SKRIPSI
Oleh:
AIZI ZAHRO NIM: T20189040
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
SEPTEMBER 2022
i
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial
Oleh : Aizi Zahro Nim : T20189040
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
SEPTEMBER 2022
ii
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPS BERBENTUK BOOKLET MATERI MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA PRA AKSARA KELAS VII SMPN 2 JENGGAWAH
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial
Oleh : Aizi Zahro Nim : T20189040
Disetujui Pembimbing
Anindya Fajarini, M.Pd.
NIP: 199003012019032007
iv MOTTO
َّ نِإَف اًرْسُيَِّرْسُعْلاََّعَم َّ
Artinya: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(Q.S. Al-Insyirah:5)1
1 Departemen Agama RI, Al- Quran Dan Terjemahannya Jilid IX (Bandung, Lentera Abadi, 2010).
v
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sholawat serta salam penulis haturkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini merupakan sebagian dari anugerah yang Allah SWT limpahkan kepada penulis, dengan segala kerendahan hati dan rasa bersyukur, penulis persembahkan skripsi ini kepada orang-orang yang sangat memberikan banyak arti dalam hidup:
1. Orang tua, Bapak Bunari dan Ibu Ninik Setiyowati yang senantiasa memberikan doa, motivasi serta memberikan kasih sayang, dukungan, ridho yang tiada terhingga dan tidak mungkin dapat penulis balas dengan balasan yang sepadan. Dengan seluruh kasih sayangnya, hanya selembar kertas yang bertuliskan kata persembahan ini yang dapat penulis berikan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang baik kepada beliau.
2. Kakak tersayang Yayuk Sutita dan Ahmad Farhan yang telah memberikan doa, motivasi, semangat dan keceriaan yang selalu menghangatkan.
3. Keluarga Tadris IPS kelas IPS 1 angkatan 2018 seperjuangan yang selalu menemani dan memberikan semangat dari awal sampai akhir peerkuliahan.
4. Almamater Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achamd Siddiq Jember dan Civitas Akademik, terima kasih atas wadah yang diberikan selama penulis menimba ilmu.
vi
5. Partnerku Aldi Yulianto Prayoga, terimakasih atas segala nasehat, motivasi dan doa dan keluh kesah bersama sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
Semoga segala bantuan dan doa, motivasi dan semangat yang telah diberikan kepada penulis, Allah SWT berikan pahala yang berlipat. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan khususnya dalam bidang Ilmu Pengetahuan Sosial.
vii
KATA PENGANTAR
Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia- Nya, penyusunan, dan penyelesaian skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan dengan lancar.
Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak.
Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan termakasih yang sedalam- dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achamad Siddiq Jember yang sudah memberikan kebijakan sehingga memudahkan lancarnya proses studi.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni’ah M.Pd.I. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan kemudahan dalam memberikan izin penelitian sehingga membantu lancarnya proses penelitian yang dilakukan.
3. Ibu Dr. Indah Wahyuni, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sains yang telah memberikan kemudahan dalam memberikan izin penelitian sehingga membantu lancarnya proses penelitian yang dilakukan.
4. Ibu Musyarofah, M.Pd. Selaku ketua Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang telah memberikan izin membimbing dalam penelitian sehingga membantu lancarnya proses penelitian yang telah dilakukan.
5. Ibu Anindya Fajarini, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dan senantiasa membimbing serta mengarahkan penulis sehingga skripsi ini selesai dengan baik.
viii
6. Bapak Rahmat Eko Hariyanto, S.Pd.,M.Pd. Selaku Kepala Sekolah SMPN 2 Jenggawah yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian sehingga memudahkan lancarnya proses penelitian yang dilakukan.
7. Bapak M. Taufik, S.Pd. Selaku Pendidik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah membantu dan membimbing peneliti selama melakukan penelitian.
8. Bapak Agus Patriadi, S.Pd. Selaku Pendidik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah membantu dan membimbing peneliti selama melakukan penelitian.
9. Bapak Sutomo, M.Pd. Selaku Validator Design pada Penelitian Pengembangan bahan ajar IPS berbentuk booklet materi masyarakat Indonesia pada masa praaksara kelas VII SMPN 2 Jenggawah tahun ajaran 2021/2022 yang telah meluangkan waktu untuk memberikan validasi dan saran demi perbaikan produk pengembangan.
10. Bapak Hartono, M.Pd. Selaku Validator Bahasa pada Penelitian Pengembangan bahan ajar IPS berbentuk booklet materi masyarakat Indonesia pada masa praaksara kelas VII SMPN 2 Jenggawah tahun ajaran 2021/2022 yang telah meluangkan waktu untuk memberikan validasi dan saran demi perbaikan produk pengembangan.
Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah Bapak/ Ibu serta saudara berikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Jember, 16 September 2022 Aizi Zahro
T20189040
ix ABSTRAK
Aizi Zahro, 2022: Pengembangan Bahan Ajar IPS Berbentuk Booklet Materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara Kelas VII SMPN 2 Jenggawah Tahun Pelajaran 2021/2022.
Kata Kunci : Pengembangan, Booklet, Masyarakat Indonesia Pada Masa Pra Aksara.
Keberadaan bahan ajar dalam proses pembelajaran mempengaruhi kualitas pembelajaran untuk mencapai optimal. Kekurangan yang terjadi saat penerapan bahan ajar oleh guru yaitu cenderung hanya menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh pemerintah yaitu buku paket, sehingga siswa merasa bosan karena tidak ada kreatifitas dan inovasi-inovasi dari penggunaan bahan ajar, khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Salah satu bentuk bahan ajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa adalah bahan ajar booklet yang berguna untuk meningkatkan prestasi, semangat,kerjasama, kreativitas dalam belajar.
Fokus masalah pada penelitian ini yaitu 1) bagaimana langkah-langkah pengembangan bahan ajar IPS berbentuk booklet materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara Kelas VII SMPN 2 Jenggawah Tahun Pelajaran 2021/2022. 2) Bagaimana efektivitas bahan ajar IPS berbentuk booklet materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara Kelas VII SMPN 2 Jenggawah Tahun Pelajaran 2021/2022. Tujuan pada penelitian ini yaitu 1) Untuk mendeskripsikan langkah-langkah pengembangan bahan ajar IPS berbentuk booklet materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara Kelas VII SMPN 2 Jenggawah Tahun Pelajaran 2021/2022. 2) Untuk menguji efektivitas bahan ajar IPS berbentuk booklet materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara Kelas VII SMPN 2 Jenggawah Tahun Pelajaran 2021/2022.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development. Model pengembangan yang menjadi acuan dalam penelitian adalah model Borg dan Gall, yang terdiri dari 10 langkah, tetapi peneliti hanya menggunakan 8 langkah yaitu: 1. Potensi dan masalah 2. Pengumpulan data 3.
Desain produk 4. Validasi desain 5. Revisi desain 6. Uji coba produk 7. Revisi produk 8. Uji coba pemakaian. Instrumen pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, test dan angket.
Hasil penelitian ini berupa: 1) terwujudnya bahan ajar IPS berbentuk booklet materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara. Pengembangan bahan ajar dilakukan melalui delapan tahap yaitu: 1. Potensi dan masalah 2.
Pengumpulan data 3. Desain produk 4. Validasi desain 5. Revisi desain 6. Uji coba produk 7. Revisi produk 8. Uji coba pemakaian. 2) hasil validasi menunjukkan kevalidan booklet pada aspek bahasa sebesar 94%, kevalidan booklet pada aspek design sebesat 78%, kevalidan booklet pada aspek materi 83,5%, hasil angket respon skala kecil sebesar 88%, hasil angket respon skala besar sebesar 95%, hasil efektivitas produk skala kecil 93% dan skala besar 97,5%.
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian ... 1
B. Tujuan Penelitian dan Pengembangan ... 13
C. Spesifikasi Produk yang di Harapkan ... 13
D. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan... 14
E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan ... 15
1. Asumsi Pengembangan ... 15
2. Keterbatasan Pengembangan ... 16
F. Definisi Istilah atau Definisi Operasional ... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 18
B. Kajian Teori ... 22
xi BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian dan Pengembangan ... 50
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ... 53
C. Uji Coba Produk ... 56
D. Desain Uji Coba ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Penyajian Data Uji Coba ... 68
B. Analisis Data ... 85
C. Revisi Produk ... 97
BAB V KAJIAN DAN SARAN A. Kajian Produk yang Telah Direvisi ... 103
B. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut ... 104
DAFTAR PUSTAKA ... 106
LAMPIRAN ... 109
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu ... 21
Tabel 3.1 Kisi-kisi intrumen ahli materi ... 62
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrument ahli desain... 62
Tabel 3.3 Kisi-kisi instrument ahli bahasa ... 63
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrument angket respon peserta didik ... 63
Tabel 3.5 Kriteria kelayakan produk ... 64
Tabel 3.6 Kriteria kelayakan produk ... 66
Tabel 3.7 Kriteria kelayakan produk ... 67
Tabel 4.1 Hasil angket kebutuhan siswa ... 69
Tabel 4.2 Kompetensi dasar dan indikator ... 72
Tabel 4.3 Draft booklet ... 73
Tabel 4.4 Data hasil validasi ahli materi ... 77
Tabel 4.5 Komentar dan saran ahli materi ... 78
Tabel 4.6 Data hasil validasi ahli materi ... 78
Tabel 4.7 Saran dan komentar ahli desain ... 79
Tabel 4.8 Data hasil validasi ahli bahasa ... 80
Tabel 4.9 Saran dan komentar ahli bahasa ... 80
Tabel 4.10 Hasil pretest dan posttest skala kecil ... 82
Tabel 4.11 Hasil angket respon siswa skala kecil ... 82
Tabel 4.12 Hasil pretest dan posttest skala besar ... 83
Tabel 4.13 Hasil persentase validasi ahli materi ... 86
Tabel 4.14 Hasil persentase validasi ahli desain ... 88
xiii
Tabel 4.15 Hasil persentase validasi ahli bahasa ... 89
Tabel 4.16 Hasil pretest dan posttest skala kecil ... 91
Tabel 4.17 Hasil pretest dan posttest skala besar ... 92
Tabel 4. 18 Revisi produk oleh ahli materi ... 98
Tabel 4.19 Revisi produk oleh ahli desain ... 99
Tabel 4.20Revisi produk oleh ahli bahasa ... 101
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian
UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan ialah usaha sadar dan terencana yang memiliki tujuan untuk mewujudkan proses pembelajaran agar peserta didik aktif dalam mengembangkan potensi dirinya, dan agar peserta didik memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, pengenalan diri, akhlak mulia, kecerdasan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam dirinya dan masyarakat, bangsa dan Negara. Ki Hajar Dewantara atau biasa dikenal Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, berpendapat bahwa pendidikan merupakan keharusan didalam kehidupan tumbuh kembang anak, tujuan dari pendidikan ialah mendampingi segala kekuatan kodrat yang ada pada diri seorang anak, sehingga anak ketika berada di lingkungan masyarakat dapat mencapai keamanan serta kebahagian yang sebesar-besarnya.2
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 menjelaskan kegiatan pembelajaran ialah kegiatan pendidikan yang dimana peserta didik diberikan kesempatan untuk menggali potensi yang ada pada mereka, sehingga menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam pegetahuan, keterampilan dan sikap, yang tentunya diperlukan oleh dirinya dan masyarakat, Negara serta kontribusi kepada kesejahteraan hidup manusia. Oleh karena itu, kegiatan
2Muhammad Hasan, Tuti Khairani Harahap, dkk. Landasan Pendidikan (Tahta Makassar: CV Media Group, 2021), 24.
pembelajaran bertujuan agar semua potensi siswa menjadi mahir sesuai dengan yang diharapkan.3
Kegiatan belajar mengajar memiliki komponen-komponen seperti guru, materi dan bahan ajar. Bahan ajar memiliki kaitan dalam memberikan pembelajaran, dan guru memiliki tugas sebagai komunikator serta sumber penyedia informasi. Guru memiliki komponen yang meliputi tingkat kemampuan, wibawa, akhlak dan sebagainya. Peserta didik memiliki komponen yang meliputi tingkat perkembangan, aspirasi, minat dan sebagainya. Komponen interaksi meliputi bahan ajar yang digunakaan saat pembelajaran dan sikap belajar yang tumbuh pada peserta didik. Dengan demikian, komponen yang terdapat dalam pengajaran harus saling berhubungan secara fungsional.4
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang menekankan tercapainya kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang semua terangkum dalam hardskill dan softskil. Berdasarkan kompetensi diatas, maka didalam proses pembelajaran harus diatur sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Prinsip yang dapat dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran yaitu: (1) mengembangkan kreativitas siswa, (2) berpusat pada siswa, (3) bermuatan nilai, etika, logika, estetika, kinestetika, (4) membuat kondisi yang menyenangkan dan menuntut, (5) memberikan pengalaman yang menyenangkan, kontekstual, efisien, efektif, dan bermakna.5
3 Latifah Hanum, Perencanaan Pembelajaran (Banda Aceh:Syiah Kuala University Press, 2017), 5.
4 Samrin, Syahrul, Pengelolaan Pengajaran (Sleman: CV Budi Utama, 2021), 7.
5 Latifah Hanum, Perencanaan, 27
Kurikulum di Indonesia selalu melalui proses pembaruan atau revisi.
Kurikulum merupakan suatu program pendidikan, yang sudah disiapkan oleh lembaga pendidikan atau pemerintah bagi siswa, sesuai dengan program pendidikan siswa dapat melakukan kegiatan belajar, sehingga dapat terdorong untuk perkembangan siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Fungsi kurikulum diagnostik yaitu kurikulum memiliki makna bahwa kurikulum dijadikan sebagai alat pendidikan yang mampu mengarahkan dan memahami potensi siswa yang ada di dalam dirinya, jika sudah diketahui kelemahannya siswa diharapkan dapat mengembangkan potensi dan memperbaiki kelemahannya.6
Salah satu mata pelajaran yang diberikan dalam satuan pendidikan yaitu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), ialah ilmu yang mempelajari hubungan atara manusia dengan lingkungan. Lingkungan masyarakat merupakan tempat dimana anak didik tumbuh dan berkembang dan menjadi bagian dari masyarakat, dimana mereka melakukan interaksi, komunikasi dengan individu yang lain. Pada Kurikulum 2013 tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah untuk membina anak didik menjadi warga Negara yang baik serta mampu mengambil keputusan secara demokratis dan rasional yang bisa diterima oleh semua golongan masyarakat. Tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai tergantung dari kegiatan belajar, kegiatan belajar mengajar merupakan inti dalam proses pendidikan di sekolah.
6Halim Simatupang dkk.Telaah Kurikum Smp di Indonesia. (Surabaya: Pustaka Media Guru, 2019), 12.
Proses pembelajaran yang ada pada suatu pendidikan dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan, interaktif, menantang, inspiratif serta memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan dapat memberikan ruang untuk prakarsa, kreativitas, dan kemandirian yang sesuai dengan bakat, minat, psikologis, dan perkembangan fisik peserta didik. Dengan adanya mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga Negara Indonesia yang baik, demokratis, tanggung jawab, serta warga Negara yang cinta damai.
Untuk menciptakan hal tersebut Permendikbud menegaskan bahwa “Masalah IPS secara komprehensif diatur secara komprehensif dan integrasikan ke dalam proses pembelajaran agar matang di masyarakat dalam proses pembelajaran”. 7
Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dapat menggunakan bahan ajar berupa buku paket sebagai sumber belajar. Buku teks merupakan sumber informasi yang dirangkai secara sistematis dan objektif dengan sistem uraian yang sesuai denga karakteristik masing-masing bidang keilmuan, buku teks termasuk bahan ajar. Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang bisa digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi di dalam proses belajar mengajar di kelas. Bahan ajar bisa berbentuk tidak tertulis maupun tertulis. Bahan ajar merupakan materi yang sudah di seleksi yang diajarkan kepada peserta didik, bahan ajar juga memuat pesan-pesan yang dipahami dan diajarkan oleh peserta didik. Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang dirangkai secara sistematis baik secara tidak tertulis
7 Raras Gistha Rosardi, Supardi. Perencanaan pembelajaran IPS interaktif (Sumatra Barat:
Penerbit Insans Cendekia Mandiri, 2021), 24.
maupun tertulis dan menciptakan suasana yang bisa membuat peserta didik semangat untuk belajar.
Bahan ajar IPS dirangkai sepadan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ada dikurikulum baik di tingkat dasar maupun ditingkat menengah. Hal ini karena IPS adalah mata pelajaran yang diajarkan secara terpadu di jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah. Bahan ajar IPS mengandung materi pelajaran berupa fakta, ide, prisip, konsep, kaidah maupun teori yang memuat di dalam mata pelajaran IPS. Bahan ajar IPS bersifat sistematis yang artinya dirangkai secara urut sehingga siswa mudah untuk memahaminya, dan bahan ajar bersifat unik serta spesifik. Bahan ajar merupakan susunan alat pembelajaran yang memuat metode, materi pembelajaran, evaluasi yang di rangkai secara sistematis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Bahan ajar dalam uraian pembelajaran IPS adalah salah satu bagian yang harus ada karena bahan ajar merupakan bagian yang harus dikaji, tanpa bahan ajar pembelajaran IPS tidak akan menghasilkan apapun.8
Kegiatan belajar mengajar menekankan materi pada sumber belajar, hal tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam mendukung kelancaran dalam proses pembelajaran. Bahan ajar yang digunakan oleh guru harus dipilih dan dirancang dengan baik agar pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif yang sesuai dengan standart kompetensi dan kompetensi dasar. Oleh karena
8 Eliana Yunitha Seran, Konsep Dasar IPS (Sleman: CV Budi Utama, 2021), 5.
itu, strategi pengajaran baru dan alat peraga yang relevan, salah satu alat peraga yang akan peneliti gunakan adalah alat peraga yang dicetak dalam bentuk booklet. Dengan adanya bahan pengembangan bahan ajar diharapkan siswa lebih berminat untuk mempelajari materi yang diberikan oleh guru.
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan sekolah. Guru ialah orang yang menempati kedudukan strategis dalam pengembangan sumber daya manusia, perkembangan dunia pendidikan saat ini perlu terus diperhatikan. Menurut Saiful Bahri Djamarah, guru merupakan tenaga pendidik yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Tidak hanya ilmu pengetahuan, guru juga memiliki tugas untuk menanamkan nilai- nilai serta sikap kepada peserta didik agar memiliki kepribadian yang baik.
Dengan ilmu yang dimiliki, guru membimbing peserta didik dalam mengembangkan kompetensinya.9
Salah satu permasalahan dalam pembelajaran yang sering dikeluhkan oleh guru adalah prestasi belajar siswa yang kurang baik. Berdasarkan teori, beberapa faktor internal dan eksternal mempengaruhi hasil belajar. Menurut Suryabrata, yang meliputi faktor internal, psikologis (misalnya kecerdasan, motivasi berprestasi, dan keterampilan kognitif), fisiologis, sedangkan faktor eksternal meliputi instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan panutan) dan faktor lingkungan. Benjamin Bloom berpendapat bahwa terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, yaitu faktor kognitif dan keterampilan, serta motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran.
9 Asori Ibrohim, Jejak Inovasi Pembelajaran IPS Mengembangkan Profesi Guru Pembelajar (Yogyakata: Leutika Prio, 2018), 72.
Kualitas pembelajaran merupakan tingkat baik dan buruknya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dalam pengembangan bahan ajar yang digunakan.
Penelitian yang dilakukan oleh I Dewa Gede Alit Rai Bawa menunjukkan bahwa ketersediaan bahan ajar IPS terpadu dalam proses pembelajaran merupakan kendala dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Banyak guru mendasarkan diri pada asumsi yang salah dalam proses pembelajaran IPS, guru beranggapan bahwa IPS merupakan pengetahuan yang bisa ditransfer sedemikian rupa dari kepala guru ke kepala peserta didik dengan pola teks book. Permasalahan ini semakin kompleks mengingat materi IPS sangat luas dan abstrak. Menurut psikologis peserta didik pada jenjang sekolah menengah pertama berada pada tahap operasional konkrit.10
Permasalahan lain dalam pembelajaran IPS juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Yunike Sulistyosari yang menunjukkan bahwa keberadaan bahan ajar dalam proses pembelajaran mempengaruhi kualitas pembelajaran untuk mencapai optimal. Kekurangan yang terjadi saat penerapan bahan ajar oleh guru yaitu cenderung hanya menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh pemerintah yaitu buku penggangan siswa dan buku
10 I Dewa Gede Alit Rai Bawa, Pengembangan Bahan Ajar IPS Berorientasi IPS Terpadu Untuk Siswa SMP Kelas VII. E- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Teknologi Pembelajaran Vol. 4 Tahun 2014.
https://scholar.google.com/citations?user=4r93zcMAAAAJ&hl=id&oi=sra
paket, sehingga materi yang diajarkan jarang dikaitkan dengan objek-objek fenomena yang ada di masyarakat sekitar yang akrab dengan siswa.11
Berdasarkan hasil wawancara, permasalahan pembelajaran IPS juga terjadi di SMPN 2 Jenggawah, dengan narasumber guru IPS kelas VII. Guru lebih terpaku untuk menggunakan bahan ajar yang sudah sering dipakai seperti buku paket tanpa adanya pengembangan bahan ajar yang digunakan.
Siswa merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran karena tidak ada kreatifitas dan inovasi-inovasi dari penggunaan bahan ajar. Siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, meskipun siswa tertib dalam mengikuti pembelajaran namun siswa kurang merasa tertarik dengan bahan ajar yang digunakan, dan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran dan mempengaruhi minat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. 12
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan siswa kelas VII SMPN 2 Jenggawah, mata pelajaran IPS cukup sulit dipahami dan membosankan karena materi yang dibaca sangat banyak. Bahan ajar yang sering digunakan oleh guru, lebih banyak memuat materi rangkuman dan paragraf-paragraf yang sangat menjenuhkan untuk dibaca. Hal tersebut membuat siswa merasa tidak tertarik untuk membaca materi yang ada dalam bahan ajar. Berdasarkan analisis kebutuhan, siswa lebih menyukai bahan ajar yang berwarna dan bergambar, karena siswa lebih termotivasi untuk belajar.13
11 Yunike Sulistyosari, Kreativitas Guru Dalam Mengembangkan Bahan Ajar IPS Pada SMP/MTS Se-Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol. 3 No.2 hlm 178-189 Tahun 2018.
https://scholar.google.com/citations?user=zSMc0H8AAAAJ&hl=id&oi=sra
12Agus Patriadi, diwawancarai oleh penulis, Jember, 29 November 2021.
13Observasi di SMPN 2 Jenggawah, 15 November 2021.
Menyikapi permasalahan yang ada dalam pembelajaran IPS, maka perlu upaya inovatif untuk mengatasinya. Dengan demikian, peneliti melakukan pengembangan bahan ajar IPS berbentuk booklet materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara. Peneliti mengambil materi tersebut karena mengaca dari sebelum-sebelumnya materi yang sering tidak sampai KBM yaitu materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara, bahan ajar yang dibuat diharapkan bisa menciptakan bahan ajar yang baik untuk menyampaikan materi IPS sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Booklet yang peneliti kembangkan dapat memenuhi kebutuhan siswa seperti bahan ajar yang digunakan sebelumnya tidak berwarna maka nantinya peneliti membuat design yang berwarna menarik, tulisan yang menarik, serta gambar yang bervariasi, agar gambar dapat terlihat jelas dan menarik. Agar siswa lebih tertarik dan minat untuk mempelajari materi IPS.
Cara untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, maka diperlukan bahan ajar yang mendukung dan sesuai dengan perkembangan jiwa siswa. Salah satu bentuk bahan ajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa saat ini adalah bahan ajar booklet yang berguna untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, meningkat meningkatkan semangat kerjasama, kreativitas, serta merangsang berkreasi dalam belajar.
Guru harus memiliki keterampilan sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas pembelajaran secara profesional serta terencana dalam proses pembelajaran. Guru merupakan salah satu yang terlibat langsung dalam pengembangan intelektual dan kepribadian siswa. Oleh karena itu, guru harus
memiliki keterampilan dan kemampuan yang memadai. Bahan ajar yang digunakan oleh guru harus pilih secara benar-benar efektif dan efisen, guru harus lebih kreatif dalam mengembangkan bahan ajar yang dapat menumbuhkan minat siswa dan ketertarikan siswa terhadap materi yang akan disampaikan. Salah satunya yaitu dengan mengembangakan bahan ajar berbasis booklet dengan harapan siswa mendapat kemudahan memahami teori dan konsep materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara.14
Bahan ajar cetak yaitu bahan yang sudah disiapkan dalam kertas yang berfungsi untuk keperluan pembelajaran dan penyampaian informasi. Seperti buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, foto atau gambar. Jika bahan ajar cetak dirangkai dengan baik maka bahan ajar mendapatkan kelebihan diantaranya adalah: 1) Bahan ajar tertulis dapat digunakan dengan mudah dan dapat dipindah-pindah, 2)Dapat memancing kreativitas bagi peserta didik, 3) Bahan ajar cetak relative ringan dan dapat digunakan dimana saja dan kapan saja. Unsur utama dalam bahan ajar cetak yaitu tulisan (teks), gambar visualisasi, atau keduanya. Bahan ajar cetak bisa dibuat referensi atau alat untuk mengkomunikasikan teknologi baru dan cara-cara melakukan sesuatu.
Booklet adalah sebuah buku kecil yang berisi paling sedikit lima halaman tetapi tidak lebih dari empat puluh delapan halaman diluar hitungan sampul. Booklet berisi tentang informasi-informasi penting dan isinya harus jelas, tegas, mudah mengerti dan lebih menarik peserta didik, dan jika booklet
14 Avisha Puspita, Arif Didik Kurniawan dkk. Pengembangan Media Pembelajaran Booklet Pada Materi Sistem Imun Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak, Jurnal Bioeducation. Vol 4 no. 1 tahun 2017,
65.https://scholar.google.com/citations?userlmz6KcMAAAAJ&hl=id&oi=sra
disertai dengan gambar peserta didik lebih tertarik untuk mempelajarinya.
Pendidikan Indonesia melibatkan guru dalam menyiapkan materi pembelajaran, materi yang diberikan guru harus mudah dipahami oleh peserta didik. Materi pembelajaran harus kontekstual yang artinya disesuaikan dengan materi pembelajaran, dan guru harus memperhatikan kondisi dan situasi.15
Seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi, guru harus aktif dalam mengembangkan diri dan menemukan inovasi baru untuk memajukan pendidikan, yang idealnya harus belajar, kreatif dalam mengembangkan diri dan terus menyesuaikan pengetahuan dan cara mengajar serta penemuan baru di dunia pendidikan, beragam unsur dan kendala dalam pendidikan dapat di antisipasi. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bidang studi yang diajarkan memiliki tujuan membekali siswa dalam hidup bermasyarakat serta mengembangkan penalaran, selain aspek nilai dan moral.
IPS mengkaji fakta, konsep, peristiwa serta generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. IPS dalam jenjang SMP/MTs memuat materi Sejarah, Ekonomi, Geografi dan Sosiologi.16
Materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara merupakan studi yang dialami manusia diwaktu lampau dan sudah meninggalkan jejak pada masa sekarang, hal yang paling utama yaitu aspek peristiwa sendiri terutama perkembangan yang disusun dalam cerita sejarah. Mempelajari sejarah
15 Lailatul Fitriyah, Zaini Gunawa. Pengembangan Booklet Sebagai Sarana Edukasi Tumbuh Kembang Anak Berbasis Masyarakat (Pasuruan: Lembaga Academic & Research Institute, 2020), 9.
16 Rulianto, Febri Hartono. Pendidikan Sejarah Sebagai Penguat Pendidikan Karakter, Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol.4 No. 2 tahun 2018, 131.
https://scholar.google.com/citations?user=e2bAuQ0AAAAJ&hl=id&oi=sra
memiliki kontribusi besar karena dapat mengembangkan kesadaran sejarah dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, serta dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari dan memberikan pemahaman akan pentingnya masa depan. 17
Materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara memiliki potensi yang sangat penting karena memberikan pengaruh penting dalam memberikan sumbangan terhadap pembangunan bangsa, pendidikan nasional yang mengalami perubahan masyarakat Indonesia modern, memerlukan persiapan dan pembinaan kepada generasi muda yang akan menghadapi masa depan dalam hal ini peserta didik bagian dari generasi muda. Sejarah merupakan materi yang wajib untuk peserta didik dan memberikan wawasan untuk lebih menghayati dan menghargai negeri dan bangsanya, menumbuhkan rasa bangga dan hormat akan kehebatan bangsa Indonesia dimasa lampau.18
Dari pemaparan di atas, ada ketertarikan peneliti untuk mengambil judul tentang “Pengembangan Bahan Ajar IPS Berbentuk Booklet Materi Masyarakat Indonesia Pada Masa Pra Aksara Kelas VII SMPN 2 Jenggawah Tahun Pelajaran 2021/2022”.
17 Titin Ariska Sirnayatin, Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Sejarah. Jurnal SAP Vol. 1 No. 03 April 2017, 314.
https://scholar.google.com/citations?user=Rva7dwlAAAAJ&hl=id&oi=sra
18 Rudy Gunawan, Pendidikan IPS (Bandung: ALFABETA, 2016) , 190.
B. Tujuan Penelitian dan Pengembangan
Adapun tujuan penelitian dan pengembangan bahan ajar berbentukBooklet yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah pengembangan bahan ajar IPS berbentuk booklet materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara Kelas VII SMPN 2 Jenggawah Tahun Pelajaran 2021/2022.
2. Untuk menguji efektivitas bahan ajar IPS berbentuk booklet materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara Kelas VII SMPN 2 Jenggawah Tahun Pelajaran 2021/2022.
C. Spesifikasi Produk yang di Harapkan
Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar berbentuk booklet dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Materi yang disajikan ialah Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara untuk siswa kelas VII SMPN 2 Jenggawah dengan spesifikasi dari produk yang dihasilkan adalah booklet.
2. Booklet dalam pengembangan materi terkait dengan kurikulum.
3. Booklet menyajikan materi dalam bentuk narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, puisi, dialog dan penyajian gambar.
4. Isi booklet menggunakan kalimat yang menarik dan tidak membosankan dalam membaca, dan tata letak gambar serta motif dibuat dengan beragam dan materi yang disampaikan menggunakan bahasa yang komunikatif.
5. Menggunakan kompetensi dasar 3.4 Memahami kronologi perubahan, dan kesinambungan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada aspek politik,
sosial, budaya, geografis, dan pendidikan sejak masa Pra Aksara sampai masa Hindu-Buddha dan Islam.
D. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan kepentingan beberapa pihak yang dijadikan acuan terhadap pengembangan yang dilakukan, pengembangan ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi guru maupun siswa, sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik
a. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi landasan dunia pendidikan dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa serta dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan pengembangan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar IPS berbentuk booklet.
b. Diharapkan bisa digunakan oleh siswa dengan memberikan motivasi belajar dan membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru.
2. Bagi guru
Diharapkan bagi guru dapat dijadikan referensi bahan ajar pembelajaran berbentuk booklet yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS, khusus pada materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara.
3. Bagi sekolah
Diharapkan bagi sekolah bisa dijadikan referensi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
4. Bagi peneliti
Diharapkan bagi peneliti bisa dijadikan wawasan dan penambah pengetahuan serta bekal untuk digunakan dalam proses pembelajaran jika kelak menjadi guru.
E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan ini didasarkan pada asumsi-asumsi dan keterbatasan penelitian dan pengembangan sebagai berikut:
1. Asumsi
a. Melalui bahan ajar IPS berbentuk booklet motivasi siswa dapat meningkat dalam proses kegiatan belajar mengajar.
b. Dengan adanya bahan ajar IPS berbentuk booklet siswa terbantu dan lebih mudah dalam memahami materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara.
c. Bahan ajar IPS berbentuk booklet materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara bisa dijadikan sebagai pendamping pada proses kegiatan belajar mengajar.
2. Keterbatasan
Keterbatasan bahan ajar berbentuk booklet yang dikembangkan oleh peneliti yaitu hanya tersedia untuk materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara.
F. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
Definisi operasional adalah usaha untuk memberikan gambaran kepada penulis dan pembaca untuk memahami variabel yang akan digunakan di penelitian ini antara lain;
1. Bahan ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar, bahan ajar juga dapat diartikan sebagai bahan yang dipelajari peserta didik sebagai prasarana untuk meningkatkan pemahaman materi di dalam proses belajar mengajar.19Bahan ajar dapat memuat beberapa hal yaitu tentang pengetahuan, keterampilan, sikap yang harus dicapai peserta didik terkait kompetensi dasar. Bahan ajar dapat digunakan guru atau peserta didik untuk mempermudah proses pembelajaran. Bahan ajar yang dirancang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan disusun secara sistematik, sehingga peserta didik memiliki minat belajar.
2. Booklet
Booklet adalah kata benda yang artinya buku kecil dan merupakan sebuah catatan kecil yang menampilkan berbagai tulisan dan gambar
19 Kosasih, Pengembangan Bahan Ajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2020), 1.
dengan tampilan yang menarik.20Booklet disusun menggunakan aplikasi Flyer Maker dan canva dengan menggunakan jenis huruf yang bervariatif, booklet berisi tentang materi Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara, booklet tidak lebih dari 40 lembar bolak balik yang berisi tulisan dan gambar.
3. Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara
Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara merupakan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas VII di SMP yang membahas tentang pengertian Masa Praaksara, Periodesasi Masa Pra Aksara, Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Pra Aksara, Nilai- nilai Budaya Masa Pra Aksara di Indonesia.
20 Atiko, Booklet Brosur dan Poster Sebagai Karya Inovatif di Kelas (Gresik: Caremedia Comunication, 2019), 30.
18 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini, peneliti mencantumkan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan dan merangkum penelitian yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan (tesis, disertasi, dll).
Dengan langkah ini, maka akan dapat dilihat sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang akan dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini sebagai berikut:
1. Menurut Listya Septiwiharti pada Tahun 2015 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Booklet Sejarah Indonesia Pada Materi Pertempuran Lima Hari Di Semarang Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas XI IPS Sma Negeri 1 Semarang”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), dan prosedur pengembangan bahan ajar dibagi menjadi beberapa tahap yaitu tahap studi pendahuluan, tahap pengembangan, tahap evaluasi. Teknik dan instrumen pengumpulan data pada tahap studi pendahuluan yaitu dengan cara wawancara mendalam, kajian dokumen dan observasi. Dalam tahap pengembangan teknis analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan tahap evaluasi menggunakan analisis data deskriptf prosentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan bahan ajar sejarah mampu membuat peserta didik lebih tertarik belajar sejarah, berani
mengemukakan pendapat, berperan aktif dalam pembelajaran dan menghargai pendapat orang lain. Serta membawa pengaruh positif terhadap minat belajar sejarah peserta didik. 21
2. Jurnal Kronologi oleh D’amara Haque dan Zafri pada Tahun 2021 dalam penelitiannya yang berjudul “pengembangan e-booklet sebagai bahan ajar sejarah Indonesia di SMA untuk meningkatkan kemampuan berpikir kausalitas siswa”.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Research and Developmet (R & D) yang berarti penelitian dan pengembangan. Model ADDIE digunakan dalam penelitian ini, karena bisa dijadikan pedoman dalam mengembangkan pembelajaran yang efektif, dinamis dan mendukung. Instrument penelitian yang digunakan adalah instrument validasi ahli materi dan instrument validasi ahli bahan ajar dengan menggunakan skala likert. Hasil akhir dari penelitian ini mendapatkan penilaian yang baik, yang mana penilaian terhadap materi mendapatkan nilai rata-rata 3,60 dengan kategori sangat layak dan persentasenya 90,6%
dengan kategori sangat layak. Dari segi bahan ajar mendapatkan penilaian rata-rata 3,80 dengan kategori sangat layak dan persentase 95% dengan kategori sangat layak.22
21 Listya Septiwiharti, Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Booklet Sejarah Indonesia Pada Materi Pertempuran Lima Hari Di Semarang Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas XI IPS Sma Negeri 1 Semarang (Skripsi: Universitas Negeri Malang, 2015).
22 Shinta D’amara HAque, Pengembangan E-Booklet Sebagai Bahan Ajar Sejarah Indonesia di SMA untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kausalitas Siswa, Kronologi, Vol. 3 No. 3 Tahun 2021. https://scholar.google.com/citations?user=DzLqU5oAAAAJ&hl=id&oi=sra
3. Jurnal Indonesia Journal of History Education oleh Muhammad Yusuf, Ufi Saraswati, Tsabit Azinar Ahmad pada Tahun 2019 dengan judul
“pengembangan bahan ajar perang lasem dalam bentuk booklet untuk pembelajaran sejarah lokal di SMA Negeri 1 Lasem”.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Research and Development dengan desain pretest-posttest control group design. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini meliputi observasi, wawancara, angket, studi dokumen, dan tes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan bahan ajar berupa booklet sejarah perang Lasem disesuaikan dengan kebutuhan guru dan siswa, serta dengan sumber yang relevan, kelayakan booklet bahan ajardilihat dari hasil validasi oleh ahli materi pada tahap I (82,04%) dan tahap II (84,49%) dan ahli media pada tahap I (75,56%) dan tahap II (78,75%) sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar booklet layak digunakan dalam pembelajaran sejarah lokal di SMAN 1 Lasem.23
23 Muhammad Yusuf, Ufi Saraswati, Tsabit Azinar Ahmad. Pengembangan Bahan Ajar Perang Lasem dalam Bentuk Booklet Untuk Pembelajaran Sejarah Lokal di SMA Negeri 1 Lasem, Indonesia Journal of History Education Vol.7 No.1 tahun
2019.https://scholar.google.com/citations?user=n4hcknAAAAJ&hl=id&oi=sra
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian yang Akan Dilakukan
No
Nama Peneliti, Judul Peneliti,
Tahun
Persamaan Perbedaan
1 2 3 4
1. Listya Septiwiharti, Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Booklet Sejarah Indonesia Pada Materi
Pertempuran Lima Hari Di Semarang Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas XI IPS Sma Negeri 1 Semarang, 2015.
a. Menggunakanjenis penelitian Research and Development (R&D).
b. Mengembangkan bahan ajar berbasis booklet.
a. Lokasi penelitian a. Penelitian siswa
kelas XI, sedangkan peneliti dikelas VII Smpn 2 Jenggawah.
b. Materi yang dibahas dalam booklet.
b. Komponen isi bahan ajar booklet
2. D’amara Haque dan Zafri, pengembangan e-booklet sebagai bahan ajar sejarah Indonesia di SMA untuk meningkatkan kemampuan berpikir kausalitas siswa, 2019.
a. Menggunakan jenis penelitian Research and Development (R&D).
b. Mengembangkan bahan ajar berbasis booklet.
a. Lokasi penelitian b. Jenjang
pendidikan c. Materi yang
dibahas
d. Model penelitian dan
pengembangan e. Subjek peneliti
3. Muhammad Yusuf, Ufi Saraswati, Tsabit Azinar Ahmad,
pengembangan bahan ajar perang lasem
a. Menggunakan jenis penelitian Research and Development (R&D).
b. Mengembangkan bahan ajar berbasis booklet.
a. Lokasi penelitian b. Jenjang pendidikan c. Materi yang dibahas d. Model penelitian dan
pengembangan Subjek penelitian
No
Nama Peneliti, Judul Peneliti,
Tahun
Persamaan Perbedaan
1 2 3 4
dalam bentuk booklet untuk pembelajaran sejarah lokal di SMA Negeri 1 Lasem, 2019
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa antara penelitian yang dilakukan ini dengan penelitian terdahulu memiliki persamaan yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian Research and Development dan sama-sama mengembangkan bahan ajar berbentuk booklet. Namun juga terdapat perbedaan yaitu lokasi penelitian, subyek penelitian, dan segi materi yang dikembangkan.
B. Kajian Teori 1. Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan unsur penting di dalam proses pembelajaran. Mulyas berpendapat bahwa bahan ajar adalah bagian penting dari sumber belajar yang bisa diartikan sebagai sesuatu yang memiliki pesan dalam pembelajaran, bersifat khusus maupun yang bersifat umum yang digunakan untuk proses pembelajaran. Bahan ajar merupakan alat pembelajaran yang di dalamnya terdapat metode, materi, cara evaluasi, batasan-batasan yang di rancang secara sistematis dan menarik, yang diharapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran
dan kompetesi dasar serta subkompetensi. Bahan ajar dirancang dan ditulis disesuaikan dengan kaidah pembelajaran, dan disesuaikan dengan materi pembelajaran serta disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik, bahan ajar harus disusun secara menarik, sehingga peserta didik memiliki minat untuk belajar.24
Pada dasarnya bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang harus dipahami oleh peserta didik dengan cara yang menyenangkan. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar disusun untuk memberikan manfaat kepada peserta didik serta pemahaman terhadap materi. Bahan ajar merupakan sumber belajar yang bisa berasal dari audiovisual maupun visual yang bermanfaat sebagai alternatif penyampaian pesan atau materi pembelajaran. Bahan ajar yang digunakan oleh guru harus disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan guru yang dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas mutu pendidikan. Dengan adanya bahan ajar guru bukanlah sumber belajar satu-satunya yang ada di dalam kelas. Disini guru lebih menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran, dengan adanya bahan ajar siswa diharapkan bisa belajar dengan aktif dan bisa mempelajari materi sebelum proses pembelajaran dimulai. Dengan demikian, siswa lebih siap dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga guru tidak panjang lebar menjelaskan materi yang akan dipelajari.
24 Didiek Hari Nugroho, Panduan Praktis Membuat & Memublikasikan Video Bahan Ajar (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018), 7.
Bahan ajar dapat digunakan di dalam proses pembelajaran jika disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan guru dan kebutuhan siswa yang dimanfaatkan secara baik, hal tersebut merupakan hal penting yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan adanya bahana ajar posisi guru dalam kegiatan belajar mengajar sedikit tergeser, jika tanpa adanya bahan ajar guru akan menjadi satu-satunya sumber informasi dikelas, dan siswa dijadikan penerima informasi yang pasif oleh guru.Bahan ajar yang digunakam oleh guru bukan satu-satunya sumber informasi dikelas, guru lebih diarahkan untuk menjadi fasilitator yang mengarahkan siswa dan membantu siswa dalam belajar. Dengan menggunakan bahan ajar yang telah disusun secara sistematis sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, siswa diberdayakan untuk menjadi pembelajar yang aktif karena dapat belajar sebelum mengikuti proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian, ketika pembelajaran dikelas siswa sudah siap dengan bekal informasi dan pengetahuan sehingga waktu belajar yang tersedia tidak digunakan lagi untuk menjelaskan materi secara panjang lebar, tetapi lebih banyak digunakan untuk tanya jawab dan diskusi.25
Penggunaan bahan ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan guru dan siswa, akan memberi pengaruh yang besar terhadap pengembangan kemampuan akademik peserta didik. Namun sebaliknya, jika bahan ajar kurang sesuai dengan kebutuhan dan
25 Nurul Huda Panggabean, Desain Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Sains (Jakarta: Yayasan Kita Menulis, 2020), 103-104.
kriteria maka akan timbul masalah dalam proses pembelajaran. Hal yang harus diperhatikan dalam membuat bahan ajar adalah sesuai dengan tuntunan kurikulum dengan memperhatikan kebutuhan yang ada pada siswa, yaitu bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan lingkungan sosial siswa.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan ajar yang bisa membatu guru dalam proses pembelajaran, bahan ajar yang dimaksud yaitu bahan tidak tertulisa maupun tertulis, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah komponen yang ada di dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk membatu guru dalam menyampaikan pesan kepada siswa dalam proses belajar mengajar dikelas.
Bahan ajar merupakan hal penting bagi guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, tanpa adanya bahan ajar guru akan kesulitan dalam proses pembelajaran dan sulit untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Tidak adanya bahan ajar siswa akan mengalami kesulitan apabila guru mengajarkan atau menjelaskan materi secara cepat dan kurang jelas, maka siswa akan kehilangan jejak tanpa mampu menelusuri kembali apa yang diajarkan oleh guru. Dengan demikian, bahan ajar dapat dimanfaatkan oleh guru maupun siswa, sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dengan adanya bahan ajar dalam segala bentuk, waktu mengajar guru dapat dipersingkat. Artinya, guru dapat memerintahkan siswa mempelajari materi terlebih dahulu yang akan dipelajari oleh
siswa dikelas. Siswa juga diminta untuk menjawab soal-soal yang ada dibagian akhir pada setiap pokok bahasan. Dengan demikian, sesampainya dikelas guru tidak lagi menjelaskan materi secara panjang lebar, tetapi hanya menjelaskan materi-materi yang masih belum dimengerti oleh siswa. Sehingga, waktu untuk proses belajar mengajar bisa lebih singkat,waktu yang tersisa dapat digunakan untuk tanya jawab serta diskusi atau melakukan kegiatan pembelajaran lainnya.
Merubah posisi guru yang awalnya menjadi satu-satunya sumber informasi menjadi fasilitator di dalam proses pembelajaran. Dengan adanya bahan ajar, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lebih efektif karena guru bukan lagi sumber satu-satunya informasi, tetapi guru berperan sebagai fasilitator yang mampu membimbing siswa dalam memahami materi pembelajaran. Bahan ajar bisa digunakan oleh siswa dalam belajar tanpa harus ada guru atau siswa. Artinya, siswa lebih siap mengikuti proses pembelajaran karena sudah mengetahui lebih dulu materi yang akan dibahas.26
Terdapat beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan pada pemilihan bahan ajar, antara lain:
1) Prinsip relevansi
Materi pembelajaran yang terdapat di dalam bahan ajar harus terikat dengan kompetensi dasar. Misalnya, apabila kompetensi yang harus dipahami oleh peserta didik adalah dalam
26 Ana Widyastuti, dkk. Perecanaan Pembelajaran (Jakarta: Yayasan Kita Menulis, 2021), 40-43.
mengingat fakta, materi yang terdapat dalam bahan ajar harus dalam bentuk mengingat fakta.
2) Prinsip konsistensi
Ketika di dalam materi terdapat empat kompetensi dasar yang harus dipahami oleh peserta didik, maka bahan ajar yang akan diberikan harus memuat empat kompetensi dasar tersebut.
3) Prinsip kecukupan
Prinsip kecukupan, artinya materi yang dipelajari harus mencukupi untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar. Bahan ajar yang digunakan tidak boleh terlalu banyak atau terlalu sedikit, jika terlalu sedikit peserta didik kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran, jika bahan ajar terlalu banyakakan membuang waktu dan energy yang tidak efisien.27 Keberadaan bahan ajar mempermudah guru dalam menjelaskan pokok-pokok bahasan dan peserta didik dapat melanjutkan membaca bahan ajar yang relevan dan kompleks.
b. Peran bahan ajar bagi guru dan peserta didik 1) Bagi guru
a) Menghemat waktu guru dalam mengajar
Adanya bahan ajar waktu guru untuk mengajar bisa dipersingkat. Artinya, dengan menggunakan bahan ajar guru dapat memberikan tugas kepada peserta didik untuk memahami
27 Nana, Pengembangan Bahan Ajar (Klaten: Lakeisha, 2019), 1.
terlebih dahulu materi yang dipelajari, serta menjawab soal- soal yang ada dibagian akhir setiap materi bahasan. Sehingga ketika pembelajaran berlangsung dikelas guru tidak menjelaskan semua materi tetapi hanya membahas materiyang belum dimengerti oleh peserta didik.
b) Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi fasilitator Adanya bahan ajar, guru dapat menghemat waktu.
Artinya, guru akan mempunyai banyak waktu untuk mengelola kegiatan belajar mengajar sehingga lebih efektif dan efisien.
Waktu yang dimiliki oleh guru dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain seperti tanya jawab, melakukan diskusi terkait masalahyang berkaitan dengan topic yang dibahas. Cara ini memancing peserta didik untuk aktif antara guru dan peserta didik. Sehingga, guru dalam hal ini menjadi fasilitator dalam mengelola semua kegiatan belajar mengajar.
c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi efektif dan interaktif
Adanya bahan ajar, proses belajar mengajar bisa lebih efektif dan efisien karena guru tidak hanya menjadi pengajar, akan tetapi menjadi fasilitator yang bisa membimbing peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari. Dengan demikian pembelajaran lebih efektif karena guru memiliki waktu untuk berinteraksi aktif dengan peserta didik,
pemahaman peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari akan lebih meningkat karena mendapat rangsangan untuk aktif dalam proses pembelajaran, bukan hanya menjadi pendengar saja.28
2) Bagi peserta didik
a) Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman.
Bahan ajar dapat memudahkan peserta didik untuk mempelajari materi yang ada dalam bahan ajarsecara mandiri dimanapun.Peserta didik akan lebih siap untuk mengikuti proses pembelajaran karena sudah mengetahui materi yang akan dipelajari.
Mempelajari bahan ajar terlebih dahulu, peserta didik dapat mengetahui konsep inti dalam materi yang dibahas dalam pertemuan tersebut dan bisa mengidentifikasi materi yang masih belum dipahami, yang selanjutnya di bahas bersama guru. Selain itu, peserta didik dapat mengantisipasi tugas yang akan diberikan guru setelah pembelajaran berakhir.
b) Peserta didik dapat belajar dimana saja dan kapan saja. Dengan diberikannya bahan ajar, peserta didik memiliki kesempatan untuk menentukan sendiri kapan dan dimana mereka ingin belajar, peserta didik tidak hanya belajar dikelas. Tanpa diberikan bahan ajar peserta didik akan lebih bergantung pada
28 Sugiarni, Bahan Ajar, Media dan Teknologi Pembelajaran (Jakarta: Pascal Books, 2022),48
guru dalam mencari ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Waktu luang peserta didik bisa digunakan kegiatan-kegiatan positif.Dalam hal ini bahan ajar merupakan alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan bacaan, bahan ajar dan bahan diskusi siswa di luar kegiatan sekolah formal.
c) Peserta didikbelajar sesuai dengan kecepatan sendiri. Peserta didik bisa menentukan kecepatandalam belajar, karena kecepatan setiap peserta didik berbeda-beda dalam memahami materi, ada peserta didikbelajarnya cepat, dan ada juga yang sedang, serta ada yang lambat. Dengan adanya bahan ajar, perbedaan kecepatan belajar peserta didik bisa diakomodasi.
d) Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri. Bahan ajar pada umunya berisi keseluruhan materi yang akan diajarkan selama satu semester dan guru sudah mendesain bahan ajar sehingga memungkinkan peserta didik belajar dengan berurutan dan bertahap. Peserta didik dapat menentukan sendiri pola belajarnya. Misalnya, peserta didik sudah memahami materi bab I, maka peserta didik dapat meloncat ke materi bab II.
e) Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar mandiri.
Adanya bahan ajar peserta didik dapat mempelajarinya sendiri kapan dan dimanapun sesuai keinginannya, perlahan demi perlahan peserta didik akan terbiasa untuk belajar sendiri. Hal
ini tentunya dapat memberikan motivasi kepada peserta didikakan kewajibannya sebagai peserta didik, yaitu pintar dalam mengelola waktu untuk memahami semua materi.29 c. Bentuk- Bentuk Bahan Ajar
Secara umum bahan ajar dibedakan menjadi dua macam yakni bahan ajar cetak dan bahan ajar noncetak. Berikut penjelasannya 1) Bahan ajar cetak
Bahan ajar cetak adalah bahan ajar yang diaplikasikam dalam bentuk tercetak pada sebuah kertas. Macam-macam bahan ajar cetak adalah sebagai berikut:
a) Handout
Menurut Prastowo handout merupakan bahan ajar yang sangat ringkas. Handout disusun dari beberapa literatul yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran. Handout dibagikan kepada peserta didik untuk mempermudah peserta didik dalam memahami materi pelajaran.
b) Modul
Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirangkai dan tujuannya untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran.
29Nana, Pengembangan Bahan Ajar, 4-7.
c) Buku Teks
Buku teks ialah bahan ajar yang dicetak untuk peserta didik belajar, di dalam buku teks berisi ilmu pengetahuan yang merupakan turunan dari kompetensi dasar yang terdapat di kurikulum.
d) Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS merupakan lembaran yang digunakan oleh peserta didik untuk pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar, LKS memuat tugas-tugas yang dikerjakan oleh peserta didik.
2) Bahan Ajar Non cetak
Adapun macam-macam bahan ajar non cetak sebagai berikut:
a) Bahan Ajar Audio
Bahan ajar audio merupakan sesuatu yang berhubungan dengan pendengaran, pesan yangakan disampaikan diterima oleh sistem pendengaran dan disalurkan dalam lambang- lambang auditif misalnya kata-kata atau bahasa, ataupun music dan instrumen.
b) Bahan Ajar Audio Visual
Bahan ajar audio visual merupakan bahan ajar dimana memiliki unsur gambar dan suara, contoh bahan ajar audio visual yaitu video, film, animasi.
c) Bahan Ajar Mulitimedia Interaktif
Bahan ajar multimedia interaktif merupakan gabungan dari media gerak, animasi, video, grafik dan audio,yang memiliki manfaat untuk mengendalikan suatu perintah dalam proses pembelajaran. Contohnya yaitu, CD interaktif, film interaktif, tanya jawab/ diskusi.30
Menurut Majid bahan ajar dibedakan menjadi empat, yaitu:
1) Bahan ajar cetak
Bahan ajar cetak merupakan bahan ajar yang cara pembuatannya menggunakan percetakan, seperti: modul, buku, handout, lembar kerja peserta didik, wallchart, brosur, selebaran, foto atau gambar.
2) Bahan ajar dengar (audio)
Bahan ajar audio merupakan bahan ajar yang berbentuk audio, misalnya: radio, kaset, CD audio.
3) Bahan ajar untuk pandang dengar (audio visual)
Bahan ajar audio visual merupakan bahan ajar yang dapat dilihat dan dapat di dengar seperti,film, dan CD video.
4) Bahan ajar interaktif
Bahan ajar interaktif ialah bahan ajar yang memiliki manfaaat untuk mendorong peserta didik agar lebih aktif, misalnya: CD interaktif.31
30Moh. Fery Fauzi, Irma Anindiati. E-Learning Pembelajaran Bahasa (UMM Press: Malang, 2020), 47-48.
31Nana, Pengembangan Bahan Ajar, 2.
Bentuk- bentuk bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat,yakni:
1) Bahan ajar cetak (printed)
Contoh bahan ajar cetak misalnyahandout, buku, modul, brosur, leafet, wallchart, gambar, foto, maket, lembar kerja siswa.
2) Bahan ajar audio (visual)
Contoh bahan ajar visual misalnya radio,piringan hitam, kaset, compact disk audio.
3) Bahan ajar pandangan (audio visual)
Contoh bahan ajar audio visual misalnya film, video.
4) Bahan ajar interaktif
Contoh bahan ajar interaktif yaitu compact disk interaktif.32
Bahan ajar tidak sama dengan sumber belajar, bahan ajar memiliki ciri khas dari jenis dan bentuk. Para ahli menciptakan kategori bahan ajar, hal tersebut dibuat acuan untuk membuat klasifikasi tersebut adalah berdasarkan bentuknya, cara kerjanya, dan sifatnya.
1) Bahan ajar menurut bentuknya
a) Bahan ajar cetak, bahan ajar yang disiapkan dengan bentuk kertas, dan memiliki fungsi menyampaikan pesan atau informasi. Contohnya modul, LKS.
32 Marlina Eliyanti, Pengelolaan Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar. Pedagogi Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 03 no. 2 tahun
2016.https://sholar.google.com/citations?user=njfjUk4AAAAJ&hl=id&oi=sra
b) Bahan ajar dengan audio, dimana bahan menggunakan sinyal radio dan bisa di dengarkan oleh kelompok atau seseorang.
Contohnya kaset, radio.
c) Bahan ajar dengan pandang dengar (audiovisual), yaitu bahan ajar menggunakan sinyal audio dan dikombinasikan dengan gambar yang bergerak. Contohnya, film.
2) Bahan ajar menurut kerjanya
a) Bahan ajar tidak diproyeksikan, dimana bahan ajar tidak membutuhkan perangkat proyektor, sehingga peserta didik langsung menggunakannya. Contohnya foto, diagram.
b) Bahan ajar diproyeksikan, dimana bahan ajar memerlukan proyektor untukdigunakan. Contohnya, filmstrips, slide.
c) Bahan ajar audio, dimana bahan ajar membutuhkan sinyal audio dan direkam dalam satu media. Untuk dapat digunakan, bahan ajar memerlukan alat player. Contohnya, CD, flash disk.
3) Bahan ajar menurut sifatnya
a) Bahan ajar cetak. Contohnya, buku, pamflet,tutorial, peta.
b) Bahan ajarteknologi. Contohnya, video, film, video interaktif, multimedia.
c) Bahan ajar praktik. Contohnya, lembar observasi, lembar wawancara.
d) Bahan ajar interaksi manusia terutama untuk keperluan pendidikan jarak jauh. Contohnya, handphone, telepon, video conferencing. 33
2. Booklet
a. Pengertian Booklet
Booklet merupakan suatu buku yang dapatt digunakan untuk menampilkan berbagai catatan dengan tulisan, dilengkapi dengan gambar yang menarik. Ada tiga jenis halaman tentang booklet, yaitu booklet dengan satu halaman perlembar, booklet dengan dua halaman perlembar, booklet dengan halaman buku dan leafet. 34
Booklet adalah buku yang memiliki ukuran kecil dan di dalamnya memuat ilmu pengetahuan. Booklet dapat dikatakan praktis untuk digunakan, karena ukurannya yang lebih kecil daripada buku pelajaran biasanya. Booklet dapat dibawa kemana-kemana oleh peserta didik, karena ukurannya kecil. Ilmu pengetahuan yang ada di dalambooklet pada umunya dibahas secara ringkas, padat dan jelas sehingga mudah di pahami oleh peserta didik.35
Booklet merupakan buku yang memiliki ukuran kecil dan di dalamnya memuat ilmupengetahuan. Booklet disusun secara praktis, dan ukurannya relatif kecil dibandingkan buku pelajaran lainnya.
33 Nanda Saputra, Ekranisasi Karya Sastra dan Pembelajarannya (Surabaya: CV Jakad Media Publishing, 2020), 62-64.
34Atiko ,Boklet, Brosur, dan Poster sebagai Karya Inovatif di Kelas (Caremedia Communication.
2019), 28.
35 Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan: Peluang dan Tangtangan di Era Industri 4.0 (Jakarta: Kencana. 2020), 153.