1. Maharah Qira’ah a) Pengertian
Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang disajikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia selain keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan ketrampilan menulis. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang No 2 Tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan Nasional, bahwa membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan pokok yang harus dibina dan dikembangkan dalam pendidikan bahasa.
Membaca merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, karena membaca tidak hanya untuk memperoleh informasi, tetapi berfungsi sebagai alat untuk memperluas pengetahuan bahasa seseorang.7
Secara etimologi kata maharah al-qira`ah berasal dari bahasa Arab yang berasal dari kata maharah ( (ةرهـم merupakan bentuk masdar dari lafad رـهـم yang berarti pandai atau mahir.
7 Irdawati, Yunidar, dan Darmawan, Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas 1 di Min Buol,( Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 4) 4
Adapun kata al- qirā`ah( ةءارـق) bentuk masdar dari أرق artinya membaca.8
Keterampilan membaca yaitu suatu kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam melihat dan memahami makna yang terkandung dalam sebuah tulisan dengan tepat dan fasih. Hal tersebut bertujuan untuk menyampaikan pesan dari penulis melalui tulisannya agar dapat ditangkap dan dipahami maknanya oleh si pembaca dengan baik dan tepat.9
b) Strategi Pembelajaran Qira’ah
Menurut Imam Makruf, pembelajaran Qira`ah seringkali disebut dengan pelajaram muthāla`ah (menela`ah) meskipun ada perbedaan sedikit antara keduanya. Dimana qirā`ah sebagai pelajaran membaca, muthāla`ah lebih menekankan pada aspek analisis dan pemahaman apa yang dibaca. Dan keduanya adalah proses untuk meciptakan ketarampilan berbahasa (mahārah al- qira`ah). Artinya, keteranpilan membaca meliputi latihan membaca dengan benar sampai dengan taraf kemampuan memahami dan menganalisis isi bacaan. Imam Makruf memaparkan secara gamblang strategi pembelajaran qira`ah sebagaimana berikut:10
8 Anwar abd. Rahman, Keterampilan Membaca dan Teknik Pengembangannya dalam Pembelajaran Bahasa Arab. (Jurnal Diwan Vol. 3 Nomor 2,2017) 157-158
9 Dian febrianingsih, Keterampilan Membaca Dalam Pembelajaran Bahasa Arab (Jurnal Studi Ilmu Keagamaan Islam, Vol.2, Nomor 2, 2021) 25
10 Anwar abd. Rahman, Keterampilan Membaca dan Teknik Pengembangannya dalam Pembelajaran Bahasa Arab. 161-163
1) Empty Outline. Tujuannya untuk melatih kemampuan siswa dalam menuangkan isi dari yang dibaca ke dalam bentuk tabel. Isi tabel tersebut tentunya disesuaikan dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Strategi ini dapat digabungkan dengan teknik The Power of Two.
2) Strategi Analysis. Tujuannya untuk melatih siswa dalam memahami isi bacaan dengan cara menemukan ide utama dan ide-ide pendukungnya. Juga melatih ketajaman analisis terhadap isi bacaan serta menemukan alur piker dari penulisnya.
3) Snow Salling. Hampir sama dengan The Power of Two atau small group presentation. Hanya saja prosesnya beda, karena strategi ini berjalan melalui beberapa tahap tergantung banyak sedikitnya jumlah siswa yang ada. Efektif digunakan untuk kelas dengan jumlah siswa yang besar.
4) Broken Square/Text. Hal tersebut untuk merangkaikan kembali bacaan yang sebelumnya telah dipotong-potong , dan bertujuan untuk melatih siswa dalam menyusun sebuah naskah tang sistematis. Serta memahami isi bacan secara global, hingga dapat menyusun kembali bacaan tersebut secara runtut.
5) Index Card Match. Biasanya digunakan untuk mengajarkan kata-kata atau kalimat dengan pasangannya. Juga dapat
diterapkan untuk melakukan evaluasi terhadap pemahaman siswa pada isi bacaan dengan membuat kartu-kartu soal dan jawabannya.
c) Sumber pembelajaran Maharah Qira’ah
Dalam mempelari dan memahami teks yang berbahasa arab tentunya tidak akan terlapas dari pembelajaran Nahwu dan Sharaf, di pondok pondok pesanten memiliki buku atau kitab kitab tersendiri dalam mengajarkan para santrinya untuk memahami ilmu Nahwu dan Sharaf, beberapa kitab yang sering di kaji dan digunakan sebagai dasar pembelaajaran nahwu sharaf yakni:
1) Al-Jurumiyah
Kitab jurumiyah merupakan kitab yang dikarang oleh imam Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin dawud ash Shanaji, kitab ini sering dikaji dan merupakan kitab yang wajib diajarkan di kalangan pondok pesantren, sebagai dasar pembelajaran Nahwu dan sharaf.11Selain itu kitab ini juga menjadi kitab pertama dalam 9 tatanan pembelajaran ilmu nahwu. Substansi materi yang ada dalam kitab Jurumiyyah tersebut sangat cocok jika diajarkan kepada siswa atau santri tingkat pemula. Karena penjelasannya masih secara umum dan
11 Muhammad Holimi, Implementasi Kitab Jurumiyah Pada Santri Kelas 4 madrasah Diniyah Sunan Kalijogo Jabung (Jurnal Pendidikan bahasa Arab, Vol.4, No.2, 2022) 65
singkat (belum terlalu mendalam dan detail). Semua santri pasti mengenal kitab ini bahkan telah mempelajarinya.12
2) Alfiyah Ibnu Malik
Kitab Alfiyah ibn Malik merupakan salah satu dari berbagai kitab nahwu yang diwariskan ibn Malik kepada umat manusia. Kitab ini tidak hanya dikenal di tanah kelahirannya, namun juga dipelajari di seluruh penjuru dunia baik di Timur maupun di Barat. Di Indonesia sendiri, kitab Alfiyah merupakan salah satu sumber rujukan dalam mengkaji nahwu maupun sharaf pada berbagai lembaga pendidikan terutama pada kalangan pondok pesantren.13
3) An-Nahwu Al-Wadhih
Kitab an-Nahwu al-Wadhih fi Qawa’id al-Lughah al- Arabiyyah Li al-Madaris al-Ibtidaiyyah merupakan kitab berisikan materi qawa’id bahasa arab, terutama materi nahwu. Kitab yang disusun oleh ‘Ali al-Jarim dan Musthafa Amin ini diterbitkan oleh Percetakan al- Hidayah, kota Surabaya, dan tahun penerbitan tidak
12Aghnia Cahyani, Problematika Pembelajaran Kitab Jurumiyah Dalam Memahami Ilmu Nahwu Bagi Santri Ulul Albab Manisrenggo Kediri (Jurnal Al-Makrifat Vol 7, No 1, April 2022) 105-106
13 Pahri Lubis, Pembelajaran Nahwu Dengan Nazham Alfiyah Ibn Malik (Jurnal Kajian Dan Pengembangan Umat Vol. 1 No. 1. 2018) 26
tersebut dalam kitab. Kitab ini dibagi menjadi dua, yaitu An-Nahwu Al-Wadhih Li al-madaris al-Ibtidaiyyah dan An-Nahwu Al-Wadhih Li al-Madaris atsTsanawiyyah.
Kedua kitab tersebut masing-masing berjumlah tiga jilid, yang masing-masing jilid memiliki jumlah halaman yang berbeda.14
Kitab ini merupakan kitab yang berisikan gramatika bahasa arab. Gramatika dalam bahasa arab (qawa’id) dibagi menjadi dua macam, yaitu tata kata (sharf) dan tata kalimat (nahwu). Kitab ini lebih banyak menyajikan materi-materi nahwu, sesuai dengan judulnya yaitu an- Nahwu al-Wadhih. Berdasarkan empat prinsip yang dikemukakan oleh Mackey, maka buku ini disusun dengan tujuan agar pelajar bahasa arab menguasai materi- materi qawa’id, terutama nahwu. tersebut dalam judul kitab Li al-Madaris al-Ibtida’iyyah, yang berarti bahwa buku ini ditujukan untuk pelajar bahasa arab yang pemula, atau tingkat sekolah dasar, yang ditempuh selama enam tahun, dan kitab ini menggunakan bahasa yang baku yang sederhana, sehingga akan mudah dipahami oleh para pemula.15
14 Zuhairoh, Analisis Komparatif Kitab An-Nahwu Al-Wadhih Dan Kitab Marja’ At-Thullab Fi Qawa’id An-Nahwi (Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1, 2020)527
15 Zuhairoh, Analisis Komparatif Kitab An-Nahwu Al-Wadhih Dan Kitab Marja’ At-Thullab Fi Qawa’id An-Nahwi. 529
4) Al-Miftah
Al-Miftah merupakan salah satu metode di antara sekian banyak buku pembelajaran bahasa Arab yang mengedepankan rumusan-rumusan ringkasan materi nahwu-sharaf agar menjadi mudah dipahami dan diajarkan, sehingga pada akhirnya dapat memudahkan pelajar dalam memahami bahasa Arab. Buku al-Miftah, terdapat materi nazam-nazam kaidah nahwu sharaf, dan materi ini menjadi salah satu kelebihan buku al-Miftah dibandingkan dengan metode-metode lain.16
5) Amsilati
Amsilatiadalah suatu buku pembelajaran ilmu tata bahasa Arab yang di kembangakan oleh KH. Taufiq Hakim dari Jepara yang di kemas menjadi lima jilib buku pembelajaran, satu buku Nadhom ringkasan Alfiyah ibnu malik, yang di gunakan untuk mempelajari cara membaca kitab kuning dengan benar yang sesuai dengan kaidah Nahwu dan Sharaf.
Amsilati merubakan sebuah terobosan metode baru yang di karang oleh KH.Taufiqul Hakim yang menjadi pengasuh dari pondok pesantren Darul Falah Bangsri,
16 Muslihin Sultan , M. Yahya, Metode Al-Miftah Li Al-Ulum: Alternatif Pembelajaran Kitab Kuning Pada Pendidikan Diniyah Formal (Jurnal Kependidikan, Vol. 14, No. 2, 2020) 176
Jepara, metode ini diharapkan mampu mambantu para peserta didik atau santri untuk mendpatkan kemudahan dalam memperjari ilmu tata bahasa arab atau Maharah Qira’ah. Yang dimulai dari pemikiran beliau dengan membandingkan metode cepat membaca al- Qur’an dengan menggunakan metode Qira’ati, maka dengan inilah beliau terdorong untung mengembangkan metode pembelajaran tata bahasa arab. Kata يتلثمأ adalah bentuk jama’ dari lafadz لاثم yang bermakna contoh contoh dan berakhiran “ti” yang bermakna saya, jadi kata يتلثمأ yang secara bahasa artinya contoh contoh saya.17
Beberapa pesantren yang mengkaji kitab kuning dalam pembelajaran diniyahnya diantaranya menggunakan buku Amsilati, KH.Taufiqul Hakim selaku pencetus buku Amsilati mengatakkan bahwa beliau kesulitan ketika harus menguasai dan mempelajarai kitab gundul melalui pembelajaran Nahwu dan sharaf nya perpedoman kepada Kitab Alfiyah Ibnu Malik yang merupakan kitab yang sangat popular di kalangan santri pondok pesantre dengan 1002 bait nadzom nya. Dengan bnayknya naadzon yang selain harus mengahafal
17 Ach. Sholehuddin, Implementasi Metode Amtsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Maharah Qiro’ah (Jurnal bahasa Arab, Vol. 3 No. 1, 2019) 50
memahaminya pun menjadi sebuah keharusan bagi santri penghafal Kitab Alfiyah Ibnu Malik.18
Dari situlah KH.Taufiqul Hakim mulai mengerti manfaatdari hafalaan nadzom Alfiyah ibnu Malik yang telah dilakukan selama ini. Ada penarikan kesimpulan yang diambil oleh beliau, yaitu praktek penguasaan pembcaan kitab kuning yang cukup dengan 100-200 bait nadzom Alfiyah Ibnu Malik yang penting saja (mendukung skala prioritas) sedangkan dadzom yang lain hanya sebagai nadzom penyempirna saja. Dengan begitu para santri diharapkan memahami dan mempelajari buku buku yang menunjang dan memudahkan dalam mrmahami kitab kuning.19
Amsilati adalah buku yang ptaktis, mudah dan dapat membantu santri atau peserta didik pemula supaya lebih gampang memahami tata bahasa arab atau lebih dikenal dengan ilmu Nahwu dan Shorof. Kitab Amsilati merupakan buku yang disusun dalam bentuk buku yang berisikan beberapa materi pembelajaran ilmu Nahwu dan sharaf yang terprogram dengan penulisanya yang sistematis bagi para santri pemula.
18 Ach. Sholehuddin, Implementasi Metode Amtsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Maharah Qiro’ah. 51
19 Bashirotul Hidayah, Penerapan Metode Amsilati dalam Penguasaan Kitab Kuning Di Pesantren Putri al- Amanah Tambak Beras Jombang (Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2, No 2. 2018) 228
Jika dapat didefinisikan, Amsilati adalah: