• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kajian Teori

Pendapatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil kerja (usaha atau sebagainya). Dalam defenisi lain pendapatan yaitu banyaknya penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan oleh seseorang atau suatu bangsa dalam periode tertentu. Adapun pendapat dari beberapa ahli ekonomi dan akutansi mendefinisikan: “pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang di peroleh pada periode tertentu”. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa pendapatan adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh anggota masyarakat dalam jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atau faktor-faktor produksi13 yang telah di sumbangkan. Pendapatan usaha tani dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

13 Nunuk Dwi Retnandari, Pengantar Ilmu Ekonomi dalam Kebijakan Publik, Pustaka Pelajar:Yogyakarta, hal 40.

a. Pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam usaha tani dalam satu periode produksi yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan atau pertukaran hasil produksi yang dinilai dalam rupiah berdasarkan harga per satuan berat pada saat pemungutan hasil. Untuk melihat pendapatan kotor atau penerimaan dapat menggunakan rumus:

Sumber: Berbagai Sumber Lainnya.

Keterangan:

= Total Penerimaan = Harga Produksi = Jumlah Produksi

b. Pendapatan bersih, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam satu periode produksi dikurangi dengan biaya produksi selama proses produksi. Biaya produksi meliputi biaya riil tenaga kerja dan biaya riil sarana produksi untuk melihat pendapatan bersih digunakan rumus sebagai berikut:

Sumber: Berbagai Sumber Lainnya.

Keterangan :

𝑇𝑅 = 𝑃 × 𝑄

𝑃 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶

= Pendapatan bersih usaha tani = Total penerimaan usahatani = Total biaya

Dalam pendapatan usaha tani ada dua unsur yang di gunakan yaitu unsur penerimaan dan pengeluaran dari usaha tani tersebut. Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produk total dengan satuan harga jual, sedangkan pengeluaran atau biaya sebagai nilai penggunaan sarana produksi dan lain-lain yang dikeluarkan pada proses produksi tersebut.

2. Usaha Tani

Usaha tani adalah kegiatan dalam bidang pertanian, mulai dari sarana produksi, proses produksi atau budi daya, penanganan pasca panen, pengolahan, pemasaran hasil atau jasa penunjang lainnya.

Menurut Mosher (1968) usaha tani adalah suatu tempat atau sebagian permukaan bumi dimana pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik, penyakap atau manajer yang di gaji himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang di perlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang di lakukan atas tanah itu, sinar matahari. Bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan sebagainya.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi usaha tani a. Luas Lahan

Tanah merupakan sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan dibandingkan dengan faktor produksi yang lain karena hasil yang didapatkan oleh tanah lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Dalam bidang pertania, penguasaan tanah bagi masyarakat merupakan unsur yang paling berpengaruh untuk Muhajir meningkatkan kesejahteraannya. Luas penguasaan lahan bagi para petani juga sangat berpengaruh pada produksi usaha tani karena hal tersebut akan menentukan tingkat kualitas ekspor suatu barang. Produktivitas tanaman pada lahan yang terlalu sempit akan berkurang bila di bandingkan dengan produktivitas tanaman pada lahan yang luas. 14

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arimbawa dan Widanta (2017) menyatakan bahwa luas lahan dapat memengaruhi besar kecilnya jumlah produksi padi yang akan dihasilkan. Jika lahan yang dikelola luas maka akan semakin banyak produksi padi yang akan diperoleh dan jumlah pendapatan akan meningkat.

Sebaliknya jika luas lahan yang dikelola sempit maka produksi padi yang didapatkan juga sedikit dan pendapatan yang diperoleh oleh petani rendah.

Luas penguasaan lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses produksi maupun usaha tani dan usaha pertanian. Dalam usaha tani misalnya kepemilikan atau penguasaan

14 Muhajir Utomo, Ilmu Tanah Dasar-dasar dan Pengelolaan (Jakarta: Prenada Media Group, 2016), 1.

lahan itu sangat berpengaruh bagi hasil yang akan didapatkan. Jika lahan yang dikelola itu sempit sudah pasti kurang efisien dibandingkan dengan lahan yang lebih luas, karena semakin sempit lahan usaha tani maka semakin tidak efisien pula usaha tani yang dilakukan. Kecuali bila suatu usaha tani dijalankan dengan tertib dan administrasi yang baik serta teknologi yang tepat. 15

Tingkat efisiensi sebenarnya terletak pada penerapan teknologi. Karena pada luas lahan yang lebih sempit, penerapan teknologi cenderung terlalu berlebihan (hal ini berhubungan erat dengan luas lahan ke hektar) dan menjadikan usaha tidak efisien.

Pada umumnya lahan sawah merupakan lahan pertanian yang terpetak dengan adanya saluran untuk menahan atau menyalurkan air, yang biasanya di tanami padi tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status tanah tersebut.16 Sebaliknya, semua lahan selain sawah yaitu meliputi:

1) Lahan pekarangan, yaitu lahan bangunan yang ada sekitar rumah/didepan rumah.

2) Kebun, yaitu lahan kering yang terpisah dari rumah serta penggunaanya berpindah pindah yang biasanya ditanami tanaman semusim atau tahunan.

3) Huma, yaitu lahan bukan sawah yang biasanya akan ditinggalkan bila tanah tersebut sudah tidak subur lagi dan akan

15 Muhajir Utomo, Ilmu Tanah Dasar-dasar dan Pengelolaan, 38.

16 Mir Alam Beddu, Produktivitas Lahan Sawah yang Bekelanjutan, Deepublish:Yogyakarta, hal

45

akan ditanami lagi beberapa tahun kemudian yang biasanuya hanya bisa ditanami tanaman musiman dan penggunaannya hanya semusim atau dua musim.

4) Perkebunan, yaitu lahan yang khusus ditanami tanaman perkebunan atau industri, seperti karet, kelapa, kopi, teh dan lain sebagainnya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa luas lahan adalah faktor yang penting dalam sektor pertanian. Lahan mempunyai nialai ekonomis yang sangat tinggi, dengan lahan yang luas akan menguntungkan pemiliknya. Dalam penelitian ini, luas lahan tanah sawah yang digarap atau ditanami padi pada satu kali musim panen dengan satuan hektare (ha).

b. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan segala sesuatu yang dikeluarkan baik berupa uang, tenaga pekerja (setiap usaha) yang memperbesar atau mencipta daya guna barang dalam hal ini adalah padi17. Biaya yang dikeluarkan pada tanaman padi dan juga dinyatakan sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor produksi atau biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi serta membawanya menjadi produk, baik secara tunai maupun tidak tunai termasuk barang yang dibeli dan jasa yang dibayar di dalam maupun di luar usaha tani.

17 Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro,Raja Grafindo Persada:Depok, hal 55.

Biaya produksi adalah seluruh biaya dan pengeluaran yang berhubungan dengan kegiatan penanaman, pemanenan dan pengangkutan hasil panen. Secara tipikal, biaya-biaya tersebut diklasifikasikan sebagai pembukaan lahan, serta panen dan pengangkutan.18 Biaya tanaman belum menghasilkan Time Based Maintenance merupakan seluruh biaya variabel pada kebun yang belum menghasilkan dan biasanya dibebankan pada biaya pemeliharaan tanaman. Biaya investasi kebun biasanya mencakup aset modal kebun, kecuali tanaman di dalam kebun itu sendiri.

Menurut Soekartawi dalam skripsi Ajang Juanda biaya dalam usaha tani diklasifikasikan dalam tiga golonganyaitu:

1) Biaya Uang dan Biaya innatura adalah Biaya yang berupa uang tunai, misalnya upah tenaga kerja untuk biaya persiapan atau penggarapan tanah termasuk upah untuk ternak, biaya untuk pembelian pupuk dan pestisida dan lain-lain. Sedangkan biaya panen, bagi hasil, sumbangan dan pajak dibayarkan dalam bentuk innatura.

2) Biaya Tetap dan Biaya Variabel adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya sewa atau bunga tanah yang berupa uang. Sedangkan biaya

18Ahman, H., E., Rohmana, Y, Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2017), Hal 30

variabel adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan besarnya produksi, misalnya bibit, pupuk, pestisida dan lain-lain.

3) Biaya Rata-rata dan Biaya Marginal adalah hasil bagi antara biaya total dengan jumlah produk yang dihasilkan. Sedangkan biaya marginal adalah biaya tambahan yang dikeluarkan petani untuk mendapatkan tambahan suatu satuan produk pada satu tingkat produksi tertentu.19

c. Harga Jual

Harga adalah nilai barang atau jasa yang diungkapkan dalam satuan rupiah atau satuan uang lainnya. Harga merupakan aspek pertama yang diperhatikan oleh penjual dalam usahanya untuk memasarkan produknya. Dari segi pembeli, merupakan salah satu aspek yang ikut menentukan pilihan untuk memuaskan kebutuhan- kebutuhannya. Terbentuknya harga adalah merupakan hasil kesepakatan antara pembeli dan penjual dalam menilai suatu produk (dapat berupa barang atau jasa).20

Harga jual adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaa-manfaat, karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Tujuan penetapan harga, yaitu: Kelangsungan hidup, Laba sekarang maksimum, Pendapatan sekarang maksimum,

19 Ahman, H., E., Rohmana, Y, Ilmu Ekonomi Dalam PIPS, hal 35.

20 Mulyadi, Akuntansi Biaya, (Yogyakarta:Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen YKPN), 2010, Hal 45.

pertumbuhan penjualan maksimum, Skimming pasar maksimum, Kepemimpinan mutu produk.21 Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga jual: 1. Faktor laba yang diinginkan. 2. Faktor produk atau penjualan produk tersebut. 3. Faktor biaya dan produk tersebut. 4. Faktor dari luar perusahaan (konsumen).22

Metode penentuan harga jual yang berdasarkan biaya dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu : Cost plus pricing method, Mark up pricing method, Penentuan harga oleh produsen. biaya (cost) merupakan komponen penting yang harus dipertimbangkan dalam penentuan harga jual produk atau jasa.

Harga jual produk atau jasa pada umumnya ditentukan dari jumlah semua biaya ditambah jumlah tertentu yang disebut dengan mark-up. Cara penentuan harga jual tersebut dikenal dengan Pendekatan Cost-Plus (Cost Plus Approach). Pengertian Cost Plus, adalah nilai biaya tertentu ditambah dengan kenaikan (mark-up) yang ditentukan. 23

Harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu :

1) Peranan alokasi harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau

21 Kottler Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid , (

Jakarta:Erlangga,2009), Hal 439.

22 Ahmad Kamaruddin, Akuntansi Manajemen: Dasar-Dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan, Edisi Revisi 8. (Jakarta.Rajawali Pers Bisnis, 2013), Hal 174.

23 Ahmad Kamaruddin, Akuntansi Manajemen, Hal 148.

utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya.

Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa.

2) Peranan informasi harga, yaitu fungsi harga dalam membidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai produk atau manfaatnya secara objektif.

d. Mudharabah/Bagi Hasil

Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih dimana pemilik modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian keuntungan, bentuk ini menegaskan kerja sama dalam paduan kontribusi 100% modal kas dari shahib al-maal dan keahlian dari mudharib. Bagi hasil menurut terminologi asing (bahasa Inggris) dikenal dengan profit sharing. Profit dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definisi profit sharing diartikan "distribusi beberapa bagian dari laba pada pegawai dari suatu perusahaan". Menurut Antonio, bagi hasil adalah suatu sistem pengolahan dana dalam perekonomian Islam yakni pembagian hasil usaha antara pemilik modal (shahibul maal) dan pengelola (Mudharib).

Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan

usaha.24 Di dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan syari’ah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kapada masyarakat, dan di dalam aturan syari’ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad).

Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan. 25

24 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudarabah, (Bandung:Remaja Rsdakarya, 2019), hal 2.

25 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudarabah, Hal 5.

Dalam dokumen SKRIPSI Oleh : Muhammad Misbahul Munir NIM (Halaman 40-51)

Dokumen terkait