BAB II KAJIAN PUSTAKA
B. Kajian Teori
a. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan unsur penting di dalam proses pembelajaran. Mulyas berpendapat bahwa bahan ajar adalah bagian penting dari sumber belajar yang bisa diartikan sebagai sesuatu yang memiliki pesan dalam pembelajaran, bersifat khusus maupun yang bersifat umum yang digunakan untuk proses pembelajaran. Bahan ajar merupakan alat pembelajaran yang di dalamnya terdapat metode, materi, cara evaluasi, batasan-batasan yang di rancang secara sistematis dan menarik, yang diharapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran
dan kompetesi dasar serta subkompetensi. Bahan ajar dirancang dan ditulis disesuaikan dengan kaidah pembelajaran, dan disesuaikan dengan materi pembelajaran serta disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik, bahan ajar harus disusun secara menarik, sehingga peserta didik memiliki minat untuk belajar.24
Pada dasarnya bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang harus dipahami oleh peserta didik dengan cara yang menyenangkan. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar disusun untuk memberikan manfaat kepada peserta didik serta pemahaman terhadap materi. Bahan ajar merupakan sumber belajar yang bisa berasal dari audiovisual maupun visual yang bermanfaat sebagai alternatif penyampaian pesan atau materi pembelajaran. Bahan ajar yang digunakan oleh guru harus disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan guru yang dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas mutu pendidikan. Dengan adanya bahan ajar guru bukanlah sumber belajar satu-satunya yang ada di dalam kelas. Disini guru lebih menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran, dengan adanya bahan ajar siswa diharapkan bisa belajar dengan aktif dan bisa mempelajari materi sebelum proses pembelajaran dimulai. Dengan demikian, siswa lebih siap dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga guru tidak panjang lebar menjelaskan materi yang akan dipelajari.
24 Didiek Hari Nugroho, Panduan Praktis Membuat & Memublikasikan Video Bahan Ajar (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018), 7.
Bahan ajar dapat digunakan di dalam proses pembelajaran jika disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan guru dan kebutuhan siswa yang dimanfaatkan secara baik, hal tersebut merupakan hal penting yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan adanya bahana ajar posisi guru dalam kegiatan belajar mengajar sedikit tergeser, jika tanpa adanya bahan ajar guru akan menjadi satu-satunya sumber informasi dikelas, dan siswa dijadikan penerima informasi yang pasif oleh guru.Bahan ajar yang digunakam oleh guru bukan satu-satunya sumber informasi dikelas, guru lebih diarahkan untuk menjadi fasilitator yang mengarahkan siswa dan membantu siswa dalam belajar. Dengan menggunakan bahan ajar yang telah disusun secara sistematis sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, siswa diberdayakan untuk menjadi pembelajar yang aktif karena dapat belajar sebelum mengikuti proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian, ketika pembelajaran dikelas siswa sudah siap dengan bekal informasi dan pengetahuan sehingga waktu belajar yang tersedia tidak digunakan lagi untuk menjelaskan materi secara panjang lebar, tetapi lebih banyak digunakan untuk tanya jawab dan diskusi.25
Penggunaan bahan ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan guru dan siswa, akan memberi pengaruh yang besar terhadap pengembangan kemampuan akademik peserta didik. Namun sebaliknya, jika bahan ajar kurang sesuai dengan kebutuhan dan
25 Nurul Huda Panggabean, Desain Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Sains (Jakarta: Yayasan Kita Menulis, 2020), 103-104.
kriteria maka akan timbul masalah dalam proses pembelajaran. Hal yang harus diperhatikan dalam membuat bahan ajar adalah sesuai dengan tuntunan kurikulum dengan memperhatikan kebutuhan yang ada pada siswa, yaitu bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan lingkungan sosial siswa.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan ajar yang bisa membatu guru dalam proses pembelajaran, bahan ajar yang dimaksud yaitu bahan tidak tertulisa maupun tertulis, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah komponen yang ada di dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk membatu guru dalam menyampaikan pesan kepada siswa dalam proses belajar mengajar dikelas.
Bahan ajar merupakan hal penting bagi guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, tanpa adanya bahan ajar guru akan kesulitan dalam proses pembelajaran dan sulit untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Tidak adanya bahan ajar siswa akan mengalami kesulitan apabila guru mengajarkan atau menjelaskan materi secara cepat dan kurang jelas, maka siswa akan kehilangan jejak tanpa mampu menelusuri kembali apa yang diajarkan oleh guru. Dengan demikian, bahan ajar dapat dimanfaatkan oleh guru maupun siswa, sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dengan adanya bahan ajar dalam segala bentuk, waktu mengajar guru dapat dipersingkat. Artinya, guru dapat memerintahkan siswa mempelajari materi terlebih dahulu yang akan dipelajari oleh
siswa dikelas. Siswa juga diminta untuk menjawab soal-soal yang ada dibagian akhir pada setiap pokok bahasan. Dengan demikian, sesampainya dikelas guru tidak lagi menjelaskan materi secara panjang lebar, tetapi hanya menjelaskan materi-materi yang masih belum dimengerti oleh siswa. Sehingga, waktu untuk proses belajar mengajar bisa lebih singkat,waktu yang tersisa dapat digunakan untuk tanya jawab serta diskusi atau melakukan kegiatan pembelajaran lainnya.
Merubah posisi guru yang awalnya menjadi satu-satunya sumber informasi menjadi fasilitator di dalam proses pembelajaran. Dengan adanya bahan ajar, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lebih efektif karena guru bukan lagi sumber satu-satunya informasi, tetapi guru berperan sebagai fasilitator yang mampu membimbing siswa dalam memahami materi pembelajaran. Bahan ajar bisa digunakan oleh siswa dalam belajar tanpa harus ada guru atau siswa. Artinya, siswa lebih siap mengikuti proses pembelajaran karena sudah mengetahui lebih dulu materi yang akan dibahas.26
Terdapat beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan pada pemilihan bahan ajar, antara lain:
1) Prinsip relevansi
Materi pembelajaran yang terdapat di dalam bahan ajar harus terikat dengan kompetensi dasar. Misalnya, apabila kompetensi yang harus dipahami oleh peserta didik adalah dalam
26 Ana Widyastuti, dkk. Perecanaan Pembelajaran (Jakarta: Yayasan Kita Menulis, 2021), 40-43.
mengingat fakta, materi yang terdapat dalam bahan ajar harus dalam bentuk mengingat fakta.
2) Prinsip konsistensi
Ketika di dalam materi terdapat empat kompetensi dasar yang harus dipahami oleh peserta didik, maka bahan ajar yang akan diberikan harus memuat empat kompetensi dasar tersebut.
3) Prinsip kecukupan
Prinsip kecukupan, artinya materi yang dipelajari harus mencukupi untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar. Bahan ajar yang digunakan tidak boleh terlalu banyak atau terlalu sedikit, jika terlalu sedikit peserta didik kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran, jika bahan ajar terlalu banyakakan membuang waktu dan energy yang tidak efisien.27 Keberadaan bahan ajar mempermudah guru dalam menjelaskan pokok-pokok bahasan dan peserta didik dapat melanjutkan membaca bahan ajar yang relevan dan kompleks.
b. Peran bahan ajar bagi guru dan peserta didik 1) Bagi guru
a) Menghemat waktu guru dalam mengajar
Adanya bahan ajar waktu guru untuk mengajar bisa dipersingkat. Artinya, dengan menggunakan bahan ajar guru dapat memberikan tugas kepada peserta didik untuk memahami
27 Nana, Pengembangan Bahan Ajar (Klaten: Lakeisha, 2019), 1.
terlebih dahulu materi yang dipelajari, serta menjawab soal- soal yang ada dibagian akhir setiap materi bahasan. Sehingga ketika pembelajaran berlangsung dikelas guru tidak menjelaskan semua materi tetapi hanya membahas materiyang belum dimengerti oleh peserta didik.
b) Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi fasilitator Adanya bahan ajar, guru dapat menghemat waktu.
Artinya, guru akan mempunyai banyak waktu untuk mengelola kegiatan belajar mengajar sehingga lebih efektif dan efisien.
Waktu yang dimiliki oleh guru dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain seperti tanya jawab, melakukan diskusi terkait masalahyang berkaitan dengan topic yang dibahas. Cara ini memancing peserta didik untuk aktif antara guru dan peserta didik. Sehingga, guru dalam hal ini menjadi fasilitator dalam mengelola semua kegiatan belajar mengajar.
c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi efektif dan interaktif
Adanya bahan ajar, proses belajar mengajar bisa lebih efektif dan efisien karena guru tidak hanya menjadi pengajar, akan tetapi menjadi fasilitator yang bisa membimbing peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari. Dengan demikian pembelajaran lebih efektif karena guru memiliki waktu untuk berinteraksi aktif dengan peserta didik,
pemahaman peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari akan lebih meningkat karena mendapat rangsangan untuk aktif dalam proses pembelajaran, bukan hanya menjadi pendengar saja.28
2) Bagi peserta didik
a) Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman.
Bahan ajar dapat memudahkan peserta didik untuk mempelajari materi yang ada dalam bahan ajarsecara mandiri dimanapun.Peserta didik akan lebih siap untuk mengikuti proses pembelajaran karena sudah mengetahui materi yang akan dipelajari.
Mempelajari bahan ajar terlebih dahulu, peserta didik dapat mengetahui konsep inti dalam materi yang dibahas dalam pertemuan tersebut dan bisa mengidentifikasi materi yang masih belum dipahami, yang selanjutnya di bahas bersama guru. Selain itu, peserta didik dapat mengantisipasi tugas yang akan diberikan guru setelah pembelajaran berakhir.
b) Peserta didik dapat belajar dimana saja dan kapan saja. Dengan diberikannya bahan ajar, peserta didik memiliki kesempatan untuk menentukan sendiri kapan dan dimana mereka ingin belajar, peserta didik tidak hanya belajar dikelas. Tanpa diberikan bahan ajar peserta didik akan lebih bergantung pada
28 Sugiarni, Bahan Ajar, Media dan Teknologi Pembelajaran (Jakarta: Pascal Books, 2022),48
guru dalam mencari ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Waktu luang peserta didik bisa digunakan kegiatan-kegiatan positif.Dalam hal ini bahan ajar merupakan alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan bacaan, bahan ajar dan bahan diskusi siswa di luar kegiatan sekolah formal.
c) Peserta didikbelajar sesuai dengan kecepatan sendiri. Peserta didik bisa menentukan kecepatandalam belajar, karena kecepatan setiap peserta didik berbeda-beda dalam memahami materi, ada peserta didikbelajarnya cepat, dan ada juga yang sedang, serta ada yang lambat. Dengan adanya bahan ajar, perbedaan kecepatan belajar peserta didik bisa diakomodasi.
d) Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri. Bahan ajar pada umunya berisi keseluruhan materi yang akan diajarkan selama satu semester dan guru sudah mendesain bahan ajar sehingga memungkinkan peserta didik belajar dengan berurutan dan bertahap. Peserta didik dapat menentukan sendiri pola belajarnya. Misalnya, peserta didik sudah memahami materi bab I, maka peserta didik dapat meloncat ke materi bab II.
e) Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar mandiri.
Adanya bahan ajar peserta didik dapat mempelajarinya sendiri kapan dan dimanapun sesuai keinginannya, perlahan demi perlahan peserta didik akan terbiasa untuk belajar sendiri. Hal
ini tentunya dapat memberikan motivasi kepada peserta didikakan kewajibannya sebagai peserta didik, yaitu pintar dalam mengelola waktu untuk memahami semua materi.29 c. Bentuk- Bentuk Bahan Ajar
Secara umum bahan ajar dibedakan menjadi dua macam yakni bahan ajar cetak dan bahan ajar noncetak. Berikut penjelasannya 1) Bahan ajar cetak
Bahan ajar cetak adalah bahan ajar yang diaplikasikam dalam bentuk tercetak pada sebuah kertas. Macam-macam bahan ajar cetak adalah sebagai berikut:
a) Handout
Menurut Prastowo handout merupakan bahan ajar yang sangat ringkas. Handout disusun dari beberapa literatul yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran. Handout dibagikan kepada peserta didik untuk mempermudah peserta didik dalam memahami materi pelajaran.
b) Modul
Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirangkai dan tujuannya untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran.
29Nana, Pengembangan Bahan Ajar, 4-7.
c) Buku Teks
Buku teks ialah bahan ajar yang dicetak untuk peserta didik belajar, di dalam buku teks berisi ilmu pengetahuan yang merupakan turunan dari kompetensi dasar yang terdapat di kurikulum.
d) Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS merupakan lembaran yang digunakan oleh peserta didik untuk pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar, LKS memuat tugas-tugas yang dikerjakan oleh peserta didik.
2) Bahan Ajar Non cetak
Adapun macam-macam bahan ajar non cetak sebagai berikut:
a) Bahan Ajar Audio
Bahan ajar audio merupakan sesuatu yang berhubungan dengan pendengaran, pesan yangakan disampaikan diterima oleh sistem pendengaran dan disalurkan dalam lambang- lambang auditif misalnya kata-kata atau bahasa, ataupun music dan instrumen.
b) Bahan Ajar Audio Visual
Bahan ajar audio visual merupakan bahan ajar dimana memiliki unsur gambar dan suara, contoh bahan ajar audio visual yaitu video, film, animasi.
c) Bahan Ajar Mulitimedia Interaktif
Bahan ajar multimedia interaktif merupakan gabungan dari media gerak, animasi, video, grafik dan audio,yang memiliki manfaat untuk mengendalikan suatu perintah dalam proses pembelajaran. Contohnya yaitu, CD interaktif, film interaktif, tanya jawab/ diskusi.30
Menurut Majid bahan ajar dibedakan menjadi empat, yaitu:
1) Bahan ajar cetak
Bahan ajar cetak merupakan bahan ajar yang cara pembuatannya menggunakan percetakan, seperti: modul, buku, handout, lembar kerja peserta didik, wallchart, brosur, selebaran, foto atau gambar.
2) Bahan ajar dengar (audio)
Bahan ajar audio merupakan bahan ajar yang berbentuk audio, misalnya: radio, kaset, CD audio.
3) Bahan ajar untuk pandang dengar (audio visual)
Bahan ajar audio visual merupakan bahan ajar yang dapat dilihat dan dapat di dengar seperti,film, dan CD video.
4) Bahan ajar interaktif
Bahan ajar interaktif ialah bahan ajar yang memiliki manfaaat untuk mendorong peserta didik agar lebih aktif, misalnya: CD interaktif.31
30Moh. Fery Fauzi, Irma Anindiati. E-Learning Pembelajaran Bahasa (UMM Press: Malang, 2020), 47-48.
31Nana, Pengembangan Bahan Ajar, 2.
Bentuk- bentuk bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat,yakni:
1) Bahan ajar cetak (printed)
Contoh bahan ajar cetak misalnyahandout, buku, modul, brosur, leafet, wallchart, gambar, foto, maket, lembar kerja siswa.
2) Bahan ajar audio (visual)
Contoh bahan ajar visual misalnya radio,piringan hitam, kaset, compact disk audio.
3) Bahan ajar pandangan (audio visual)
Contoh bahan ajar audio visual misalnya film, video.
4) Bahan ajar interaktif
Contoh bahan ajar interaktif yaitu compact disk interaktif.32
Bahan ajar tidak sama dengan sumber belajar, bahan ajar memiliki ciri khas dari jenis dan bentuk. Para ahli menciptakan kategori bahan ajar, hal tersebut dibuat acuan untuk membuat klasifikasi tersebut adalah berdasarkan bentuknya, cara kerjanya, dan sifatnya.
1) Bahan ajar menurut bentuknya
a) Bahan ajar cetak, bahan ajar yang disiapkan dengan bentuk kertas, dan memiliki fungsi menyampaikan pesan atau informasi. Contohnya modul, LKS.
32 Marlina Eliyanti, Pengelolaan Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar. Pedagogi Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 03 no. 2 tahun
2016.https://sholar.google.com/citations?user=njfjUk4AAAAJ&hl=id&oi=sra
b) Bahan ajar dengan audio, dimana bahan menggunakan sinyal radio dan bisa di dengarkan oleh kelompok atau seseorang.
Contohnya kaset, radio.
c) Bahan ajar dengan pandang dengar (audiovisual), yaitu bahan ajar menggunakan sinyal audio dan dikombinasikan dengan gambar yang bergerak. Contohnya, film.
2) Bahan ajar menurut kerjanya
a) Bahan ajar tidak diproyeksikan, dimana bahan ajar tidak membutuhkan perangkat proyektor, sehingga peserta didik langsung menggunakannya. Contohnya foto, diagram.
b) Bahan ajar diproyeksikan, dimana bahan ajar memerlukan proyektor untukdigunakan. Contohnya, filmstrips, slide.
c) Bahan ajar audio, dimana bahan ajar membutuhkan sinyal audio dan direkam dalam satu media. Untuk dapat digunakan, bahan ajar memerlukan alat player. Contohnya, CD, flash disk.
3) Bahan ajar menurut sifatnya
a) Bahan ajar cetak. Contohnya, buku, pamflet,tutorial, peta.
b) Bahan ajarteknologi. Contohnya, video, film, video interaktif, multimedia.
c) Bahan ajar praktik. Contohnya, lembar observasi, lembar wawancara.
d) Bahan ajar interaksi manusia terutama untuk keperluan pendidikan jarak jauh. Contohnya, handphone, telepon, video conferencing. 33
2. Booklet
a. Pengertian Booklet
Booklet merupakan suatu buku yang dapatt digunakan untuk menampilkan berbagai catatan dengan tulisan, dilengkapi dengan gambar yang menarik. Ada tiga jenis halaman tentang booklet, yaitu booklet dengan satu halaman perlembar, booklet dengan dua halaman perlembar, booklet dengan halaman buku dan leafet. 34
Booklet adalah buku yang memiliki ukuran kecil dan di dalamnya memuat ilmu pengetahuan. Booklet dapat dikatakan praktis untuk digunakan, karena ukurannya yang lebih kecil daripada buku pelajaran biasanya. Booklet dapat dibawa kemana-kemana oleh peserta didik, karena ukurannya kecil. Ilmu pengetahuan yang ada di dalambooklet pada umunya dibahas secara ringkas, padat dan jelas sehingga mudah di pahami oleh peserta didik.35
Booklet merupakan buku yang memiliki ukuran kecil dan di dalamnya memuat ilmupengetahuan. Booklet disusun secara praktis, dan ukurannya relatif kecil dibandingkan buku pelajaran lainnya.
33 Nanda Saputra, Ekranisasi Karya Sastra dan Pembelajarannya (Surabaya: CV Jakad Media Publishing, 2020), 62-64.
34Atiko ,Boklet, Brosur, dan Poster sebagai Karya Inovatif di Kelas (Caremedia Communication.
2019), 28.
35 Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan: Peluang dan Tangtangan di Era Industri 4.0 (Jakarta: Kencana. 2020), 153.
Booklet memiliki kelebihan yaitu siswa dapat membawanya kemana- mana, dan ilmu pengetahuan yang ada di dalam booklet dibahas secara singkat, padat dan tepat.Sehingga materi yang ada didalam booklet mudah dipahami siswa.
Menurut Notoatmodjo booklet merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan, pesan yang ditulis berpedoman pada kriteria yaitu kalimat yang digunakan ringkas, singkat dan sederhana, besar huruf yang digunakan dalam booklet tidak kurang dari 10 pt, dikemas secara menarik dan menggunakan kata-kata yang singkat.
Menurut Mintarti booklet sebagai bahan ajar telah berhasil meningkatkan pengetahuan khalayak sasaran dalam bidang tertentu, booklet yang secara efektif mampu mengubah perilaku khalayak sasaran bukan sembarang booklet. Semakin tinggi kemampuan booklet untuk merangsang terjadinya proses belajar pada diri khalayak sasaran melalui panca inderanya dan merubah perilakunya maka semakin efektif booklet tersebut. Booklet memuat berbagai lambang visual, huruf, gambar, kalimat dan sebagainya, sehingga efektivitas booklet dapat ditingkatkan dengan merekayasa lambang-lambang visual yang ada. Berbagai rekayasa booklet antara lain mengatur komposisi warna, tampilan warna, besar dan jenis huruf, ketebalan dan jenis kertas. 36
Booklet termasuk bentuk bahan ajar cetak yang diaplikasikan dalam bentuk cetak pada sebuah kertas, booklet termasuk buku teks
36 Listya Septiwiharti, Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Booklet Sejarah Indonesia Pada Materi Pertempuran Lima Hari Di Semarang Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas XI IPS Sma Negeri 1 Semarang (Skripsi: Universitas Negeri Malang, 2015).
yang dicetak untuk peserta didik belajar, di dalam buku teks berisi ilmu pengetahuan yang merupakan turunan dari kompetensi dasar yang terdapat dikurikulum.
Menurut Baugh booklet merupakan alat bantu atau sarana untuk menyampaikan pesan.37 Adapun kelebihan booklet sebagai berikut:
1) Dapat dipelajari setiap saat.
2) Dapat dibaca dimana saja dan kapan saja.
3) Memuat informasi lebih banyak.
4) Mudah dilihat.
5) Dibuat secara sederhana.
6) Informasi dapat dibagikan dengan teman.
7) Pembaca dapat belajar lebih cepat.
8) Mendorong keinginan untuk mengetahui materi.
9) Memiliki gambar penunjang materi.
Sedangkan kelemahan booklet, antara lain:
1) Membutuhkan waktu yang lama untuk mencetak booklet.
2) Bookletakan cepat hilang dan rusak jika tanpa perawatan yang baik.
3) Materi yang terlalu panjang disampaikan dalam booklet akan menurunkan minat dan menyebabkan kebosanan.
4) Sukar menampilkan gerak dihalaman booklet.
37 Srimiyati, Pendidikan Kesehatan Menggunakan Booklet Berpengaruh Terhadap Pengetahuan dan Kecemasan Wanita Menghadapi Menopause (Surabaya: Jakad Media Publishing, 2019), 17.
b. Spesifikasi booklet
Booklet memiliki spesifikasi, adapun spesifikasi booklet menurut Gustaning yaitu:
1) Booklet terdapat materi yang bersifat kenyataan atau rekaan.
2) Booklet dalam pengembangan materi terkait dengan kurikulum.
3) Materi yang disajikan menggunakan teknik yang inovatif.
4) Booklet menyajikan materi dalam bentuk narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, puisi, dialog dan penyajian gambar.
5) Booklet menggunakan bahasa dan gambar yang kreatif dan inovatif. Booklet yang baik yaitu menggunakan gambar yang menarik.
Menurut Sadiman ada beberapa syarat gambar yang harus digunakan dalam booklet diantara lain:
1) Autentik
Gambar yang digunakan dalam booklet harus menggambarkan situasi yang sebenarnya, ketika pembaca melihatnya.
2) Sederhana
Gambar yang digunakan harus jelas dan menjelaskan poin pokok dalam gambar.
3) Ukuran yang relatif
Gambar yang disajikan dalam booklet dapat diperbesar atau diperkecil obyek yang sebenarnya sehingga pembaca mudah membayangkan.
4) Gambar seharusnya mengandung perbuatan baik yaitu tidak menunjukkan objek dalam diam tetapi melihat situasi tertentu.38 Menurut Sadiman dalam pembuatan booklet terdapat beberapa hal perlu diperhatikan, antara lain:
1) Ukuran kertas
Ukuran kertas yang digunakan dalam pembuatan booklet yaitu A5 atau 15cm x 21cm.
2) Konten atau isi
Isi yang terdapat dalam booklet ditulis secara singkat, padat, menarik dan dapat memancing rasa penasaran terhadap pembaca.
3) Latar belakang booklet
Penggunaan warna dalam latar belakang sebaiknya berwarna kontras dengan tulisan.
4) Tata letak
Posisi materi dalam booklet pada setiap halaman perlu ditimbangkan agar terlihat menarik.
5) Pemakaian huruf
Pemakaian huruf dalam booklet harus mudah dibaca dan dipahami, karena dapat menggantikan fungsi gambar sebagai sarana visualisasi isi booklet.
38 Sofia Al Farizi, Dea Alfah Samah, Analisis Pengaruh Multifaktor Terhadap Pemberian ASI Ekslusif di Indonesia (Malang: Literasi Nusantara Abadi. 2021), 79-80.