• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAUSALITASKAUSALITAS

Dalam dokumen Dokumen Hukum Pidana New (Halaman 110-128)

Pengertian Kausalitas Pengertian Kausalitas

Hal sebab-akibatHal sebab-akibat

Hubungan logis antara sebab dan akibatHubungan logis antara sebab dan akibat

Persoalan filsafat yang pentingPersoalan filsafat yang penting

Setiap peristiwa selalu memiliki penyebab sekaligus Setiap peristiwa selalu memiliki penyebab sekaligus menjadi sebab peristiwa lain

menjadi sebab peristiwa lain

Sebab dan akibat membentuk rantai yang bermula di Sebab dan akibat membentuk rantai yang bermula di suatu masa lalu

suatu masa lalu

Yang menjadi fokus perhatian ahli hukum pidana (bukan Yang menjadi fokus perhatian ahli hukum pidana (bukan makna di atas), tetapi makna yang dapat dilekatkan

makna di atas), tetapi makna yang dapat dilekatkan pada pengertian kausalitas agar mereka dapat

pada pengertian kausalitas agar mereka dapat menjawab persoalan siapa yang dapat dimintai menjawab persoalan siapa yang dapat dimintai pertanggungjawaban atas suatu akibat tertentu pertanggungjawaban atas suatu akibat tertentu

Kapankah diperlukan ajaran Kapankah diperlukan ajaran

Kausalitas ? Kausalitas ?

Delik MateriilDelik Materiil : perbuatan yang menyebabkan konsekuensi-konsekuensi : perbuatan yang menyebabkan konsekuensi-konsekuensi tertentu, dimana perbuatan tersebut kadang tercakup dan kadang tidak tertentu, dimana perbuatan tersebut kadang tercakup dan kadang tidak tercakup sebagai unsur dalam perumusan delik, mis. Ps. 338, Ps 359, tercakup sebagai unsur dalam perumusan delik, mis. Ps. 338, Ps 359, Ps 360

Ps 360

Delik Omisi tak murni/semuDelik Omisi tak murni/semu (delicta commissiva per omissionem/ (delicta commissiva per omissionem/

Oneigenlijke Omissiedelicten) : Pelaku tidak melakukan kewajiban yang Oneigenlijke Omissiedelicten) : Pelaku tidak melakukan kewajiban yang dibebankan padanya dan dengan itu menciptakan suatu akibat yang dibebankan padanya dan dengan itu menciptakan suatu akibat yang sebenarnya tidak boleh ia ciptakan. Ia sekaligus melanggar suatu sebenarnya tidak boleh ia ciptakan. Ia sekaligus melanggar suatu

larangan dan perintah; ia sesungguhnya harus menjamin bahwa suatu larangan dan perintah; ia sesungguhnya harus menjamin bahwa suatu akibat tertentu tidak timbul.

akibat tertentu tidak timbul.

Delik yang terkualifikasi/dikwalifisirDelik yang terkualifikasi/dikwalifisir : tindak pidana yang karena situasi : tindak pidana yang karena situasi dan kondisi khusus yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan yang dan kondisi khusus yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan yang bersangkutan atau karena akibat-akibat khusus yang dimunculkannya, bersangkutan atau karena akibat-akibat khusus yang dimunculkannya, diancam dengan sanksi pidana yang lebih berat ketimbang sanksi yang diancam dengan sanksi pidana yang lebih berat ketimbang sanksi yang diancamkan pada delik pokok tersebut.

diancamkan pada delik pokok tersebut.

(pengkualifikasian delik juga dapat dilakukan atas dasar akibat yang (pengkualifikasian delik juga dapat dilakukan atas dasar akibat yang

muncul setelah delik tertentu dilakukan, mis. Ps 351 (1)

muncul setelah delik tertentu dilakukan, mis. Ps 351 (1)  Ps 351 (2)/ Ps 351 (2)/

 Ps 351 (3) Ps 351 (3)

Ajaran Kausalitas Ajaran Kausalitas

Conditio Sine Qua Non/ Ekuivalensi (Von Conditio Sine Qua Non/ Ekuivalensi (Von Buri)

Buri)

Teori-teori Individualisasi / Causa Proxima Teori-teori Individualisasi / Causa Proxima : Birkmeyer , Mulder

: Birkmeyer , Mulder

Teori-teori menggeneralisasi : teori Teori-teori menggeneralisasi : teori

Adekuat (Von Kries, Simons, Pompe, Adekuat (Von Kries, Simons, Pompe,

Rumelink) Rumelink)

Teori Relevansi : LangemeyerTeori Relevansi : Langemeyer

Ajaran Conditio Sine Qua Non Ajaran Conditio Sine Qua Non

Semua faktor yaitu semua syarat, yang Semua faktor yaitu semua syarat, yang

turut serta menyebabkan suatu akibat dan turut serta menyebabkan suatu akibat dan

yang tidak dapat dihilangkan dari yang tidak dapat dihilangkan dari

rangkaian faktor-faktor ybs. Harus rangkaian faktor-faktor ybs. Harus dianggap causa (sebab) akibat itu.

dianggap causa (sebab) akibat itu.

Semua syarat nilainya sama (ekuivalensi)Semua syarat nilainya sama (ekuivalensi)

Ada beberapa sebabAda beberapa sebab

Syarat = sebabSyarat = sebab

Pembatasan Ajaran Von Buri Pembatasan Ajaran Von Buri

Pembatasan ajaran Von Buri oleh Van Hamel Pembatasan ajaran Von Buri oleh Van Hamel [dibatasi dg ajaran kesalahan (dolus/culpa)]

[dibatasi dg ajaran kesalahan (dolus/culpa)]

Pengesampingan semua sebab yang terletak di Pengesampingan semua sebab yang terletak di luar dolus atau culpa; dalam banyak kejahatan luar dolus atau culpa; dalam banyak kejahatan

dolus atau culpa merupakan unsur-unsur dolus atau culpa merupakan unsur-unsur

perumusan delik.

perumusan delik.

Jika hal itu bukan merupakan unsur delik, maka Jika hal itu bukan merupakan unsur delik, maka solusinya harus dicari dengan bantuan alasan solusinya harus dicari dengan bantuan alasan

atau dasar-dasar yang meniadakan pidana.

atau dasar-dasar yang meniadakan pidana.

Teori-teori Individualisasi / Causa Teori-teori Individualisasi / Causa

Proxima Proxima

Birkmeyer : Birkmeyer :

Teori ini berpangkal dari teori Conditio Sine Qua Teori ini berpangkal dari teori Conditio Sine Qua

Non . Di dalam rangkaian syarat-syarat yang Non . Di dalam rangkaian syarat-syarat yang

tidak dapat dihilangkan untuk timbulnya akibat, tidak dapat dihilangkan untuk timbulnya akibat,

lalu dicari syarat manakah yang dalam keadaan lalu dicari syarat manakah yang dalam keadaan

tertentu itu, yang paling banyak membantu untuk tertentu itu, yang paling banyak membantu untuk

terjadinya akibat.

terjadinya akibat.

G.E Mulder :G.E Mulder :

Sebab adalah syarat yang paling dekat dan Sebab adalah syarat yang paling dekat dan tidak dapat dilepaskan dari akibat.

tidak dapat dilepaskan dari akibat.

Teori-teori menggeneralisasi (1) Teori-teori menggeneralisasi (1)

Von BarVon Bar : teori ini tidak menyoal tindakan : teori ini tidak menyoal tindakan mana atau kejadian mana yang in

mana atau kejadian mana yang in concreto memberikan pengaruh concreto memberikan pengaruh

(fisik/psikis) paling menentukan. Yang (fisik/psikis) paling menentukan. Yang

dipersoalkan adalah apakah satu syarat dipersoalkan adalah apakah satu syarat

yang secara umum dapat dipandang yang secara umum dapat dipandang

mengakibatkan terjadinya peristiwa seperti mengakibatkan terjadinya peristiwa seperti

yang bersangkutan mungkin ditemukan yang bersangkutan mungkin ditemukan

dalam rangkaian kausalitas yang ada dalam rangkaian kausalitas yang ada

Teori-teori menggeneralisasi (2) Teori-teori menggeneralisasi (2)

Von Kries (Teori Adequat Subjectif) : Sebab adalah keseluruhan faktor Von Kries (Teori Adequat Subjectif) : Sebab adalah keseluruhan faktor positif & negatif yang tidak dapat dikesampingkan tanpa sekaligus

positif & negatif yang tidak dapat dikesampingkan tanpa sekaligus

meniadakan akibat. Namun pembatasan demi kepentingan penetapan meniadakan akibat. Namun pembatasan demi kepentingan penetapan pertanggungjawaban pidana tidak dicari dalam nilai kualitatif/kuantitatif pertanggungjawaban pidana tidak dicari dalam nilai kualitatif/kuantitatif atau berat/ringannya faktor dalam situasi konkret, tetapi dinilai dari

atau berat/ringannya faktor dalam situasi konkret, tetapi dinilai dari makna semua itu secara umum, kemungkinan dari faktor-faktor makna semua itu secara umum, kemungkinan dari faktor-faktor

tersebut untuk memunculkan akibat tertentu. Sebab = syarat-syarat tersebut untuk memunculkan akibat tertentu. Sebab = syarat-syarat yang dalam situasi dan kondisi tertentu memiliki kecenderungan untuk yang dalam situasi dan kondisi tertentu memiliki kecenderungan untuk memunculkan akibat tertentu, biasanya memunculkan akibat itu, atau memunculkan akibat tertentu, biasanya memunculkan akibat itu, atau secara objectif memperbesar kemungkinan munculnya akibat tersebut.

secara objectif memperbesar kemungkinan munculnya akibat tersebut.

Apakah suatu tindakan memiliki kecenderungan memunculkan akibat Apakah suatu tindakan memiliki kecenderungan memunculkan akibat tertentu hanya dapat diselesaikan apabila kita memiliki 2 bentuk

tertentu hanya dapat diselesaikan apabila kita memiliki 2 bentuk pengetahuan :

pengetahuan :

(a) hukum umum probabilitas dalam peristiwa yg terjadi / pengetahuan (a) hukum umum probabilitas dalam peristiwa yg terjadi / pengetahuan Nomologis yg memadai

Nomologis yg memadai

(b) situasi faktual yg melingkupi peristiwa yg terjadi/ pengetahuan (b) situasi faktual yg melingkupi peristiwa yg terjadi/ pengetahuan Ontologis/ pemahaman fakta (empirik)

Ontologis/ pemahaman fakta (empirik)

Teori-teori menggeneralisasi (3) Teori-teori menggeneralisasi (3)

RumelinkRumelink (Teori Adequat Objectif) : (Teori Adequat Objectif) :

Faktor yang ditinjau dari sudut objektif , harus (perlu) ada untuk Faktor yang ditinjau dari sudut objektif , harus (perlu) ada untuk terjadinya akibat. Ihwal probabilitas tidak berdasarkan pada apa terjadinya akibat. Ihwal probabilitas tidak berdasarkan pada apa

yang diketahui atau mungkin diketahui pada waktu melakukan yang diketahui atau mungkin diketahui pada waktu melakukan

tindakannya, melainkan pada fakta yang objektif pada waktu itu tindakannya, melainkan pada fakta yang objektif pada waktu itu

ada, entah diketahuinya atau tidak – jadi pada apa yang kemudian ada, entah diketahuinya atau tidak – jadi pada apa yang kemudian

terbukti merupakan situasi dan kondisi yang melingkupi peristiwa terbukti merupakan situasi dan kondisi yang melingkupi peristiwa

tersebut.

tersebut.

SimonsSimons : :

Sebab adalah tiap-tiap kelakuan yang menurut garis-garis umum Sebab adalah tiap-tiap kelakuan yang menurut garis-garis umum

pengalaman manusia dapat menimbulkan akibat pengalaman manusia dapat menimbulkan akibat

Pompe Pompe : :

Sebab adalah hal yang mengandung kekuatan untuk dapat Sebab adalah hal yang mengandung kekuatan untuk dapat

menimbulkan akibat menimbulkan akibat

Teori Relevansi Teori Relevansi

LangemeijerLangemeijer

Teori ini ingin menerapkan ajaran von Buri Teori ini ingin menerapkan ajaran von Buri dengan memilih satu atau lebih sebab dari dengan memilih satu atau lebih sebab dari

sekian yang mungkin ada, yang dipilih sekian yang mungkin ada, yang dipilih sebab-sebab yang relevan saja , yakni sebab-sebab yang relevan saja , yakni

yang kiranya dimaksudkan sebagai sebab yang kiranya dimaksudkan sebagai sebab

oleh pembuat undang-undang.

oleh pembuat undang-undang.

Sifat Melawan Hukum Sifat Melawan Hukum

Arti :Arti :

- tanpa hak sendiri (zonder eigen recht) - tanpa hak sendiri (zonder eigen recht)

- bertentangan dg hak orang lain (tegen eens anders recht) - bertentangan dg hak orang lain (tegen eens anders recht)

- tanpa alasan yg wajartanpa alasan yg wajar

- Bertentangan dengan hukum positifBertentangan dengan hukum positif

Melawan hukum : formil & materiilMelawan hukum : formil & materiil

- aliran formil : melawan hukum = melawan UU, sebab - aliran formil : melawan hukum = melawan UU, sebab

hukum adalah UU.

hukum adalah UU.

-aliran materiil : melawan hukum adalah perbuatan yg oleh -aliran materiil : melawan hukum adalah perbuatan yg oleh

masyarakat tidak dibolehkan.

masyarakat tidak dibolehkan.

Perbedaan Ajaran Materiil dan Perbedaan Ajaran Materiil dan

Formil Formil

Materiil :Materiil :

mengakui adanya mengakui adanya

pengecualian / penghapusan pengecualian / penghapusan dari sifat melawan hukumnya dari sifat melawan hukumnya

perbuatan menurut hukum perbuatan menurut hukum

yang tertulis dan yang tidak yang tertulis dan yang tidak

tertulis tertulis

Formil :Formil :

hanya mengakui pengecualian hanya mengakui pengecualian

yang tersebut dalam undang- yang tersebut dalam undang-

undang saja/ mis, Ps. 49.

undang saja/ mis, Ps. 49.

Materiil :Materiil :

sifat melawan hukum adalah sifat melawan hukum adalah

unsur mutlak dari tiap-tiap unsur mutlak dari tiap-tiap

tindak pidana, juga bagi yang tindak pidana, juga bagi yang

dalam rumusannya tidak dalam rumusannya tidak

menyebut unsur-unsur menyebut unsur-unsur

tersebut tersebut

Formil :Formil :

sifat tersebut tidak selalu sifat tersebut tidak selalu

menjadi unsur delik, hanya jika menjadi unsur delik, hanya jika

dalam rumusan delik dalam rumusan delik

disebutkan dengan nyata- disebutkan dengan nyata-

nyata barulah menjadi unsur nyata barulah menjadi unsur

delik delik

Pembuktian Melawan Hukum Pembuktian Melawan Hukum

Dengan mengakui bahwa sifat melawan hukum Dengan mengakui bahwa sifat melawan hukum selalu menjadi unsur delik, ini tidak berarti

selalu menjadi unsur delik, ini tidak berarti bahwa karena itu harus selalu dibuktikan bahwa karena itu harus selalu dibuktikan

adanya unsur tersebut oleh penuntut umum adanya unsur tersebut oleh penuntut umum

Soal apakah harus dibuktikan atau tidak, adalah Soal apakah harus dibuktikan atau tidak, adalah tergantung dari rumusan delik yaitu apakah

tergantung dari rumusan delik yaitu apakah dalam rumusan unsur tersebut disebutkan dalam rumusan unsur tersebut disebutkan

nyata-nyata, jika tidak dinyatakan maka tidak nyata-nyata, jika tidak dinyatakan maka tidak

perlu dibuktikan.

perlu dibuktikan.

Alasan Pencantuman unsur Melawan Alasan Pencantuman unsur Melawan

Hukum Hukum

Pada umumnya dalam perundang-Pada umumnya dalam perundang-

undangan , lebih banyak delik yang tidak undangan , lebih banyak delik yang tidak

memuat unsur melawan hukum dalam memuat unsur melawan hukum dalam

rumusannya rumusannya

Alasan pencantuman sifat melawan hukum Alasan pencantuman sifat melawan hukum dalam perumusan tindak pidana

dalam perumusan tindak pidana : :

- untuk melindungi orang2 yg memiliki hak dari - untuk melindungi orang2 yg memiliki hak dari

tuntutan pidana.

tuntutan pidana.

Konsekuensi aliran Materiil Konsekuensi aliran Materiil

Apakah konsekuensi ajaran bahwa sifat Apakah konsekuensi ajaran bahwa sifat melawan hukum selalu menjadi unsur tiap- melawan hukum selalu menjadi unsur tiap-

tiap delik ? tiap delik ?

Jika unsur melawan hukum tidak tersebut Jika unsur melawan hukum tidak tersebut

dalam rumusan delik, maka unsur itu dalam rumusan delik, maka unsur itu

dianggap diam-diam telah ada, kecuali jika dianggap diam-diam telah ada, kecuali jika dibuktikan sebaliknya oleh pihak terdakwa.

dibuktikan sebaliknya oleh pihak terdakwa.

Arti “dan” diantara unsur dengan sengaja & unsur Arti “dan” diantara unsur dengan sengaja & unsur

melawan hukum melawan hukum

Van Hamel, simons, pompe : perbedaan itu Van Hamel, simons, pompe : perbedaan itu mempunyai arti. Mis. Ps 406 KUHP : dengan mempunyai arti. Mis. Ps 406 KUHP : dengan sengaja dan melawan hukum ; Ps 333

sengaja dan melawan hukum ; Ps 333 KUHP : dengan sengaja melawan hukum KUHP : dengan sengaja melawan hukum

Vos, zevenbergen, langemeijerVos, zevenbergen, langemeijer : :

tiadanya kata “dan” tidak berarti apa2, tiadanya kata “dan” tidak berarti apa2, semuanya mesti dibaca “dengan sengaja semuanya mesti dibaca “dengan sengaja dan melawan hukum”

dan melawan hukum”

Remelink, van BemmelenRemelink, van Bemmelen : :

kata penghubung “dan” tidak mempunyai kata penghubung “dan” tidak mempunyai arti, jadi istilah “dengan sengaja” meliputi arti, jadi istilah “dengan sengaja” meliputi pula “melawan hukum.”

pula “melawan hukum.”

PERCOBAAN (POGING) PERCOBAAN (POGING)

PASAL 53PASAL 53

(1) Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk itu (1) Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk itu

telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan, dan tidak telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata disebabkan selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata disebabkan

karena kehendaknya sendiri.

karena kehendaknya sendiri.

(2) Maksimum pidana pokok terhadap kejahatan, dalam hal (2) Maksimum pidana pokok terhadap kejahatan, dalam hal

percobaan dikurangi sepertiga.

percobaan dikurangi sepertiga.

(3) Jika kejahatan diancam dengan pidana mati atau pidana (3) Jika kejahatan diancam dengan pidana mati atau pidana

penjara seumur hidup, dijatuhkan pidana penjara paling lama penjara seumur hidup, dijatuhkan pidana penjara paling lama

15 tahun.

15 tahun.

(4) Pidana tambahan bagi percobaan sama dengan kejahatan (4) Pidana tambahan bagi percobaan sama dengan kejahatan

selesai.

selesai.

Pasal 54Pasal 54

Mencoba melakukan pelanggaran tidak dipidana Mencoba melakukan pelanggaran tidak dipidana

Dalam dokumen Dokumen Hukum Pidana New (Halaman 110-128)

Dokumen terkait