• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Lalu Lintas pada Simpang Tak Bersinyal (Persimpangan Jalan Teuku Umar – Gatot Subroto)

Dalam dokumen tugas akhir - Universitas Bosowa (Halaman 135-148)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. Karakteristik Lalu Lintas pada Simpang Tak Bersinyal (Persimpangan Jalan Teuku Umar – Gatot Subroto)

IV-63

4. Karakteristik Lalu Lintas pada Simpang Tak Bersinyal

IV-64

Untuk mendapatkan lebar pendekat rata – rata dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

W1 = (WB + WC + WD) / 3

= (5,35 + 5,35 +6) / 3

= 5,567 m

Sedangkan untuk tipe simpang yang di gunakan ialah 322, dengan jumlah lengan simpang 3, jumlah lajur minor 2, dan jumlah lajur utama 2.

2) Kapasitas Dasar (C0)

Nilai Kapasitas dasar yang di gunakan ialah sebesar 2700 smp/jam karena tipe simpang 322, berdasarkan dengan Tabel 12 pada Bab II.

3) Faktor Penyesuaian Lebar Pendekat (Fw)

Faktor penyesuaian lebar pendekat (FW) dihitung berdasarkan tipe simpang dengan mengunakan rumus : Untuk tipe simpang 322 ;

FW = 0,73 + 0,0760 W1

= 0,73 + 0,0760 (5,567) = 1,153

4) Faktor Penyesuaian Tipe Median Jalan Utama (FM)

Faktor Penyesuaian Tipe Median Jalan Utama (FM) diperoleh dengan menggunakan Tabel 13. Bab II sebesar 1,00 karena

IV-65

Pada lokasi penelitian tidak terdapat adanya median baik itu pada jalan utama maupun jalan minor.

5) Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCS)

Untuk Ukuran Kota ditentukan pada Tabel 14 Bab II sebesar 1,00 , karena data jumlah penduduk di Makassar sebanyak 1.671.001.

6) Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan, Hambatan Samping, Dan Kendaraan Tak Bermotor (FRSU)

Sebelum menentukan nilai Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan, Hambatan Samping, Dan Kendaraan Tak Bermotor (FRSU), hal pertama yang di hitung ialah Rasio Kendaraan Tidak Bermotor pada jam puncak yaitu Senin, 23 Maret 2020 pukul 07.00 – 08.00. Kemudian dengan menggunakan bantuan Tabel 15. Pada Bab II (Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan tak bermotor), maka nilai dapat ditentukan. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

IV-66

Tabel. 58. Perhitungan Rasio Kendaraan Tidak Bermotor Simpang Persimpangan Jalan Teuku Umar – Gatot Subroto pada Jam Puncak (Senin,

23 Maret 2020, 07.00 – 08.00)

Kode

Pendekat Lengan

JUMLAH KENDARAAN

TOTAL (kend)

JUMLAH KENDARAAN (smp)

TOTAL

(smp) KTB UM/MVPUM Motor Mobil

Penumpang

Kendaraan

Berat Motor Mobil

Penumpang

Kendaraan Berat

Jalan Gatot Subroto

LT (GSTU4) 686 45 13 744 343 45 16.9 404.9 7

0.0082

RT (GSTU3) 460 9 3 472 230 9 3.9 242.9 3

TOTAL 1216 TOTAL 647.8 10

Jalan Teuku Umar (Timur)

ST (SNTU6

– GSTU1) 1224 64 38 1326 612 64 49.4 725.4 22

0.0139

LT (GSTU1) 522 74 20 616 261 74 26 361 5

TOTAL 1942 TOTAL 1086.4 27

Jalan Teuku Umar (Barat)

ST (SNTU5-

GSTU2) 251 22 20 293 125.5 22 26 173.5 6

0.0121

RT (GSTU2) 570 40 7 617 285 40 9.1 334.1 5

TOTAL 910 TOTAL 507.6 11

Jalan Minor Total 647.8 Jalan Utama Total 1594 Jalan Utama Total + Jalan Minor Total 2241.8 Rasio JI.Minor / (JI.Utama+minor) Total 0.289

Tabel. 59. Penentuan Nilai Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan, Hambatan Samping, Dan Kendaraan Tak Bermotor (FRSU) Simpang Jalan Teuku Umar – Gatot

Subroto pada Jam Puncak (Senin, 23 Maret 2020, 07.00 – 08.00)

Kode PUM

UM/MV

Lingkungan Jalan

Hambatan

Samping FRSU

Jalan Gatot

Subroto 0.0082 Komersil Sedang 0.94

Jalan Teuku

Umar (Timur) 0.0139 Komersil Sedang 0.94 Jalan Teuku

Umar (Barat) 0.0121 Komersil Sedang 0.94

IV-67

7) Faktor Penyesuaian Belok Kiri (FLT) dan Faktor koreksi belok kiri (FLT)

Hal pertama yang di hitung ialah Rasio Belok Kiri dan Belok Kanan pada jam puncak yaitu Senin, 23 Maret 2020 pukul 07.00 – 08.00. Rasio belok kiri dan kanan pada Jalan Gatot Subroto di tentukan dengan menggunakan rumus berikut ini : PLT = QLT / QTOTAL

= 404.9 / 647.8 = 0.625

PRT = QRT / QTOTAL

= 242.9 / 7647.8 = 0.375

Selanjutnya menghitung Faktor koreksi belok kanan (FRT) dan Faktor koreksi belok kiri (FLT) dengan menggunakan rumus berikut ini :

FLT = 0,84 + 1,61 PLT

= 0,84 + (1,61 x 0,625) = 1.846

FRT = 1,09 – 0,922 PRT = 1,09 – (0,922 x 0.375) = 0.744

IV-68

Kemudian Untuk Faktor koreksi belok kanan (FRT) dan Faktor koreksi belok kiri (FLT) selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel. 60. Penentuan Nilai Faktor koreksi belok kanan (FRT) dan Faktor koreksi belok kiri (FLT) Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar

pada Jam Puncak (Senin, 23 Maret 2020, 07.00 – 08.00) Kode

Pendekat Lengan

JUMLAH KENDARAAN (smp) TOTAL

(smp) PLT FLT PRT FRT

Motor Mobil Penumpang

Kendaraan Berat

Jalan Gatot Subroto

LT 343 45 16.9 404.9

0.625 1.846 0.375 0.744

RT 230 9 3.9 242.9

TOTAL 647.8 Jalan

Teuku Umar (Timur)

ST 612 64 49.4 725.4

0.332 1.375 0.000 1.090

LT 261 74 26 361

TOTAL 1086.4 Jalan

Teuku Umar (Barat)

ST 125.5 22 26 173.5

0.000 0.840 0.658 0.483

RT 285 40 9.1 334.1

TOTAL 507.6

8) Faktor Penyesuaian Rasio Arus Jalan Minor (FMI)

Berdasarkan perhitungan Tabel 56. Bab IV, Rasio Arus Jalan Minor (PMI) sebesar 0,289. Sehingga rumus yang di pakai untuk mendapatkan nilai faktor Penyesuaian Rasio Arus Jalan Minor (FMI) untuk tipe simpang 322 adalah sebagai berikut :

FMI = 1,19 × PMI2

- 1,19 × PMI + 1,19

= 1,19 × (0,289) 2 - 1,19 × 0,289 + 1,19 = 0,945

IV-69

Setelah mendapatkan nilai nilai factor, selanjutnya kita masukkan dalam rumus berikut untuk mendapakan nilai kapasitas pada simpang tak bersinyal :

C = Co×FW ×FM×FCS × FRSU × FLT × FRT × F MI

= 2700 x 1,153 x 1 x 1 x 0,940 x 1,846 x 0,744 x 0,945

= 3800,121 smp/jam (Untuk Jalan Gatot Subroto)

Untuk perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel. 61. Penentuan Nilai Faktor koreksi belok kanan (FRT) dan Faktor koreksi belok kiri (FLT) Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar

pada Jam Puncak (Senin, 23 Maret 2020, 07.00 – 08.00)

Kode

Pendekat Co FW FM FCS FRSU FLT FRT F MI C Jalan Gatot

Subroto 2700 1,153 1,000 1,000 0,940 1,846 0,744 0,945 3800,121 Jalan Teuku

Umar (Timur) 2700 1,153 1,000 1,000 0,940 1,375 1,090 0,946 4148,940 Jalan Teuku

Umar (Barat) 2700 1,153 1,000 1,000 0,940 0,840 0,483 0,947 1124,674

b. Derajat Kejeuhan (DS)

Derajat kejenuhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

DS = Q / C

= 647,8 / 3800,121

= 0,17 s(Untuk Jalan Gatot Subroto)

IV-70

Kemudian Untuk perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel. 62. Derajat Kejenuhan (DS) pada Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar pada Jam Puncak (Senin, 23 Maret

2020, 07.00 – 08.00)

Kode Arus Lalu

Lintas (Q)

Kapasitas ( C )

Derajat Kejenuhan

(DS) Jalan Gatot

Subroto 647,8 3800,121 0,17

Jalan Teuku Umar

(Timur) 1086,4 4148,940 0,26

Jalan Teuku Umar

(Barat) 507,6 1124,674 0,45

c. Tundaan (D)

1) Tundaan lalu-lintas simpang (DTI)

Tundaan lalu-lintas simpang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

Untuk DS ≤ 0.6 :

DTI = 2 + (8,2078 x DS)

= 2 + (8,2078 x 0,17)

= 3,40 detik/smp (Untuk Jalan Gatot Subroto)

Kemudian Untuk perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:

IV-71

Tabel. 63. Tundaan lalu-lintas simpang (DTI) pada Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar pada Jam Puncak (Senin, 23

Maret 2020, 07.00 – 08.00)

Kode

Derajat Kejenuhan

(DS)

Tundaan lalu- lintas simpang

(DTI)

Jalan Gatot Subroto 0,17 3,40

Jalan Teuku Umar (Timur) 0,26 4,15 Jalan Teuku Umar (Barat) 0,45 5,70

2) Tundaan lalu-lintas jalan utama (DTMA)

Tundaan lalu-lintas jalan utama dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

Untuk Ds ≤ 0.6

DTMA = 1,8 + (5,8235 x DS) - [(1-DS) x 1,8]

= 1,8 + (5,8235 x 0,17) - [(1-0,17) x 1,8]

= 1,30 detik/smp (Untuk Jalan Gatot Subroto) Kemudian Untuk perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel. 64.Tundaan lalu-lintas jalan utama (DTMA)pada Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar pada Jam Puncak (Senin, 23

Maret 2020, 07.00 – 08.00)

Kode

Derajat Kejenuhan

(DS)

Tundaan lalu- lintas jalan utama (DTMA)

Jalan Gatot Subroto 0,17 1,30

Jalan Teuku Umar (Timur) 0,26 2,00 Jalan Teuku Umar (Barat) 0,45 3,44

IV-72

3) Tundaan lalu-lintas jalan minor (DTMI)

Tundaan lalu-lintas jalan minor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini:

DTMI =

= (2241.8 x 3.40 – 1594 x 1.30) / 647.8

= 8.57 detik/smp (Untuk Jalan Gatot Subroto) Kemudian Untuk perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel. 65.Tundaan lalu-lintas jalan minor (DTMI)pada Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar pada Jam Puncak (Senin, 23 Maret

2020, 07.00 – 08.00)

Kode

Arus Lalu Lintas

(Qtot)

Tundaan lalu-lintas

simpang (DTI)

Tundaan lalu-lintas jalan utama

(DTMA)

Arus Jalan Minor (QMI)

Arus Jalan Utama

(QMA)

Tundaan lalu-lintas jalan minor

(DTMI)

Jalan Gatot

Subroto 2241,8 3,40 1,30 647,8 1594 8,57

Jalan Teuku

Umar (Timur) 2241,8 4,15 2,00 647,8 1594 9,45

Jalan Teuku

Umar (Barat) 2241,8 5,70 3,44 647,8 1594 11,27

4) Tundaan Geometri Simpang (DG)

Tundaan Geometri Simpang (DG) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini:

Untuk DS < 1,0

DG = (1-DS) × (PT × 6 + (1- PT) × 3) + DS × 4

= (1 - 0,17) × (1,00 × 6 + (1- 1,00) × 3) + 0,17 × 4

= 5,66 detik/smp (Untuk Jalan Gatot Subroto)

IV-73

Kemudian Untuk perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel. 66.Tundaan Geometri Simpang (DG) pada Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar pada Jam Puncak (Senin, 23 Maret 2020,

07.00 – 08.00)

Kode

Derajat Kejenuhan

(DS)

PLT PRT PT

Tundaan Geometrik Simpang (DG) Jalan Gatot

Subroto 0,17 0,625 0,375 1,000 5,66

Jalan Teuku Umar

(Timur) 0,26 0,332 0,000 0,332 4,00

Jalan Teuku Umar

(Barat) 0,45 0,000 0,658 0,658 4,53

5) Tundaan Simpang (D)

Tundaan Simpang (D) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini:

D = DG + DTI

= 5,66 + 3,40

= 9,06 detik/smp (Untuk Jalan Gatot Subroto)

Kemudian Untuk perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel. 67.Tundaan Simpang (D) pada Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar pada Jam Puncak (Senin, 23 Maret 2020, 07.00 – 08.00)

Kode Tundaan Geometrik Simpang (DG)

Tundaan lalu- lintas simpang

(DTI)

Tundaan Simpang (D)

Jalan Gatot Subroto 5,66 3,40 9,06

Jalan Teuku Umar

(Timur) 4,00 4,15 8,15

Jalan Teuku Umar

(Barat) 4,53 5,70 10,24

IV-74 d. Peluang Antrian

Batas nilai peluang antrian Qp% di tentukan dari hubungan empiris antara peluang antrian Qp% dan derajat kejenuhan DS.

* Batas nilai bawah

Qp% = 9.02 x DS + 20.85 x DS2 + 10.48 x DS3

= 9.02 x 0,17 + 20.85 x 0,172 + 10.48 x 0,173

= 2,20 %

* Batas nilai atas

Qp% = 47.7 x DS + 24.68 x DS2 + 56.47 x DS3

= 47.7 x 0,17 + 24.68 x 0,17 2 + 56.47 x 0,173

= 9,13 %

Kemudian Untuk perhitungan selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel. 68.Peluang antrian (Qp%) pada Simpang Jalan Gatot Subroto – Jalan Teuku Umar pada Jam Puncak (Senin, 23 Maret 2020, 07.00 –

08.00)

Kode

Derajat Kejenuhan

(DS)

Batas nilai bawah

Qp%

Batas nilai atas Qp%

Jalan Gatot

Subroto 0,17 2,20 9,13

Jalan Teuku

Umar (Timur) 0,26 3,98 15,20

Jalan Teuku

Umar (Barat) 0,45 9,28 31,75

IV-75

Seluruh perhitungan karakteristik simpang tak bersinyal yang berlokasi pada Simpang Jalan Teuku Umar dan Gatot Subroto di masukkan kedalam dalam Tabel Rekapitulasi.

Berikut adalah tabel rekapitulasinya:

Tabel. 69. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Karakteristik Simpang Tak Bersinyal pada Simpang Jalan Teuku Umar dan Gatot Subroto

Kode Kapasitas ( C )

Derajat Kejenuhan

(DS)

Tundaan lalu-lintas

simpang DTI

Tundaan Geometrik

Simpang (DG)

Peluang Antrian

(Qp%) Ket.

Jalan Gatot

Subroto 3800.12 0.170 3.40 5.66 2.20 - 9.13

DS

< 0,75, memenuhi Jalan Teuku

Umar (Timur) 4148.94 0.261 4.15 4,00 3.98 - 15.20 Jalan Teuku

Umar (Barat) 1124.67 0.451 5.70 4.53 9.28 - 31.75

Persimpangan Jalan Teuku Umar – Gatot Subroto mempunyai derajat kejenuhan kurang dari yang ditetapkan dalam MKJI 1997 yaitu 0,75 yang menandakan simpang tersebut tidak perlu adanya peningkatan kapasitas.

IV-76 4.1.2. Konflik Lalu Lintas

Setelah menghitung dan menganalisis karakteristik lalu lintas pada persimpangan – persimpangan tersebut, maka hal yang dibahas selanjutnya adalah membahas konflik lalu lintas. Konflik lalu lintas akan di bahas secara terpisah juga menurut letak persimpangannya.

1. Konflik Lalu Lintas Pada Persimpangan Jalan Galangan Kapal

Dalam dokumen tugas akhir - Universitas Bosowa (Halaman 135-148)

Dokumen terkait