• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor –Faktor Internal

A. Kekuatan

47 Tabel 7

.

Identifikasi Faktor-Faktor Internal Agroindustri Emping Melinjo

48 melinjo diproduksi. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Sitti selaku konsumen pertama produk emping melinjo yang diwawancarai dalam penelitian ini yang mengatakan :

“Nyamangi inni rasanna gareppe, jari apa araki pasang paki memang barang kalakbusangki. Lohe biasa tau tuppasang, biasana lalaerangi mange ri kamponna lohe todok tu malli untuk lala kangre jua (artinya : emping yang diproduksi rasanya enak, agar tidak kehabisan stok, kita dapat memesan jauh hari sebelumnya.biasanya konsumen membeli emping untuk dijadikan oleh-oleh, namun ada juga yang memesan emping untuk dikonsumsi pribadi)”

Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Biah selaku konsumen kedua, yang diwawancarai dalam penelitian ini, mengatakan bahwa :

“Bajik ini rasanna gareppe jari lohe tuppasang, biasana turiek batu ha‟le. lamuliang pi mange ri kamponna ampai la alle (artinya : emping disini rasanya enak ,konsumennya sebagian besar berasal dari luar daerah. Biasanya emping yang telah mereka pesan akan diambil ketika mereka hendak kembali ke kampung halamannya”

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Sitti selaku konsumen pertama, beliau menjelaskan bahwa karena rasa emping yang diproduksi enak, konsumen harus memesan jauh hari sebelumnya, agar tidak kehabisan stok . karena banyak konsumen lain yang memesan emping untuk dijadikan oleh- oleh atau hanya sekedar dikonsumsi pribadi. Sedangkan berdasarkan tanggapan ibu Biah selaku konsumen kedua beliau menjelaskan, konsumen membeli emping yang ada di Desa Kohala karena rasanya enak. Sebagian besar konsumen berasal dari luar daerah sehingga mereka akan mengambil pesanan emping ketika mereka hendak kembali ke daerahnya.

49 2. Agroindustri yang sudah lama berdiri

Agroindustri emping melinjo yang ada di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar telah berdiri sejak awal tahun 2001. Merupakan agroindustri yang telah lama berdiri.

Terlihat dari banyaknya konsumen yang mengenal produk emping melinjo. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Marannu selaku pemilik usaha emping melinjo pertama yang diwawancarai dalam penelitian ini yang mengatakan :

“Pa‟pisa‟ringku inni tukbuak injo gareppe nu sallomo riekna rikamponginni, ampa gele jua sala pangguranggi riekmu ri mulana tahun 2001(artinya : seingat saya pengrajin emping melinjo di desa ini sudah ada sejak lama, jika tidak salah, usaha emping melinjo sudah berdiri sejak awal tahun 2001)‟‟

Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Baho selaku pemilik usaha emping melinjo kedua yang diwawancarai dalam penelitian ini, mengatakan bahwa :

Ampa tuk buak injo gareppe nu sallomo ampa ri kohala, riekmu minang hattuanna awal tahun 2001 (artinya : usaha pembuatan emping melinjo telah lama berdiri, sudah ada sejak awal tahun 2001)

Kedua pernyataan diatas diperkuat oleh pernyataan ibu Marni selaku masyarakat yang berdomisili di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar yang diwawancarai dalam penelitian ini, beliau mengatakan bahwa :

50

Apa tu‟buak injo gareppe mu salomo. Riekmu hatunna tahun 2001 pak pisa,ringku (artinya : seingat saya, usaha emping melinjo sudah ada sejak awal tahun 2001)

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Marannu selaku pemilik usaha emping melinjo pertama beliau menjelaskan bahwa pengrajin emping melinjo sudah ada sejak lama, agroindustri emping melinjo sudah lama berdiri tepatnya sejak awal tahun 2011. Sedangkan berdasarkan tanggapan ibu Baho selaku pemilik usaha emping melinjo kedua, usaha pembuatan emping melinjo telah lama berdiri, jika beliau tidak salah sudah ada sejak awal tahun 2001. Serta tanggapan lain diberikan oleh ibu Marni selaku masyarakat yang berdomisili di Desa Kohala beliau menjelaskan bahwa usaha emping melinjo sudah ada pada awal tahun 2001 di Desa Kohala.

3. Tenaga kerja yang sudah ahli

Tenaga kerja yang ada di Desa Kahala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan tenaga kerja yang sudah ahli. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil emping yang bentuknya bagus dan tipis menambah nilai jual yang ada pada emping melinjo tersebut.

Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Baho sebagai pemilik agroindustri emping melinjo yang ada di desa Kohala yang diwawancarai dalam penelitian ini yang mengatakan bahwa :

“Lohe tumalli rinni gareppe ka nu ballo jarinna ka sanging tusallomo nette‟ jari ballo jarinna (artinya : banyak yang membeli emping karena pengrajin sudah berpengalaman sehingga emping yang dihasilkan bagus)”

51 Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Biah selaku konsumen kedua yang diwawancarai dalam penelitian ini, yang mengatakan bahwa :

Ampa tummalli injo rinni biasana langai ka ballo ta‟ranna ne‟te‟ jari ballo jarinna, ka sanging tu berpengalamang mo rinjo tu nette,(artinya : sebagian besar konsumen membeli emping melinjo, karena para pengrajin sudah berpengalaman sehingga emping yang dihasilkan bagus)”

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Baho sebagai pemilik agroindustri emping melinjo beliau menjelaskan bahwa sebagai seorang produsen banyak yang membeli produk emping miliknya karena pengrajin yang ada di tempatnya sudah berpengalaman sehingga emping yang dihasilkan bagus. Sedangkan berdasarkan tanggapan ibu Biah selaku konsumen ia tertarik membeli emping melinjo karena pengrajin emping sudah berpengalaman sehingga emping yang dihasilkan bagus.

4. Harga terjangkau

Harga yang dipatok oleh pengrajin emping melinjo yang ada di Desa Kahala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar cukup terjangkau yaitu Rp.5.000-Rp.6000 /liter. Harga tersebut cukup murah untuk produk emping melinjo, karena biasanya di tempat lain harga ditaksir 7.000-10.000 /liter. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Baho selaku pemilik agroindustri emping melinjo yang diwawancarai dalam penelitian ini yang mengatakan bahwa :

“Ampa biasana kambe ta balukang lammoro juai rini limang sa‟bu sa‟genna annang sa‟bu silitere. Gele singkama rintampa maraeng biasana tujung sa‟bu sa‟genna sampulo sa‟bu labalukangangi (artinya : biasanya kami menjual emping dengan harga murah sekitar lima ribu hingga enam ribu per

52 liternya, tidak sama dengan tempat lain bisanya mereka menjual

dengan harga tuju hingga sepuluh ribu rupiah)”

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Baho sebagai pemilik agroindustri emping melinjo beliau menjelaskan bahwa sebagai seorang produsen beliau menjual emping dengan harga murah yaitu Rp.5.000-Rp.6.000 /Liter, tidak sama dengan tempat lain biasanya mereka menjual dengan harga Rp.7.000-Rp.10.000 /Liter.

5. Merespon cepat permintaan konsumen

Dalam melakukan penjualan biasanya ibu-ibu akan merespon cepat permintaan konsumen dengan cara apabila produk emping tidak tersedia pada pengrajin yang satu, maka pengrajin lain yang mempunyai stok emping akan langsung merespon bahwa produknya tersedia. Kerjasama antar pengrajin emping masih sangat tinggi karena hampir semua yang ada di desa tersebut masih mempunyai hubungan kekerabatan yang cukup dekat. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Sitti selaku konsumen emping melinjo yang diwawancarai dalam penelitian ini yang mengatakan bahwa :

Rinni kambe sadia jakang manna tidak gareppe‟na tu si renjo. ka tasuro ji mae ri meraengang supaya gele sallo tajang ka biasa langsung todoki riek na andai tajang (artinya : pengrajin disini sudah mempunyai persiapan jika ada konsumen yang sewaktu- waktu datang dan ingin membeli emping dan tidak mau menunggu lama, yaitu saling berkoordinasi antar pengrajin emping agar emping selalu tersedia )“

Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Marannu selaku pemilik usaha yang diwawancarai dalam penelitian ini, beliau mengatakan bahwa :

“Biasana rinni ampa kambe ka gele jakang tumaraeng ampa kosong gareppe ri sapo. ta suroji mange ri ha‟leang sapo ka sanging tu si bija rinnai ri kampong (artinya : Biasanya jika kami

53 mengalami kekurangan emping, maka kami akan merekomendasikan emping dari tetangga rumah karena di desa ini hampir semua pengrajin adalah keluarga dekat)“

Berdasarkan hasil wawancara dengan dengan ibu Sitti selaku konsumen, beliau menjelaskan bahwa sebagai seorang konsumen beliau sudah mempunyai persiapan apabila ada yang memesan emping secara tiba- karena sebelumnya sudah ada koordinasi antar pengrajin emping sehingga produk yang diminta biasa tersedia. Sedangkan berdasarkan tanggapan ibu Marannu selaku pemilik usaha jika beliau tidak bisa memenuhi kebutuhan produk maka beliau akan merekomendasikan produk olahan emping tetangga rumahnya karena hampir semua pengrajin yang ada di Desa Kohala masih memiliki hubungan kekerabatan.

Dokumen terkait