BAB II KAJIAN PUSTAKA
B. Kajian Teori
1. Hakikat Media Pembelajaran a. Pengertian media pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yatu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator
13. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar
14. Sebab sesuatu dikatakan hasil belajar apabila memenuhi beberapa ciri berikut:
1) belajar sifatnya disadari, dalam hal ini siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar, timbul dalam dirinya motivasi-motivasi untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan sehingga tahapan-tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara permanen betul-betul disadari sepenuhnya.
2) hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini pengetahuan diperoleh tidak secara spontanitas, instant, namun bertahap. Seorang anak bisa membaca tentu tidak diperoleh hanya dalam waktu sesaat namun berproses cukup lama, kemampuan membaca diawali dengan kemampuan mengeja, mengenal huruf, kata dan kalimat. Seseorang yang tiba-tiba memiliki kecakapan
13 Septy Nurfadhillah, Media Pembelajaran, (Sukabumi: CV Jejak, 2021)
14 Maklonia Meling, “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran dalam Dunia Pendidikan”, Indonesian Journal of Primary Education, Vol. 3, No. 1: 20-28, 2019.
seperti lari dengan kecepatan tinggi karena akibat doping, bukanlah hasil dari kegiatan belajar, namun efek dari obat atau zat kimia yang dikonsumsinya.
3) Belajar membutuhkan interaksi, khususnya interaksi yang sifatnya manusiawi. Seorang siswa akan lebih cepat memiliki pengetahuan karena bantuan dari guru, pelatih ataupun instruktur. Dalam hal ini terjadi komunikasi dua arah antara siswa dan juga guru.
15Media dalam proses pembelajaran merupakan perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan sehingga terdorong serta terlibat dalam pembelajaran. Proses pembelajaran pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
16AECT (Association of Education and Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan untuk meyampaikan pesan atau informasi. Adapun National Education Association (NEA) mengartikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang digunakan untuk kegiatan tersebut.
17
15 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h 1.
16 Mustofa Abi Hamid, Rahmi Ramadhani, dkk, Media Pembelajaran, (Yayasan Kita Menulis, 2020) h 4.
17 Husniyatus Salamah Ziniyati, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT (Jakarta: Kencana, 2017), hlm 62.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan sebagai perantara yang dapat digunakan dalam membantu proses belajar mengajar sehingga pembelajaran dapat tersampaikan dengan jelas sesuai dengan tujuan pembelajaran dan menyebabkan proses belajar anak menjadi meningkat.
4) Pentingnya media pembelajaran
Media pembelajaran merupakan salah satu faktor terpenting selama proses pembelajaran. Guru menggunakan media sebagai perantara dalam menyampaiakan suatu materi pelajaran. Proses pembelajaran tidak terlepas dari media, metode, dan juga hasil belajar
18. Permasalahan yang sering dihadapi dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, siswa lebih banyak belajar secara teori. Pembelajaran di kelas lebih diarahkan pada kemampuan anak untuk memahami materi pembelajaran. Sedangkan teori yang dipelajari siswa kurang adanya penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan siswa kurang mengerti lebih dalam dari materi suatu pelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, kehadiran guru diharapkan dapat mengembangkan potensi dan kreativitas siswa. Sehingga siswa dapat mempunyai pengetahuan tidak hanya teori, namun bisa
18 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009)
mempraktekkannya guna untuk masa yang akan datang dalam perkembangan zaman.
19Media pembelajaran merupakan sumber belajar yang dapat membantu guru dalam memperkaya wawasan siswa, dengan berbagai jenis media pembelajaran oleh guru maka dapat menjadi bahan dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Pemakaian media pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar hal baru dalam materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga dapat dengan mudah dipahami. Selain itu penggunaan media pembelajaran juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, melalui penggunaan media pembelajaran siswa benar-benar terlibat langsung dan aktif dalam pembelajaran. Proses tersebut dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar sehingga siswa mau berusaha lebih ketika menemui berbagai masalah dalam proses pembelajaran.
205) Manfaat dan fungsi media pembelajaran
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi maka guru dalam memberikan materi pelajaran harus mengikuti kemajuan tersebut. Guru harus dapat menggunakan media pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Sehingga siswa dapat dengan mudah menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Menurut Nasution,
19 Teni Nurrita, “Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”, Misykat, Volume 03, Nomor 01, Juni 2018.
20 Rizki Wahyuningtyas, “Pentingnya Media Dalam Pembelajaran Guna Meningkatkan Hasil Belajar Di SD”, Jurnal Basicedu, Volume 2 Nomor 1, April 2020, Halaman 23-27.
manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami siswa, serta memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran dengan baik.
3) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, siswa tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lainnya.
21Sedangkan fungsi media pembelajaran dianggap baik saat pesan tersebut tersampaikan sesuai dengan esesnsi pesan dimaksud.
Karakteristik pesan atau informasi beragam sehingga diperlukan memilih media yang relevan untuk membantu tersalurnya pesan dengan benar.
22Menempatkan fungsi media secara tepat akan menentukan cara pandang guru dalam memanfaatkan media saat pelaksanaan pembelajaran bagi peserta didik, baik sebagai strategi
21 Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), 2
22 Andrew Fernando, Pengembangan Media Pembelajaran, (Yayasan Kita Menulis, 2020), 59
maupun saat menyampaikan materi pembelajaran. Ada beberapa fungsi dalam beberapa jenis yaitu
23:
1) Fungsi komunikatif
Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan.
2) Fungsi motivasi
Dengan menggunakan media pembelajaran, diharapkan siswa akan lebih termotivasi dalam belajar. Dengan demikian, pengembangan media pembelajaran tidak hanya mengandung unsur artistik saja akan tetapi juga memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan gairah belajar siswa.
3) Fungsi kebermaknaan
Melalui penggunaan media, pembelajaran bukan hanya dapat meningkatkan penambahan informasi berupa data dan fakta sebagai pengembangan aspek kognitif tahap rendah, akan tetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis dan mencipta sebagai aspek kognitif tahap tinggi. Bahkan lebih dari itu dapat meningkatkan aspek sikap dan keterampilan.
4) Fungsi penyamaan persepsi
Melalui pemanfaatan media pembelajaran, diharapkan dapat menyamakan persepsi setiap siswa, sehingga setiap siswa
23 Sanjaya, Model Pembelajaran Dan Pembelajaran, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015)
memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disuguhkan.
5) Fungsi individualitas
Pemanfaatan media pembelajaran berfungsi untuk dapat melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda.
6) Kriteria dalam pemilihan media pembelajaran
Media pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya tentunya tidak akan digunakan seluruhnya secara serentak dalam kegiatan pembelajaran, namun hanya beberapa saja. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan media tersebut. Agar pemilihan media pembelajaran tersebut tepat, maka perlu dipertimbangkan factor atau kriteria-kriteria pemilihan media. Kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam memilih media pembelajaran menurut Nana Sudjana
24, yakni:
1) Ketepatan media dengan tujuan pengajaran 2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran 3) Kemudahan memperoleh media
4) Keterampilan guru dalam menggunakannya 5) Tersedia waktu untuk menggunakannya dan 6) Sesuai dengan taraf berfikir anak.
24 Marlina, Abdul Wahab, dkk, Pengembangan Media Pembelajaran SD/MI, (Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, 2021)
Sepadan dengan hal itu I Nyoman Sudana Degeng menyatakan bahwa ada sejumlah factor yang perlu dipertimbangkan guru atau pendidik dalam memilih media pembelajaran
25, yaitu:
1) Tujuan instruksional 2) Keefektifan
3) Siswa
4) Ketersediaan 5) Biaya pengadaan 6) Kualitas teknis
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan.
Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media:
1) Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi
25 Ina Magdalena, “Pentingnya Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa SD”, Jurnal Edukasi dan Sains, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2021.
Agar dapat membantu proses pembelajaran yang efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa.
3) Praktis, luwes dan bertahan
Kriteria ini menuntun para guru untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru.
Media yang dipilih hendaknya dapat digunakan dimana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana
26.
4) Guru terampil menggunakannya
Ini merupakan kriteria yang paling utama, tidak akan berarti apa-apa jika guru tidak dapat menggunakan media dalam proses belajar mengajar sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar.
5) Pengelompokan sasaran
Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan, oleh karena itu sangat dibutuhkan pengelompokan sasaran tersebut.
6) Mutu teknis
Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Menurut Musfiqon yang
26 Zainul Abidin, “Penerapan Pemilihan Media Pembelajaran”, Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, Volume 1 Nomor 1, 2016.
dikutip dalam Fauziyah dalam kriteria pemilihan media terdapat beberapa prinsip sebagai berikut: efisien, relevan serta produktif
27.
Sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar, pendidik harus mempersiapkan semuanya terlebih dahulu terutama media. Media ini sangat penting dan sangat berperan baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan adanya media peserta didik bisa lebih memahami suatu materi pembelajaran yang sulit untuk di nalar.
Ketika pendidik membuat media harus benar-benar menentukan media mana yang cocok untuk suatu materi agar bisa terlaksana pembelajaran yang efisien. Apabila pendidik memilih medianya salah, sangatlah berakibat fatal bagi peserta didiknya, bukannya peserta didik faham dengan materi tersebut malah peserta didik semakin bingung. Agar guru tidak salah dalam memilih media, ada beberapa kriteria dalam pemilihan media yaitu:
1) Kesesuaian ketika memilih media harus disesuaikan dengan materinya. Seperti pendidik menginginkan peserta didiknya untuk menyalakan computer, maka pendidik harus
27 Cecep Kustandi, Pengembangan Media Pembelajaran: Konsep & Aplikasi Pengembangan Media Pembelajaran Bagi Pendidik di Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta:
Kencana, 2020)
mempersiapkan media yang menunjukkan langkah-langkah untuk menyalakan komputer.
2) Tingkat kesulitan media yang disediakan oleh sekolah hanya buku dan papan tulis. Sedangkan di dalam buku biasanya gambarnya tidak jelas, kalimatnya terlalu panjang jadi susah untuk difahami oleh peserta didik. Maka guru harus memperjelasnya dengan medianya sendiri
28.
3) Biaya dalam memilih media ini menjadi permasalahan utama.
Jangan memilih media mahal tapi tidak bisa bermanfaat untuk peserta didik, pilihlah media yang harganya relative murah tapi memiliki banyak manfaat bagi peserta didik untuk mempermudah memahami suatu materi pelajaran.
4) Ketersediaan, biasanya masalah ketersediaan ini terjadi di sekolah yang fasilitasnya rendah. Ketika guru ingin menunjukkan cara menyalakan komputer tetapi sekolah tidak memiliki komputer, maka guru harus memilih media lain seperti menggambarkan langkah-langkah untuk menyalakan komputer.
5) Kualitas teknis media yang sangat baik dan sangat bermanfaat ketika media itu memiliki kualitas teknis yang baik pula.
Apabila media memiliki kualitas teknis yang bisa digunakan untuk segalanya, untuk beberapa materi, maka media itu bisa
28 Zainul Abidin, “Penerapan Pemilihan Media Pembelajaran”, Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, Volume 1 Nomor 1, 2016.
dikatakan media yang memiliki kualitas teknis baik untuk memahamkan siswa dalam belajar
29.
2. Media Pembelajaran Interaktif
Media pembelajaran merupakan sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan melalui berbagai saluran, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar untuk menambah informasi baru pada diri siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik
30. Adapun Interaktif sebagai proses pemberdayaan siswa untuk mengendalikan lingkungan belajar. dalam konteks ini lingkungan belajar yang dimaksud adalah belajar dengan menggunakan komputer. Klasifikasi interaktif dalam lingkup multimedia pembelajaran bukan terletak pada sistem hardware, tetapi lebih mengacu pada karakteristik belajar siswa dalam merespon stimulus yang ditampilkan layar monitor computer. Kualitas interaksi siswa dengan computer sangat ditentukan oleh kecanggihan program computer.
Media pembelajaran interaktif dipandang perlu, mengingat kelebihan dari media pembelajaran interaktif dapat berinteraksi secara lebih luas.
Pembelajaran pun menjadi lebih bersifat pribadi yang akan memenuhi kebutuhan strategi pembelajaran yang berbeda-beda
31.
29 Marlina, Pengembangan Media Pembelajaran SD/MI, (Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, 2021)
30 Mustofa Abi Hamid, Media Pembelajaran, (Yayasan Kita Menulis, 2020) h.4
31 Mustika, “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif dengan Menggunakan Metode Multimedia Development Life Cycle”, Jurnal Online Informatika, Volume 2 Nomor 2, 2017.
Apabila akan menyiapkan pembelajaran interaktif berikut merupakan petunjuk untuk memabantu pembuatan materi, diantaranya:
a. Menyajikan informasi dengan jumlah selayaknya sehingga dapat dicerna, diproses dan dikuasai peserta didik.
b. Mempertimbangkan hasil pengamatan dan melakukan analisis kebutuhan peserta didik, kemudian menyiapkan latihan sesuai dengan kebutuhan.
c. Mempertimbangkan hasil analisis respon peserta didik meliputi cara peserta didik dalam menjawab pertanyaan maupun mengerjakan latihan ataupun memberi kesempatan untuk latihan tambahan, serta menyiapkan contoh-contoh.
d. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar sesuai kemampuan dan kecepatan mereka, keberhasilan dalam menyampaikan materi pembelajaran ditentukan oleh kesempatan peserta didik untuk belajar berdasarkan kemampuannya.
e. Menggunakan beragam jenis latihan dan evaluasi contohnya bermain peran, studi kasus, berlomba atau simulasi
32.
3. Visual Basic Application (VBA) a. Power Point (PPT)
PowerPoint adalah program aplikasi yang banyak digunakan untuk keperluan presentasi entah presentasi suatu seminar, promo produk atau kegiatan tertentu yang melibatkan banyak peserta. Namun
32 Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gaya Media, 2016)
perkembangan akhir-akhir ini presentasi tidak hanya digunakan pada acara-acara penting yang melibatkan banyak peserta saja. Tetapi sudah memulai person to person, misalnya antara mahasiswa dengan dosen, antara marketing dengan konsumen, dan lain sebagainya. Hal ini membuktikan bahwa cara presentasi dengan lisan saja tidak cukup, tapi harus disertai dengan visualisasi, salah satunya dapat dibuat dengan menggunakan PowerPoint ini
33.
Bagi pengguna komputer, Microsoft PowerPoint adalah aplikasi yang lazim digunakan dalam kegiatannya terutama pada saat presentasi. Microsoft power point adalah suatu software yang akan membantu dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif, professional dan juga mudah
34. Microsoft PowerPoint akan membantu dalam menggabungkan semua unsur media seperti teks, gambar, suara bahkan video dan animasi sehingga menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik.
Media pembelajaran interaktif berupa PowerPoint ini berisi slide yang mengandung hyperlink sehingga dapat menimbulkan interaktif di dalamnya. Adapun pemanfaatan PowerPoint dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu:
33 Devitria Nur Savitri, “Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Komunikasi Melalui Media Power Point Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Tematik Siswa di MI Bendiljati Wetan Sumbergempol”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, 2019)
34 Anyan, “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Power Point”, Jurnal Education and Technology, Volume 1, Nomor 1, 2020.
1) Personal presentation, pada umumnya PowerPoint digunakan untuk presentasi dalam pembelajaran klasik. Seperti proses pembelajaran, kuliah, training, seminar, workshop dan lain-lain.
2) Stand alone, pada pola penyajian ini PowerPoint dapat dirancang khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif, meskipun kadar interaktifnya tidak terlalu tinggi namun power point mampu menampilkan feedback yang sudah deprogram.
3) Web based, pada pola ini PowerPoint dapat diformat menjadi file web atau (html) sehingga program yang muncul berupa browser yang dapat menampilkan internet. Hal ini ditunjang dengan adanya fasilitas PowerPoint untuk mempublish hasil pekerjaan menjadi web
35.
Kelebihan dari PowerPoint sendiri adalah memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan, materi pembelajaran disampaikan secara utuh melalui pointer-pointer materi, praktis (bisa untuk semua ukuran kelas), dapat digunakan berulang-ulang, dan dapat menggabungkan semua unsur media, seperti teks, video, animasi, gambar, grafik dan suara menjadi satu kesatuan penyajian sehingga dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif maupun kinestis
36. Sedangkan kekurangan dari PowerPoint yaitu diantaranya:
35 Muthoharoh, “Media Power Point Dalam Pembelajaran”, Jurnal Tarbiyah Syari‟ah Islamiyah, Volume 26 Nomor 1, April 2019.
36 Mangkulo, Microsoft Power Point 2010 Untuk Pemula, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2019)
1) Pengadaannya mahal dan tidak semua sekolah dapat memiliki, sebab membutuhkan alat lain seperti LCD, Laptop dan lain-lain.
2) Jika tampilan fisik isi tidak dirancang dengan baik atau hanya merupakan tampilan seperti di buku teks biasa, pembelajaran melalui media tersebut tidak akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Guru yang tidak memahami aplikasi program computer tidak dapat merancang pembelajaran lewat media computer, ia harus bekerja sama dengan ahli komputer
37.
b. Visual Basic Application (VBA)
Visual Basic for Application (VBA) merupakan fungsi tambahan yang ada di beberapa program Microsot Office, seperti terdapat pada Microsoft Power Point, Microsoft Excel, Microsoft Word dan Microsoft Acces. Tujuan digunakannya VBA adalah untuk mengotomatisasi pekerjaan. Otomatis yang dimaksud yaitu tugas yang dilakukan secara berulang atau kompleks sehingga jika memanfaatkan VBA menghemat waktu dan juga tenaga. Dibandingkan dengan Bahasa pemrogaman seperti Java, Pyton, C, C++, PHP atau Action Script, bahasa pemrogaman pada VBA lebih mudah dipelajari.
38
37 Nurjannah, “Pengaruh Penggunaan Media Power Point Terhadap Kreativitas Mengajar Guru Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tembilahan”, Jurnal Pendidikan, Volume 1 Nomor 1, Januari-April 2020.
38 Rosmayanti dan Zanthy, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Visual Basic Application PowerPoint Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel”. Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif, Volume 2 Nomor 6, 2019.
Penggunaan Visual Basic for Application dapat melalui jendela Visual Basic Editor atau biasa dikenal dengan penggunaan Bahasa macro. Macro VBA adalah sekumpulan perintah dan fungsi yang disimpan dalam modul Visual Basic Editor yang dapat dijalankan sesuai kebutuhan untuk melakukan tugas. Untuk menggunakan VBA harus mengaktifkan terlebih dahulu menu developer di Microsoft Office.
39Berikut adalah langkah-langkah mengaktifkan Visual Basic Application (VBA) pada Microsoft PowerPoint 2016;
401) Klik tombol Microsoft Office Button.
2) Klik Microsoft PowerPoint 2016.
3) Klik menu file yang terdapat pada Microsoft Power Point 2016.
4) Pilih Options hingga muncul kotak dialog seperti pada gambar 2.1
39 Euis Eti Rohaeti, Martin Bernard dan Siti Chotimahet, Media Pembelajaran Matematika Berbasis Information Communication And Technology (Alat Peraga Inovatif Matematika) dengan VBA Microsoft Excel, (Bandung: Refika Aditama, 2018), 1.
40 Yahya Kurniawan, Pemograman VBA, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), 85
Gambar 2.1
Kotak Dialog PowerPoint Options
5) Pilih Customize Ribbon kemudian aktifkan menu Developer seperti terlihat pada gambar 2.2
Gambar 2.2
Kotak Dialog PowerPoint Options pada menu Customize Ribbon 6) Klik OK
4. Pembelajaran IPAS
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah berupaya melakukan peningkatan mutu pendidikan melalui pengembangan kurikulum yang dikenal sebagai “Kurikulum Merdeka”. Pada kurikulum merdeka ini pembelajaran ilmu pengetahuan alam diintegrasikan dengan ilmu pengetahuan sosial menjadi IPAS
41. Tujuan pembelajaran IPAS pada kurikulum ini yaitu mengembangkan ketertarikan serta rasa ingin tahu, berperan aktif,
41 Ujang Cepi, “Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”, Jurnal of Educational and Language Research, Volume 1 Nomor 12, Juli 2022.
mengembangkan keterampilan inkuiri, mengerti diri sendiri dan lingkungannya, dan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPAS
42.
Kurikulum merdeka dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah 1) pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila 2) fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi
43.
Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran
42 Nurul Saadah, “Analisis Pedagogical Content Knowledge Terhadap Buku Guru IPAS pada Muatan IPA Sekolah Dasar Kurikulum Merdeka”, Jurnal Basicedu, Volume 6 Nomor 5, 2022.
43 Ujang Cepi, “Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”, Jurnal of Educational and Language Research, Volume 1 Nomor 12, Juli 2022.