemukakan mungkin sedang ter- dapat atau yang tidak terdapat atau yang diinginkan terdapat di universitas anda.
Pada bagian ruangan pertama ’Kepemimpinan Partisipatif yang diamalkan/dipraktekkan’ silakan berikan jawaban anda berda sar- kan nilai atau kepemimpinan partisipatif yang ada saat ini.
Pada bagian kedua ’Kepemimpinan Partisipatif yang diinginkan’
silakan berikan jawaban anda berdasarkan nilai atau kepemimpinan partisipatif yang anda inginkan terdapat di universitas anda.
Silakan gunakan petunjuk berikut sebagai panduan dalam menjawab item pertanyaan berikut:
Sumber: Samsu, Gaya Kepemimpinan Partisipatif dan Prestasi Kerja Dosen di Tiga Perguruan Tinggi di Jambi, Disertasi (2012).
Dari item pertanyaan dalam pedoman wawancara tersebut, mungkin ada beberapa pertanyaan yang dianggap tidak relevan dengan masalah penelitian. Item pertanyaan yang tidak sesuai dengan judul, dan masalah penelitian, maka item pertanyaan yang dianggap tidak sesuai tersebut dihapus dan diganti dengan item pertanyaan yang sesuai dengan judul dan masalah penelitian, serta sesuai pula dengan pendapat pakar yang menilai instrumen pengumpulan data (pedoman wawancara) tersebut. Item pertanyaan dalam pedoman wawancara dinilai berapa total item pertanyaan yang disetujui dan berapa yang tidak disetujui, lalu kemudian dianalisis menggunakan indeks Cohen Kappa.
Berdasarkan persetujuan yang diberikan oleh panel pakar, misal nya menunjukkan bahwa indeks Cohen Kappa adalah 0.967 dari analisis yang dibuat. Berdasarkan hasil/dapatan ini, maka indeks keboleh percayaan wawancara ini memperkuat bahwa dapatan wawancara yang ada dapat dipakai sebagai data sebenarnya.
Lebih jelasnya, dari IPD tersebut, berikut ini dapat dijelaskan pedo man wawancara untuk di-checklist untuk melihat tahap perse- tujuan panel pakar (minimal 3 panel pakar dengan spesifikasi keahlian di bidang penelitian kualitatif). Tujuan tahap persetujuan ini adalah untuk memastikan apakah instrumen dalam pedoman wawancara ini benar-benar valid untuk digunakan sebagai pedoman dalam melakukan wawancara. Kesalahan atau ketidaktepatan dalam menyusun pertanyaan wawancara akan berakibat pada kesalahan menemukan masalah di lapangan. Ketidaktepatan pertanyaan wawancara (akibat tidak diperiksa oleh panel pakar) akan berakibat pada lemahnya kualitas penelitian.
Pedoman Wawancara A. Identitas Responden
1. Tanggal wawancara : ...
2. Nama : ...
3. Jenis Kelamin : ...
4. Usia/Umur : ...
5. Pekerjaan : ...
6. Pendidikan Terakhir : ...
B. Aspek Wawancara
NO ASPEK WAWANCARA Tahap Persetujuan
(Checklist √ ) 1. Delegasi (Item 1-13) Setuju Tdk Setuju 1 Bagaimana hubungan dekan dan dosen dalam
pelaksanaan tridarma perguruan tinggi?
2 Bagaimana dekan melaksanakan delegasi di fakultas?
3 Bagaimana dekan memberikan tugas kepada dosen?
4 Bagaimana upaya dekan memberikan perhatian kepada dosen dalam pelaksanaan tugas?
5 Bagaimana komitmen dosen dalam melaksanakan delegasi yang diberikan dekan?
6 Apa bentuk-bentuk delegasi yang diberikan oleh dekan di fakultas ini?
7 Apakah delegasi yang dilaksanakan oleh dosen
sebanding dengan kompensasi (reward) yang diberikan?
8 Bagaimana kondisi/upaya komunikasi yang dibina oleh dekan dalam pemberian delegasi kepada dosen?
9 Delegasi apa yang diberikan dekan untuk melakukan peningkatan produktiviti dosen?
10 Delegasi apa yang diberikan oleh dekan untuk melakukan peningkatan kualitas kerja dosen?
11 Bagaimana bentuk delegasi yang diberikan untuk melakukan peningkatan inisiatif dosen?
12 Delegasi dibidang apa yang diberikan kepada dosen untuk dibina dalam tim kerja?
13 Apakah delegasi diberikan secara penuh kepada dosen untuk penyelesaian masalah yang dihadapi?
2. Pertemuan kelompok (Item 14-18)
14 Bagaimana intensiti pertemuan kelompok yang dilakukan antara dekan dengan dosen?
15 Apakah pertemuan kelompok yang dilakukan bersesuaian dengan tugas dosen?
16 Apakah pertemuan kelompok/rapat yang dilakukan selalu dirancang dengan baik?
17 Apakah pertemuan kelompok terjadwal dengan baik?
18 Apakah keputusan rapat boleh dilaksanakan dengan baik?
3. Tim kerja (Item 19-22)
19 Bagaimana kondisi pelibatan dosen dalam pasukan kerja?
20 Bagaimana kondisi solidaritas tim kerja dosen di fakultas ini?
21 Bagaimana kondisi kepakaran/kemahiran dosen dalam tim kerja di fakultas ini?
22 Bagaimana dukungan dekan dalam memberikan kesempatan dosen dalam tim kerja?
4. Pasukan peningkatan kualitas (Item 23-24) 23 Bagaimana kepiawaian (standard) peningkatan kualitas
kerja dosen di fakultas ini?
24 Bagimana komitmen dekan dan dosen dalam melakukan peningkatan kualitas melalui pasukan ini?
5. Pasukan peningkatan proses (Item 25-28) 25 Apakah ada pasukan peningkatan proses aktivitas
fakultas yang dibina
26 Apa bentuk-bentuk pasukan peningkatan proses yang dibina fakultas ini?
27 Bagaimana upaya membina kepiawaian dosen melalui DP3?
28 Apakah pelaksanaan DP3 dosen benar-benar dibina berdasarkan prestasi kerjanya?
6. Pasukan peningkatan projek (Item 29-35) 29 Apa bentuk-bentuk projek yang dibina oleh fakultas ini?
30 Bagaimana profesionaliti pelaksanaan projek di fakultas ini?
31 Bagaimana bentuk audit internal pelaksanaan projek di fakultas ini?
32 Apakah ada projek yang dilaksanakan berhubungkait dengan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran?
33 Apakah ada projek yang dilaksanakan berhubungkait dengan pelaksanaan penelitian?
34 Apakah ada projek yang dilaksanakan berhubungkait dengan pelaksanaan perkhidmatan kepada masyarakat?
35 Menurut anda, apakah pelaksanaan projek ini telah berhasil melakukan peningkatan fakultas?
Jambi, Pakar,
_____________