HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. Karakteristik Lalu Lintas pada Simpang Tak Bersinyal (Persimpangan Jalan Teuku Umar – Gatot Subroto)
IV-63
4. Karakteristik Lalu Lintas pada Simpang Tak Bersinyal
IV-64
Untuk mendapatkan lebar pendekat rata – rata dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
W1 = (WB + WC + WD) / 3
= (5,35 + 5,35 +6) / 3
= 5,567 m
Sedangkan untuk tipe simpang yang di gunakan ialah 322, dengan jumlah lengan simpang 3, jumlah lajur minor 2, dan jumlah lajur utama 2.
2) Kapasitas Dasar (C0)
Nilai Kapasitas dasar yang di gunakan ialah sebesar 2700 smp/jam karena tipe simpang 322, berdasarkan dengan Tabel 12 pada Bab II.
3) Faktor Penyesuaian Lebar Pendekat (Fw)
Faktor penyesuaian lebar pendekat (FW) dihitung berdasarkan tipe simpang dengan mengunakan rumus : Untuk tipe simpang 322 ;
FW = 0,73 + 0,0760 W1
= 0,73 + 0,0760 (5,567) = 1,153
4) Faktor Penyesuaian Tipe Median Jalan Utama (FM)
Faktor Penyesuaian Tipe Median Jalan Utama (FM) diperoleh dengan menggunakan Tabel 13. Bab II sebesar 1,00 karena
IV-65
Pada lokasi penelitian tidak terdapat adanya median baik itu pada jalan utama maupun jalan minor.
5) Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCS)
Untuk Ukuran Kota ditentukan pada Tabel 14 Bab II sebesar 1,00 , karena data jumlah penduduk di Makassar sebanyak 1.671.001.
6) Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan, Hambatan Samping, Dan Kendaraan Tak Bermotor (FRSU)
Sebelum menentukan nilai Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan, Hambatan Samping, Dan Kendaraan Tak Bermotor (FRSU), hal pertama yang di hitung ialah Rasio Kendaraan Tidak Bermotor pada jam puncak yaitu Senin, 23 Maret 2020 pukul 07.00 – 08.00. Kemudian dengan menggunakan bantuan Tabel 15. Pada Bab II (Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan tak bermotor), maka nilai dapat ditentukan. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini :
IV-66
Tabel. 58. Perhitungan Rasio Kendaraan Tidak Bermotor Simpang Persimpangan Jalan Teuku Umar – Gatot Subroto pada Jam Puncak (Senin,
23 Maret 2020, 07.00 – 08.00)
Kode
Pendekat Lengan
JUMLAH KENDARAAN
TOTAL (kend)
JUMLAH KENDARAAN (smp)
TOTAL
(smp) KTB UM/MVPUM Motor Mobil
Penumpang
Kendaraan
Berat Motor Mobil
Penumpang
Kendaraan Berat
Jalan Gatot Subroto
LT (GSTU4) 686 45 13 744 343 45 16.9 404.9 7
0.0082
RT (GSTU3) 460 9 3 472 230 9 3.9 242.9 3
TOTAL 1216 TOTAL 647.8 10
Jalan Teuku Umar (Timur)
ST (SNTU6
– GSTU1) 1224 64 38 1326 612 64 49.4 725.4 22
0.0139
LT (GSTU1) 522 74 20 616 261 74 26 361 5
TOTAL 1942 TOTAL 1086.4 27
Jalan Teuku Umar (Barat)
ST (SNTU5-
GSTU2) 251 22 20 293 125.5 22 26 173.5 6
0.0121
RT (GSTU2) 570 40 7 617 285 40 9.1 334.1 5
TOTAL 910 TOTAL 507.6 11
Jalan Minor Total 647.8 Jalan Utama Total 1594 Jalan Utama Total + Jalan Minor Total 2241.8 Rasio JI.Minor / (JI.Utama+minor) Total 0.289
Tabel. 59. Penentuan Nilai Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan, Hambatan Samping, Dan Kendaraan Tak Bermotor (FRSU) Simpang Jalan Teuku Umar – Gatot
Subroto pada Jam Puncak (Senin, 23 Maret 2020, 07.00 – 08.00)
Kode PUM
UM/MV
Lingkungan Jalan
Hambatan
Samping FRSU
Jalan Gatot
Subroto 0.0082 Komersil Sedang 0.94
Jalan Teuku
Umar (Timur) 0.0139 Komersil Sedang 0.94 Jalan Teuku
Umar (Barat) 0.0121 Komersil Sedang 0.94
IV-67
7) Faktor Penyesuaian Belok Kiri (FLT) dan Faktor koreksi belok kiri (FLT)
Hal pertama yang di hitung ialah Rasio Belok Kiri dan Belok Kanan pada jam puncak yaitu Senin, 23 Maret 2020 pukul 07.00 – 08.00. Rasio belok kiri dan kanan pada Jalan Gatot Subroto di tentukan dengan menggunakan rumus berikut ini : PLT = QLT / QTOTAL
= 404.9 / 647.8 = 0.625
PRT = QRT / QTOTAL
= 242.9 / 7647.8 = 0.375
Selanjutnya menghitung Faktor koreksi belok kanan (FRT) dan Faktor koreksi belok kiri (FLT) dengan menggunakan rumus berikut ini :
FLT = 0,84 + 1,61 PLT
= 0,84 + (1,61 x 0,625) = 1.846
FRT = 1,09 – 0,922 PRT = 1,09 – (0,922 x 0.375) = 0.744
IV-68
Kemudian Untuk Faktor koreksi belok kanan (FRT) dan Faktor koreksi belok kiri (FLT) selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.
Tabel. 60. Penentuan Nilai Faktor koreksi belok kanan (FRT) dan Faktor koreksi belok kiri (FLT) Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar
pada Jam Puncak (Senin, 23 Maret 2020, 07.00 – 08.00) Kode
Pendekat Lengan
JUMLAH KENDARAAN (smp) TOTAL
(smp) PLT FLT PRT FRT
Motor Mobil Penumpang
Kendaraan Berat
Jalan Gatot Subroto
LT 343 45 16.9 404.9
0.625 1.846 0.375 0.744
RT 230 9 3.9 242.9
TOTAL 647.8 Jalan
Teuku Umar (Timur)
ST 612 64 49.4 725.4
0.332 1.375 0.000 1.090
LT 261 74 26 361
TOTAL 1086.4 Jalan
Teuku Umar (Barat)
ST 125.5 22 26 173.5
0.000 0.840 0.658 0.483
RT 285 40 9.1 334.1
TOTAL 507.6
8) Faktor Penyesuaian Rasio Arus Jalan Minor (FMI)
Berdasarkan perhitungan Tabel 56. Bab IV, Rasio Arus Jalan Minor (PMI) sebesar 0,289. Sehingga rumus yang di pakai untuk mendapatkan nilai faktor Penyesuaian Rasio Arus Jalan Minor (FMI) untuk tipe simpang 322 adalah sebagai berikut :
FMI = 1,19 × PMI2
- 1,19 × PMI + 1,19
= 1,19 × (0,289) 2 - 1,19 × 0,289 + 1,19 = 0,945
IV-69
Setelah mendapatkan nilai nilai factor, selanjutnya kita masukkan dalam rumus berikut untuk mendapakan nilai kapasitas pada simpang tak bersinyal :
C = Co×FW ×FM×FCS × FRSU × FLT × FRT × F MI
= 2700 x 1,153 x 1 x 1 x 0,940 x 1,846 x 0,744 x 0,945
= 3800,121 smp/jam (Untuk Jalan Gatot Subroto)
Untuk perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:
Tabel. 61. Penentuan Nilai Faktor koreksi belok kanan (FRT) dan Faktor koreksi belok kiri (FLT) Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar
pada Jam Puncak (Senin, 23 Maret 2020, 07.00 – 08.00)
Kode
Pendekat Co FW FM FCS FRSU FLT FRT F MI C Jalan Gatot
Subroto 2700 1,153 1,000 1,000 0,940 1,846 0,744 0,945 3800,121 Jalan Teuku
Umar (Timur) 2700 1,153 1,000 1,000 0,940 1,375 1,090 0,946 4148,940 Jalan Teuku
Umar (Barat) 2700 1,153 1,000 1,000 0,940 0,840 0,483 0,947 1124,674
b. Derajat Kejeuhan (DS)
Derajat kejenuhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
DS = Q / C
= 647,8 / 3800,121
= 0,17 s(Untuk Jalan Gatot Subroto)
IV-70
Kemudian Untuk perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:
Tabel. 62. Derajat Kejenuhan (DS) pada Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar pada Jam Puncak (Senin, 23 Maret
2020, 07.00 – 08.00)
Kode Arus Lalu
Lintas (Q)
Kapasitas ( C )
Derajat Kejenuhan
(DS) Jalan Gatot
Subroto 647,8 3800,121 0,17
Jalan Teuku Umar
(Timur) 1086,4 4148,940 0,26
Jalan Teuku Umar
(Barat) 507,6 1124,674 0,45
c. Tundaan (D)
1) Tundaan lalu-lintas simpang (DTI)
Tundaan lalu-lintas simpang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
Untuk DS ≤ 0.6 :
DTI = 2 + (8,2078 x DS)
= 2 + (8,2078 x 0,17)
= 3,40 detik/smp (Untuk Jalan Gatot Subroto)
Kemudian Untuk perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:
IV-71
Tabel. 63. Tundaan lalu-lintas simpang (DTI) pada Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar pada Jam Puncak (Senin, 23
Maret 2020, 07.00 – 08.00)
Kode
Derajat Kejenuhan
(DS)
Tundaan lalu- lintas simpang
(DTI)
Jalan Gatot Subroto 0,17 3,40
Jalan Teuku Umar (Timur) 0,26 4,15 Jalan Teuku Umar (Barat) 0,45 5,70
2) Tundaan lalu-lintas jalan utama (DTMA)
Tundaan lalu-lintas jalan utama dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
Untuk Ds ≤ 0.6
DTMA = 1,8 + (5,8235 x DS) - [(1-DS) x 1,8]
= 1,8 + (5,8235 x 0,17) - [(1-0,17) x 1,8]
= 1,30 detik/smp (Untuk Jalan Gatot Subroto) Kemudian Untuk perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:
Tabel. 64.Tundaan lalu-lintas jalan utama (DTMA)pada Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar pada Jam Puncak (Senin, 23
Maret 2020, 07.00 – 08.00)
Kode
Derajat Kejenuhan
(DS)
Tundaan lalu- lintas jalan utama (DTMA)
Jalan Gatot Subroto 0,17 1,30
Jalan Teuku Umar (Timur) 0,26 2,00 Jalan Teuku Umar (Barat) 0,45 3,44
IV-72
3) Tundaan lalu-lintas jalan minor (DTMI)
Tundaan lalu-lintas jalan minor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini:
DTMI =
= (2241.8 x 3.40 – 1594 x 1.30) / 647.8
= 8.57 detik/smp (Untuk Jalan Gatot Subroto) Kemudian Untuk perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:
Tabel. 65.Tundaan lalu-lintas jalan minor (DTMI)pada Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar pada Jam Puncak (Senin, 23 Maret
2020, 07.00 – 08.00)
Kode
Arus Lalu Lintas
(Qtot)
Tundaan lalu-lintas
simpang (DTI)
Tundaan lalu-lintas jalan utama
(DTMA)
Arus Jalan Minor (QMI)
Arus Jalan Utama
(QMA)
Tundaan lalu-lintas jalan minor
(DTMI)
Jalan Gatot
Subroto 2241,8 3,40 1,30 647,8 1594 8,57
Jalan Teuku
Umar (Timur) 2241,8 4,15 2,00 647,8 1594 9,45
Jalan Teuku
Umar (Barat) 2241,8 5,70 3,44 647,8 1594 11,27
4) Tundaan Geometri Simpang (DG)
Tundaan Geometri Simpang (DG) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini:
Untuk DS < 1,0
DG = (1-DS) × (PT × 6 + (1- PT) × 3) + DS × 4
= (1 - 0,17) × (1,00 × 6 + (1- 1,00) × 3) + 0,17 × 4
= 5,66 detik/smp (Untuk Jalan Gatot Subroto)
IV-73
Kemudian Untuk perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:
Tabel. 66.Tundaan Geometri Simpang (DG) pada Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar pada Jam Puncak (Senin, 23 Maret 2020,
07.00 – 08.00)
Kode
Derajat Kejenuhan
(DS)
PLT PRT PT
Tundaan Geometrik Simpang (DG) Jalan Gatot
Subroto 0,17 0,625 0,375 1,000 5,66
Jalan Teuku Umar
(Timur) 0,26 0,332 0,000 0,332 4,00
Jalan Teuku Umar
(Barat) 0,45 0,000 0,658 0,658 4,53
5) Tundaan Simpang (D)
Tundaan Simpang (D) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini:
D = DG + DTI
= 5,66 + 3,40
= 9,06 detik/smp (Untuk Jalan Gatot Subroto)
Kemudian Untuk perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:
Tabel. 67.Tundaan Simpang (D) pada Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar pada Jam Puncak (Senin, 23 Maret 2020, 07.00 – 08.00)
Kode Tundaan Geometrik Simpang (DG)
Tundaan lalu- lintas simpang
(DTI)
Tundaan Simpang (D)
Jalan Gatot Subroto 5,66 3,40 9,06
Jalan Teuku Umar
(Timur) 4,00 4,15 8,15
Jalan Teuku Umar
(Barat) 4,53 5,70 10,24
IV-74 d. Peluang Antrian
Batas nilai peluang antrian Qp% di tentukan dari hubungan empiris antara peluang antrian Qp% dan derajat kejenuhan DS.
* Batas nilai bawah
Qp% = 9.02 x DS + 20.85 x DS2 + 10.48 x DS3
= 9.02 x 0,17 + 20.85 x 0,172 + 10.48 x 0,173
= 2,20 %
* Batas nilai atas
Qp% = 47.7 x DS + 24.68 x DS2 + 56.47 x DS3
= 47.7 x 0,17 + 24.68 x 0,17 2 + 56.47 x 0,173
= 9,13 %
Kemudian Untuk perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:
Tabel. 68.Peluang antrian (Qp%) pada Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar pada Jam Puncak (Senin, 23 Maret 2020, 07.00 –
08.00)
Kode
Derajat Kejenuhan
(DS)
Batas nilai bawah
Qp%
Batas nilai atas Qp%
Jalan Gatot
Subroto 0,17 2,20 9,13
Jalan Teuku
Umar (Timur) 0,26 3,98 15,20
Jalan Teuku
Umar (Barat) 0,45 9,28 31,75
IV-75
Seluruh perhitungan karakteristik simpang tak bersinyal yang berlokasi pada Simpang Jalan Teuku Umar dan Gatot Subroto di masukkan kedalam dalam Tabel Rekapitulasi.
Berikut adalah tabel rekapitulasinya:
Tabel. 69. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Karakteristik Simpang Tak Bersinyal pada Simpang Jalan Teuku Umar dan Gatot Subroto
Kode Kapasitas ( C )
Derajat Kejenuhan
(DS)
Tundaan lalu-lintas
simpang DTI
Tundaan Geometrik
Simpang (DG)
Peluang Antrian
(Qp%) Ket.
Jalan Gatot
Subroto 3800.12 0.170 3.40 5.66 2.20 - 9.13
DS
< 0,75, memenuhi Jalan Teuku
Umar (Timur) 4148.94 0.261 4.15 4,00 3.98 - 15.20 Jalan Teuku
Umar (Barat) 1124.67 0.451 5.70 4.53 9.28 - 31.75
Persimpangan Jalan Teuku Umar – Gatot Subroto mempunyai derajat kejenuhan kurang dari yang ditetapkan dalam MKJI 1997 yaitu 0,75 yang menandakan simpang tersebut tidak perlu adanya peningkatan kapasitas.
IV-76 4.1.2. Konflik Lalu Lintas
Setelah menghitung dan menganalisis karakteristik lalu lintas pada persimpangan – persimpangan tersebut, maka hal yang dibahas selanjutnya adalah membahas konflik lalu lintas. Konflik lalu lintas akan di bahas secara terpisah juga menurut letak persimpangannya.
1. Konflik Lalu Lintas Pada Persimpangan Jalan Galangan Kapal