Pengertian Kausalitas Pengertian Kausalitas
Hal sebab-akibatHal sebab-akibat
Hubungan logis antara sebab dan akibatHubungan logis antara sebab dan akibat
Persoalan filsafat yang pentingPersoalan filsafat yang penting
Setiap peristiwa selalu memiliki penyebab sekaligus Setiap peristiwa selalu memiliki penyebab sekaligus menjadi sebab peristiwa lain
menjadi sebab peristiwa lain
Sebab dan akibat membentuk rantai yang bermula di Sebab dan akibat membentuk rantai yang bermula di suatu masa lalu
suatu masa lalu
Yang menjadi fokus perhatian ahli hukum pidana (bukan Yang menjadi fokus perhatian ahli hukum pidana (bukan makna di atas), tetapi makna yang dapat dilekatkan
makna di atas), tetapi makna yang dapat dilekatkan pada pengertian kausalitas agar mereka dapat
pada pengertian kausalitas agar mereka dapat menjawab persoalan siapa yang dapat dimintai menjawab persoalan siapa yang dapat dimintai pertanggungjawaban atas suatu akibat tertentu pertanggungjawaban atas suatu akibat tertentu
Kapankah diperlukan ajaran Kapankah diperlukan ajaran
Kausalitas ? Kausalitas ?
Delik MateriilDelik Materiil : perbuatan yang menyebabkan konsekuensi-konsekuensi : perbuatan yang menyebabkan konsekuensi-konsekuensi tertentu, dimana perbuatan tersebut kadang tercakup dan kadang tidak tertentu, dimana perbuatan tersebut kadang tercakup dan kadang tidak tercakup sebagai unsur dalam perumusan delik, mis. Ps. 338, Ps 359, tercakup sebagai unsur dalam perumusan delik, mis. Ps. 338, Ps 359, Ps 360
Ps 360
Delik Omisi tak murni/semuDelik Omisi tak murni/semu (delicta commissiva per omissionem/ (delicta commissiva per omissionem/
Oneigenlijke Omissiedelicten) : Pelaku tidak melakukan kewajiban yang Oneigenlijke Omissiedelicten) : Pelaku tidak melakukan kewajiban yang dibebankan padanya dan dengan itu menciptakan suatu akibat yang dibebankan padanya dan dengan itu menciptakan suatu akibat yang sebenarnya tidak boleh ia ciptakan. Ia sekaligus melanggar suatu sebenarnya tidak boleh ia ciptakan. Ia sekaligus melanggar suatu
larangan dan perintah; ia sesungguhnya harus menjamin bahwa suatu larangan dan perintah; ia sesungguhnya harus menjamin bahwa suatu akibat tertentu tidak timbul.
akibat tertentu tidak timbul.
Delik yang terkualifikasi/dikwalifisirDelik yang terkualifikasi/dikwalifisir : tindak pidana yang karena situasi : tindak pidana yang karena situasi dan kondisi khusus yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan yang dan kondisi khusus yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan yang bersangkutan atau karena akibat-akibat khusus yang dimunculkannya, bersangkutan atau karena akibat-akibat khusus yang dimunculkannya, diancam dengan sanksi pidana yang lebih berat ketimbang sanksi yang diancam dengan sanksi pidana yang lebih berat ketimbang sanksi yang diancamkan pada delik pokok tersebut.
diancamkan pada delik pokok tersebut.
(pengkualifikasian delik juga dapat dilakukan atas dasar akibat yang (pengkualifikasian delik juga dapat dilakukan atas dasar akibat yang
muncul setelah delik tertentu dilakukan, mis. Ps 351 (1)
muncul setelah delik tertentu dilakukan, mis. Ps 351 (1) Ps 351 (2)/ Ps 351 (2)/
Ps 351 (3) Ps 351 (3)
Ajaran Kausalitas Ajaran Kausalitas
Conditio Sine Qua Non/ Ekuivalensi (Von Conditio Sine Qua Non/ Ekuivalensi (Von Buri)
Buri)
Teori-teori Individualisasi / Causa Proxima Teori-teori Individualisasi / Causa Proxima : Birkmeyer , Mulder
: Birkmeyer , Mulder
Teori-teori menggeneralisasi : teori Teori-teori menggeneralisasi : teori
Adekuat (Von Kries, Simons, Pompe, Adekuat (Von Kries, Simons, Pompe,
Rumelink) Rumelink)
Teori Relevansi : LangemeyerTeori Relevansi : Langemeyer
Ajaran Conditio Sine Qua Non Ajaran Conditio Sine Qua Non
Semua faktor yaitu semua syarat, yang Semua faktor yaitu semua syarat, yang
turut serta menyebabkan suatu akibat dan turut serta menyebabkan suatu akibat dan
yang tidak dapat dihilangkan dari yang tidak dapat dihilangkan dari
rangkaian faktor-faktor ybs. Harus rangkaian faktor-faktor ybs. Harus dianggap causa (sebab) akibat itu.
dianggap causa (sebab) akibat itu.
Semua syarat nilainya sama (ekuivalensi)Semua syarat nilainya sama (ekuivalensi)
Ada beberapa sebabAda beberapa sebab
Syarat = sebabSyarat = sebab
Pembatasan Ajaran Von Buri Pembatasan Ajaran Von Buri
Pembatasan ajaran Von Buri oleh Van Hamel Pembatasan ajaran Von Buri oleh Van Hamel [dibatasi dg ajaran kesalahan (dolus/culpa)]
[dibatasi dg ajaran kesalahan (dolus/culpa)]
Pengesampingan semua sebab yang terletak di Pengesampingan semua sebab yang terletak di luar dolus atau culpa; dalam banyak kejahatan luar dolus atau culpa; dalam banyak kejahatan
dolus atau culpa merupakan unsur-unsur dolus atau culpa merupakan unsur-unsur
perumusan delik.
perumusan delik.
Jika hal itu bukan merupakan unsur delik, maka Jika hal itu bukan merupakan unsur delik, maka solusinya harus dicari dengan bantuan alasan solusinya harus dicari dengan bantuan alasan
atau dasar-dasar yang meniadakan pidana.
atau dasar-dasar yang meniadakan pidana.
Teori-teori Individualisasi / Causa Teori-teori Individualisasi / Causa
Proxima Proxima
Birkmeyer : Birkmeyer :
Teori ini berpangkal dari teori Conditio Sine Qua Teori ini berpangkal dari teori Conditio Sine Qua
Non . Di dalam rangkaian syarat-syarat yang Non . Di dalam rangkaian syarat-syarat yang
tidak dapat dihilangkan untuk timbulnya akibat, tidak dapat dihilangkan untuk timbulnya akibat,
lalu dicari syarat manakah yang dalam keadaan lalu dicari syarat manakah yang dalam keadaan
tertentu itu, yang paling banyak membantu untuk tertentu itu, yang paling banyak membantu untuk
terjadinya akibat.
terjadinya akibat.
G.E Mulder :G.E Mulder :
Sebab adalah syarat yang paling dekat dan Sebab adalah syarat yang paling dekat dan tidak dapat dilepaskan dari akibat.
tidak dapat dilepaskan dari akibat.
Teori-teori menggeneralisasi (1) Teori-teori menggeneralisasi (1)
Von BarVon Bar : teori ini tidak menyoal tindakan : teori ini tidak menyoal tindakan mana atau kejadian mana yang in
mana atau kejadian mana yang in concreto memberikan pengaruh concreto memberikan pengaruh
(fisik/psikis) paling menentukan. Yang (fisik/psikis) paling menentukan. Yang
dipersoalkan adalah apakah satu syarat dipersoalkan adalah apakah satu syarat
yang secara umum dapat dipandang yang secara umum dapat dipandang
mengakibatkan terjadinya peristiwa seperti mengakibatkan terjadinya peristiwa seperti
yang bersangkutan mungkin ditemukan yang bersangkutan mungkin ditemukan
dalam rangkaian kausalitas yang ada dalam rangkaian kausalitas yang ada
Teori-teori menggeneralisasi (2) Teori-teori menggeneralisasi (2)
Von Kries (Teori Adequat Subjectif) : Sebab adalah keseluruhan faktor Von Kries (Teori Adequat Subjectif) : Sebab adalah keseluruhan faktor positif & negatif yang tidak dapat dikesampingkan tanpa sekaligus
positif & negatif yang tidak dapat dikesampingkan tanpa sekaligus
meniadakan akibat. Namun pembatasan demi kepentingan penetapan meniadakan akibat. Namun pembatasan demi kepentingan penetapan pertanggungjawaban pidana tidak dicari dalam nilai kualitatif/kuantitatif pertanggungjawaban pidana tidak dicari dalam nilai kualitatif/kuantitatif atau berat/ringannya faktor dalam situasi konkret, tetapi dinilai dari
atau berat/ringannya faktor dalam situasi konkret, tetapi dinilai dari makna semua itu secara umum, kemungkinan dari faktor-faktor makna semua itu secara umum, kemungkinan dari faktor-faktor
tersebut untuk memunculkan akibat tertentu. Sebab = syarat-syarat tersebut untuk memunculkan akibat tertentu. Sebab = syarat-syarat yang dalam situasi dan kondisi tertentu memiliki kecenderungan untuk yang dalam situasi dan kondisi tertentu memiliki kecenderungan untuk memunculkan akibat tertentu, biasanya memunculkan akibat itu, atau memunculkan akibat tertentu, biasanya memunculkan akibat itu, atau secara objectif memperbesar kemungkinan munculnya akibat tersebut.
secara objectif memperbesar kemungkinan munculnya akibat tersebut.
Apakah suatu tindakan memiliki kecenderungan memunculkan akibat Apakah suatu tindakan memiliki kecenderungan memunculkan akibat tertentu hanya dapat diselesaikan apabila kita memiliki 2 bentuk
tertentu hanya dapat diselesaikan apabila kita memiliki 2 bentuk pengetahuan :
pengetahuan :
(a) hukum umum probabilitas dalam peristiwa yg terjadi / pengetahuan (a) hukum umum probabilitas dalam peristiwa yg terjadi / pengetahuan Nomologis yg memadai
Nomologis yg memadai
(b) situasi faktual yg melingkupi peristiwa yg terjadi/ pengetahuan (b) situasi faktual yg melingkupi peristiwa yg terjadi/ pengetahuan Ontologis/ pemahaman fakta (empirik)
Ontologis/ pemahaman fakta (empirik)
Teori-teori menggeneralisasi (3) Teori-teori menggeneralisasi (3)
RumelinkRumelink (Teori Adequat Objectif) : (Teori Adequat Objectif) :
Faktor yang ditinjau dari sudut objektif , harus (perlu) ada untuk Faktor yang ditinjau dari sudut objektif , harus (perlu) ada untuk terjadinya akibat. Ihwal probabilitas tidak berdasarkan pada apa terjadinya akibat. Ihwal probabilitas tidak berdasarkan pada apa
yang diketahui atau mungkin diketahui pada waktu melakukan yang diketahui atau mungkin diketahui pada waktu melakukan
tindakannya, melainkan pada fakta yang objektif pada waktu itu tindakannya, melainkan pada fakta yang objektif pada waktu itu
ada, entah diketahuinya atau tidak – jadi pada apa yang kemudian ada, entah diketahuinya atau tidak – jadi pada apa yang kemudian
terbukti merupakan situasi dan kondisi yang melingkupi peristiwa terbukti merupakan situasi dan kondisi yang melingkupi peristiwa
tersebut.
tersebut.
SimonsSimons : :
Sebab adalah tiap-tiap kelakuan yang menurut garis-garis umum Sebab adalah tiap-tiap kelakuan yang menurut garis-garis umum
pengalaman manusia dapat menimbulkan akibat pengalaman manusia dapat menimbulkan akibat
Pompe Pompe : :
Sebab adalah hal yang mengandung kekuatan untuk dapat Sebab adalah hal yang mengandung kekuatan untuk dapat
menimbulkan akibat menimbulkan akibat
Teori Relevansi Teori Relevansi
LangemeijerLangemeijer
Teori ini ingin menerapkan ajaran von Buri Teori ini ingin menerapkan ajaran von Buri dengan memilih satu atau lebih sebab dari dengan memilih satu atau lebih sebab dari
sekian yang mungkin ada, yang dipilih sekian yang mungkin ada, yang dipilih sebab-sebab yang relevan saja , yakni sebab-sebab yang relevan saja , yakni
yang kiranya dimaksudkan sebagai sebab yang kiranya dimaksudkan sebagai sebab
oleh pembuat undang-undang.
oleh pembuat undang-undang.
Sifat Melawan Hukum Sifat Melawan Hukum
Arti :Arti :
- tanpa hak sendiri (zonder eigen recht) - tanpa hak sendiri (zonder eigen recht)
- bertentangan dg hak orang lain (tegen eens anders recht) - bertentangan dg hak orang lain (tegen eens anders recht)
- tanpa alasan yg wajartanpa alasan yg wajar
- Bertentangan dengan hukum positifBertentangan dengan hukum positif
Melawan hukum : formil & materiilMelawan hukum : formil & materiil
- aliran formil : melawan hukum = melawan UU, sebab - aliran formil : melawan hukum = melawan UU, sebab
hukum adalah UU.
hukum adalah UU.
-aliran materiil : melawan hukum adalah perbuatan yg oleh -aliran materiil : melawan hukum adalah perbuatan yg oleh
masyarakat tidak dibolehkan.
masyarakat tidak dibolehkan.
Perbedaan Ajaran Materiil dan Perbedaan Ajaran Materiil dan
Formil Formil
Materiil :Materiil :
mengakui adanya mengakui adanya
pengecualian / penghapusan pengecualian / penghapusan dari sifat melawan hukumnya dari sifat melawan hukumnya
perbuatan menurut hukum perbuatan menurut hukum
yang tertulis dan yang tidak yang tertulis dan yang tidak
tertulis tertulis
Formil :Formil :
hanya mengakui pengecualian hanya mengakui pengecualian
yang tersebut dalam undang- yang tersebut dalam undang-
undang saja/ mis, Ps. 49.
undang saja/ mis, Ps. 49.
Materiil :Materiil :
sifat melawan hukum adalah sifat melawan hukum adalah
unsur mutlak dari tiap-tiap unsur mutlak dari tiap-tiap
tindak pidana, juga bagi yang tindak pidana, juga bagi yang
dalam rumusannya tidak dalam rumusannya tidak
menyebut unsur-unsur menyebut unsur-unsur
tersebut tersebut
Formil :Formil :
sifat tersebut tidak selalu sifat tersebut tidak selalu
menjadi unsur delik, hanya jika menjadi unsur delik, hanya jika
dalam rumusan delik dalam rumusan delik
disebutkan dengan nyata- disebutkan dengan nyata-
nyata barulah menjadi unsur nyata barulah menjadi unsur
delik delik
Pembuktian Melawan Hukum Pembuktian Melawan Hukum
Dengan mengakui bahwa sifat melawan hukum Dengan mengakui bahwa sifat melawan hukum selalu menjadi unsur delik, ini tidak berarti
selalu menjadi unsur delik, ini tidak berarti bahwa karena itu harus selalu dibuktikan bahwa karena itu harus selalu dibuktikan
adanya unsur tersebut oleh penuntut umum adanya unsur tersebut oleh penuntut umum
Soal apakah harus dibuktikan atau tidak, adalah Soal apakah harus dibuktikan atau tidak, adalah tergantung dari rumusan delik yaitu apakah
tergantung dari rumusan delik yaitu apakah dalam rumusan unsur tersebut disebutkan dalam rumusan unsur tersebut disebutkan
nyata-nyata, jika tidak dinyatakan maka tidak nyata-nyata, jika tidak dinyatakan maka tidak
perlu dibuktikan.
perlu dibuktikan.
Alasan Pencantuman unsur Melawan Alasan Pencantuman unsur Melawan
Hukum Hukum
Pada umumnya dalam perundang-Pada umumnya dalam perundang-
undangan , lebih banyak delik yang tidak undangan , lebih banyak delik yang tidak
memuat unsur melawan hukum dalam memuat unsur melawan hukum dalam
rumusannya rumusannya
Alasan pencantuman sifat melawan hukum Alasan pencantuman sifat melawan hukum dalam perumusan tindak pidana
dalam perumusan tindak pidana : :
- untuk melindungi orang2 yg memiliki hak dari - untuk melindungi orang2 yg memiliki hak dari
tuntutan pidana.
tuntutan pidana.
Konsekuensi aliran Materiil Konsekuensi aliran Materiil
Apakah konsekuensi ajaran bahwa sifat Apakah konsekuensi ajaran bahwa sifat melawan hukum selalu menjadi unsur tiap- melawan hukum selalu menjadi unsur tiap-
tiap delik ? tiap delik ?
Jika unsur melawan hukum tidak tersebut Jika unsur melawan hukum tidak tersebut
dalam rumusan delik, maka unsur itu dalam rumusan delik, maka unsur itu
dianggap diam-diam telah ada, kecuali jika dianggap diam-diam telah ada, kecuali jika dibuktikan sebaliknya oleh pihak terdakwa.
dibuktikan sebaliknya oleh pihak terdakwa.
Arti “dan” diantara unsur dengan sengaja & unsur Arti “dan” diantara unsur dengan sengaja & unsur
melawan hukum melawan hukum
Van Hamel, simons, pompe : perbedaan itu Van Hamel, simons, pompe : perbedaan itu mempunyai arti. Mis. Ps 406 KUHP : dengan mempunyai arti. Mis. Ps 406 KUHP : dengan sengaja dan melawan hukum ; Ps 333
sengaja dan melawan hukum ; Ps 333 KUHP : dengan sengaja melawan hukum KUHP : dengan sengaja melawan hukum
Vos, zevenbergen, langemeijerVos, zevenbergen, langemeijer : :
tiadanya kata “dan” tidak berarti apa2, tiadanya kata “dan” tidak berarti apa2, semuanya mesti dibaca “dengan sengaja semuanya mesti dibaca “dengan sengaja dan melawan hukum”
dan melawan hukum”
Remelink, van BemmelenRemelink, van Bemmelen : :
kata penghubung “dan” tidak mempunyai kata penghubung “dan” tidak mempunyai arti, jadi istilah “dengan sengaja” meliputi arti, jadi istilah “dengan sengaja” meliputi pula “melawan hukum.”
pula “melawan hukum.”
PERCOBAAN (POGING) PERCOBAAN (POGING)
PASAL 53PASAL 53
(1) Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk itu (1) Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk itu
telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan, dan tidak telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata disebabkan selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata disebabkan
karena kehendaknya sendiri.
karena kehendaknya sendiri.
(2) Maksimum pidana pokok terhadap kejahatan, dalam hal (2) Maksimum pidana pokok terhadap kejahatan, dalam hal
percobaan dikurangi sepertiga.
percobaan dikurangi sepertiga.
(3) Jika kejahatan diancam dengan pidana mati atau pidana (3) Jika kejahatan diancam dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup, dijatuhkan pidana penjara paling lama penjara seumur hidup, dijatuhkan pidana penjara paling lama
15 tahun.
15 tahun.
(4) Pidana tambahan bagi percobaan sama dengan kejahatan (4) Pidana tambahan bagi percobaan sama dengan kejahatan
selesai.
selesai.
Pasal 54Pasal 54
Mencoba melakukan pelanggaran tidak dipidana Mencoba melakukan pelanggaran tidak dipidana