• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK PROBLEM BASED LEARNING

BAB 8 MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

E. KARAKTERISTIK PROBLEM BASED LEARNING

Menurut Arends dalam Trianto (2009), model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berdasarkan masalah memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Pengajuan pertanyaan atau masalah.

Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar masalah sosial yang penting bagi peserta didik.Peserta didik dihadapkan pada situasi kehidupan nyata, mencoba membuat pertanyaan terkait masalah dan memungkinkan munculnya berbagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan.

b) Berfokus pada keterkaitan antardisiplin.

Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah berpusat pada pelajaran tertentu (ilmu alam, matematika, dan ilmu sosial), namun permasalahan yang diteliti benar- benar nyata untuk dipecahkan.Peserta didik meninjau permasalahan itu dari berbagai mata pelajaran.

c) Penyelidikan autentik.

Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan peserta didik untuk melakukan penyelidikan autentik untuk menemukan solusi nyata untuk masalah nyata.Peserta didik harus menganalisis dan menetapkan masalah, kemudian mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan percobaan (bila diperlukan), dan menarik kesimpulan.

d) Menghasilkan produk dan mempublikasikan.

Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut peserta didik untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau peragaan yang dapat mewakili

Pembelajaran berdasarkan masalah ditandai oleh peserta didik yang saling bekerja sama, paling sering membentuk pasangan dalam kelompok-kelompok kecil.

Bekerja sama memberi motivasi untuk secara berkelanjutan dalam penugasan yang lebih kompleks dan meningkatkan pengembangan keterampilan sosial.

Menurut teori yang dikembangkan oleh Barrow, Min Liu (2005) dalam Aris Shoimin (2017, hlm. 130-131) ada beberapa karakterisktik dari model Problem Based Learning (PBL), adalah sebagai berikut :

a) Learning is studendt-centered (Pembelajaran berpusat pada siswa) Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar. Oleh karena itu PBL juga didukung juga oleh teori kontrukstivisme dimana siswa di dorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.

b) Authentic problems from the organizing focus for learning (Masalah otentik dari fokus pengorganisasian untuk belajar)

Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.

c) New informations is a aquired through self-drected learning (Informasi baru diperoleh melalui pembelajaran mandiri)

Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya sehingga siswa berusaha mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.

d) Learning occurs in small groups (Pembelajaran terjadi dalam kelompok kecil)

Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha dalam membangun pengetahuan secara kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam kelompok kecil.

Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.

e) Teachers act as facilitators (Guru bertindak sebagai fasilitator) Dalam pelaksanaan PBM, guru hanya berpesan sebagai fasilitator. Meski begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong mereka agar mencapai target yang hendak dicapai.

Adapun beberapa karakteristik proses Problem based learning menurut Tan (Amir, 2007,h. 23 ) diantaranya :

a) Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran.

b) Masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang.

c) Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk. Solusinya menuntut siswa menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa ilmu yang sebelumnya telah diajarkan atau lintas ilmu ke bidang lainnya.

d) Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru.

e) Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning).

f) Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja.

g) Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.

Siswa bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching), dan melakukan presentasi.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan PBL memiliki karakteristik Problem Based Learning (PBL) dalam pelaksanaannya melibat aktifkan peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil, yang harus memecahkan masalah dengan mencari dari berbagai sumber, dengan adanya kelompok peserta didik diharapkan bisa bekerja sama dalam pemecahan masalah, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Karena, pembelajaran bertitik berat pada aktivitas peserta didik.

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) didasarkan pada hasil penelitian Barrow and Tamblyn (1980, Barret, 2005) dan pertama kali diimplementasikan

60-an. PBM sebagai sebuah pendekatan pembelajaran diterapkan dengan alasan bahwa PBM sangat efektif untuk sekolah kedokteran dimana mahasiswa dihadapkan pada permasalahan kemudian dituntut untuk memecahkannya. PBM lebih tepat dilaksanakan dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran tradisional. Hal ini dapat dimengerti bahwa para dokter yang nanti bertugas pada kenyataannya selalu dihadapkan pada masalah pasiennya sehingga harus mampu menyelesaikannya. Walaupun pertama dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah kedokteran tetapi pada perkembangan selanjutnya diterapkan dalan pembelajaran secara umum.

Jadi, PBM atau PBL adalah suatu pendekatan peng mengmbelajaran yang mengguanakan maslah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kririt dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah atau materi pelajaran. PBM memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas- tugas atau permasalahan yang otentik, relevan, dan dipresentasikan dalam suatu konteks. Cara tersebut bertujuan agar mahasiswa memilki pengalaman sebagaiamana anantinya mereka hadapi di kehidupan profesionalnya. Pengalaman tersebut sangat penting karena pembelajaran yang efektif dimulai dari pengalaman konkrit.

Pertanyaan, pengalaman, formulasi, serta penyususan konsep tentang pemasalahan yang mereka ciptakan sendiri merupkan dasar untuk pembelajaran.

Kriteria Pemilihan Bahan Pembelajaran Berbasis Masalah Kriteria Pemilihan Bahan Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu : - Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung

konflik yang bisa bersumber dari berita,rekaman,video dan lain sebagainya.

- Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa, sehingga setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik.

- Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak,sehingga terasa manfaatnya.

- Bahan yang dipilih adalah bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

- Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu untuk mempelajarinya.

Dokumen terkait