• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setting dan Subyek Penelitian

Dalam dokumen Samsu, S.Ag., M.Pd.I., Ph.D. Metode Penelitian (Halaman 103-107)

BAB 7. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN KUALITATIF . 85

E. Setting dan Subyek Penelitian

Jika peneliti salah dalam menetapkan grandtour, maka akibatnya penelitian yang dilakukan salah dalam melakukan penciuman lapangan, sehingga masalah tidak dapat diungkap dalam penelitian dengan baik dan benar. Jika ini yang terjadi, maka penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti menjadi sia-sia, karena penelitian tidak mampu mendeteksi/meneropong masalah, sehingga penelitian yang dilakukan nantinya, tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam suatu lokasi, keadaan dan pendekatan yang ada.

E. Setting dan Subyek Penelitian

Aktor adalah orang, pelaku atau sumber untuk memperoleh data melalui wawancara atau diobservasi. Aktivitas adalah kegiat- an, tingkah laku atau gejala yang mau diamati atau diobser vasi, sedangkan tempat adalah lokasi penelitian dilakukan, didoku- men tasi. Dalam penelitian tempat sebagai setting penelitian harus digambarkan secara lengkap mengenai lokasi penelitian, karak- teristik, serta simbol-simbol yang ada, sehingga pembaca dapat menge nai setting penelitian yang dilakukan.

Setting penelitian dapat dipahami sebagai suatu keadaan atau tempat di mana subjek itu berdomisili yang mempengaruhi kegiatan, keadaan, dan yang berhubungan dengan perilaku subjek.8 Berikut ini merupakan contoh setting penelitian. Peneliti misalnya memilih setting penelitian di SMK Jambi IX Lurah 2 Kota Jambi. Maka peneliti harus mendiskripsikan settingnya penelitiannya sebagai berikut:

1) dimana lokasinya, 2) tahun berapa penelitian dilakukan, 3) alasan memilih lokasi penelitian ini, 4) alasan teknis terkait dengan masalah penelitian seperti apa) 5) jelaskan apa akibatnya jika alasan ini tidak diteliti. Dari setting penelitian yang dikemukakan, maka dapat dipahami bahwa jika penelitiannnya dilakukan di SMK Jambi IX Lurah 2 tahun pembelajaran 2015/2016 yang berlokasi di Jl. Kol.

Amir Hamzah No.26 Sei Kambang, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, maka dapat dilogikan bahwa dasar pertimbangan pemilihan setting penelitiannya sebagai berikut:

Pertama, bahwa sekolah ini merupakan salah satu sekolah swasta berbasis teknologi yang terdekat dari pusat kota provinsi Jambi, sehingga memungkinkan untuk bersaing dari segi setting lokasi yang strategis, terlebih-lebih karena didukung oleh adanya image lulusan SLTP/MTs dari daerah, yaitu adanya daya tarik kota, di mana sekolah ini berada. Kedua, sekolah ini merupakan perubahan wujud dari SMA IX Lurah Jambi, yang merupakan sekolah tertua di Propinsi Jambi, bahkan sekolah yang menjadi cikal bakal lahirnya SMU Negeri I Jambi seperti yang ada

8 Nazir. Metode Penelitian. Jakarta, Ghalia Indonesia, 1988, hal. 216.

sekarang. Dinamika perubahan pendidikan dari SMA IX Lurah Jambi menjadi SMK Jambi IX Lurah 2 memberikan inspirasi yang cukup kuat, bahwa kehadiran SMK Jambi IX Lurah 2 merupakan suatu kebutuhan dengan sejumlah kualitas Kinerja guru yang ada di dalamnya, bahkan cenderung dianggap merupakan trend perubahan dan kecenderungan stakeholder yang menuntut Yayasan untuk mendirikannya. Dalam dinamikanya tersebut, kelihatan SMK Jambi IX Lurah 2 ini mengalami kendala kinerja guru. Ketiga, sekolah ini merupakan respon dari tuntutan kebutuhan masyarakat yang banyak lebih tertarik kepada sekolah berbasis teknologi, dan sekaligus pengembangan dari SMK Teknologi IX Lurah 1 Jambi yang berlokasi di dekat SMK Negeri 3 (STM Negeri Jambi).

Keempat, sekolah ini mudah dijangkau utamanya untuk melakukan penelitian, karena letaknya yang strategis dan berada di pinggir jalan raya. Kelima, sekolah ini memiliki independensi dalam melakukan aktivitas pembelajaran dan manajemen sepanjang tidak terkait dengan masalah keuangan sekolah (masuk dan keluar). Keenam, sekolah ini memiliki siswa dan lulusan yang cukup banyak sesuai dengan perkembangan dan usianya, meskipun tidak ada satu pun perguruan tinggi negeri yang memiliki jurusan teknologi di Jambi.

Hal ini berarti lulusannya harus masuk ke perguruan tinggi swasta seperti Unbari (teknik sipil), Stiteknas (teknik elektro dan mesin).

Padahal, untuk masuk ke perguruan tinggi swasta seperti ini, tentu memerlukan biaya yang cukup besar. Dengan demikian salah satu alternatif yang diperlukan bagi siswa setelah lulus adalah memilih untuk bekerja dengan berbekal pengetahuan yang diperoleh dari sekolah, karena itu, persoalan kinerja guru sangat terkait dengan penyiapan siswa dalam memenuhi kebutuhan kerja siswa tersebut.

2. Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah benda, hal atau orang, tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan posisi subyek penelitian sebagai yang dipermasalahkan. Misalnya subjek penelitian meliputi

seluruh karakteristik yang berhubungan dengan sistem penghargaan dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja guru pada SMK Jambi IX Lurah 2. Dalam menetapkan subjek penelitian ini, ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan atau menentukan besarnya jumlah sampel/informan, yaitu derajat keseragaman, presisi yang dikehendaki dalam penelitian, rencana analisis, dan tenaga, waktu, dan biaya.9

Terkait dengan data yang akan diperoleh, biasanya ada sumber data dan ada responden. Sumber data adalah benda, hal, atau orang tempat peneliti mengamati, membaca atau bertanya tentang data, berupa orang (person), kertas (paper) dan tempat (place), sedangkan responden penelitian adalah orang yang dapat merespons, memberikan informasi tentang data penelitian.

Dalam penelitian ini yang akan dijadikan informan atau responden sebanyak 13 orang, yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah sebagai key informan; 3 orang wakil kepala (waka) sekolah, yaitu wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat, dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan; 6 orang guru; dan 3 orang siswa. Pertimbangan peneliti dalam menetapkan subjek penelitian ini didasarkan pada pendapat Faisal,10 yaitu pertama, subjek telah cukup lama menyatu dengan medan aktivitas yang diteliti; kedua, subjek masih terlibat secara penuh atau aktif dalam lingkungan yang menjadi sasaran penelitian;

ketiga, subjek mempunyai banyak waktu atau kesempatan untuk dimintai informasi. Dengan demikian, pertimbangan atas pemilihan subjek penelitian sebanyak 16 orang di atas, telah dapat memenuhi keriteria pertimbangan yang ditetapkan.

Keseluruhan subjek penelitian ini, sebagian ada yang didatangi untuk berwawancara dan berdialog. Sebagian yang lainnya dida- tangi, namun tidak diwawancarai dan tidak diajak dialog, tetapi

9 Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi (ed.). Metode Penelitian Survey. Jakarta, LP3ES, 1989, hal. 149- 150.

10 Sanafiah Faisal. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi. Malang, Yayasan Asah Asih Asuh, 1990, hal. 45.

diamati atau diobservasi langsung. Jenis kedua ini berfungsi untuk memperoleh konfirmasi mengenai data yang diperoleh sebelumnya, apakah sesuai antara pendapat yang diberikan atau tidak di lapangan. Namun demikian, tetap memakai kendali yakni melalui trianggulasi, pengecekan ulang informasi dari satu subjek kepada subjek yang lain, sampai pada suatu keadaan atau titik jenuh yakni tanpa bantahan atau sesuai dengan kemampuan dan keyakinan peneliti.

Pemeriksaan data yang ada di lapangan maupun yang tertulis, peneliti lakukan secara terus menerus selama penelitian dan analisis data sehingga dapat memperoleh kesamaan pandangan, pendapat, atau pikiran terhadap fokus permasalahan agar data yang terkumpul tersebut memiliki tingkat keabsahan yang tinggi.

Dalam dokumen Samsu, S.Ag., M.Pd.I., Ph.D. Metode Penelitian (Halaman 103-107)