• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOLO BATIK CARNIVAL SEBAGAI MEDIA REVITALISASI NILAI BUDAYA DAN PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA KOTA SOLO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SOLO BATIK CARNIVAL SEBAGAI MEDIA REVITALISASI NILAI BUDAYA DAN PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA KOTA SOLO."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan nama Kota Solo, memiliki

fungsi dan peran sebagai salah satu kota penting di propinsi Jawa Tengah. Selain

itu, Kota Solo menjadi pusat aktivitas dan kegiatan kegiatan lainnya seperti

industri, sosial, maupun kegiatan budayaan. Peran kota Solo sebagai kota budaya

dapat dilihat dari berbagai nilai dan aktivitas budaya yang berkembang dikota

tersebut. Seluruh nilai-nilai budaya tersebut hingga saat ini telah berkembang

menjadi sektor pariwisata. Apabila ditinjau dari segi aset Kota Solo memiliki

banyak objek dan atraksi wisata yang tentunya dapat menjadi suatu nilai tambah

yang dapat memacu perkembangan sektor pariwisata di masa yang akan datang.

Berdasarkan hal tersebut perlu adanya peningkatan kualitas pariwisata yang ada di

Kota Solo agar nantinya sektor kepariwisataan Kota Solo dapat berkembang.

Pengembangan suatu daerah menjadi daerah tujuan wisata banyak tergantung dari

daya tarik daerah itu sendiri. Daya tarik dapat berupa keindahan alam, tempat

bersejarah, tata cara hidup masyarakat, upacara keagamaan, dan kesenian

tradisional di daerah tersebut (Yoeti, 1986).

Batik merupakan salah satu hasil kebudayaan Kota Solo yang terus

dijaga kelestariannya. Batik pada jaman dahulunya hanya digunakan untuk

kalangan raja-raja dan para bangsawan Kraton. Tetapi seiring berjalannya waktu

sekarang dapat digunakan oleh semua kalangan termasuk masyarakat umum.

Berdasarkan hal tersebut pemerintah Kota Solo ingin mengembangkan potensi

pariwisata dengan cara wisata budaya, wisata budaya merupakan wisata yang

terlihat dan dirangsang oleh seni pertunjukan, seni visual dan festival.

Mengembangkan dan mempromosikan wisata budaya serta peninggalan budaya

memiliki tujuan sebagai sarana untuk menarik dan meningkatkan pengalaman

pengunjung. Wisata budaya sedang digunakan sebagai alat untuk meningkatkan

(2)

commit to user

lokal (Benjamin dan Mbaze, 2009). Semua mengetahui bahwa alasan utama bagi

pengembangan kegiatan kepariwisataan adalah bersifat ekonomi. Hal ini

berlandaskan keyakinan bahwa usaha-usaha yang berkaitan dengan

kepariwisataan dapat memberikan lapangan pekerjaan yang luas bagi rakyat

setempat (Yoeti, 1986).

Pertunjukan seni dan festival budaya saat ini menjadi fenomena

pariwisata diseluruh dunia. Ada banyak sekali bukti literature tentang manfaat

festival budaya untuk tujuan wisata. Hal ini menunjukkan bahwa festival

berkontribusi pada tujuan regenerasi lokal dan kesejahteraan. Selain itu, festival

budaya dapat menghasilkan kesempatan kerja baru serta mendorong

pengembangan semacam infrastruktur yang ramah pengunjung dan bekelanjutan

(Sedyawati, 2007).

Kota Solo merupakan Kota yang multi citra. Selain Kota Batik, Kota

Solo juga dikenal sebagai Kota Budaya, Kota seni pertunjukan, kota karnaval,

kota Bengawan, dan lain sebagainya. Begitu pula dengan ikon – ikon budaya yang

ada di Kota Solo. Solo pernah dijuluki sebagai Kota Batik dan sebagai pusat

kegiatan produksi dan penemuan motif – motif baru yang sampai sekarang masih

berlangsung. Dalam kaitannya dengan branding kota, Solo memilih salah satu

dari budaya yang akan dijadikan mercusuar, sebagai keunggulan bersaing yang

membedakannya dengan kota – kota lain. Batik dipilih sebagai identitas kota

karena batik merupakan lokal genius Kota Solo, yang memiliki karakter yang

sangat kuat. Wisata budaya sedang digunakan sebagai alat untuk meningkatkan

perekonomian lokal dan memiliki potensi untuk membantu kemajuan pariwisata

lokal (Benjamin dan Mbaze, 2009).

Salah satu komponen penting dalam pembangunan ekonomi satu negara adalah pariwisata. Pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara sudah tidak diragukan lagi. Banyak negara sejak beberapa tahun terakhir menggarap pariwisata dengan serius dan menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan dalam perolehan devisa, penciptaan lapangan kerja, maupun pengentasan kemiskinan (Pitana dan Diarta, 2009: 2).

Sektor pariwisata merupakan sektor andalan yang mencakup bidang

(3)

commit to user

daerah, serta pemasukan pendapatan dari para wisatawan lokal maupun

mancanegara. Dalam pengembangan sektor pariwisata, pemerintah berusaha

untuk mengarahkan kepada penggalian dan pembinaan potensi kepariwisataan,

yaitu sumber peninggalan kepariwisataan yang bersifat nasional sehingga dapat

menunjang pembangunan Indonesia secara kondusif. Pariwisata telah menjadi

industri mendunia dan menjadi suatu bisnis yang semakin berkembang. Di

Indonesia pariwisata telah menampilkan perannya dengan nyata dalam

memberikan kontribusi terhadap ekonomi, sosial, dan budaya bangsa. Industri

pariwisata mempunyai hubungan yang erat dengan pembangunan pariwisata

karena memiliki peranan penting dan manfaat yang bermacam-macam. Dalam hal

ini peran industri pariwisata antara lain menciptakan lapangan pekerjaan yang

dapat menanggulangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat

sekitar tujuan wisata.

Solo sebagai Kota Batik harus konsisten dengan brand yang melekat.

Solo sebagai kota Batik memiliki dua kawasan batik, yaitu Kampung Batik

Laweyan dan Kampung Batik Kauman , Solo juga mempunyai museum Batik

yang paling lengkap, Solo memiliki motif –motif batik warisan yang sudah

terdaftar di HKI, Industri kreatif yang dikembangkan berdasarkan kreativitas telah

menhasilkan berbagai produk kerajinan yang terbuat dari batik (Kabar Merdeka,

2012) . Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam

proses cap maupun dalam batik tulisnya. Dalam perjalanan kulturalnya, batik

Solo menjadi salah satu akar pertumbuhan tradisi batik nusantara, tidak hanya

berhenti sampai bangkitnya citra kota budaya, justru ke depan diharapkan citra

yang sudah terbangun ini kelak akan dapat memberikan multiplier effect

(efek ganda terhadap bidang ekonomi, sosial, dan budaya), termasuk

diantaranya dalam menambah Pemasukan Asli Daerah.

Pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan berbagai pihak yang

peduli terhadap warisan budaya tersebut membuat berbagai kegiatan yang

memiliki nilai budaya yang diharapkan akan menarik minat wisatawan baik

mancanegara maupun domestik untuk datang ke Kota Solo. Salah satu upaya

(4)

commit to user

dan kota batik di tingkat nasional, pada tahun 2008 pemerintah Kota Solo

menyelenggarakan suatu kegiatan karnaval yang disebut dengan Solo Batik

Carnival (SBC) (Prentice dan Andersen, 2003). Prospek ekonomi SBC menurut

harian Joglo Semar (2012), festival budaya dapat menghasilkan kesempatan kerja

baru, serta mendorong pengembangan semacam infrastruktur yang ramah

pengunjung dan berkelanjutan. Diadakannya kegiatan Solo Batik Carnival

menjadi salah satu cara untuk menjaga potensi tersebut. Tujuan pemerintah Kota

Solo menyelenggarakan Solo Batik Carnival ini adalah untuk pencitraan Kota

Solo agar dikenal di dunia Internasional, dan menumbuhkan rasa bangga

terhadap batik.

Solo Batik Carnival adalah suatu karnaval yang berbasis masyarakat

dengan menggunakan batik, kearifan lokal Kota Solo, sebagai sumber ide dasar

dan spirit kreativitas masyarakat, yang selaras dengan semboyan Kota Solo yaitu “Solo, The Spirit Of Java”. Harapannya adalah karnaval ini akan membentuk

pencitraan Kota Solo sebagai kota batik serta lebih mendekatkan masyarakat Solo

terhadap kearifan lokal kotanya dan mencintai pertumbuhan kotanya yang makin

plural dan multikultural. Untuk menyelenggarakan karnaval dengan tujuan

pencitraan dibutuhkan beberapa kondisi yaitu, mempunyai tujuan yang jelas,

unik, spesial, sangat menarik untuk dikunjungi, asli, mempunyai akar

budaya/kesenian setempat, atau originalitas dalam ide. Namun yang tidak boleh

luput adalah dukungan dari semua stakeholder seperti pemerintah, swasta, dan

masyarakat umum. Proses globalisasi yang merupakan sumber realitas objektif

baru, mendapatkan berbagai tanggapan oleh masyarakat yang berbeda (Abdullah,

2006).

Kegiatan wisata sangat terkait dengan latar belakang atau

karakteristik sosial, demografi maupun ekonomi. Karakteristik demografi

wisatawan merupakan faktor dasar yang paling popular dalam

mengklasifikasi konsumen. Menggunakan karakteristik demografis wisatawan

dalam penelitiannya yang meliputi usia, jenis kelamin, pendapatan per bulan,

tingkat pendidikan, dan negara asal. Indikator ini mudah diidentifikasi dan

(5)

commit to user

Menurut Kozak dan Ramington (2000), kepuasan adalah penting untuk

keberhasilan tujuan pemasaran. Berdasarkan uraian diatas maka maka dalam

penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul “Solo Batik Carnival Sebagai

Media Revitalisasi Nilai Budaya Dan Pengembangan Potensi Pariwisata Kota Solo”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat diambil suatu

perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang Solo Batik Carnival di kota Solo?

2. Bagaimana Solo Batik Carnival sebagai media revitalisasi Nilai Budaya di

Kota Solo?

3. Bagaimana proses pelaksanaan Solo Batik Carnival di Kota Solo?

4. Bagaimana dampak Solo Batik Carnival terhadap pengembangan pariwisata

di Kota Solo?

C. Tujuan Penelitian

Dengan perumusan masalah diatas maka dapat diambil suatu tujuan

penulisan sebagai berikut :

1. Mengetahui latar belakang Solo Batik Carnival di kota Solo.

2. Mengetahui Solo Batik Carnival sebagai media revitalisasi di kota Solo.

3. Mengetahui proses pelaksanaan Solo Batik Carnival Di kota Solo.

4. Mengetahui dampak dari Solo Batik Carnival dalam pengembangan pariwisata

di kota Solo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

(6)

commit to user

b. Kajian tentang Solo Batik Carnival diharapkan dapat mendukung

penelitian-penelitian sebelumnya dan memberikan sumbangan pemikiran kepada

peneliti yang akan datang dalam melakukan penelitian yang serupa.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai masukan bagi pemerintah Kota Solo, terutama Dinas Pariwisata

dalam mengambil kebijakan mengenai pelestarian batik di Kota Solo

dengan berbagai permasalahan yang dihadapinya.

b. Memberikan masukan bagi masyarakat akan pentingnya menjaga kualitas

dan kelestarian batik, sebagai upaya untuk meningkatkan daya tarik obyek

wisata.

c. Memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar sarjana pendidikan Program

Pendidikan Sejarah Jurusan PIPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Tes tertulis bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis miskonsepsi yang dialami siswa dalam mengerjakan soal pada materi bangun ruang prisma segitiga dan

1) Dilihat dari Aspek permodalan, akibat dari tidak terlalu familiar nya produk permodalan perbankan oleh para industri kecil keripik di Kota Binjai tersebut menyebabkan

Dengan demikian, dibutuhkan pengembangan perangkat pembelajaran dengan menerapkan strategi dan model yang sesuai sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar

Hasil akhir penelitian adalah responden tertarik dengan produk kerajinan tangan botol plastik yang ditawarkan.. Hal ini ditunjukan dari jumlah responden yang tertarik sebesar

[r]

Besarnya pengaruh terpaan berita pada program acara Warna TRANS7 episode fashion dan kesehatan pada periode April - Juni 2013 terhadap sikap mahasiswi FISIP UAJY sebesar

Suatu bahan yang memiliki berat jenis tertentu dipengaruhi oleh kerapatan tumpukan dalam perhitungan volume ruang yang dibutuhkan seperti dalam pengisian alat pencampur, elevator

Jika hukuman mati dijatuhkan, maka putusan pengadilan itu tidak dapat dijalankan, melainkan sesudh Presiden, menurut aturan-aturan yang ditetapkan dengan