TAHUN PElAJARAN 2022/2023
SKRIPSI
Oleh:
Muhammmad Miftakhudin NIM T20191243
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JULI 2023
ii
IMPLEMENTASI AMSILATI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA KITAB KUNING
BAGI SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FADL TEGALDLIMO BANYUWANGI
TAHUN PElAJARAN 2022/2023
SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh :
Muhammad Miftakhudin NIM T20191243
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JULI 2023
iii
IMPLEMENTASI AMSILATI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA KITAB KUNING
BAGI SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FADL TEGALDLIMO BANYUWANGI
TAHUN PElAJARAN 2022/2023
SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh:
Muhammmad Miftakhudin NIM. T20191243
Disetujui Pembimbing
Dr. H. Bambang Irawan, M.Ed.
NIP 19760502009011014
iv
IMPLEMENTASI AMSILATI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA KITAB KUNING
BAGI SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FADL TEGALDLIMO BANYUWANGI
TAHUN PElAJARAN 2022/2023
SKRIPSI
telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam
Hari :Rabu
Tanggal : 05 Juli 2023 Tim Penguji
Ketua
Dr. Istifadah S.Pd.,M.Pd. I.
NIP. 196804141992032001
Sekertaris
Riyas Rahmawati, M.Pd NIP. 198712222019032005 Anggota :
1. Dr. Moh. Dasuki, S.Pd.I., M.Pd.I. ( ) 2. Dr. Bambang Irawan, M.Ed ( )
Menyetujui
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I NIP.196405111999022001
v MOTTO
للا ِعَفْرَ ي ا َنْيِذَّلا ُه ْمُكْنِم اْوُ نَم
جَرَد َمْلِعْلا اوُتْوُا َنْيِذَّلاَو ۙ ت
للاَو ۙ َ ت اَمِب ُه رْ ََِِْ ََْوُلَمْع
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa
yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Mujahadah:11)1
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya(Bandunng: Syigma Examedia, 2009) 542
vi
PERSEMBAHAN
Puji Syukur akan karunia-Mu ya Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan nikmat yang selalu tercurahkan hingga penghujung masa tempatku meraih indahnya pelitan ilmu di Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember. sebagai bentuk rasa cinta dan kasih yang menembus kalbu, kupersembahkan sehelai karya ilmiah ini kepada kedua Orang tuaku yang selalu memberi motivasi dan memenuhi kebutuhan saya, baik kebutuhan dhohir maupun batin. Melalui setiap do’a serta kucuran keringat yang mengalir darinya. Rasa syukur dan terimakasih kepada kedua orang tua yang tidak akan pernah terlupakan.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian skripsi, dapat terselesaikan dengan lancar, sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman permusuhan menuju zaman yang penuh dengan nuansa persaudaraan seperti saat ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan meraih gelar sarjana pendidikan dalam program studi pendidikan agama Islam (PAI) Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember dengan judul “Implementasi Amsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Bagi Santri Pondok Pesantren Al-Fadl Tegaldlimo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2022/2023” Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM. Selaku Rektor UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Jember yang telah memberikan segala fasilitas yang membantu kelancaran atas terselesaikannya skripsi ini
2. Prof Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan layanan dan fasilitas yang memadai sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Dr. Rif’an Humaidi, M.Pd. I selaku ketua Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa yang telah membantu dalam segala hal yang diperlukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
4. Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M.Ag. selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Agana Islam yang telah membantu dalam segala hal yang diperlukan sebagai syarat skripsi.
5. Dr. H. Bambang Irawan, M.Ed. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan, motivasi dan meluangkan waktunya untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi dengan baik.
6. Seluruh dosen dan staf karyawan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Jember yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman serta melayani segala urusan akademik yang bermanfaat bagi peneliti.
7. K. Sirojul Munir selaku Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadl Tegaldlimo yang telah memberikan Izin melaksanakan penelitian.
8. Kepada teman-teman seperjuangan dan seluruh keluarga Pondok Pesantren Al-Bidayah yang telah memberikan sarana dan tempat belajar yang bermanfaat.
Jember, Juni 2023
Penulis
ix ABSTRAK
Muhammad Miftakhudin, 2023. Implementasi Amsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Bagi Santri Pondok Pesantren Al-Fadl Tegaldlimo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2022/2023.
Kata Kunci:Implementasi Amsilati, Kemampuan Memembaca santri, Pondok Pesantren Al-Fadl
Pondok Pesantren Al-Fadl merupakan pondok pesantren yang terdapat di kecamatan Tegaldlimo kabupaten Banyuwangi. Pondok Al-fadl berdiri pada tahun 2016 yang didirikan oleh Drs. Kh Arifin Salam. Awalnya mula berdirinya pondok pesantren Al-Fadl sudah langsung menerapkan pembelajaran dengan buku Amsilati. Pondok pesantren Al-Fadl memang sengaja didirikan dan di design sebagai pondok modern yang mana para santri dalam kurun waktu 3 tahun sudah harus bisa membaca kitab kuning
Fokus penelitian skripsi ini adalah : 1) Bagaimana Implementasi Amsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Bagi Santri Pondok Pesantren Al-Fadl Tegaldlimo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2022/2023?. 2) Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasiAmsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Bagi Santri Pondok Pesantren Al-Fadl Tegaldlimo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2022/2023?
Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi Amsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Bagi Santri Pondok Pesantren Al-Fadl Tegaldlimo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2022/2023. 2) Untuk mendeskripsikan Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasiAmsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Bagi Santri Pondok Pesantren Al-Fadl Tegaldlimo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2022/2023
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penetapan subjek dilakukan secara purposive. Tehnik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Serta analisis data dilakukan secara interaktif yakni pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber dan tehnik.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1) Implementasi Amsilati dalam meningkatkan kemampuan membaca Kitab Kuning bagi Santri Pondok Pesantren Al-Fadl Tegaldlimo memiliki 3 tahapan pembelajaran dimulai dari perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan evaluasi 2) Faktor pendukung pembelajaran Amsilati di Pondok Pesantren Al-Fadl meliputi: Motivasi dari kyai dan diri sendiri, Teman, Tersedianya Buku lengkap Amsilati dan Sarana pra sarana yang memadai lainya, Mudahnya amsilati untuk dipahami dan tuntuan hafalan yang sedikit. Selain dari faktor pendukung tentunya ada juga faktor penghambat dalam proses implementasi Amsilati sendiri, diantaranya yaitu: Rasa Bosan dan malas, Kurang motivasi, Kesulitan Belajar, dan Smartphone.
x DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... xii
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Konteks Penelitian... 1
B. Fokus Penelitian ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Definisi Istilah ... 6
F. Sistematika Pembahasan ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Penelitian Terdahulu ... 10
B. Kajian Teori ... 12
BAB III METODE PENELITIAN ... 41
xi
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 41
B. Lokasi Penelitian ... 42
C. Subyek Penelitian ... 42
D. Teknik Pengumpulan Data ... 44
E. Analisis Data ... 42
F. Keabsahan Data ... 48
G. Tahap-tahap Penelitian ... 50
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 52
A. Gambaran Obyek Penelitian... 52
B. Penyajian Data dan Analisis ... 53
C. Pembahasan Temuan ... 72
BAB V PENUTUP ... 78
A. Simpulan... 78
B. Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 80
xii
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 Pernyataan Keaslian Tulisan
Lampiran 2 Matrik Penelitian Lampiran 3 Pedoman Penelitian Lampiran 4 Jurnal Penelitian Lampiran 5 Surat Izin Penelitian Lampiran 6 Surat Selesai Penelitian Lampiran 7 Dokumentasi
Lampiran 8 Biodata Peneliti
xiii
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu ... 14 4.1 Jadwal Kegiatan Wajib Pondok Pesantren Al-Fadl ... 55 4.2 Hasil dan Temuan Penelitian ... 70
xiv
DAFTAR GAMBAR
4.1 Proses Pembelajaran Amsilati ... 60
4.2 Soal soal ujian Amsilati ... 63
4.3 Wisuda dan Evaluasi Amsilati pondok pesantren Al-Fadl ... 64
4.4 Buku paket lengkap Amsilati ... 66
4.5 Santri yang Kurang Semangat dalam pembelajaran ... 69
1
Pendidikian Merupakan sesuatu yang penting bagi sebuah kehidupan manusia, karena merupakan kebutuhan bagi setiap orang untuk memajukan peradaban. Dasar pelaksanaan pendidikan agama sendiri termaktub juga dalam aturan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Agama Islam yang secara langsung menjadi landasan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal.2 Peraturan diatas memberikan legalitas formal bagi lembaga pendidikan sesuai agama masing-masing orang.
Pondok Pesantren Al-Fadl merupakan pondok pesantren yang terdapat di kecamatan Tegaldlimo kabupaten Banyuwangi. Pondok Al-fadl berdiri pada tahun 2016 yang didirikan oleh Drs. Kh Arifin Salam. Awalnya mula berdirinya pondok pesantren Al-Fadl sudah langsung menerapkan pembelajaran dengan buku Amsilati yang terinspirasi dari Pondok Pesantren Darussalan Blokagung Banyuwangi yang menggunakan buku Amsilati sebagai kegiataan ekstrakurikuler. Pondok pesantren Al-Fadl memang sengaja didirikan dan di design sebagai pondok modern yang mana para santri dalam kurun waktu 3 tahun sudah harus bisa membaca kitab kuning. Oleh karena itu
2Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Agama Islam
buku Amsilati menjadi terobosan yang bagus dibandingkan dengan menggunakan pembeljran klasik.3
Fungsi Kitab kuning adalah sebagai sumber atau rujukan yang sudah tidak perlu diragukan kebenaranya, karena sudah sejak lama kitab kuning dipakai sumber acuan hingga saat ini. Penggunaan kitab kuning sebagai refenensi di Pondok Pesantren dan di madrasah diniyah juga sudah diatur pemerintah Indonesia nomor 18 tahun 2019 tentang pesantren pasal 1 menyebutkan kitab kuning adalah kitab keislaman bahasa Arab atau kitab kuning keislaman dengan bahasa lainya yang menjadi sumber atau rujukan keilmuan islam di Pondok Pesantren.4
Pondok pesantren Al-Fadl adalah sebuah lembaga yang didalamnya tidak hanya berisikan pondok pesantren saja akan tetapi terdapat dua lembaga sekolah tingkat SLTA di dalamnya, akan tetapi tidak ada tingkat jenjang SLTP, tetapi uniknya santri di Pondok Pesantren Al-Fadl justru didominasi santri tingkat SLTPnya, jadi para santri mengharuskan bersekolah formal diluar lingkungan Pondok Pesantren yang cukup jauh jarak sekolahnya dari lingkungan pondok pesantren Al-fadl, namun tidak mematahkan semangat para santri untuk tetap menuntut ilmu baik di pondok ataupun di sekolah formal.
Amsilati merupakan sebuah cara Yang digunakan dalam membaca dan memahami kitab kuning, kitab kuning merupakan suatu kitab yang sudah
3 Wawancara K. Sirojul Munir, diwawancarai peneliti 5 Januari 2023
4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 18 tahun 2019 tentang pesantren.
terprogram dan sudah sistematis sekaligus menjadi terobosan baru dalam mempermudah santri dalam membaca kitab kuning5.Beberapa kelebihan kelebiha yang menjadikan amsilati digunakan sebagai pembelajaran kitab kuning yaitu : Belajar mengajar yang sistematis, efeltif dan efesien, Mudah dalam penyampaian materi, Model pembelajaran Aktif.
Tujuan dari adanya Metode Amsilati yaitu untuk mempermudah santri yang kesulitan dalam belajar memahami ataupun membaca kitab kuning, yang menganggap bah. wa ilmu nahwu dan sharaf itu sulit untuk dipelajari. Maka dari itu dengan adanya buku Amsilati diharapkan dapt mempermudah para santri dalam memhami atau membaca kitab kuning.
Di Pondok pensanten al-Fadl Tegaldlimo sendiri, pembelajaran Amsilati menjadi materi pokok dalam pembelajaran diniyahnya, setiap jilid buku Amsilati ditempuh dalam pembelajaran 6 bulan harus sudah selesai dan lanjut naik ke jilid berikutnya sampai seterusnya, beberapa faktor faktor pendukung seperti buku pembelajaranya yang mudah dipahami serta sedikitnya hafalan, sedangkan untuk faktor penghambat dalam pembelajaran Amsilati yaitu kurang siapnya santri sebelum pembelajaran karena alasan belum hafal dan juga sebagian gurunya ada kurangnya dorongan semangat dalam belajar kitab.6
Dari beberapa uraian tersebut, penulis bermaksud melakukan penelitian yang didalamnya mengkaji dan meneliti penerapan buku Amtsilati terhadap
5 Taufiqul Hakim, Amtsilati, Jilid 4 (Jepara: Al Falah Offset, 2004), 3
6 Wawancara, Sirojul Munir, 5 januari 2023
kemampuan membaca kitab kuning yang di pelajari di Pondok Pesantren Al- Fadl. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk melakukan telaah, kajian, analisis, serta penelitian terhadap hal tersebut pada penelitian yang disusun dalam buah karya ilmiah berupa skripsi dengan judul(Implementasi Amsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Bagi SantriPondok Pesantren Al-Fadl Tegaldlimo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2022/2023)
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan di antarnya :
1. Bagaimana Implementasi Amsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Bagi Santri Pondok Pesantren Al-Fadl Tegaldlimo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2022/2023?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasiAmsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Bagi Santri Pondok Pesantren Al-Fadl Tegaldlimo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2022/2023?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana implementasiAmsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Bagi Santri Pondok Pesantren Al-Fadl Tegaldlimo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2022/2023
2. Untuk mendeskripsikan Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasiAmsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Bagi Santri Pondok Pesantren Al-Fadl Tegaldlimo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2022/2023
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan diperoleh adanya penelitian ini, baik secara teoritis maupun secara praktis adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Toeritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan pengetahuan bagi mahasiswa khususwa mahasiswa UIN Khas Jember mengenai bagaimana implementasi Amsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan membaca kitab Kuning Bagi Santri Pondok Pesantren Al- Fadl Tegaldlimo Banyuwangi memalui penelitian secara langsung. Dan supaya penelitian ini dapat menjadi bahan kajian atau rujukan untuk mahasiswa lainya.
b. Manfaat Praktis 1) Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini, peneliti dmat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan sebagai pengalaman dalam pembuatan karya tulis ilmiah tentang implementasi Amsilati Dalam Menigkatkan Kemampuan Santri Membaca Kitab Kuning di Pondok pesantren Al–Fadl Tegaldlimo.
2) Bagi Santri
Melalui penelitian ini, diharapkan bisa membantu santri di pondok pesantren Al-Fadl Tegaldlimo agar lebih semangat dalam belajar kitab kuning dengan menggunakan pembelajaran Amsilati.
3) Bagi pondok Pesantren
Dari hasil penelitian ini, peneeliti berharap semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada pondok pesaantren khususnya pondok pesantren Al-Fadl Tegaldlimo. Dan juga dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam mengupayakan keberhasilan dalam mengimplementasikan buku Amsilati kepda santrinya.
4) Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan mampu memberikan deskripsi informasi mengenai bagaimana implementasi Amsilati Dalam Menigkatkan Kemampuan Santri dalam Membaca Kitab Kuning di Pondok pesantren Al–Fadl Tegaldlimo.
E. Definisi Istilah
Definisi istilah di sini menjelaskan secara singkat mengenai judul dari peneliti juga sebagai pijakan dalam menentukan serta membatasi objek yang akan di teliti.
1. Amsilati
Amsilati secara bahasa adalah merupakan asal kata dari
“amtsilah” yang berarti ”beberapa contoh”. Sedangkan definisi
Amsilatiadalah suatu buku pembelajaran ilmu tata bahasa Arab yang di kembangakan oleh KH. Taufiq Hakim dari Jepara yang di kemas menjadi lima jilib buku pembelajaran, satu buku Nadhom ringkasan Alfiyah ibnu malik, yang di gunakan untuk mempelajari cara membaca kitab kuning dengan benar yang sesuai dengan kaidah Nahwu dan Sharaf.
Buku Amsilati sangat cocok di terapkan pada pembelajaran di lembaga lembaga pondok pesantren, karena menggunakan bahasa Indonesia dan banyak contoh contoh teks bacaan yang beragam dan mudah unutk dipahami khususnya bagi santri pemula.
2. Kitab Kuning
Kitab kunig atau kitab klasik adalah literatur bacaan dan referensi islan berbentuk Bahasa arab klasik yang tertulis tanpa kharakat yang meliputi bidang studi islam seperti Qur,an, Tafsir, ilmu tafsir, Hadits, Ilmu Hadits, Fiqih, Ushul fiqih, Aqidah Fiqih, Ilmu Kalam, Tauhid, Nahwu Sharf atau ilmu bahasa yang termasuk Ma’ani Bayan Badi’ serta ilmu Mantik, ilmu Sejarah islam, Ilmu Taswuf, Ilmu Tariqat, Ilmu Akhlaq, dan ilmu apapun yang ditulis dalam bahasa arab tanpa harakat, yang memiliki format khas tersendiri dengan menggunakan kertas berwrna kuning, yang sering dipelajari di pondok Pesantren.
Kitab Kuning adalah kitab klasik yang dibuat oleh bara Ulama’ dan ilmuan terdahulu yang bertuliskan bahasa Arab, ditulis
tanpa kharakat. Yang berisikan tentang berbagai macam keilmuan keislaman seperti ilmu Fiqih, Usul Fiqih, Kaidah Fiqh, Taswuf, Tafsir, Nahwu Sharaf, dan lainya, yang di ajarkan di pondok pesantren.
3. Pondok Pesantren
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran ajaran Islam yang sesuai dengan syariat Allah SWT, juga merupakan tempat tinggal atau asrama bagi para santri dalam beberapa waktu tertentu untuk mempelajari ilmu ilmu keislaman yang di ajarkan oleh seorang Kiai atau Ustadz dengan menggunakan media kitab kuning sebagai sumber belajar utamanya.
Beberapa fasilitas fasilitas lain di pondok pesantren seperti koperasi, kantin, toko buku, madrasah diniyah, asrama, mushola dan lainya untuk memfasilitasi santri serta untuk menunjang tujuan pembelajaran di pondok pesantren.
F.
Sistematika PembahasanSistematika Pembahasan berisi tentang alur pembahasan skripsi yang diawali dari bagian pembuka yang berisi bab pendahuluan hingga bab penutup sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Sistematika pembahasan tersebut meliputi:
Bab satu berisi pendahuluan, bab ini mendeskripsikan tentang konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.
Bab dua membahas tentang kajian kepustakaan yang terdiri dari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini dan kajian teori yang mengkaji secara teoritis yang berkorelasi dengan judul penelitian.
Bab tiga metode penelitian yang berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.
Bab empat membahas tentang penyajian data dan analisis data yang berisi tentang gambaran objek penelitian, penyajian dan analisis data serta pembahasan temuan yang ada di lapangan.
Bab lima merupakan bagian akhir penelitian yakni penutup yang memuat kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dipaparkan dan saran- saran penelitian.
10
Penelitian kepustakaan adalah aspek penting yang harus diselesaikan oleh calon peneliti. Dalam penelitian, tinjauan literatur terdahulu untuk memperoleh informasi tentang penelitian sebelumnya.
Selain itu, agar dapat ditempatkan dalam kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan serta mencegah pengulangan yang tidak diinginkan dan dugaan plagiarisme, bahkan jika hal itu terjadi secara tidak sengaja. Dengan langkah ini akan memungkinkan untuk menentukan tingkat orisinalitas dan perbedaan yang harus diciptakan.
Beberapa kajian studi yang memiliki relevansi dengan kajian yang dikembangkan antara lain:
1. Skripsi Fatkha Nur Nabila, 2022: Pembelajaran Amtsilati Sebagai Standarisasi Kemampuan Membaca Kitab Kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah Wuluhan Kabupaten Jember. Fokus masalah yang diteliti pada skripsi ini adalah: 1) Bagaimana perencanaan pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah? 2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan kemampuan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah? 3)Bagaimana evaluasi pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan kemampuan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah?
Tujuan penelitian pada skripsi ini adalah: 1) Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan kemampuan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah. 2) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan kemampuan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah. 3) Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan kemampuan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, jenis penelitian kualitatif deskriptif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini : 1) Perencanaan pembelajaran Amtsilati terdiri dari 3 langkah yaitu perumusan tujuan, materi dan metode.
Pembelajaran Amtsilati ini adalah program yang dikhususkan hanya untuk siswa yang non pondok. Materinya diambil dari kitab Amtsilati jilid 1-5, Tatimmah 1 dan 2, Qoidah Amtsilati dan Nadzom Amtsilati.
Model pembelajaran menggunakan model klasikal. 2) Pelaksanaan pembelajaran Amtsilati terdiri dari 3 langkah yaitu kegiatan pembuka dengan doa dan membaca lalaran nadhom, kegiatan inti yaitu pemberian materi dan kegiatan penutup memberikan pertanyaan seputar materi dan doa bersama. 3) Untuk teknik evaluasi terdiri dari 3
aspek yakni teknik evaluasi, instrumen evaluasi dan hasil. Untuk tekniknya menggunakan lisan dan tulis, instrumen evaluasi menggunakan teknik evaluasi tulis dan lisan dan hasilnya direkap dalam ijazah.
1. Jurnal komarudin, 2021, Upaya Memahami Nahwu Sharaf Dengan Metode Amtsilati (Jurnal Pendidikan Basis Bahasa Arab dan Studi Islam) penelitian ini metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan pembelajaran metode amtsilati di Pondok Pesantren Salafiyah Al-Istiqomah Cianjur. tujuan penelitian ini terfokus kepada faktor-faktor pendukung dan penghambat dari penerapan pembelajarannya.Dalam proses pembelajaran ilmu Nahwu dan Sharaf, metode Amtsilati ini sangat mudah dipahami karena tahapan dalam penerapannya menggunakan satu paket kitab Amtsilati yang tersusun secara sistematis menjadi lima jilid kitab Amtsilati, ditambah satu jilid khulashoh, satu jilid rumus & qoidah, dua jilid tatimmah dan satu jilid shorfiyyah serta praktek kitab kuning pada program pasca Amtsilati.
Dalampelaksanaannya, metode ini menuntut santri untuk turut aktif dalam pembelajaran, sehingga kemampuan santri dalam memahami ilmu Nahwu Sharaf dapat terlihat, teramati dan terukur.
2. Skripsi Afifatur Rahma, 2020, yang berjudul Implementasi Metode Amsilati dalam Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Nurul karomah Galis Madura, (Skripsi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang),Penelitian ini mengunakan Penelitian pendekatan Kualitatif
sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif , fokus penelitian ini yaitu (1) Bagaimana Implementasi Metode Amsilati dalam Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Nurul karomah Galis Madura? (2) apa saja kendala kendala dalam Implementasi Metode Amsilati dalam Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Nurul karomah Galis Madura?
Hasil penelitian yakni meliputi tahap perencanaan, proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaraan metode Amsilati di pondok pesantren Nurul Karomah yang sudah tersusun secara sistematis serta kendala kendala yang dihadapi dalam pembelajaran metode Amsilati meliputi kemampuan Santri yang masih Pemula, Hafalan yang masih kurang, serta kursngnya waktu pembelajaran,
3. Jurnal Wahyu Najib fikri, 2018,Implementasi Metode Amtsilati dalam Membaca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Demak, (Jurnal kependidkan Islam Institut Agama Islam Negeri salatiga) pada penelitian ini Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Dengan melakukan penyelidikan secara hati-hati, sistematika dan terus-menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan dapat digunakan untuk keperluan tertentu. Adapun data yang dikumpulkan dengan menggunakan data deskriptif yang berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang.
Dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran amtsilati adalah terobosan barumemfasilitasi membaca kitab kuning.
Kelebihan metode amtsilatibuku amtsilati adalah pelajaran terprogram dan tercetak dengan susunan yang sistematis.
Tabel 2.1
Tabel perbandingan dengan peneitian terdahulu
1 2 3 4
NO Judul Persamaan Perbedaan
1. Skripsi Fatkha Nur Nabila, 2022:
Pembelajaran Amtsilati Sebagai Standarisasi
Kemampuan
Membaca Kitab Kuning di SMK Nahdlatuth
Thalabah Wuluhan Kabupaten Jember
Sama-sama
membahas tentang Amsilati pada pembelajaran Kitab Kunig
1. Penelitian terdahulu meneliti di lembaga sekolah formal
2. Penelitian terdahulu berlokasi di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung,
sedangkan pada penelitian ini di Pondok Pesantren Al- Fadl, Tegaldlimo, Banyuwangi
2. Obbie Villy Andhika, 2021, Implementasi
Metode Amtsilati dalam Peningkatan Kemampuan
Membaca Kitab Kuning diKalangan
Sama-sama menggunakan metode kualitatif dan sama-sama membahas tentang implementasi Amsilati
1. Penelitian terdahulu berloasi di Madrasah Diniyah At-Taubah Rogojampi,
Banyuwangisedangkan pada penelitian ini berlokasi Pondok Pesantren Al-Fadl,
1 2 3 4 Non Santri Studi
Kasus di Madrasah Diniyah At-Taubah Rogojampi – Banyuwangi,
(Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya)
Tegaldlimo, Banyuwangi
3. Jurnal komarudin, 2021, Upaya Memahami Nahwu Sharaf Dengan Metode Amtsilati (Jurnal Pendidikan Basis Bahasa Arab dan Studi Islam)
1. Penelitian terdahulu lebih berfokus terhadap pembelajaran Nahwu Shoraf
2. Penelitian terdahulu berloasidi Pondok Pesantren Salafiyah Al-Istiqomah Cianjur, sedangkanpenelitian ini di Pondok Pesantren Al-Fadl, Tegaldlimo,
Banyuwangi 4. Skripsi Afifatur
Rahma, 2020, yang berjudul
Implementasi Metode Amsilati dalam Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren
Sama-sama menggunakan metode kualitatif dan sama-sama membahas tentang implementasi Amsilati
1. Penelitian terdahulu menfokuskan pada pembentukan karakter santri sedangkan penelitian ini berfokus pada pembelajaran kitab kuning
1 2 3 4 Nurul karomah
Galis Madura
2. Penelitian terdahulu berlokasi di P.P Darul Falah Bangsri Jepara sedangkanpenelitian ini di Pondok Pesantren Al-Fadl, Tegaldlimo,
Banyuwangi 5 Jurnal Wahyu Najib
fikri, 2018, Implementasi
Metode Amtsilati dalam Membaca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Demak (Jurnal kependidkan Islam Institut Agama Islam Negeri salatiga)
Sama-sama menggunakan metode kualitatif dan sama sama membahas tentang implementasi Amsilati
1. Penelitian terdahulu berlokasi diPondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Demak
Jadi pada penelitian terdahulu dari 2 skripsi dan 3 jurnal peneliti menyimpulkan bahwa penelitian terdahulu membahas tentang Implementasi
Amtsilati dalam Membaca Kitab Kuning,pada penelitian terdahulu lebih berfokus terhadap kaidah Nahwu Sharaf. Sedangkan pada penelitian ini lebih berfokus kepada tahapan tahapan pembelajaaran yang mencakup perencanaan, kegiatan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.
B. Kajian Teori
1. Maharah Qira’ah a) Pengertian
Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang disajikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia selain keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan ketrampilan menulis. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang No 2 Tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan Nasional, bahwa membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan pokok yang harus dibina dan dikembangkan dalam pendidikan bahasa.
Membaca merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, karena membaca tidak hanya untuk memperoleh informasi, tetapi berfungsi sebagai alat untuk memperluas pengetahuan bahasa seseorang.7
Secara etimologi kata maharah al-qira`ah berasal dari bahasa Arab yang berasal dari kata maharah ( (ةرهـم merupakan bentuk masdar dari lafad رـهـم yang berarti pandai atau mahir.
7 Irdawati, Yunidar, dan Darmawan, Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas 1 di Min Buol,( Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 4) 4
Adapun kata al- qirā`ah( ةءارـق) bentuk masdar dari أرق artinya membaca.8
Keterampilan membaca yaitu suatu kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam melihat dan memahami makna yang terkandung dalam sebuah tulisan dengan tepat dan fasih. Hal tersebut bertujuan untuk menyampaikan pesan dari penulis melalui tulisannya agar dapat ditangkap dan dipahami maknanya oleh si pembaca dengan baik dan tepat.9
b) Strategi Pembelajaran Qira’ah
Menurut Imam Makruf, pembelajaran Qira`ah seringkali disebut dengan pelajaram muthāla`ah (menela`ah) meskipun ada perbedaan sedikit antara keduanya. Dimana qirā`ah sebagai pelajaran membaca, muthāla`ah lebih menekankan pada aspek analisis dan pemahaman apa yang dibaca. Dan keduanya adalah proses untuk meciptakan ketarampilan berbahasa (mahārah al- qira`ah). Artinya, keteranpilan membaca meliputi latihan membaca dengan benar sampai dengan taraf kemampuan memahami dan menganalisis isi bacaan. Imam Makruf memaparkan secara gamblang strategi pembelajaran qira`ah sebagaimana berikut:10
8 Anwar abd. Rahman, Keterampilan Membaca dan Teknik Pengembangannya dalam Pembelajaran Bahasa Arab. (Jurnal Diwan Vol. 3 Nomor 2,2017) 157-158
9 Dian febrianingsih, Keterampilan Membaca Dalam Pembelajaran Bahasa Arab (Jurnal Studi Ilmu Keagamaan Islam, Vol.2, Nomor 2, 2021) 25
10 Anwar abd. Rahman, Keterampilan Membaca dan Teknik Pengembangannya dalam Pembelajaran Bahasa Arab. 161-163
1) Empty Outline. Tujuannya untuk melatih kemampuan siswa dalam menuangkan isi dari yang dibaca ke dalam bentuk tabel. Isi tabel tersebut tentunya disesuaikan dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Strategi ini dapat digabungkan dengan teknik The Power of Two.
2) Strategi Analysis. Tujuannya untuk melatih siswa dalam memahami isi bacaan dengan cara menemukan ide utama dan ide-ide pendukungnya. Juga melatih ketajaman analisis terhadap isi bacaan serta menemukan alur piker dari penulisnya.
3) Snow Salling. Hampir sama dengan The Power of Two atau small group presentation. Hanya saja prosesnya beda, karena strategi ini berjalan melalui beberapa tahap tergantung banyak sedikitnya jumlah siswa yang ada. Efektif digunakan untuk kelas dengan jumlah siswa yang besar.
4) Broken Square/Text. Hal tersebut untuk merangkaikan kembali bacaan yang sebelumnya telah dipotong-potong , dan bertujuan untuk melatih siswa dalam menyusun sebuah naskah tang sistematis. Serta memahami isi bacan secara global, hingga dapat menyusun kembali bacaan tersebut secara runtut.
5) Index Card Match. Biasanya digunakan untuk mengajarkan kata-kata atau kalimat dengan pasangannya. Juga dapat
diterapkan untuk melakukan evaluasi terhadap pemahaman siswa pada isi bacaan dengan membuat kartu-kartu soal dan jawabannya.
c) Sumber pembelajaran Maharah Qira’ah
Dalam mempelari dan memahami teks yang berbahasa arab tentunya tidak akan terlapas dari pembelajaran Nahwu dan Sharaf, di pondok pondok pesanten memiliki buku atau kitab kitab tersendiri dalam mengajarkan para santrinya untuk memahami ilmu Nahwu dan Sharaf, beberapa kitab yang sering di kaji dan digunakan sebagai dasar pembelaajaran nahwu sharaf yakni:
1) Al-Jurumiyah
Kitab jurumiyah merupakan kitab yang dikarang oleh imam Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin dawud ash Shanaji, kitab ini sering dikaji dan merupakan kitab yang wajib diajarkan di kalangan pondok pesantren, sebagai dasar pembelajaran Nahwu dan sharaf.11Selain itu kitab ini juga menjadi kitab pertama dalam 9 tatanan pembelajaran ilmu nahwu. Substansi materi yang ada dalam kitab Jurumiyyah tersebut sangat cocok jika diajarkan kepada siswa atau santri tingkat pemula. Karena penjelasannya masih secara umum dan
11 Muhammad Holimi, Implementasi Kitab Jurumiyah Pada Santri Kelas 4 madrasah Diniyah Sunan Kalijogo Jabung (Jurnal Pendidikan bahasa Arab, Vol.4, No.2, 2022) 65
singkat (belum terlalu mendalam dan detail). Semua santri pasti mengenal kitab ini bahkan telah mempelajarinya.12
2) Alfiyah Ibnu Malik
Kitab Alfiyah ibn Malik merupakan salah satu dari berbagai kitab nahwu yang diwariskan ibn Malik kepada umat manusia. Kitab ini tidak hanya dikenal di tanah kelahirannya, namun juga dipelajari di seluruh penjuru dunia baik di Timur maupun di Barat. Di Indonesia sendiri, kitab Alfiyah merupakan salah satu sumber rujukan dalam mengkaji nahwu maupun sharaf pada berbagai lembaga pendidikan terutama pada kalangan pondok pesantren.13
3) An-Nahwu Al-Wadhih
Kitab an-Nahwu al-Wadhih fi Qawa’id al-Lughah al- Arabiyyah Li al-Madaris al-Ibtidaiyyah merupakan kitab berisikan materi qawa’id bahasa arab, terutama materi nahwu. Kitab yang disusun oleh ‘Ali al-Jarim dan Musthafa Amin ini diterbitkan oleh Percetakan al- Hidayah, kota Surabaya, dan tahun penerbitan tidak
12Aghnia Cahyani, Problematika Pembelajaran Kitab Jurumiyah Dalam Memahami Ilmu Nahwu Bagi Santri Ulul Albab Manisrenggo Kediri (Jurnal Al-Makrifat Vol 7, No 1, April 2022) 105-106
13 Pahri Lubis, Pembelajaran Nahwu Dengan Nazham Alfiyah Ibn Malik (Jurnal Kajian Dan Pengembangan Umat Vol. 1 No. 1. 2018) 26
tersebut dalam kitab. Kitab ini dibagi menjadi dua, yaitu An-Nahwu Al-Wadhih Li al-madaris al-Ibtidaiyyah dan An-Nahwu Al-Wadhih Li al-Madaris atsTsanawiyyah.
Kedua kitab tersebut masing-masing berjumlah tiga jilid, yang masing-masing jilid memiliki jumlah halaman yang berbeda.14
Kitab ini merupakan kitab yang berisikan gramatika bahasa arab. Gramatika dalam bahasa arab (qawa’id) dibagi menjadi dua macam, yaitu tata kata (sharf) dan tata kalimat (nahwu). Kitab ini lebih banyak menyajikan materi-materi nahwu, sesuai dengan judulnya yaitu an- Nahwu al-Wadhih. Berdasarkan empat prinsip yang dikemukakan oleh Mackey, maka buku ini disusun dengan tujuan agar pelajar bahasa arab menguasai materi- materi qawa’id, terutama nahwu. tersebut dalam judul kitab Li al-Madaris al-Ibtida’iyyah, yang berarti bahwa buku ini ditujukan untuk pelajar bahasa arab yang pemula, atau tingkat sekolah dasar, yang ditempuh selama enam tahun, dan kitab ini menggunakan bahasa yang baku yang sederhana, sehingga akan mudah dipahami oleh para pemula.15
14 Zuhairoh, Analisis Komparatif Kitab An-Nahwu Al-Wadhih Dan Kitab Marja’ At-Thullab Fi Qawa’id An-Nahwi (Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1, 2020)527
15 Zuhairoh, Analisis Komparatif Kitab An-Nahwu Al-Wadhih Dan Kitab Marja’ At-Thullab Fi Qawa’id An-Nahwi. 529
4) Al-Miftah
Al-Miftah merupakan salah satu metode di antara sekian banyak buku pembelajaran bahasa Arab yang mengedepankan rumusan-rumusan ringkasan materi nahwu-sharaf agar menjadi mudah dipahami dan diajarkan, sehingga pada akhirnya dapat memudahkan pelajar dalam memahami bahasa Arab. Buku al-Miftah, terdapat materi nazam-nazam kaidah nahwu sharaf, dan materi ini menjadi salah satu kelebihan buku al-Miftah dibandingkan dengan metode-metode lain.16
5) Amsilati
Amsilatiadalah suatu buku pembelajaran ilmu tata bahasa Arab yang di kembangakan oleh KH. Taufiq Hakim dari Jepara yang di kemas menjadi lima jilib buku pembelajaran, satu buku Nadhom ringkasan Alfiyah ibnu malik, yang di gunakan untuk mempelajari cara membaca kitab kuning dengan benar yang sesuai dengan kaidah Nahwu dan Sharaf.
Amsilati merubakan sebuah terobosan metode baru yang di karang oleh KH.Taufiqul Hakim yang menjadi pengasuh dari pondok pesantren Darul Falah Bangsri,
16 Muslihin Sultan , M. Yahya, Metode Al-Miftah Li Al-Ulum: Alternatif Pembelajaran Kitab Kuning Pada Pendidikan Diniyah Formal (Jurnal Kependidikan, Vol. 14, No. 2, 2020) 176
Jepara, metode ini diharapkan mampu mambantu para peserta didik atau santri untuk mendpatkan kemudahan dalam memperjari ilmu tata bahasa arab atau Maharah Qira’ah. Yang dimulai dari pemikiran beliau dengan membandingkan metode cepat membaca al- Qur’an dengan menggunakan metode Qira’ati, maka dengan inilah beliau terdorong untung mengembangkan metode pembelajaran tata bahasa arab. Kata يتلثمأ adalah bentuk jama’ dari lafadz لاثم yang bermakna contoh contoh dan berakhiran “ti” yang bermakna saya, jadi kata يتلثمأ yang secara bahasa artinya contoh contoh saya.17
Beberapa pesantren yang mengkaji kitab kuning dalam pembelajaran diniyahnya diantaranya menggunakan buku Amsilati, KH.Taufiqul Hakim selaku pencetus buku Amsilati mengatakkan bahwa beliau kesulitan ketika harus menguasai dan mempelajarai kitab gundul melalui pembelajaran Nahwu dan sharaf nya perpedoman kepada Kitab Alfiyah Ibnu Malik yang merupakan kitab yang sangat popular di kalangan santri pondok pesantre dengan 1002 bait nadzom nya. Dengan bnayknya naadzon yang selain harus mengahafal
17 Ach. Sholehuddin, Implementasi Metode Amtsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Maharah Qiro’ah (Jurnal bahasa Arab, Vol. 3 No. 1, 2019) 50
memahaminya pun menjadi sebuah keharusan bagi santri penghafal Kitab Alfiyah Ibnu Malik.18
Dari situlah KH.Taufiqul Hakim mulai mengerti manfaatdari hafalaan nadzom Alfiyah ibnu Malik yang telah dilakukan selama ini. Ada penarikan kesimpulan yang diambil oleh beliau, yaitu praktek penguasaan pembcaan kitab kuning yang cukup dengan 100-200 bait nadzom Alfiyah Ibnu Malik yang penting saja (mendukung skala prioritas) sedangkan dadzom yang lain hanya sebagai nadzom penyempirna saja. Dengan begitu para santri diharapkan memahami dan mempelajari buku buku yang menunjang dan memudahkan dalam mrmahami kitab kuning.19
Amsilati adalah buku yang ptaktis, mudah dan dapat membantu santri atau peserta didik pemula supaya lebih gampang memahami tata bahasa arab atau lebih dikenal dengan ilmu Nahwu dan Shorof. Kitab Amsilati merupakan buku yang disusun dalam bentuk buku yang berisikan beberapa materi pembelajaran ilmu Nahwu dan sharaf yang terprogram dengan penulisanya yang sistematis bagi para santri pemula.
18 Ach. Sholehuddin, Implementasi Metode Amtsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Maharah Qiro’ah. 51
19 Bashirotul Hidayah, Penerapan Metode Amsilati dalam Penguasaan Kitab Kuning Di Pesantren Putri al- Amanah Tambak Beras Jombang (Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2, No 2. 2018) 228
Jika dapat didefinisikan, Amsilati adalah:
ةغللا دعاوق ةْبرعلا
ةيا نم ةلثمأب ةديدجلا عونب ةْساسلاأ
لاو َاِْصلا نم نْئدتِملل ةلوهسلانآرقلا سهلا يوذ َاملغ
“Qoidah-qoidah Bahasa Arab tingkat dasar dengan model terbaru, dengan contoh-contoh dari ayat-ayat Al-qur‟an yang mudah dicerna, mudah difahami dan menyenangkan, layak bagi pemula baik kanak-kanak, remaja ataupun orang dewasa”.20 2. Format buku Ajar
a.
Ketentuan Umum1)
Naskah buku teks disusun dalam bahasa Indonesia ragam ilmiah yang baik, jelas, dan benar.2)
Naskah buku teks dirancang untuk peserta didik jenjang sekolah (SMP/MTs, SMA/MA/SMK) dan merupakan bahan ajar mata pelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan kurikulum yang berlaku (kurikulum 2013).3)
Naskah buku teks memberikan kontribusi terhadap pengembangan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan secara langsung digunakan pada proses pembelajaran di kelas/sekolah.4)
Tata cara penulisan mengacu pada Pedoman Penulisan Buku Teks Menggunakan Model PKS.
20 Ach Sholehuddin, Implementasi Metode Amsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Maharah Qira’ah (Jurnal Arabiyatuna Bahasa Arab Vol 3. 2019). 51
5)
Naskah buku teks adalah karya sendiri/kelompok, bukan hasil plagiat, dan belum pernah dipublikasikan di mana pun.6)
Penulis naskah disyaratkan minimal sedang menempuh mata kuliah Menulis Buku Ajar/Ilmiah.b.
. Ketentuan Penyusunan Naskah1)
Naskah berangkat dari disiplin keilmuan tertentu yang dikuasai oleh penulis (baca: Bahasa Indonesia).2)
Naskah merupakan karya asli penulis, bukan terjemahan, bukan saduran, dan bukan kompilasi pandangan para ahli (kecuali jika diperlukan untuk studi banding).3)
Naskah harus berbeda dan dibedakan sedemikian rupa dari buku teks sejenis yang telah beredar di pasaran. Naskah yang ditulis adalah naskah buku teks yang telah didukung oleh referensi (hasil bacaan, informasi) yang aktual dan factual.c.
Ketentuan Teknis Penulisan1)
Huruf yang digunakan adalah Times New Roman font 12 dengan jarak spasi 1,5, berjumlah minimal 100 halaman, tidak termasuk glossary dan indeks2)
Ukuran kertas naskah A4 dengan pengaturan margin: Kiri- Atas: 4-4, dan Kanan-Bawah: 3-3.3)
Naskah diterima dosen pengampu mata kuliah Menulis Buku Ajar/Ilmiah dalam bentuk CD atau disket beserta satu copy naskah tercetak (print out).4)
Sertakan biodata penulis atau para penulis di bagian akhir naskah. Biodata ditulis dalam bentuk narasi, tidak lebih dari 100 kata.5)
Jumlah penulis sesuai dengan pembagian kelompok di awal perkuliahan.213. Implementasi pembelajaran Amsilati a) Perencanaan
Sebelum melakukan pembelajaran Amtsilati, terlebih dahulu membuat program atau kurikulum pembelajaran yang berfungsi sebagai pedoman pembelajaran Nahwu dan Sharaf menggunakan buku Amtsilati. program ini meliputi penentuan materi pembelajaran, target pembelajaran buku Amtsilati, ujian evaluasi dan wisuda.22
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran Amtsilati menggunakan kitab pedoman yang haris dimiliki oleh setiap santri yaitu 5 jilid kitab Amtsilati, rumus dan qoidah, khulashoh, tatimmah 1 dan 2, serta shorfiyah yang berfungsi sebagai buku ajar dan hafalan santi. Untuk melaksanakan pembelajaran Amtsilati, tidak terlepas dari pembagian tingkatan atau kelas. Pembagian level atau tingkatan
21 Khaerudin Kurniawan, Pengembangan Model Pembelajaran Komunitas Sosial Berbasis Literasi Bahasa Dalam Pembelajaran Menulis Buku Teks (Universitas Pendidikan Indonesia, 2013). 260- 262
22 Komarudin, Upaya Memahami Nahwu Sharaf dengan Metode Amsilati (Jurnal Pendidikan BASIS Bahasa Arab dan Studi Islam Volume 5 No. 2 September 2021) 37
kelas ini berfungsi untuk lebih memfokuskan pembelajaran santri sesuai dengan kemampuan santri.23Berikut proses pembelajaran menggunakan Amtsilati:
1) Kegiatan Pembuka
Dalam memulai pembelajaran di awali dengan membaca do’a sebelum belajar kemudia membaca Nadzom Khulasoh dan Rumus qoidah di lanjutkan dengan kegiatan Tanya.
2) Kegiatan Inti
(a) Ustadz/ustadzah menginstruksikan santri untuk membuka halaman kitab jilid Amtsilati pada materi yang akan dibahas.
(b) Setelah santri membaca materi, kemudian Ustadz/ustadzah menjelaskan dengan pendekatan pengulangan materi sampai santri benar-benar paham.
(c) Setelah menjelaskan materi, Ustadz/ustadzah memberikan salahsatu contoh teks bacaan tulisan arab di papan tulis berukuran 40x60 cm dan menunjuk santri satu persatu menjelaskan kedudukan kaidah Nahwu dan Sharaf pada teks bacaan tersebut.
23 Komarudin, Upaya Memahami Nahwu Sharaf dengan Metode amsilati 38
(d) Ustadz/ustadzah memberikan soal latihan yang harus dikerjakan oleh santri di buku catatan masing-masing berupa teks arab tanpa syakal, santri diminta untuk memberi syakal sesuai dengan kaidah Nahwu dan Sharaf yang benar dan menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
(e) Setelah semua santri mengerjakan soal, Ustadz/ustadzah mengoreksi jawaban yang telah dikumpulkan oleh masing-masing santri.24
3) Kegiatan Penutup
(a) Ustadz/ustadzah menunjuk salahsatu santri untuk membaca teks arab yang ditulis dipapan tulis. Jika bacaannya salah, Ustadz/ustadzah membenarkan hukum bacaannya sesuai dengan kaidah ilmu nahwu, kemudian mengintruksikan santri untuk mencatat jawaban yang benar didalam buku catatannya masing-masing
(b) Khusus kelas Amtsilati jilid 3 sampai jilid 5, ustadz/ustadzah meminta santri satu persatu untuk mengi’rab teks bacaan yang telah ditulis di papan tulis
24 Komarudin, Upaya Memahami Nahwu Sharaf dengan Metode amsilati 39
(c) Ustadz/ustadzah memberikan closing statement dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
(d) Ustadz/ustadzah menyampaikan salam penutup (e) Santri membaca do’a dan mengucapkan salam (f) Ustadz/ustadzah meninggalkan ruangan dan disusul
oleh santri kembali keasrama.25 c) Evaluasi
Evaluasi ini dilaksanakan secara serentak di madrasah dan mesjid, melalui ujian tes tulis dan tes lisan oleh pengajar Amtsilati dan ustadz/ustadzah pengajar Amtsilati. untuk tes lisan sesuai target hafalan santri dan tes tulis sesuai dengan materi pembahasan jilid kitab Amtsilati masing-masing. Evaluasi akhir merupakan tahap akhir dari pembelajaran Amtsilati. Santri diperbolehkan mengikuti ujian ini apabila sudah layak dan mampu serta sudah menyelesaikan 5 jilid kitab Amtsilati. Untuk materi ujiannya meliputi materi keseluruhan jilid kitab Amtilati. Dan apabila santri lulus mengikuti ujian Amtsilati, santri bisa mengikuti wisuda Amtsilati.26
4. Faktor pendukung dan Penghambat Pembelajaran Amsiati
Penerapan buku Amsilati dalam mempercepat kemampuan Membaca Kitab Kunng tentu memiliki faktor faktor yang mempengaruhi dalam suatu proses pembelajaran, dari hasil pemaparan dan alanisis data,
25 Komarudin, Upaya Memahami Nahwu Sharaf dengan Metode amsilati 39
26 Komarudin, Upaya Memahami Nahwu Sharaf dengan Metode amsilati 39
faktor pendukung dan pengambat dalam implementasi pembelajaran amsilatii adalah sebagai berikut:27
a) Minat belajar b) Kecerdasan santri c) Motivasi
d) Kondisi pengajar/guru e) Alat instrumental f) Lingkungan
Adapun faktor esksternal yang menjadi faktor penghambat dalam pembelajaran Amtsilati sebagai berikut:
a) Kurangnya minat belajar b) Kurangnya motivasi c) Kedisiplinan
d) Sarana Pembelajaran 5. Kitab Kuning
Kitab kunig atau kitab klasik adalah literatur bacaan dan referensi islan berbentuk Bahasa arab klasik yang tertulis tanpa kharakat yang meliputi bidang studi islam seperti Qur,an, Tafsir, ilmu tafsir, Hadits, Ilmu Hadits, Fiqih, Ushul fiqih, Aqidah Fiqih, Ilmu Kalam, Tauhid, Nahwu Sharf atau ilmu bahasa yang termasuk Ma’ani Bayan Badi’ serta ilmu Mantik, ilmu Sejarah islam, Ilmu Taswuf, Ilmu Tariqat, Ilmu
27 Komarudin, Inas Milatul Anwar, Upaya Memahami Nahwu Sharaf dengan Metode Amsilati (Jurnal Pendidikan BASIS Bahasa Arab dan Studi Islam Volume 5 No. 2 September 2021) 41-43
Akhlaq, dan ilmu apapun yang ditulis dalam bahasa arab tanpa harakat, yang memiliki format khas tersendiri dengan menggunakan kertas berwrna kuning, yang sering dipelajari di pondok Pesantren.28
Imam Bawani menyatakan bahwa kitab kuning dikenal juga dengan kitab gundul karena memang tidak memiliki harakat (fathah, kasrah, dhammah, sukun), tidak seperti kitab alQuran pada umumnya. Oleh sebab itu, untuk bisa membaca kitab kuning berikut arti harfiah kalimat per kalimat agar bisa dipahami secara menyeluruh, dibutuhkan waktu belajar yang relatif lama. Istilah kitab kuning sebenarnya diletakkan pada kitab warisan abad pertengahan Islam yang masih digunakan pesantren hingga saat ini.29
Spesifikasi kitab kuning secara umum lerletak dalam formatnya (layout), yang terdiri atas dua bagian matan (teks asal) dan syarh (komentar, teks penjelas atas matn). Dalam pembagian semacam ini, matn selalu diletakkan di bagian pinggir (margin) sebelah kanan maupun kiri, sementara syarh, karena penuturannya jauh lebih banyak dan panjang dibandingkan matn, diletakkan pada bagian tengah setiap halaman kitab kuning. Ciri khas lainnya terletak dalam penjilidannya yang tidak total, yakni tidak dijilid seperti buku dan hanya dilipat berdasarkan kelompok halaman (misalnya, setiap 20 halaman) yang secara teknis dikenal dengan istilah korasan. Jadi, dalam satu kitab
28 Mustofa, Kitab Kuning Sebagai Literatur Keislaman Dalam Konteks Perpustakaan Pesantren (Jurnal Tibanndaru Volume 2 Nomor 2. 2018) 4.
29 Mustofa, Kitab Kuning Sebagai Literatur Keislaman Dalam Konteks Perpustakaan Pesantren. 3
kuning terdiri atas beberapa korasan yang memungkinkan salah satu atau beberapa korasan itu dibawa secara terpisah. Seperti biasanya, ketika berangkat ke majelis pengkajian (pengajian), santri hanya membawa korasan tertentu yang akan dipelajarinya bersama sang kiai di lingkungan pondok pesantren.30
Kitab Taqrib adalah salah satu kitab kuning karya Ulama besar Imam Abu Syuja’, seorang Menteri dan Hakim di Isfahan dengan nama lengkapnya Imam Ahmad bin Husain bin Ahmad al-Asfahani, yang hidup pada abad V sampai VI Hijriyah (lahir tahun 434 H, wafat tahun 593 H). kitab Taqrib merupakan kitab yang menerangkan tentang tata cara ibadah yang sesuai dengan Islam. Ia berbentuk matan yang dikarang oleh imam Ahmad bin Qosim bin Abi Suja' al- Asfihani yang dapat melahirkan kitab-kitab syarah yang bernuansa penjelasan tentang tata cara ibadah seperti kitab Fatkhul Qorieb, oleh Imam al-Ghazzi, al-Iqna’, oleh Syekh Syarbini al-Khathib, Bujairimi Syarah Iqna’,oleh Syekh Sualiaman al-Bujairimi, at-tadzhieb dan kitab-kitab syarah lainnya.31 Selain itu kitab Taqrib termasuk juga kitab yang menggali hukum Islam karena ia merupakan salah satu dari klasifikasi kitab fiqih tentunya sistematika rumusan tujuan penulisan kitab adalah sama seperti apa yang dikatakan oleh imam al-Syabiti yang telah melakukan penelitian (istiqra) berdasarkan apa yang digali dari al-Qur’an dan as-Sunnah, yang
30 Mustofa, Kitab Kuning Sebagai Literatur Keislaman Dalam Konteks Perpustakaan Pesantren.4
31 Moh Mofid, Implementasi Pemahaman Terhadap Kitab Taqrib Dalam Ibadah Santri Di Pondok Pesantren Sunan Kalijogo Jabung (Jurnal AKADEMIKA Manajemen pendidikan Islam olume 2 Nomor 1, 2020) 18
menyimpulkan bahwa tujuan hukum Islam di dunia ada lima hal, yang dikenal dengan al-Maqashid al-Khamsah yaitu:32
a) Memelihara Agama (hifdz al-din). Yang dimaksud dengan Agama disini adalah agama dalam arti sempit (ibadah mahdah).
b) Memelihara diri (hifdz al-nafs). Termasuk dalam bagian ini adalah larangan membunuh diri sendiri dan orang lain, larangan menghina dan lain sebagainya, serta kewajiban menjaga diri.
c) Memelihara keturunan dan kehormatan (hifdz al-nas/irdill), seperti aturan tentang pernikahan, larangan perzinahan, dan lain-lain.
d) Memelihara harta (hifdz al-mal).
e) Memelihara akal (hifdz al-‘aql). Termasuk di dalamnya larangan meminum minuman keras dalam menuntut ilmu.
6. Pondok pesantren a) Pengertian
Pesantren berasal dari dua kata, yaitu pondok dan pesantren.
Pondok berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti tempat menginap, atau asrama. Sedangkan pesantren berasal dari bahasa Tamil, dari kata santri, diimbuhi awalan pe dan akhiran –an yang
32 Moh Mofid, Implementasi Pemahaman Terhadap Kitab Taqrib Dalam Ibadah Santri Di Pondok Pesantren Sunan Kalijogo Jabung (Jurnal AKADEMIKA Manajemen pendidikan Islam olume 2 Nomor 1, 2020) 22
berarti para penuntut ilmu. Sedangkan Menurut istilah pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.33
Sedangkan menurut menurut Prof. Johns Berpendaapat bahwa kata “santri”berasal dari bahaa Tamil yang berarti guru mengaji. Istilah pondok dapat juga diartikan sebagai asrama atau tempat tinggal dari para santri, suatu pondok pesantren pasti memiliki asrama, santri, dan kyai. Di pondok pesantren para santri harus patuh dan taat kepada qonun-qonun sudah ditetapkan oleh pesantren, seperti kegiatan wajib sholat berjamaah, diniyah. Dan sekolah formal yang dimana itu menjadi kegiatan wajib yang ada di beberapa pondok pesantren.34
Berdasarkan uraian diatas, pesantren sebagai lembagaa pendidikan islam minimal terdiri dari lima unsur dan menjadi ciri khas di lembaga pesantren, yakni meliputi pondok, masjid, pembelajaran kitab kuning, santri, dan kyai serta unsur pedukung seperti koperasi, aula, lapangan, ruang kesehatan, asrama, rumah kyai, pendopo, kolam, kantor, kantin dan fasilitas fasilitas lainya.
Pondok pesantren byasanya hanya memiliki satu gerbang utama
33 Zulhimma, Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren di Indonesia (Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 01, No. 02 2013) 166
34 Haidar Putra Daula, Pendidikan Islam Di Indonesia Histori dan Esistensinya, (Jakarta, Kencana, 2019) 66
dan dikelilingi oleh pagar dan tembok untuk menjaga keluar masuk para santri supaya lebih tertib.
b) Tujuan pondok Pesantren
Pada dasarnya pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam, karena di dalamnya terdapat seperangkat pengetahuan yang berhubungan dengan agama Islam. Apapun usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pesantren dimasa kini dan masa mendatang harus tetap pada prinsip ini, artinya pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dengan ciri khas, meskipun ia banyak terlibat dalam berbagai masalah kemasyarakatan.
Dengan demikian perumusan tujuan yang bersifat integral yang dapat menampung cita-cita negara dan ulama. Seperti disebutkan oleh Djamaluddin dan Abdullah Aly, Tujuan tersebut dapat kita rumuskan sebagai berikut antara lain:
a. Tujuan Umum
Membentuk mubalig-mubalig Indonesia berjiwa Islam Pancasilais yang bertakwa, yang mampu, baik rohaniah maupun jasmaniah mengamalkan ajaran agama Islam bagi kepentingan kebahagiaa hidup diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa serta negara Indonesia.
b. Tujuan Khusus
1) Membina suasana hidup keagamaan dalam (santri).
2) Memberikan pengertian keagamaan melali pengajaran ilmu agama Islam.
3) Mengembangkan sikap beragama melalui praktek- praktek ibadah.
4) Mewujudkan ukhuwah islamiyah dalam pondok pesantren dan sekitarnya.
5) Meberikan pedidikan keterampilan civic dan kesehatan, olah raga kepada anak didik.
6) Mengusahakan terwujudnya segala fasilitas dalam pondok pesantren yang memungkinkan pencapaian tujuan umum tersebut.35
c. Tipologi Pondok Pesantren
1) Pondok Pesantren Salafi (tradisional)
Model pesantren salafi adalah pondok pesantren yang pembelajarannya masih mempertahankan sistem pengajaran sorogan, wetonan dan bandongan karena berpedoman pada hakekat tujuan pendidikan psantren bukan mengajar kepentingan duniawi, tetapi ditanamkan pada mereka bahwa belajar adalah semata- mata kewajiban dan pengabdian kepada Tuhan.
35 Hadi Purnomo, Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren. (Yogyakarta, Biklung Pustaka Utama, 2017). 30-31
Implikasi dari suatu pengajaran yang demikian ini adalah jenjang pendidikannya di pesantren ini tidak hanya dibatasi para santri hanya belajar kitab kuning secara bergantian, tinggi rendahnya kedalaman ilmu seorang santri diukur lama tidaknya santri tersebut berada di pondok pesantren, sehingga dapatlah dikatakan bahwa ada perbedaan nilai keilmuan di masing-masing santri.36
2) Pondok Pesantren Khalafi (Modern)
Dalam Undang-Undang No.2 tahun 1989 dijabarkan bahwa ada dua jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melaui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang dilakukan melalui kegiatan belajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.37
Pada model pesantren khalafi lembaga tersebut di samping memasukkan pelajaan-pelajaran umum juga mengikuti perkembangan kurikulum baik kurikulum
36 Hadi Purnomo, Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren. 36
37 Hadi Purnomo, Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren. 37
lokal maupun kurikulum nasional, disebabkan kurikulum bukanlah sekadar menentukan pelajaran yang harus dipelajari untuk menambah pengetahuan atau mengembangkan bakatnya melainkan merupakan masalah memperbaiki dan meningkatkan mutu kehidupan individu dan masyarakat.
d. Pondok Pesantren Komprehensif
Sistem pesantren ini disebut komprehensif merupakan sistem pendidikan dan pengajaran gabungan antara yang tradisional dan yang modern. Artinya di dalamnya diterapkan pendidikan dan pengajaran kitab kuning dengan metode sorogan, bandongan dan watonan, namun secara reguler sistem pesekolahan terus dikembangkan. Bahkan pendidikan keterampilan pun diaplikasikan sehingga menjadikannya berbeda dari tipologi kesatu dan kedua.38
38 Hadi Purnomo.Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren. 38
41
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian lapangan (field research). Peneliti harus terjun langsung ke lapangan, terlibat langsung dengan lembaga yang diteliti. Terlibat dengan partisipan berarti turut merasakan apa yang mereka rasakan dan sekaligus juga mendapatkan gambaran lebih komprehensif tentang situasi setempat.39Alasan menggunakan pendekatan ini karena peneliti berusaha mengali lebih dalam tentang bagaimana ImplementasiAmsilati di Pondok Pesantren Al-Fadl Tegaldlimo.
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu.
Dengan kata lain pada penelitian deskriptif, peneliti hendak menggambarkan suatu gejala (fenomena), atau sifat tertentu, tidak untuk mencari atau menerangkan keterkaitan antar variabel. Penelitian deskriptif hanya melukiskan atau menggambarkan apa adanya.40
39J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif,(Jakarta:Grasindo,2010),8.
40 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, metode dan prosedur, (Jakarta: Kencana, 2013), 59