• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA BANIN SIMBANGKULON PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA BANIN SIMBANGKULON PEKALONGAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

61

A. Analisis Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon Pekalongan

Metode adalah salah satu hal yang terpenting dalam dunia pendidikan, dengan menggunakan metode yang tepat, maka pelajaran atau informasi yang disampaikan akan efektif. Metode sorogan adalah salahsatu metode tradisional yang masih digunakan di pondok pesantren-pondok pesantren Indonesia, karena dunia pesantren pada umumnya identik dengan kitab kuning, santri dianggap berhasil apabila bisa membaca kitab kuning. Metode sorogan adalah metode yang efektif dalam pembelajaran membaca kitab kuning.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan sorogan di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon Pekalongan sistemya yaitu SCL (Student Center Learning) yaitu dimana seorang santri lebih aktif dalam pembelajaran belajar mengajar. Maka dari itu pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan merupakan metode yang tepat, karena dalam proses pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan santri dituntut aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

(2)

Proses pelaksanaan pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon yaitu para santri menunggu pengajarnya datang, biasanya para santri menunggu pengajarnya datang, para santri memanfaatkan waktu menunggu dengan mempelajari kitab yang akan dibaca, dan santri nantinya akan maju satu persatu membaca kitab yang telah dipelajari. Proses pembelajaran ini dengan tahapan seperti berikut:

1. Santri membaca kitab kuning dengan diawasi oleh staf pengajarnya.

2. Santri memaknai kitab kuning tersebut secara mufrodat dengan bahasa jawa.

3. Santri menerangkan susunan tata bahasanya (Nahwu dan Shorofnya).

4. Santri menerangkan maksud dari isi kitab yang telah dibaca.

Metode sorogan di pondok pesantren Nurul Huda Banin selain santri dituntut untuk bisa membaca kitab kuning santri juga dituntut untuk bisa memahami serta menerangkan materi yang telah dibaca, selain itu santri juga dituntut untuk bisa memahami tarkibdari kitab yang dibaca, serta santri dapat memperbanyak pengetahuan kosakata bahasa Arab (Mufrodat) dan juga mengetahui tata bahasa Arab (Nahwu dan Shorofnya)

Dalam proses pembelajaran membaca kitab kuning menggunakan metode sorogan juga dilaksanakan evaluasi, ketika santri telah menyelesaikan sebuah kitab yang telah dibaca maka santri akan diberi pertanyaan-pertanyaan oleh pengajarnya, mengenai kitab yang dibaca.

(3)

Untuk mengetahui kemampuan santri dalam menguasai kitab kuning yang telah di pelajari, maka santri nantinya di akhir tahun. Santri akan diharuskan membuat makalah dengan materi yang ditentukan oleh pengajarnya, dan makalah dibuat dengan berbahasa Arab, setelah santri membuat makalah, kemudian santri mempresentasikan makalah yang telah dibuatnya, dengan di saksikan oleh wali santri.

B. Analisis Waktu Pelaksanaan Metode Sorogan

Metode sorogan merupakan metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca kitab kuning di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon Pekalongan, metode sorogan di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon Pekalongan dilakukan setiap hari kecuali hari selasa dan hari jumat, pada umumnya santri di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon juga bersekolah formal di yayasan Salafiyah Simbangkulon.

Pembelajaran formal biasanya berakhir pada jam 14.00 WIB, dengan jeda waktu dimanfaatkan oleh santri untuk beristirahat ataupun belajar untuk kegiatan selanjutnya. Sorogan dimulai setelah jamaah Sholat Ashar, yang mana jamaah Sholat Ashar dipimpin langsung oleh KH. Makhrus Khudhori (Pengasuh), setelah jamaah Sholat Ashar para santri menunggu para ustadz untuk melakukan kegiatan pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan.

Waktu setelah berjamaah Sholat Ashar merupakan waktu yang sangat tepat hal ini dikarenakan setelah pelajaran formal selesai masih ada jangka

(4)

waktu bagi santri untuk bisa bersiap-siap dalam melakukan kegiatan pembelajaran selanjutnya.

C. Analisis Materi yang Menggunakan Metode Sorogan

Materi yang ada di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon banyak sekali, sebagian besar menggunakan literatur kitab kuning, namun dari semua materi yang diajarkan di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon Pekalongan tidak semuanya menggunakan metode sorogan, sebelum santri dididik menggunakan metode sorogan, santri di uji terlebih dahulu pengetahuan tajwidnya oleh pengasuh pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon Pekalongan, yaitu KH. Makhrus Khudhori.

Metode sorogan di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon digunakan untuk beberapa materi, daintara materi-mater yang menggunakan metode sorogan yaitu,

1. Tauhid dengan menggunakan kitab ‘Aqidatu Awam

Santri yang baru masuk pondok pesantren sebelum belajar membaca kitab dengan menggunakan metode sorogan terlebih dahulu di uji mengenai pengetahuan tajwid, jika santri belum mengetahui tentang tajwid maka santri harus mengaji tajwid terlebih dahulu dengan pengasuh pondok pesantren, jika santri sudah mengetahui tentang tajwid maka santri masuk kitab tingkat pertama yaitu kitab Aqidatul Awam.

Kitab Aqidatul Awam menerangkan tentang tauhid, serta bahasa dari kitab Aqidatul Awam tidak terlalu sulit, maka kitab ini digunakan untuk santri tingkat petama membaca kitab kuning.

(5)

2. Shorof dengan menggunakan kitab Amtsilatut Tashrifiah

Shorof merupakan tingkatan kedua materi kitab yang menggunakan metode sorogan, hal ini dikarenakan shorof menerangkan tentang tata bahasa Arab mengenai berubahnya lafadz Arab. Membaca kitab haruslah bisa menguasai materi shorof terlebih dahulu.

Pondok pesantren Nurul Huda Banin materi shorof menggunakan kitab Amtsilatut Tashrifiyah, karangan KH. Khudhori Thabri yang mana beliau adalah pendiri pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon, materi Amtsilatut Tashrifiyah karangan KH. Khudhori Thabri merupakan kitab yang disertai bahasa Jawa sehingga mempermudah santri memahami materi kitab.

3. Nahwu dengan kitabnya Al-Jurumiyah

Materi setingkat selanjutnya adalah materi Nahwu yang menerangkan tentang gramatika Bahasa Arab, materi nahwu menjadi posisi nomor tiga setelah shorof. Materi Nahwu tingkat pertama di pondok pesantren Nurul Huda Banin adalah Al-Jurumiyah.

Kitab Al-Jurumiyah adalah kitab yang menerangkan tentang Nahwu dengan isi kitab yang singkat, dan mudah dipahami, serta susunan bahasa yang mudah, maka dari itu kitab ini adalah kitab Nahwu tingkat pertama yang digunakan di pondik pesantren Nurul Huda banin Simbangkulon.

(6)

4. Fiqih dengan menggunakan kitab Safinatun Najah

Tingkatan kitab selanjutnya yaitu kitab Safinatun Najah. Kitab Safinatun Najah adalah kitab yang menerangkan tentang fiqih, kitab ini

merupakan kitab tingkat pertama yang menerangkan tentang fiqih atau hukum-hukum Islam, membaca kitab ini harus mengetahui gramatika dan susunan bahasa Arab, Maka dalam membaca kitab ini berarti santri mengamalkan i si kitab Al-Jurumiyah dan kitab Al-Imrithi.

Kitab fiqih ini menerangkan tentang fiqih ibadah dan bahasanya pun masih sederhana, maka dari itu kitab Safinatun Najah adalah kitab fiqih tingkatan pertama di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon.

5. Nahwu dengan kitabnya Al-‘Imrithi

Setelah Al-Jurumiyah tingkatan selanjutnya adalah kitab Al-

‘Imrtihi. Al-‘Imrithi merupakan kitab yang menerangkan nahwu atau

gramatika Bahasa Arab tingkatan kedua di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon setelah Al-Jurumiyah, kitab ini berisi tentang nadzom-nadzom, dan materi kitab menerangkan apa yang belum ada di

kitab Al-Jurumiyah

6. Fiqih dengan menggunakan kitab Fathul Qorib.

Tingkatan kitab selanjutnya sekaligus tingkatan yang terakhir yaitu kitab Fathul Qorib. Kitab Fathul Qorib adalah kitab yang menerangkan tentang Fiqih atau hukum Islam, berbeda dengan Kitab Safinatun Najah kitab Fathul Qorib ini pembahasan fiqihnya lebih luas

(7)

dan di dalam kitab ini juga terdapat contoh masalah-masalah yang biasa muncul pada kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan fiqih.

D. Analisis Staf Pengajar Sorogan di Pondok Pesantren Simbangkulon Pekalongan

Staf pengajar di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon ada yang mengajar Madrasah Diniyah dan ada yang mengajar pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan.

Staf pengajar yang membantu dalam proses pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan pada umumnya yaitu pengurus pondok dan para santri yang sudah senior atau para santri yang sudah dianggap bisa menguasai beberapa kitab kuning.

Cara yang dilakukan di pondok pesantren Nurul Huda Simbangkulon dengan menugaskan santri untuk menjadi staf pengajar sangatlah bagus sekali, karena sistem ini membimbing santri untuk bisa membimbing santri lainnya TOT (Training Of Trainer) dengan cara ini kelak santri keluar dari pondok pesantren pun jika menjadi seorang pendidik santri sudah siap, karena santri sudah belajar membimbing di pondok pesantren.

Pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon di pimpin langsung oleh pengasuh, dan dibantu oleh staf pengajar yang lainnya, hal ini disebabkan karena santri di pondok pesantren Nurul Huda banyak, sehingga pengasuh pun tidak bisa mendampingi secara langsung kepada santri- santrinya.

(8)

Pembelajaran membaca kitab kuning menggunakan metode sorogan ini pengasuh mendampingi atau membimbing para santri yang sudah lancar membaca kitab, dalam hal ini para staf pengajar yang membantu mendampingi sorogan pun masih dalam bimbingan dan pantauan pengasuh.

Para staf pengajar sorogan ini biasanya melakukan persiapan sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode sorogan, para staf pengajar biasanya membaca kembali kitab yang akan dibacakan oleh para santri.

E. Analisis Faktor-faktor Pendukung dan penghambat Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran membaca kitab kuning.

1. Analisis Faktor-faktor Pendukung Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran membaca Kitab Kuning.

Pelaksanaan pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan di pondok pesantren Nurul Huda Banin terbagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal

Faktor ini sangat mempengaruhi jalannya sorogan tersebut karena faktor ini tumbuh dari dalam diri santri maupun staf pengajarnya, faktor internal ini meliputi:

1. Keinginan santri untuk belajar membaca kitab kunig, jika keinginan membaca kitab kuning santri kuat maka proses pembelajaran pun berjalan efektif.

(9)

2. Motivasi santri, motivasi santri sangat penting sekali, dengan adanya motivasi santri dari dirinya sendiri maka santri akan mau melakukan pembelajaran membaca kitab kuning.

3. Kesungguhan santri, jika seorang santri sungguh-sungguh maka pembelajaran kitab kuning pun tidak akan mersa terbebani.

4. Keadaan fisik santri, jika keadaan fisik santri baik maka pelaksanaan pembelajaran pun akan efektif.

5. Kesungguhan pengajar, jika pengajarnya bersungguh-sungguh membimbing dan mengarahkan santri, kemudian pengajar melakukan persiapan, maka pembelajaran pun berlangsung efektif.

6. Keadaan fisik pengajar, keadaan fisik seorang pengajar juga sangat mempengaruhi jalannya pembelajaran, jika fisik dari pengajar sedang tidak ada masalah maka proses pelaksanaan pembelajaran pun berjalan efektif.

7. Kompetensi pengajar, kompetensi seorang pengajar sangatlah mempengaruhi efektifnya dan baiknya pelaksanaan pembelajaran, jika pengajar berkompeten maka pembelajaran pun berlangsung dengan sangat baik.

b. Faktor eksternal

Selain faktor internal faktor eksternal juga mempengaruhi jalannya pelaksanaan pembelajaran, faktor eksternal ini meliputi:

(10)

1. Pengasuhnya, figur seorang pengasuh di pondok pesanrten Nurul Huda Banin Simbangkulon Pekalongan ini berpengaruh, karena pengasuh terjun langsung memantau jalannya pembelajaran.

2. Lingkungan, lingkungan pondok pesantren Nurul Huda Banin simbangkulon jauh dari jalan raya, sehingga terhindar dari kebisingan suara mator berlalu lalang, hal ini menjadikan lingkungan pondok pesantren mempengaruhi efektifnya pembelajaran

3. Teman, teman adalah salah satu faktor yang bisa mempengaruhi keinginan santri untuk bisa lebih bisa giat belajar, dan apabila santri belum tahu tentang materi yang tidak bisa bisa menanyakan kepada teman satu asramanya

4. Waktu, waktu pelaksanaan pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi, karena pelaksanaannya dilakukan setelah Ashar, sehingga para santri masih mempunyai jeda waktu untuk bisa beristirahat dan belejar setelah pulang sekolah.

2. Analisis Faktor-faktor Penghambat Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran Membaca Kitab Kuning

Faktor-faktor penghambat dalam pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan sorogan terbagi menjadi dua yaitu faktor innternal dan faktor eksternal.

(11)

a. Faktor internal

Faktor ini sangat mempengaruhi jalannya sorogan tersebut karena faktor ini tumbuh dari dalam diri santri maupun staf pengajarnya, faktor internal ini meliputi:

1. Kurangnya minat santri untuk belajar membaca kitab kunig, jika keinginan membaca kitab kuning santri kurang maka proses pembelajaran pun berjalan tidak efektif

2. Kurnangnya motivasi santri, motivasi santri sangat penting sekali, dengan adanya motivasi yang rendah maka proses pembelajaran pun berjalan tidak efektif

3. Kurangnya kesungguhan santri, jika seorang santri tidak sungguh- sungguh, maka santri merasa terbebani dengan adanya pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan sorogan, dan proses pembelajaran pun berlangsung tidak efektif

4. Lemahnya keadaan fisik santri, jika keadaan fisik santri tidak baik, maka pelaksanaan pembelajaran pun tidak efektif efektif

5. Kurangnya kesungguhan pengajar, jika pengajarnya tidak bersungguh-sungguh membimbing dan tidak mengarahkan santri, kemudian pengajar tidak melakukan persiapan terlebih dahulu, maka pembelajaran pun berlangsung tidak efektif

6. Keadaan fisik pengajar, keadaan fisik seorang pengajar juga sangat mempengaruhi jalannya pembelajaran, jika fisik dari pengajar

(12)

sedang tidak baik maka proses pelaksanaan pembelajaran pun berjalan tidak efektif bahkan cenderung tidak terlaksana.

b. Faktor eksternal

Selain faktor internal, ada juga faktor eksternal yang menghambat efektifnya implementasi metode sorogan dalam pembelajaran kitab kuning, faktor eksternal meliputi:

1. Masalah waktu, perlu diketahui santri di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon terbilang cukup banyak, sehingga waktu yang dilakukan untuk kegiatan belajar mengajar dengan metode sorogan pun tidak terlalu panjang sehingga hal ini membuat kegiatan pembelajaran tidak berlangsung efektif.

2. Staf pengajar yang membantu dalam kegiatan pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan pun sangat terbatas sehingga staf pengajarpun dalam membimbing santri tidak maksimal, hal ini dikarenakan staf pengajar mengampu santri terlalu banyak.

3. Teman, teman merupakan salahsatu faktor eksternal yang mempengaruhi santri lain, jika teman yang lain tidak sungguh- sungguh dalam pembelajaran maka hal ini akan mempengaryhi santri yang lain tidak sungguh-sungguh dalam pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Jika melihat dari ciri-ciri pasar yang ada di Sentra Industri Keripik Tempe Sanan dimana tidak ada kesulitan berarti dalam memasuki pasar, banyaknya penjual dan

Tujuan tersebut dapat diwujudkan antara lain melalui pengelolaan dan penyelenggaraan perpustakaan sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat, karena perpustakaan

Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan

As a result, how the modelling of the power grid infrastructure with Microgrid connected renewable energy resources are controlled and discussed here and the result of

Dalam Pasal 4 ayat (1) UUPA yang menyatakan: “ Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 UUPA, ditentukan adanya macam-macam hak atas

Berjiwa besar terhadap lingkungan yang membuat diri seseorang besar merupakan perwujudan diri yang siap memimpin orang lain tentunya setelah berhasil memimpin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi salinitas dan varietas cabai rawit berpengaruh nyata terhadap diameter batang, diameter akar, kerapatan stomata adaksial dan

DAFTAR PELAMAR DENGAN HASIL MEMENUHI NILAI AMBANG BATAS SKD CPNS KEMENKES RI TAHUN 2017 PROVINSI PEMINATAN : BALI. SATUAN KERJA PEMINATAN : RSUP SANGLAH DENPASAR ALOKASI FORM ASI: