BAB III METODE PENELITIAN
G. Pembahasan
c. Pengaruh harga jual (X3) terhadap kinerja pendapatan (Y) secara parsial ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja pendapatan. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi variabel harga jual sebesar 0.000 artinya 0,000 < 0,05 (5%). Atau t-hitung sebesar 4,469 sedangkan t-tabel sebesar 1,665 artinya t-hitung > t-tabel (4,469 > 1,665).
hasil yang akan didapatkan. Jika lahan yang dikelola itu sempit sudah pasti kurang efisien dibandingkan dengan lahan yang lebih luas, karena semakin sempit lahan usaha tani maka semakin tidak efisien pula usaha tani yang dilakukan. Kecuali bila suatu usaha tani dijalankan dengan tertib dan administrasi yang baik serta teknologi yang tepat. Tingkat efisiensi sebenarnya terletak pada penerapan teknologi. Karena pada luas lahan yang lebih sempit, penerapan teknologi cenderung terlalu berlebihan (hal ini berhubungan erat dengan luas lahan ke hektar) dan menjadikan usaha tidak efisien.
Bagi seorang petani semakin luasilahan yang mereka usahakan maka produksi akan semakin tinggi, dari produksi yang tinggi tersebut maka semakin banyak ouput yang mereka hasilkann sehingga dengan demikian pendapatan akan meningkat. Jadi semakin luas ilahan yang mereka miliki maka produksi akan semakin tinggi maka pendapatan yang mereka terima akan meningkat.41
2. Pengaruh biaya produksi terhadap pendapatan petani padi di Desa Grujugan Lor Bondowoso.
Berdasarkan uji regresi pada tabel 4.8 Nilai koefisien regresi biaya produksi adalah 0, 416 artinya jika variabel biaya produksi berpengaruh sebesar 1%
dengan asumsi variabel biaya produksi dan konstanta adalah nol maka pendapatan petani padi meningkat 35,5 %.
41 Arifin, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Bandung: CV. Mujahid Press, 5), 88.
Koefisien bernilai positif (+), sehingga terjadi hubungan positif antara biaya produksi dengan pendapatan. Dimana semakin besar biaya produksi yang dikeluarkan maka semakin besar pendapatan yang diperoleh.
Biaya produksi erat kaitannya dengan luas lahan, semakin besar luas lahan maka biaya yang akan dikeluarkan semakin besar pula. Biaya produksi merupakan segala sesuatu yang dikeluarkan baik berupa uang, tenaga pekerja (setiap usaha) yang memperbesar atau mencipta daya guna barang dalam hal ini adalah padi Biaya yang dikeluarkan pada tanaman padi dan juga dinyatakan sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor produksi atau biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi serta membawanya menjadi produk, baik secara tunai maupun tidak tunai termasuk barang yang dibeli dan jasa yang dibayar di dalam maupun di luar usaha tani.
Biaya produksi adalah seluruh biaya dan pengeluaran yang berhubungan dengan kegiatan penanaman, pemanenan dan pengangkutan hasil panen.
Unsur yang terdapat dalam biaya produksi diantaranya bahan baku, upah tenaga kerja, uang modal, sewa, biaya penunjang dan biaya pemasaran.
3. Pengaruh harga jual pendapatan petani padi di Desa Grujugan Lor Bondowoso.
Berdasarkan uji regresi pada tabel 4.8 Nilai koefisien regresi harga jual adalah 0,518 artinya jika variabel harga jual berpengaruh sebesar 1% dengan asumsi variabel harga jual dan konstanta adalah nol maka pendapatan petani padi meningkat 12,7 %. Hal tersebut menunjukkan semakin mahal harga padi maka akan semakin besar pendapatan petani padi.
Hukum The Law of Diminishing Returns oleh Pyndicks dan Rubinfield dalam teori ekonomi menunjukkan bahwa bila satu macam input ditambah penggunaannya sedang input-input lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input akan meningkat sehingga harga jual produk juga akan meningkat. Demikian halnya jika satu macam input dikurangi penggunaannya sedang input lain tetap maka output yang dihasilkan dari setiap pengurangan satu unit input akan menurun sehingga harga jual produk juga akan menurun. Berdasarkan hukum tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan biaya produksi akan berimbas pada meningkatnya harga jual sebuah produk.42
Dari penelitian yang dilakukan bahwa jika lahan semakin luas berimbas pada biaya produksi yang dikeluarkan semakin banyak. Jika terjadi peningkatan biaya produksi maka akan berimbas pada harga jual padi.
42Nur Rianto dan Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi Suatu Perbandingan Ekonomi Islam Dan Ekonomi Konvensional, (Prenada Media Group, Jakarta,) 2014, hal. 168.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Nilai koefisien regresi luas lahan adalah 0,073 artinya jika variabel luas lahan berpengaruh sebesar 1% dengan asumsi variabel luas lahan dan konstanta adalah nol maka pendapatan petani padi meningkat 7,3
%. Hal tersebut menunjukkan semakin lebar lahan yang ditanami padi akan semakin besar pendapatan petani padi.
2. Nilai koefisien regresi biaya produksi adalah 0,355 artinya jika variabel luas lahan berpengaruh sebesar 1% dengan asumsi variabel luas lahan dan konstanta adalah nol maka pendapatan petani padi meningkat 35,5 %. Hal tersebut menunjukkan semakian banyak biaya produksi yang dkeluarkan maka akan semakin besar pendapatan petani padi.
3. Nilai koefisien regresi harga jual adalah 0,127 artinya jika variabel luas lahan berpengaruh sebesar 1% dengan asumsi variabel luas lahan dan konstanta adalah nol maka pendapatan petani padi meningkat 12,7 %. Hal tersebut menunjukkan semakin mahal harga padi maka akan semakin besar pendapatan petani padi.
72
B. Saran
1. Pendapatan petani padi ditentukan oleh luas lahan yang dikelola, maka petani paling tidak mendokumentasikan penghasilannya secara administratif, agar bisa melihat perbandingan pendapatan setiap kali panen. Sebagai bahan pembelajaran dan pertimbangan dalam proses produksi padi berikutnya.
2. Pendapatan petani padi juga dipengaruhi oleh biaya produksi dalam tiap kali bertani padi. Hal ini juga penting untuk dicatat kebutuhan- kebutuhan akan biaya tanam, perawatan hingga panen. Sehingga petani lebih siap saat akan memproduksi padi diwaktu mendatang.
3. Harga jual padi juga mempengaruhi pendapatan petani padi. Para petani seharusnya juga memasokkan hasil padinya pada pabrik-pabrik yang belum pernah disuplai hasil padinya. Hal ini bertujuan agar menjalin relasi dengan pabrik lain yang bisa jadi harga belinya lebih tinggi, sehingga pendapatan petani lebih sejahtera
DAFTAR PUSTAKA
Addhitama, FA. 2009. Proses Konversi Lahan Sawah: Perbandingan lahan yang terbatas dengan pertumbuhan penduduk. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Membangun Desa Partisipatif, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Adiwilangga, Anwar. 1992 Pengantar Ilmu Pertanian. Rinike Cipta: Jakarta Aksi Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua,
Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
Agraris Kanisius. 2006. Budidaya Tanaman Padi. Cetakan ke 13. Kanisius.
Yogyakarta.
Arifin. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bandung: CV. Mujahid Press.
Arifin, B. 2004. Analilis Ekonomi Pertanian Indonesia. Jakarta: Kompas.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo. 1993. Pengantar Bisnis Modern. Cetakan Ketiga, Liberty, Yogyakarta. Damanik.
Beddu, Mir Alam. 2014. Produktivitas Lahan Sawah yang Bekelanjutan, Deepublish:Yogyakarta.
Joni, Arman 2014.Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pendapatra Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Masaran, Kabupaten Seragen. UNS.
Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.
Gilarso. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisius.
Jhingan, M.L. 2013. Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian, Jakarta : PT.
Raya Grafindo Persada.
Kamaruddin Ahmad, 2013. Akuntansi Manajemen: Dasar-Dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan, Edisi Revisi 8. Rajawali Pers Bisnis, Jakarta.
Kottler Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Lestari, Karunia Eka dan Yudhanegara, Mokhammad Ridwan. 2017. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Revika Aditama.
Margono Slamet. 2000 Penyuluhan Pembangunan, Institut Pertanian Bogor.
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Perss.
Muhammad. 2019. Manajemen Pembiayaan Mudarabah. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya. Yogyakarta:Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Nuryadi et al. 2017. Dasar-dasar Statistik Penelitian. Yogyakarta: Gramasurya.
Rodjak, Abdul. 2006. Manajemen Usahatani. Bandung: Pustaka Giratuna.
Reijntjes, Coen dkk. 2006. Pertanian Masa Depan, Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah (Edisi Indonesia). Yogyakarta:
Kanisius.
Retnandari, Nunuk Dwi. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi dalam Kebijakan Publik, Pustaka Pelajar:Yogyakarta.
Rianto, Nur dan Euis Amalia. 2014. Teori Mikro Ekonomi Suatu Perbandingan Ekonomi Islam Dan Ekonomi Konvensional. Jakarta: Prenada Media Group
Rosyidi, Suherman.2017. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro,Raja Grafindo Persada:Depok, hal 55.
Siregar, Syofian. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sudantoko, D dan Hamdani, M. 2009. Dasar-Dasar Ekonomi Pembangunan Edisi Pertama. Jakarta
Sugiono. 2008. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Pengembangan.
Bandung: Alfabeta.
Susmawati. 2018. Analisis Usaha Tani Padi (Oriza sativa L) Dengan Sistem Jajar Legowo 2:1 di Kelurahan Binuang Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin Provonsi Kaltim.
Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: STAIN JemberPress, 2011.
Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: IAIN Jember Press, 2018.
Utomo, Muhajir. 2016. Ilmu Tanah Dasar-dasar dan Pengelolaan. Jakarta:
Prenada Media Group.
.