BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
B. Penyajian Data dan Analisis Data
Setelah melakukan proses perolehan data dengan menggunakan berbagai metode dan prosedur yang diuraikan seperti pada bab III maka, pada bagian penyajian data ini berisikan deskripsi data yang disajikan dengan topik yang sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang nantinya akan dianalisis secara kritis dengan harapan dapat memperoleh data yang akurat.
1. Materi pembelajaran baca tulis al-Qur’an menggunakan metode Al-Falah Surabaya
Materi pembelajaran baca tulis al-Qur’an menggunakan metode Al-Falah menurut salah satu tim penyusun yakni ustadzah Hj. Li’ana Sri Wulandari sebagai berikut:
Isi buku satu atau jilid satu itu tentang huruf tunggal hijaiyyah dan huruf sambung mbak, dan pengenalan tentang harokat seperti fathah, kasroh dan dhummah. Jilid 2 itu santri mengenal bacaan panjang 2 harakat, layyin, huruf bersukun dan huruf qolqolah.
Memasuki jilid ke 3 santri mempelajari materi tasydid dan waqof.
Lha ini mbak, kan yang jilid 4 ini masih belum di revisi jadi bacaan waqof ini masih ada di jilid 4, materi yang ada di jilid 4 ini seperti ghunnah, ikhfa’, bacaan fawatikus suwar dan Musykilat.86
Materi Al-Falah disajikan dalam bentuk sederhana, dan memudahkan para santri untuk membaca karena tulisannya besar dan simple. Metode Al-Falah terdiri dari 4 jilid dan untuk buku menulis
85 Zamroni, wawancara, Surabaya, 07 Juni 2018.
86 Li’ana Sri Wulandari, Wawancara, Surabaya, 03 September 2018
ada 3 jilid. Hal ini juga diperkuat oleh ustadzah Khurrotul Ainiyyah sebagai berikut:
Untuk materinya untuk jilid satu itu yang mudah-mudah dulu mbak, seperti huruf tunggal dan huruf sambung, jilid dua itu sudah mulai memasuki tajwid seperti mad layyin dan qolqolah, untuk jilid 3 itu waqof dan tasydid mbk dan selanjutnya jilid dua sudah mulai diperkenalkan dengan bacaan dengung, bacaan ikhfa’ dan musykilat. Untuk tulisnya disini hanya sampai buku tiga mbk, buku satu menulis hijaiyyah tunggal seperti َب َا , untuk buku dua santri belajar menulis dua huruf sambung seperti ini mbak َقَث , dan yang terakhir buku tiga santri belajar tanda baca.87
Materi metode Al-Falah tampak menarik jika dilihat secara fisik maupun dalam pelaksanaannya. Karena di lembaga kursus Al-Falah santri hanya belajar selama 4 bulan saja atau dua kali dalam seminggu, maka materi metode Al-Falah disusun secara simple dan sederhana agar dapat mencapai target yang ditentutan dan tidak menyulitkan bagi santri yang mayoritas adalah orang dewasa dan para orang tua, seperti yang dikatakan oleh ibu Rini :
Materinya simpel mbak, enak juga buat kulo (saya) yang sudah tua, tulisane (tulisannya) yo (ya) gedi-gedi (besar-besar…..88
Pemaparan di atas juga diperkuat oleh ibu Rahayu sebagai berikut:
Materinya mudah dipahami, kan urutan ya mbak kalau jilid satu itu kita diajari huruf tunggal dan huruf sambung, jilid dua kita diajari harokat dan bacaan mad. Kalau selama saya bejajar di sini Alhamdulillah gak ada kesulitan mbak. Tulisnya pun kadang dibawa pulang soalnya waktunya juga kan kurang, kalaupun ada pasti sedikit mbak.89
Berdasarkan hasil wawancara di atas materi metode Al-Falah dirancang dengan sederhana untuk memudahkan santri dalam
87 Khurrotul Ainiyyah, Wawancara, Surabaya, 06 September 2018.
88 Rini, Wawancara, Surabaya, 06 September 2018.
89 Rahayu, Wawancara, Surabaya, 05 September 2018.
mempelajarinya, tingkat kesulitan didasarkan pada jilid yang ditempuh oleh para santri. Untuk tulisan isi materi metode Al-Falah dibuat sedikit lebih besar agar para orang tua yang belajar tidak kesulitan dalam pembelajaran. Jilid satu berisi tentang huruf tunggal hijaiyyah, huruf sambung, harokat fathah, kasroh, dhummah, tanwin, fathatain, kasrotain, dhommatain. Jilid dua berisi tentang bacaan panjang dua harakat, dhummah terbalik, fathah tegak, kasroh tegak, layyin, qolqolah dan huruf mati. Jilid tiga berisi tentang tasydid dan waqof. Sedangkan jilid empat berisi tentang waqof, ghunnah, ikhfa’,bacaan dengung, fawatikhus suwar dan bacaan musykilat.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas jilid satu, ustadzah mengajar dengan memberikan materi halaman tiga belas tentang harokat kasroh, huruf tunggal dan huruf bersambung seperti contoh َجَتَبَا = َث َت َب َا. Para santri begitu antusias dalam mengikuti pembelajaran karena materi yang mudah dipahami, para orang tuapun tidak kesulitan dalam membaca bacaan materi jilid satu karena isi tulisan yang besar-besar.90
90 Observasi, Surabaya, 06 September 2018, 09.45.
Berikut gambar jilid metode Al-Falah:
Gambar 4.1.
Materi buku Al-Falah jilid satu
Sumber data: Buku paket metode Al-Falah jilid satu
2. Metode pembelajaran baca tulis al-Qur’an menggunakan metode Al-Falah Surabaya
Metode pembelajaran al-Qur’an melalui metode Al-Falah di lembaga kursus Al-Falah Surabaya menurut salah satu tim penyusun yakni ustadzah Hj. Li’ana Sri Wulandari sebagai berikut:
Kita di sini menggunakan klasikal dan individual mbak, jadi gak (tidak) boleh kalau klasikal semua, klasikal murni keto’ane (kelihatannya) iso (bisa), tapi akhire (akhirnya) engko (nanti) siji- siji (satu-satu) lho gratul-gratul (terbata-bata), jadi klasikal individual, untuk mengetahui lancar gak (tidak) kan satu-satu.
Ustadz dan ustadzahnya pertama memberikan contoh bacaan yang ada di materi jilid setelah itu bareng-bareng (sama-sama) membaca dan setelah itu satu-satu disimak oleh ustadzahnya.91
Metode Al-Falah menggunakan metode klasikal dan individual, metode individual memudahkan ustadz dan ustadzah untuk melihat para santri dalam memahami materi yang telah disampaikan. Hal ini juga diperkuat oleh ustadz Mustajam sebagai berikut:
91 Li’ana Sri Wulandari, Wawancara, Surabaya, 03 September 2018
Metodenya menggunakan klasikal dan privat atau individual, tidak hanya guru memberi materi lalu santri mengikuti bersama-sama mbak, tetapi para santri juga harus bisa mengaji secara individual karena kalau misalkan hanya mengandalkan ngaji sama-sama kita tidak tau mana yang sudah bisa dan mana yang belum bisa, kan percuma mbak datang jauh-jauh dari sisni tapi mereka tidak faham dengan materi yang ustadz-uztadzahnya ajarkan.92
Sistem klasikal dan individual memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap santri di lembaga kursus Al-Falah, hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara dengan ibu Sri sebagaimana berikut:
Di sini cara belajarnya enak mbak, ustadzah nya memberi contoh dulu kepada santrinya terus moco (membaca) bareng-bareng (bersama-sama). Dan saya sukanya itu nanti disuruh moco (baca) satu-satu jadi enak mbak kita tau mana yang salah karo (sama) yang bener.93
Menurut Ibu Rahayu, dengan metode klasikal dan individual dapat membuat kita lebih aktif lagi ketika belajar dan lebih mudah memahami bacaan yang belum kita mengerti karena ustadzah secara langsung melihat kemampuan bacaan para santrinya :
……saya dengan cepat dapat memahami materi ngaji (metode Al- Falah) ini mbk, karena selain membaca bersama-sama kita juga mengaji sendiri mbk (individual) nanti kalau misalkan ada yang salah, ustadzahnya langsung menegur “buk ini dibaca panjang”, kita bisa mengulang ke awal lagi.94
Berdasarkan hasil wawancara di atas penggunaan sistem klasikal dan individual sering dilakukan karena santri yang belajar di lembaga kursus Al-Falah adalah para orang dewasa dan orang tua, karena jika hanya diterapkan sistem klasikal saja maka ustadz atau ustadzah tidak
92 Mustajam, Wawancara, Surabaya, 03 Sepetember 2018.
93 Sri, Wawancara, Surabaya, 06 September 2018
94 Rahayu, Wawancara, Surabaya, 05 September 2018
akan tau mana yang sudah bisa atau yang belum bisa, sistem individual ini juga memberikan dampak positif bagi para santri karena dengan metode individual santri dapat langsung mengetahui bacaan mana yang salah dan langsung ditegur oleh ustadz.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas jilid 2 metode yang digunakan oleh ustadzah Li’ana yaitu metode klasikal dan individual. Pertama-tama guru memberikan contoh-contoh bacaan pada jilid dua halaman tiga puluh tiga tentang materi qolqolah ( ط د ج ب ق) para santri menyimak dengan teliti apa yang disampaikan, lalu ustadzah membaca bacaan َن ْوُرِدْقَيَلاَو- ُمِعْطُيَوُهَو sampai 3 kali, para santri menirukan apa yang telah diucapkan oleh ustadzah secara berulang- ulang sampai halaman tiga puluh lima. Setelah selesai para santri satu persatu menghadap ke ustdadzah untuk mengaji individual secara bergantian, santri yang belum mendapatkan giliran mengaji individual akan mengulang bacaan yang telah disampaikan atau dipelajari sebelumnya.95
95 Observasi, Surabaya, 06 September 2018, 15.30.
Gambar 4.2.
Pembelajaran al-Qur’an melalui metode Al-Falah dengan sistem klasikal dan individual96
Sumber data: Dokumentasi di kelas jilid Satu dan dua
3. Media pembelajaran baca tulis al-Qur’an menggunaakan metode Al-Falah Surabaya
Media pembelajaran al-Qur’an menggunakan metode Al-Falah di lembaga kursus Al-Falah Surabaya menurut salah satu tim penyusun yakni ustadz Sholihun sebagai berikut:
Kita memakai bangku karena ya biar santri itu mudah untuk melakukan kegiatan belajar mbak, dan juga kalau mengaji ada bangkunya kelihatannya itu rapi dan santri itu dapat membuat bentuk huruf U untuk memudahkan proses belajar mengaji, jadi gurnya (ustadz/ustadzahnya) itu di tengah-tengah mbk, walaupun gak (tidak) ditengah-tengah di pinggir santri dapat dengan mudah mendengarkan apa yang ustadzah instruksikan. Dan yang paling penting di sini ya buku jilid nya sama buku Al-Khoir mbk santri- santri harus memiliki bukunya kan penting mbak buat belajar.97
Selain dari media cetak yang berupa jilid yang digunakan dalam kursus al-Qur’an melalui metode Al-Falah terdapat media elektronik lain yang digunakan dalam pembelajaran, di antaranya
96 Observasi, Lembaga Kursus Al-Falah Surabaya, 06 September 2018
97 Sholihun, Wawancara, Surabaya, 06 September 2018.
adalah media sosial seperti whatsApp. Hal tersebut ini dijelaskan oleh ustadzah Li’ana Sri Wulandari sebagaimana berikut:
Di kelas saya itu mbak, saya bikin group WhatsApp biar para santri itu mudah untuk berbagi informasi ataupun ilmu yang mereka dapat mbak, selain itu juga setiap saya mengajar saya rekam pada saat mengaji klasikal lalu saya share ke group kelas mbk, biar apa mbak? Biar santri itu kalau dirumah sinau (belajar) misalkan lupa cara baca atau lagune (lagunya) bisa didengar lewat rekaman yang saya bagi mbak.98
Media yang dipakai dalam metode Al-Falah adalah bangku dan dan buku jilid metode Al-Falah dan buku Al-Khoir. Papan tulis dan proyektor juga merupakan media dalam metode Al-Falah tetapi media tersebut jarang sekali digunakan seperti yang dipaparkan ustadz Nurul Huda sebagaimana berikut:
Media yang dipakai ya papan tulis, buku (jilid), proyektor ada juga tapi jarang. Saya tidak pernah pakai papan tulis, yang paling sering dipakai ya buku jilid dan Al-Khoir mbak, papan tulis biasanya dipakai untuk kursus lain mbak dan proyektor biasanya dipakai pada saat kursus lain seperti SHI (Sholat Hukum Islam).99
Media merupakan salah satu faktor penting dalam terlaksananya proses pembelajaran al-Qur’an melalui metode Al-Falah.
Media terdapat berbagai macam, termasuk media yang digunakan dalam metode Al-Falah di lembaga kursus Al-Falah Surabaya yakni buku jilid, papan tulis, bangku (meja), dan alat elektronik. Hal tersebut dipaparkan oleh ibu Rahayu sebagai berikut:
Kalau dikelas saya enak mbak, gurunya (ustadzahnya) merekam pada saat beliau mengajar, lalu nanti dibagikan ke group kami,
98 Li’ana Sri Wulandari, Wawancara, Surabaya, 03 September 2018.
99 Sholihun, Wawancara, Surabaya, 03 September 2018.
mudah mbak soalnya kita tinggal ngrungokne (mendengarkan) kalau sedang belajar dewe (sendiri) di rumah.100
Pemaparan di atas juga diperkuat oleh ibu Ratna sebagai berikut:
Di sini saya kalau belajar pakai buku paket Al-Falah dan buku tulis Al-Khoir mbak, terus ada meja kecil juga buat para santri, jadi enak kalau belajar ada mejanya. Biasanya mejanya itu dibuat melingkar atau bentuk U mbak, semua santri dapat dengan jelas melihat guru mengajar. Kalau untuk papan tulis tidak pernah pakai selama saya di sini mbak.
Berdasarkan hasil wawancara di atas media utama yang digunakan pada saat pembelajaran Al-Qur’an melalui metode Al-Falah yakni buku jilid metode Al-Falah, buku Al-Khoir, bangku (meja kecil), papan tulisa dan proyektor. Selain dari media cetak yang berupa jilid yang digunakan dalam kursus al-Qur’an melalui metode Al-Falah terdapat media elektronik atau media sosial yang digunakan dalam pembelajaran, di antaranya adalah media sosial seperti WhatsApp. Hal ini dikarenakan media sosial digunakan untuk memudahkan para santri untuk berbagi infofrmasi dan juga memudahkan untuk menimba ilmu.
Pemanfaatan media sosial tidak hanya digunakan sebagai media hiburan atau komunikasi antar kolega, akan tetapi dengan media sosial seseorang juga bisa mengaji.
Berdarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas jilid dua media yang digunakan ustadzah Li’ana dalam proses pembelajaran adalah buku paket metode Al-Falah dan bangku (meja kecil). Buku paket metode Al-Falah digunakan para santri untuk belajar mengaji
100 Rahayu, Wawancara, Surabaya, 05 September 2018.
sedangkan bangku (meja kecil) digunakan untuk para santri meletakkan buku paket metode Al-Falah yang mereka bawa. Para santri menyusun bangku (meja kecil) berbentuk huruf U dengan ustadzah yang berada di tengah-tengah santri.101
Gambar 4.3.
Media yang digunakan pada saat pembelajaran.102
Sumber data: Dokumentasi di kelas jilid dua
4. Evaluasi pembelajaran baca tulis al-Qur’an menggunakan metode Al-Falah Surabaya
Evaluasi pembelajaran al-Qur’an menggunakan metode Al-Falah di lembaga kursus Al-Falah Surabaya menurut ustadz Ibnu Mundzir yang menyatakan bahwa:
Kalau evaluasi di sini ada dua tahapan, yang pertama ustadz atau ustadzah kelas yang menguji kalau istilahnya ya mengetes dulu lah mbak, sudah mampu menguasai bacaan atau lancar apa belum kalau sudah mampu direkom ke tim munaqis dan di situ yang menilai akhir adalah tim munaqis, sama mbak buku Al-khoir juga ada evaluasinya dan ada ketentuan-ketentuan pada saat evaluasi seperti bentuk hurufnya harus benar biasanya kan para santri itu nulis syin keliru nulis sin lha disitu kita bisa nilai mbk letak salahnya.103
101 Observasi, Surabaya, 03 September 2018, 15.30.
102 Obeservasi, Yayasan Al-Falah Surabaya, 03 September 2018.
103 Ibnu Mundzir, Wawancara, Surabaya, 07 Juni 2018.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ustadz Zamroni sebagai berikut:
Evaluasinya kalau baca atau tulis metode Al-Falah itu melalui 2 tahapan, tahapan yang pertama yang mengevaluasi adalah guru kelas yang bersangkutan itu, iya mbak guru yang mengampu, setelah dinyatakan lulus dan dinyatakan bacaanya bagus oleh guru yang bersangkutan tadi, direkomendasikan untuk dimajukan lagi yang namanya munaqosah, itu ada timnya yang bagian menguji lagi, jadi yang meluluskan itu bukan guru yang mengajar di kelas, tapi yang meluluskan adalah tim munaqosah tadi.104
Penjelasan di atas juga diperkuat dengan penyataan ustadz Sholihun sebagai berikut:
Evaluasinya di sini pertama yang menguji itu guru sendiri, iya mbak guru yang mengajar setiap harinya, setelah memang siap santri untuk ke tahapa selanjtnya maka kita hanya bilang “buk pak silahkan munaqosah untuk pindah jilid”, dan nanti santri yang sudah munaqosah dikasih kertas hasil munqosah santri.105
Evalusai yang dilakukan metode Al-Falah ada dua sesi yang pertama diuji oleh ustadzah kelas dan yang kedua oleh tim munaqis seperti yang dipaparkan oleh ibu Sri:
Ujiannya di sini pertama yang menguji iku (itu) ustadzahnya mbak, di tes dulu mbak sudah bisa ujian apa belum kalau sudah bisa ustadzahnya suruh kita ujian pada tim munaqis mbak. Setelah ujian kita dikasih lembaran hasil ujian dan melihat berapa nilai yang kita dapat mbak.106
Dari hasil wawancara di atas evaluasi yang dilakukan metode Al-Falah ada dua tahapan, yang pertama ustadzahnya sendiri yang menguji atau mengetes terlebih dahulu apakah santri sudah mampu untuk ujian, setelah dirasa santri mampu untuk ujian maka ustadzah merekom santri untuk ujian yang di uji langsung oleh tim munaqosah.
104 Zamroni, Wawancara, Surabaya, 06 Juni 2018.
105 Sholihun, Wawancara, Surabaya, 03 September 2018.
106 Sri, Wawancara, Surabaya, 03 September 2018.
setelah santri melalukan tahap pertama dan kedua santri oleh tim munaqosah diberikan lembar evalusai, dilembar itu santri bisa melihat hasil munaqosah yang telah dilakukannya.
Dari hasil observasi yang dilakukan di kelas satu evaluasi yang dilakukan oleh ustadzah dengan dua tahapan, yang pertama ustadzah menguji santri untuk membaca jilid satu dengan acak, setelah dirasa santri sudah mampu menguasai materi jilid satu ustadzah mengarahkan untuk ujian yang pengujinya dinamakan tim munaqis.
Santri yang telah selesai ujian diberikan dua lembar kertas evalusai, lembar yang asli diberikan unruk sekretariat dan lembar copy untuk santri dan harus dibawa setiap munaqosah.107
Gambar 4.5.
Lembar evaluasi metode Al-falah
Sumber data: Dokumentasi lembar evalusai jilid dan tulis