• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES

BAB 7 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES

B. PENGERTIAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES

Ada banyak pendapat dari para ahli mengenai pengertian atau devinisi dari model pembelajaran:

1. Menurut Kurniawan (2007:42), Model pembelajaran adalah prosedur sistematis dalam mengorganisasikan

juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

2. Winataputra (2005:78), mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Joyce (dalam Trianto, 2007:5) menyatakan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas dengan menentukan perangkat- perangkat pembelajaran untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

4. Joyce dan Weil (dalam Prastowo, 2013:69) menyatakan model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum dan pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di dalam atau di luar kelas.

5. Suprijono (2009:46) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam me-rencanakan pembelajaran di kelas atau tutorial.

6. Arends (dalam Suprijono, 2012:46) menyatakan bahwa model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model-model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang lebih menekankan pada penerapannya di kelas sehingga model-model

pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa

1. Ditinjau dari kompetensi yang dapat dikembangkan dalam Model Pembelajaran TGT yaitu sebagai berikut.

a) Pengetahuan (knowledge) yaitu kesadaran dalam aspek kognitif, dengan menggunakan TGT pengetahuan siswa mengenai materi pelajaran akan lebih mendalam karena dalam TGT ada unsur tutor sebaya.

b) Pemahaman (understanding) yaitu menyangkut kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Di samping memahami materi pelajaran dengan TGT siswa juga dilatih untuk memahami perasaan orang lain.

c) Kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Kompetensi ini dapat dengan mudah diperoleh siswa, karena dalam TGT dapat mengembangkan banyak kompetensi diantaranya membuat pertanyaan dan menjelaskan kepada siswa lain.

d) Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Kompetensi ini pada TGT terkandung dalam kejujuran dalam merahasiakan soal masing- masing individu, keterbukaan dalam memberikan penjelasan kepada teman lain dan demokrasinya terlihat ketika berdiskusi untuk menyatukan pendapat yang berbeda.

e) Sikap (attitude) yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka- tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang akan datang dari luar. Kompetensi

dengan kelompok masing-masing tanpa ada tekanan dari guru, sehingga siswa merasa senang dan santai.

f) Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Adanya turnamen dalam TGT meningkatkan minat belajar siswa untuk mempelajari materi pelajaran.

Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) juga memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.

gambar. Diskusi dalam model pembelajaran TGT

2. Kelebihan Model Pembelajaran TGT yaitu:

a) Dapat mendorong dan mengkondisikan berkembangnya sikap dan keterampilan sosial siswa, meningkatkan hasil belajar, serta aktivitas siswa, b) lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas, c) mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan

individu,

d) dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam,

e) proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa,

f) mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain,

g) motivasi belajar lebih tinggi, dan

h) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

Menurut Sudibyo (2002:54), berpendapat kelebihan dari model pembelajarn TGT adalah :

a) meningkatkan perasaan/presepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.

b) TGT meningkat rasa percaya diri siswa

c) TGT meningkat kekooperatifan terhadap yang lain d) Tingkat keterlibatan / keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran tinggi

e) Dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, sportifitas, dan tanggung jawab.

f) Siswa tidak merasa bosan Karenna dapat belajar sekaligus bermain

g) Meningkatkan pemahaman keterampilan siswa dalam mengaplikasikan rumus yang tepat untuk permasalahan tertentu.

3. kelemahan TGT yaitu sebagai berikut.

a) Bagi guru

- Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis.

Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok.

- Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.

b) Bagi siswa

kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.

4. Sintaks Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Menurut Slavin (dalam Purwati, 2010) ada 5 komponen utama dalam TGT yang secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut.

a) Langkah 1 :Tahap Menyampaikan Informasi (Presentasi Klasikal)

Pada fase ini guru menyajikan materi pelajaran seperti biasa, bisa dengan ceramah, diskusi, demonstrasi atau eksperimen bergantung pada karakteristik materi yang sedang disampaikan dan ketersediaan media di sekolah yang bersangkutan.

Pada kesempatan ini guru harus memberitahu siswa agar cermat mengikuti proses pembelajaran karena informasi yang diterimanya pada fase ini sangat bermanfaat untuk bisa menjawab kuis pada fase berikutnya dan skor kuis yang akan diperoleh sangat menentukan skor tim mereka.

b) Langkah 2: Tahap Pembentukan Tim atau Pengorganisasian Siswa (Kelompok)

Pada fase ini, guru membentuk kelompok- kelompok kecil beranggotakan 4-6 orang siswa, terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan kurang.

Fungsi kelompok disini adalah untuk mengarahkan semua anggota untuk belajar mengkaji materi yang disampaikan oleh guru, berdiskusi, membantu anggota yang kemampuan akademiknya kurang sehingga mereka secara tim nantinya siap untuk mengikuti kuis.

Kekompakkan kerjasama tim akan mampu

meningkatkan hubungan antar sesama anggota tim, rasa percaya diri, dan keakraban antar siswa.

c) Langkah 3: Tahap Permainan (Game Tournament)

Pada fase ini, guru membuat suatu bentuk permainan. Materinya terdiri dari sejumlah pertanyaan yang relevan dengan materi ajar yang disampaikan oleh guru pada fase sebelumnya untuk menguji kemajuan pengetahuan siswa setelah memperoleh informasi secara klasikal dan hasil latihan di kelompoknya.

d) Langkah 4: Tahap Pemberian Penghargaan Kelompok Skor kelompok diperoleh dengan cara menjumlahkan skor anggota setiap kelompok, kemudian dicari rata-ratanya. Berdasarkan skor rata- rata kelompok akan diperoleh gambaran perbedaan prestasinya. Dari skor rata-rata kelompok ini guru dapat memberikan penghargaan kepada setiap kelompok

C. MENURUT ILHAM (2009:30) LANGKAH-LANGKAH

Dokumen terkait