• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI WILAYAH SUNGAI FLORES

2.1. Peraturan Perundang-Undangan dan Peraturan Lainnya yang Terkait Sumber Daya Air

2.2.2. Kebijakan Daerah

Sebagaimana tercantum dalam RPJMD Provinsi NTT Tahun 2013-2018, Arah kebijakan pembangunan daerah dalam pembangunan infrastruktur mengenai sumber daya air dan irigasi di Provinsi NTT adalah sebagai berikut:

1. Program Pengelolaan Sumber Air

a. Pemeliharaan jaringan irigasi air tanah; dan b. Pengembangan sistem distribusi air minum.

19 2. Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi

a. Peningkatan jaringan irigasi;

b. Rehabilitasi dan pemeliharaan sistem jaringan irigasi; dan c. Pemeliharaan dan rehabilitasi embung.

Salah satu arah kebijakan pembangunan di Provinsi NTT adalah peningkatan air bersih. Percepatan pembangunan daerah dilaksanakan melalui penyediaan pelayanan sosial daerah yaitu pelayanan air bersih, untuk itu dilaksanakan upaya peningkatan layanan air bersih pedesaan melalui penyediaan air baku dari bendungan, embung-embung, dan penyulingan.

Misi yang ditetapkan untuk visi penataan ruang dalam Peraturan Daerah Provinsi NTT Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi NTT Tahun 2010-2030 terkait sumber daya air yaitu meningkatkan pengelolaan sumber daya air yang berorientasi pada pelestarian lingkungan dan mempertimbangkan daya dukung lingkungan, arah kebijakan prioritas pengembangan sumber daya air terdiri atas:

1. meningkatkan penyediaan sumber daya air, berdasarkan daya dukung lingkungan dan pelayanan sumber daya air yang berkualitas bagi masyarakat, guna pencapaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals);

2. mempertahankan luas kawasan lindung minimum 30% dan kawasan hutan minimum 30% dari luas DAS;

3. mengembangkan kawasan hutan produksi dan hutan rakyat dengan memperhatikan daya dukung lingkungan dengan tidak menyebabkan kerusakan lingkungan;

4. mengembangkan kawasan peruntukan pertanian dengan menggunakan teknologi tepat guna didukung dengan peningkatan sumber daya manusia pertanian;

5. mengembangkan kawasan peruntukan perikanan yang tidak menimbulkan penangkapan yang berlebihan;

6. mengembangkan kawasan peruntukan pertambangan dan merehabilitasi kawasan yang mengalami degradasi; dan

7. mengembangkan kawasan peruntukan industri yang tidak menyebabkan degradasi lingkungan melalui upaya pengendalian pemanfaatan kawasan

20 dengan menciptakan kawasan yang berfungsi sebagai kontrol kualitas lingkungan.

Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air yang tercantum dalam Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTT Tahun 2013-2018, arah kebijakan pembangunan daerah dalam pembangunan infrastruktur mengenai sumber daya air dan irigasi di Provinsi NTT adalah sebagai berikut:

1. Program Pengolahan Sumber Air

a. Pemeliharaan Jaringan Irigasi Air Tanah; dan b. Pengembangan Sistem Distribusi Air Minum.

2. Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi a. Peningkatan Jaringan Irigasi;

b. Rehabilitasi dan Pemeliharaan Sistem Jaringan Irigasi; dan c. Pemeliharaan dan Rehabilitasi Embung.

Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 2016 – 2021, arah kebijakan pembangunan daerah dalam pembangunan infrastruktur mengenai sumber daya air di Kabupaten Manggarai adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan Konservasi Sumber Daya Air secara Terus Menerus, terdiri dari:

a. Program Pengembangan Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya;

b. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah;

c. Program Pengembangan Kinerja Pengolahan Persampahan;

d. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan;

e. Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan;

f. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Air;

g. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan;

h. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan; dan i. Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan.

2. Kebijakan Pendayagunaan Sumber Daya Air untuk Keadilan dan Kesejahteraan Masyarakat, terdiri dari:

a. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong;

b. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya; dan

21 c. Program Pengembangan Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau

dan Sumber Daya Air Lainnya.

3. Kebijakan Pengendalian Daya Rusak Air dan Pengurangan Dampak, terdiri dari:

a. Program Pengendalian Banjir;

b. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana;

c. Program Penanganan Darurat Bencana;

d. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana; dan

e. Program Peningkatan Kesiapsiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaraan.

4. Kebijakan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha dalam Pengelolaan Sumber Daya Air, terdiri dari:

a. Penguatan Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK);

b. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah; dan

c. Program Kerjasama Pembangunan.

5. Kebijakan Pengembangan Jaringan Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA) dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Nasional Terpadu, terdiri dari:

a. Program Pengembangan Data/Informasi; dan

b. Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Air dan Lingkungan Hidup.

Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011-2015, arah kebijakan pembangunan daerah dalam pembangunan infrastruktur mengenai sumber daya air di Kabupaten Manggarai Barat adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan Konservasi Sumber Daya Air secara Terus Menerus, terdiri dari:

a. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup;

b. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam;

c. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan;

d. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan;

e. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan;

f. Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan; dan g. Program Pemanfaatan Sumber Daya Hutan.

22 2. Kebijakan Pendayagunaan Sumber Daya Air untuk Keadilan dan

Kesejahteraan Masyarakat, terdiri dari:

a. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya; dan

b. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah.

3. Kebijakan Pengendalian Daya Rusak Air dan Pengurangan Dampak, terdiri dari:

a. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam.

4. Kebijakan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha dalam Pengelolaan Sumber Daya Air, terdiri dari:

a. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan;

b. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah; dan

c. Program Kerjasama Pembangunan.

5. Kebijakan Pengembangan Jaringan Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA) dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Nasional Terpadu, terdiri dari:

a. Program Pengkajian dan Penelitian di bidang informasi dan komunikasi;

b. Program Pengembangan komunikasi, informasi dan media massa; dan c. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan/

perternakan.

Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Manggarai Timur Tahun 2014-2019, Arah kebijakan pembangunan daerah dalam pembangunan infrastruktur mengenai sumber daya air di Kabupaten Manggarai Timur adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan Konservasi Sumber Daya Air secara Terus Menerus, terdiri dari:

a. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup;

b. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam;

c. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan;

d. Program Pengendalian, Pencemaran Lingkungan Hidup;

e. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam;

f. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan;

g. Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan; dan h. Program Pemanfaatan Sumber Daya Hutan.

23 2. Kebijakan Pendayagunaan Sumber Daya Air untuk Keadilan dan

Kesejahteraan Masyarakat, terdiri dari:

a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah;

b. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa, dan Jaringan Pengairan Lainnya; dan

c. Program Pengembang Kinerja Pengelolaan Persampahan.

3. Kebijakan Pengendalian Daya Rusak Air dan Pengurangan Dampak, terdiri dari:

a. Program Pengendalian banjir.

4. Kebijakan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha dalam Pengelolaan Sumber Daya Air, terdiri dari:

a. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan;

b. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah; dan

c. Program Kerjasama Pembangunan.

5. Kebijakan Pengembangan Jaringan Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA) dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Nasional Terpadu, terdiri dari:

a. Program Pengembangan Data dan Informasi;

b. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa; dan c. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan/

Perternakan.

Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Nagekeo Tahun 2013-2018, arah kebijakan pembangunan daerah dalam pembangunan infrastruktur mengenai sumber daya air di Kabupaten Nagekeo adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan Konservasi Sumber Daya Air secara Terus Menerus, terdiri dari:

a. Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Rehabilitasi Lahan Kritis;

b. Program Penataan Fungsi Kawasan Hutan; dan

c. Program Penataan dan Penerapan Sistem Pengendalian Dampak Lingkungan.

24 2. Kebijakan Pendayagunaan Sumber Daya Air untuk Keadilan dan

Kesejahteraan Masyarakat, terdiri dari:

a. Program Penataan Sistem Layanan Air Bersih;

b. Program Penataan Sistem Penanganan Air Limbah; dan c. Program Penataan Sistem Penyediaan Air Baku.

3. Kebijakan Pengendalian Daya Rusak Air dan Pengurangan Dampak, terdiri dari:

a. Program Peningkatan Sistem Tanggap dan Siaga Bencana

4. Kebijakan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha dalam Pengelolaan Sumber Daya Air, terdiri dari:

a. Program Penguatan Fungsi Pranata Adat;

b. Program Meningkatkan Peran Kelembagaan Penyuluhan Pertanian Dalam 5 Tahun Rencana; dan

c. Program Meningkatkan Peran Masyarakat Nelayan dan Penyuluh Dalam Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Usaha Perikanan dan Kelautan Selama 5 (lima) Tahun Rencana.

5. Kebijakan Pengembangan Jaringan Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA) dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Nasional Terpadu, terdiri dari:

a. Program Peningkatan Kerja Sama Sistem Komunikasi dan Informasi Terpadu; dan

b. Program Penataan Sistem Pengelolaan Data dan Informasi.

Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Ngada Tahun 2016-2021, arah kebijakan pembangunan daerah dalam pembangunan infrastruktur mengenai sumber daya air di Kabupaten Ngada adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan Konservasi Sumber Daya Air secara Terus Menerus, terdiri dari:

a. Program Pengendalian Pemanfaatan Sumber Daya Alam;

b. Program Perlindungan dan Rehabilitasi Sumber Air; dan c. Program Rehabilitasi Lahan Kritis.

2. Kebijakan Pendayagunaan Sumber Daya Air untuk Keadilan dan Kesejahteraan Masyarakat, terdiri dari:

a. Program Sumber Daya Air Yang Tersedia Dapat Dimanfaatkan Secara Optimal;

25 b. Program Akses Masyarakat Terhadap Air Bersih Semakin Meningkat;

c. Program Lingkungan Permukiman Penduduk Memenuhi Persyaratan Lingkungan Hunian Yang Sehat; dan

d. Program Berkembangnya Kawasan Pesisir Pantai Sebagai Sentra Produksi.

3. Kebijakan Pengendalian Daya Rusak Air dan Pengurangan Dampak, terdiri dari:

a. Program Pengamanan Kawasan Pesisir Pantai Semakin Baik Sehingga Tingkat Kerusakan Lingkungan Dapat Dicegah;

b. Program Tumbuhnya Lingkungan Permukiman Yang Teratur dan Sehat; dan

c. Program Pengamanan Lingkungan dan Sumber Daya Air di Sekitar DAS Semakin Baik.

4. Kebijakan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha dalam Pengelolaan Sumber Daya Air, terdiri dari:

a. Program Peran Masyarakat Dalam Pengendalian Pemanfaatan Sumber Daya Alam Strategis atau Tidak Terbarukan;

b. Program Kelembagaan Pengguna dan Pelestari Sumber Air Berkembang Dengan Baik;

c. Programpartisipasi Masyarakat Dalam Pengamanan Kawasan Pesisir Pantai Semakin Meningkat;

d. Program Pengamanan Lingkungan dan Sumber Daya Air di Sekitar DAS Semakin Baik;

e. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan; dan f. Program Revitalisasi Kelembagaan Hukum Adat.

5. Kebijakan Pengembangan Jaringan Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA) dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Nasional Terpadu, terdiri dari:

a. Program Peningkatan Kerja Sama Sistem Komunikasi dan Informasi Terpadu; dan

b. Program Penataan Sistem Pengelolaan Data dan Informasi.

Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sikka Nomor 1 Tahun 2014, tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2013 - 2018,

26 arah kebijakan pembangunan daerah dalam pembangunan infrastruktur mengenai sumber daya air di Kabupaten Sikka adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan Konservasi Sumber Daya Air secara Terus Menerus, terdiri dari:

a. Program Peningkatan Sarana Produksi Perkebunan, Perikanan dan Pariwisata.

2. Kebijakan Pendayagunaan Sumber Daya Air untuk Keadilan dan Kesejahteraan Masyarakat, terdiri dari:

a. Program pembangunan Berbasis Sektor Unggulan (Perkebunan, Pariwisata, Kelautan dan Perikanan); dan

b. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Terjadi Sektor Perkebunan, Perikanan dan Pariwisata.

3. Kebijakan Pengendalian Daya Rusak Air dan Pengurangan Dampak, terdiri dari:

a. Program Meminimalisir Dampak Pencemaran dan atau Kerusakan Lingkungan Hidup.

4. Kebijakan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha dalam Pengelolaan Sumber Daya Air, terdiri dari:

a. Program Peningkatan Kelembagaan dan Pemberdayaan masyarakat;

dan

b. Program Pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan ketertiban dan keamanan lingkungan melalui pelaksanaan Sistem Keamanan Swakarsa (Siskamswakarsa).

5. Kebijakan Pengembangan Jaringan Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA) dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Nasional Terpadu, terdiri dari:

a. Program Peningkatan Keterbukaan Informasi; dan b. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Perkebunan.

2.3. Inventarisasi Data 2.3.1. Data Umum

Provinsi NTT memiliki wilayah daratan seluas 48.718,10 km2 atau 2,49% dari luas Indonesia, yang tersebar pada 1.192 (seribu seratus sembilan puluh dua) pulau (42 pulau dihuni dan 1.150 pulau tidak dihuni) dengan pulau-pulau besar, yaitu Pulau Flores, Pulau Sumba, Pulau Timor, Pulau Alor, Pulau

27 Lembata, Pulau Rote, dan selebihnya merupakan pulau-pulau kecil yang letaknya tersebar. Sebagian besar wilayahnya bergunung dan berbukit, hanya sedikit dataran rendah. (Katalog BPS Provinsi NTT, Tahun 2010).

WS Flores merupakan WS Strategis Nasional dengan luas 14.796,91 Km2 yang secara administrasi terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, yang memiliki 472 (empat ratus tujuh puluh dua) DAS, dimana pembagian DAS di WS Flores dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.1.

Tabel 2.1. Daftar DAS dan Luas masing - masing DAS di WS Flores

No. DAS Luas

(Km2) No. DAS Luas

(Km2)

1 DAS Seloka 14,24 36 DAS Mondo 9,53

2 DAS Serikaya 16,08 37 DAS Kerora 10,22

3 DAS Wenci 20,98 38 DAS Bubu 11,34

4 DAS Boko 22,87 39 DAS Tambaora 11,89

5 DAS Batumoncong 5,95 40 DAS Rinca 42,57

6 DAS Sorao 9,40 41 DAS Uadadasami 14,05

7 DAS Tala Gebah 18,32 42 DAS Manta 6,04

8 DAS Banu Kangga 32,52 43 DAS Song Peropo 20,08

9 DAS Babu 51,46 44 DAS Ginggo 17,99

10 DAS Komodo 67,04 45 DAS Pasir Panjang 2,22

11 DAS Walunggong 35,70 46 DAS Karbau 18,54

12 DAS Belanda 13,09 47 DAS Nusa Kode 7,26

13 DAS Letuwo Wia 16,25 48 DAS Wainilu 0,15

14 DAS Tala 1,58 49 DAS Nusa Rohbong 0,90

15 DAS Logo 0,37 50 DAS Tobolong 0,17

16 DAS Punya 1,13 51 DAS Labuan Bajo 1,54

17 DAS Kelor 0,81 52 DAS Kukusan 0,18

18 DAS Gilibugis 0,57 53 DAS Seraja Kecil 0,54 19 DAS Gilawa Dar 1,58 54 DAS Sebolan Besar 0,57 20 DAS Gilawa Lau 1,83 55 DAS Seraja Besar 6,99

21 DAS Tatawa 0,74 56 DAS Gilibodo 2,48

22 DAS Sibaba Besar 3,87 57 DAS Nusa Longos 5,06 23 DAS Sebayur Kecil 0,74 58 DAS Gilimontang 9,06 24 DAS Sebayur Besar 3,86 59 DAS Nucamolas 8,52

25 DAS Pasir Putih 1,33 60 DAS Mules 9,78

26 DAS Pungu 0,24 61 DAS Boepasaru 47,91

27 DAS Be 0,48 62 DAS Tue 25,90

28 DAS Papa Garang 2,40 63 DAS Gerak 41,59

29 DAS Pengah Kecil 0,88 64 DAS Batu Tiga 8,64

30 DAS Sarai 0,74 65 DAS Terang 17,32

31 DAS Padar Besar 14,55 66 DAS Raren 150,08

32 DAS Pilar 0,43 67 DAS Bari 93,79

28

No. DAS Luas

(Km2) No. DAS Luas

(Km2)

33 DAS Kima 22,13 68 DAS Mbakung 21,03

34 DAS Buaya 16,67 69 DAS Popo 96,63

35 DAS Gurita 5,42 70 DAS Lemarang 8,26

71 DAS Nggilat 83,54 130 DAS Nangahure 7,56

72 DAS Robek 56,73 131 DAS Nubal 8,45

73 DAS Pogo 18,81 132 DAS Hewuli 5,17

74 DAS Wangkung 1,31 133 DAS Wolomarang 10,80

75 DAS Selama 25,20 134 DAS Ladogahar 8,72

76 DAS Torongbesi 16,12 135 DAS Lekong 4,84

77 DAS Kedindi 13,67 136 DAS Wair Klau 18,17

78 DAS Reo Waepesi 38,37 137 DAS Limang 40,67 79 DAS Pocong 1.056,48 138 DAS Kalimati 10,73

80 DAS Cungacecer 37,15 139 DAS Meting 5,02

81 DAS Laing 160,93 140 DAS Watugong 10,03

82 DAS Cemara 11,23 141 DAS Oti 5,57

83 DAS Lencur 9,58 142 DAS Watuliwung 12,42

84 DAS Nanga Baras 242,14 143 DAS Bolawolon 3,93

85 DAS Bakok 155,41 144 DAS Watumilok 21,11

86 DAS Ariahima 39,42 145 DAS Kahat Waipare 21,91

87 DAS Mbaling 213,56 146 DAS Ara 25,21

88 DAS Tompong 75,72 147 DAS Koro Nangahaledoi 8,90 89 DAS Nangabuntal 427,54 148 DAS Wae Rita 13,03

90 DAS Wae Soang 16,07 149 DAS Bleler 7,59

91 DAS Sambinasi 28,11 150 DAS Likot 7,20

92 DAS Latung 15,80 151 DAS Baba 5,01

93 DAS Bokobor 9,29 152 DAS Wauk 6,89

94 DAS Mese 48,30 153 DAS Tara 15,95

95 DAS Wae Toring 57,89 154 DAS Waigete 26,15

96 DAS Alo Mbalenipa 79,63 155 DAS Lau 7,89

97 DAS Nggolonio 30,07 156 DAS Nangatobong 8,12 98 DAS Wae Kokak 24,63 157 DAS Watubala 18,70

99 DAS Mbay 14,88 158 DAS Runut 8,80

100 DAS Makirombong 15,18 159 DAS Dirowair 2,67 101 DAS Aesesa 1.199,91 160 DAS Biripante 3,22

102 DAS Lape 64,90 161 DAS Biri 10,86

103 DAS Remo 44,10 162 DAS Patiahu 22,02

104 DAS Totomala 17,06 163 DAS Pedanghale 21,72 105 DAS Nangateke Koba 6,73 164 DAS Talibura 21,10 106 DAS Lowo Kopejaya 21,81 165 DAS Darat Gunung 30,14

107 DAS Tendakiuda 20,63 166 DAS Kro 8,89

108 DAS Lowo Dopo Patipara 115,13 167 DAS Papan 6,51 109 DAS Kebirangga 74,54 168 DAS Lemiwair 5,66

110 DAS Lowo Mbaka 10,70 169 DAS Nebe 237,48

111 DAS Lianggewa 15,41 170 DAS Wair Platen 8,91

29

No. DAS Luas

(Km2) No. DAS Luas

(Km2) 112 DAS Lowo Bekabela 48,58 171 DAS Noret 5,60

113 DAS Ae Wuri 4,24 172 DAS Henga 1,96

114 DAS Bela 6,59 173 DAS Tanjung Batu

Mulan 9,75

115 DAS Nangasambi 58,31 174 DAS Tanahdewa 6,11

116 DAS Lowo Rea 413,08 175 DAS Abang 5,57

117 DAS Watumasi 22,32 176 DAS Bokang 7,96

118 DAS Bajo 10,15 177 DAS Bingang 8,86

119 DAS Lowo Wajo 45,47 178 DAS Borak 12,56

120 DAS Watukamba 14,93 179 DAS Perung 14,03

121 DAS Lowo Muruname 23,43 180 DAS Laorita 21,65

122 DAS Pai 4,48 181 DAS Klooh 5,79

123 DAS Loboniki 10,33 182 DAS Serinuho 4,97

124 DAS Lowo Dondo 262,84 183 DAS Lewokluo 18,21

125 DAS Kota Baru 46,54 184 DAS Boka 6,27

126 DAS Lowo Lande 72,19 185 DAS Belen 8,18

127 DAS Magepanda 96,83 186 DAS Ilepadung 8,73 128 DAS Kolisia 43,97 187 DAS Riangpedang 3,83

129 DAS Patisomba 16,61 188 DAS Bantala 4,47

189 DAS Kawaliwu 5,29 248 DAS Teneden 10,19

190 DAS Sinar Hading 4,39 249 DAS Kawalelo 16,04 191 DAS Werang Mataloka 4,95 250 DAS Lamika 19,95 192 DAS Lungukemarang 5,01 251 DAS Lowo Ingu 26,22

193 DAS Painapang 4,05 252 DAS Tuakepa 28,89

194 DAS Baluk Hering 4,32 253 DAS Ile Gerong 22,66

195 DAS Tabibusa 10,51 254 DAS Konga 73,56

196 DAS Swagalungubaoprepang 8,61 255 DAS Nobokonga 8,16 197 DAS Rita Lungo 9,00 256 DAS Hokengjaya 23,58

198 DAS Tanibarung 6,17 257 DAS Rata 10,47

199 DAS Tanjung Bunga 4,72 258 DAS Nawokote 3,78

200 DAS singaraja 17,91 259 DAS Nurri 6,16

201 DAS Kemera 4,50 260 DAS Nurabelen 5,79

202 DAS Kumang 3,85 261 DAS Riangkaha 16,57

203 DAS Kelak 8,23 262 DAS Lewotobi 4,63

204 DAS Keitlungu 1,62 263 DAS Lewouran 5,36

205 DAS Heras 10,93 264 DAS Bawang 3,15

206 DAS Helen 8,97 265 DAS Basa 3,34

207 DAS Ojang 2,86 266 DAS Lungkukung 16,17

208 DAS Watobolak 11,01 267 DAS Okang 8,81

209 DAS Rogang 7,13 268 DAS Boru Kedang 108,73

210 DAS Oatobi 9,29 269 DAS Bao 18,94

211 DAS Riangkroko 10,40 270 DAS Wodong 11,96

212 DAS Kelabobelen 3,29 271 DAS Kujar 41,53

30

No. DAS Luas

(Km2) No. DAS Luas

(Km2)

213 DAS Lamalutu 12,32 272 DAS Pruda 20,10

214 DAS Bawe Wulukolong 10,05 273 DAS Wair Bluek 16,13 215 DAS Giligowa 6,74 274 DAS Pongonwair 7,12 216 DAS Burekpaung 5,72 275 DAS Wekangkawak 10,38

217 DAS Kulambu 2,70 276 DAS Toanriit 3,24

218 DAS Tone 3,49 277 DAS Tour 4,85

219 DAS Blahang 9,43 278 DAS Hara 17,64

220 DAS Roro 17,92 279 DAS Pedat 7,32

221 DAS Kelu 11,83 280 DAS Dagar 20,90

222 DAS Lowo Bunga 7,98 281 DAS Wular 6,11

223 DAS Tananang 6,61 282 DAS Natakoli 9,95

224 DAS karawutung 7,67 283 DAS Hepang 2,73

225 DAS Ulalungu 9,33 284 DAS Walatar 6,84

226 DAS Tuakona 3,22 285 DAS Nenbura 9,76

227 DAS Lungubelle 15,34 286 DAS Waihawa 2,39

228 DAS Waimana 2,77 287 DAS Rubing 6,75

229 DAS Mudakeputu 4,94 288 DAS Wolonterang 2,16 230 DAS Puken Tobi Wangi

Bao 19,69 289 DAS Wigeta 3,35

231 DAS Sarotari 4,52 290 DAS Nangagete 16,39

232 DAS Watowiti 7,97 291 DAS Ipir 2,67

233 DAS Postoh 10,50 292 DAS Umauta 4,57

234 DAS Pohon Sirih 3,88 293 DAS Baluk 3,70

235 DAS Larantuka 6,98 294 DAS Wat 9,16

236 DAS Balela 2,37 295 DAS Wolokou 2,64

237 DAS Balun 3,06 296 DAS Leku 6,12

238 DAS Pantai Besar 3,75 297 DAS Wolonwalu 6,86 239 DAS Saritobi 4,24 298 DAS Hokor

Wutungwuluk 5,55

240 DAS Waibalun 1,50 299 DAS Sikka 9,20

241 DAS Lumawalang 4,58 300 DAS Iligai 3,09

242 DAS Lowo Loba 29,96 301 DAS Watutedang 1,03

243 DAS Wailolong 5,68 302 DAS Lela 0,88

244 DAS Noba 4,31 303 DAS Wair Batik 30,50

245 DAS Doko Lako 6,12 304 DAS Lagokagur 9,89 246 DAS Watokewik 9,89 305 DAS Wae Doik 66,87 247 DAS Blepanawa 15,40 306 DAS Nangablo 5,98 307 DAS Waiwajo 213,12 366 DAS Waru Roda 17,34

308 DAS Mauloo 10,48 367 DAS Tiwutoda 6,85

309 DAS Sede 8,19 368 DAS Lajanawe 3,83

310 DAS Begu 14,08 369 DAS Puti Waepana 5,41

311 DAS Watuneso 56,56 370 DAS Rajo 8,73

312 DAS Use 3,25 371 DAS Boba 7,67

313 DAS Duli 21,18 372 DAS Danga 3,61

31

No. DAS Luas

(Km2) No. DAS Luas

(Km2)

314 DAS Wadu 8,72 373 DAS Goko 2,04

315 DAS Tenda 4,05 374 DAS Mauwae 2,60

316 DAS Mbuliwaralau 10,19 375 DAS Leko Tiwokeli 7,40 317 DAS Kayu Putih 119,29 376 DAS Wae Teke 3,44

318 DAS Pora 13,10 377 DAS Roka 3,90

319 DAS Gumo 35,19 378 DAS Alelabo Sewowoto 4,43 320 DAS Ngaluroga 14,13 379 DAS Wogowela 6,27

321 DAS Nila 9,83 380 DAS Wae Mesolo 77,91

322 DAS Kekasewa 8,50 381 DAS Radamude Lowe 9,59 323 DAS Lowo Ngalupolo 42,71 382 DAS Wae Bela 2,62 324 DAS Wolotopo 7,12 383 DAS Eoalakkato 4,68

325 DAS Eirebe 14,70 384 DAS Manubhara 4,42

326 DAS Nanganesa 7,34 385 DAS Ngabalewa 7,87

327 DAS Wolowona 180,56 386 DAS Kelitey 1,39

328 DAS Paupire 8,23 387 DAS Rebame Nango 4,87 329 DAS Tetandara 8,24 388 DAS Waru Pele 2,11 330 DAS Paupanda 3,42 389 DAS Sio Rubangedo 3,74

331 DAS Mbongawani 7,66 390 DAS Wai 7,11

332 DAS Roworena 7,65 391 DAS Lako Radamude 3,36

333 DAS Watusipi 2,99 392 DAS Sebowuli 29,61

334 DAS Borokanda 4,20 393 DAS Wae Waru 10,36

335 DAS Emburia 4,04 394 DAS Wae Bua 35,97

336 DAS Paudhombo 79,48 395 DAS Foa 15,95

337 DAS Nangakeo 23,85 396 DAS Aimere 15,39

338 DAS Raporendu 8,77 397 DAS Uma Ealewa 15,97 339 DAS Rowongga 4,01 398 DAS Sangan Kalo 701,97 340 DAS Nggorea 5,27 399 DAS Rana Kolong 23,77

341 DAS Nangapanda 118,44 400 DAS Wole 36,77

342 DAS Riasawa 9,18 401 DAS Weti Lembo 11,01

343 DAS Bhoakate 6,93 402 DAS Alomolo 2,10

344 DAS Nangaboa 80,68 403 DAS Watu Nggene 12,87

345 DAS Nataute 28.40 404 DAS Mausui 2,17

346 DAS Nangameti 19,04 405 DAS Sarikondo 1,85

347 DAS Nangaroro 62,28 406 DAS Turu 2,50

348 DAS Lowo Ruku 12,60 407 DAS Kewi 2,19

349 DAS Tonggo 11,51 408 DAS Tendarai 5,35

350 DAS Sunonopon 12,14 409 DAS Ture 4,85

351 DAS Sude Ndetumali 1,70 410 DAS Lakamaraja 7,69

352 DAS Maorao Lambo 3,18 411 DAS Rawa 51,09

353 DAS Bengga 8,44 412 DAS Bhonggibelo 9,75

354 DAS Witu Au 10,33 413 DAS Bondei Waeloko 18,84

355 DAS Maunuri 46,94 414 DAS Mokel 178,31

356 DAS Muda 2,60 415 DAS Rana Masak 40,97

357 DAS Lowo Kate 14,47 416 DAS Laku Toka 95,41

32

No. DAS Luas

(Km2) No. DAS Luas

(Km2)

358 DAS Selalejo 42,42 417 DAS Borong 120,71

359 DAS Paga Maekeo 14,57 418 DAS Lowonggiling 12,28 360 DAS Nasi Koko 4,65 419 DAS Penerangkat 9,29

361 DAS Wolotelu 1,33 420 DAS Care 15,35

362 DAS Nere Maumbena 22,61 421 DAS Bacal 17,54

363 DAS Lowo Kora 27,08 422 DAS Nanas 14,91

364 DAS Wae Luja 7,72 423 DAS Tembang 4,13

365 DAS Pua Mere 54,58 424 DAS Belang 4,11

425 DAS Tilir Nangapaang 15,69 449 DAS Kuar 3,40

426 DAS Legu 66,95 450 DAS Raja 8,85

427 DAS Murur 13,78 451 DAS Dasang Masumba 4,18

428 DAS Pong Lao 243,89 452 DAS Pung 12,08

429 DAS Buntar 20,98 453 DAS Cong 8,40

430 DAS Hilihintir 14,86 454 DAS Bereh 176,54

431 DAS Laja 14,06 455 DAS Wau Bawe 30,14

432 DAS Laru 11,10 456 DAS Tekaka 8,45

433 DAS Aweng 22,55 457 DAS Lidu Sarkaka 15,10

434 DAS Rokot Kenjoro 17,44 458 DAS Udu 8,06

435 DAS Berang 7,60 459 DAS Mbeku 28,21

436 DAS Nangakalo Rombok 9,89 460 DAS Teropa 6,58

437 DAS Wuang 13,84 461 DAS Rongkeng 8,69

438 DAS Cinca Kantor Radi 15,05 462 DAS Kerbau 4,82

439 DAS Togo 15,27 463 DAS Nggoer 85,34

440 DAS WICA 4,92 464 DAS Warloka 30,47

441 DAS Mege 20,13 465 DAS Golo Ketak 318,03

442 DAS Sunurumbeng 14,50 466 DAS Ende 10,20

443 DAS Nangalili 845,73 467 DAS Nangameze 3,99 444 DAS Benteng Dewa 19,07 468 DAS Palue 43,57

445 DAS Tiwuroa 7,21 469 DAS Pemana 6,85

446 DAS Julung 9,57 470 DAS Besar 53,19

447 DAS Waendoang 13,52 471 DAS Pangabatan 5,22

448 DAS Waso Radi 11,53 472 DAS Babi 4,87

TOTAL: 14.796,91 Sumber: Hasil Analisis berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2015, Tahun 2017

33 Sumber: Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2015

Gambar 2.1. Peta DAS WS Flores

34 A. Letak dan Administrasi

WS Flores terletak Secara geografis letak pada 08º0’0” – 09º0’0” LS dan 119º15’00” – 123º0’0” BT. Batas-batas WS Flores adalah sebagai berikut:

1. Timur : WS Flores Timur Kepulauan Lembata – Alor;

2. Selatan : Laut Sawu, WS Sumba Provinsi NTT;

3. Barat : WS Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB); dan 4. Utara : Laut Flores.

WS Flores terletak di 8 (delapan) Kabupaten, yang tersebar di Provinsi NTT, yaitu Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Ngada, Kabupeten Nagekeo, Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Manggarai Barat dengan data luasan yang ditunjukkan pada Tabel 2.2 berikut ini.

Tabel 2.2. Luasan dan Administrasi Kabupaten Dalam WS Flores No. Kabupaten Luas (Km2) Prosentase (%)

1 Manggarai Barat 3.141,58 21,23

2 Manggarai 1.342,69 9,07

3 Manggarai Timur 2.403,57 16,24

4 Ngada 1.690,09 11,42

5 Nagekeo 1.436,99 9,71

6 Ende 2.068,93 13,98

7 Sikka 1.692,51 11,44

8 Flores Timur 1.020,55 6,90

JUMLAH 14.796,91 100

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2017

Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Manggarai Barat merupakan daerah yang mempunyai luasan terbesar dalam WS Flores yaitu 21,23%

terhadap total luasan WS Flores.

Jumlah Kecamatan yang termasuk dalam WS Flores adalah sejumlah 99 (Sembilan puluh Sembilan) Kecamatan yang tersebar dalam 8 (delapan) Kabupaten/kota.

Dokumen terkait