• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor –Faktor Internal

A. Peluang

59 Tabel 9

.

Identifikasi Faktor – Faktor Eksternal Agroindustri Emping Melinjo.

Faktor –Faktor Eksternal

Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats) 1.) Pelanggan setia

2.) Banyak event yang menggunakan emping melinjo

3.) Perkembangan teknologi 4.) Penghasil emping melinjo

berkualitas

5.) Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan asing

1.) Persaingan ketat 2.) Harga bahan baku 3.) Banyak tengkulak 4.) Masalah keuangan 5.) Kurangnya kemitraan

Sumber : Data primer yang telah diolah 2020.

Penjelasan mengenai faktor eksternal strategi pengembangan agroindustri emping melinjo yang ada di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai berikut :

60 Misalnya saja konsumen akan memberikan tester ketika pelanggan hendak membeli produk emping melinjo sehingga konsumen akan lebih percaya dengan produk yang ditawarkan. Biasanya jumlah konsumen yang akan memesan pada satu produsen emping melinjo di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar adalah 9-11 konsumen setiap pekannya. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Marannu selaku pemilik usaha emping melinjo yang diwawancarai dalam penelitian ini, beliau mengatakan bahwa :

“Apa kambe rinni gele makang malla, takua tidek tumalli, kanu riekmo memang langganang battu ri kota (artinya : untuk masalah konsumen kami tidak perlu khawatir lagi, karena kami sudah punya konsumen tetap yang berada di kota)”

Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Siti selaku konsumen yang diwawancarai dalam penelitian ini, beliau mengatakan bahwa :

„‟Sallo makang langganang minang riolo mae riolo, sa‟genna konni gele pakang minang lapaka hussang ampa masalah gareppe (kerjasama kami sudah berlangsung cukup lama, hingga saat ini kami belum pernah merasa dikecewakan dalam proses pembelian emping melinjo . ”

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Marannu selaku pemilik usaha beliau menjelaskan bahwa, pemilik usaha tidak perlu merasa takut apabila produk emping melinjo yang diproduksi tidak laku karena sudah ada pelanggan setia yang datang dari kota setiap saat membeli dan memesan emping melinjo. Sedangkan berdasarkan tanggapan ibu Siti selaku konsumen beliau menjelaskan bahwa, sebagai pembeli mereka tidak pernah dikecewakan sehingga tetap setia hingga kini menjalin kerja sama dengan pengrajin emping melinjo.

61 2. Banyak event yang menggunakan emping melinjo

Salah satu faktor yang menjadi peluang dalam pengembangan agroindustri emping melinjo adalah banyaknya event yang menggunakan emping melinjo. Sebagai contoh pada bulan desember event yang diadakan diantaranya Adventure Trail Wisata, Finswimming dan Festival A, Dinging- Dinging dan pada bulan oktober adalah Takabonerate Islands Expedition, Festival Layang-Layang, Festival Kuliner dan Selayar Miracle Night. Pada setiap event akan disediakan stan untuk setiap produk lokal yang berasal dari Selayar, termasuk emping melinjo. Dari event tersebut produk emping melinjo dapat dikenal oleh konsumen yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Baho selaku pemilik usaha emping melinjo yang diwawancarai dalam penelitian ini, beliau mengatakan bahwa :

“Bajikna rinni ka lohe acara jari biasa riek hattu tertentu na lohe tauppa doek, ka lohe tuppasang (artinya : karena sering diadakan event, jadi banyak yang memesan emping sehingga pendapatan kami bertambah)”

Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Siti selaku konsumen yang diwawancarai dalam penelitian ini, beliau mengatakan bahwa :

“Biasana riek hattu-hattu tertentu na lohe tu malli emping, contona pasna hari jadi. Biasana appasangkang rua kali lipat gareppe (artinya : adakalanya pada event tertentu seperti pada saat ulang tahun kabupaten kami akan memesan emping dua kali lipat dari biasanya karena pembeli juga meningkat)”

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Baho selaku pemilik usaha beliau menjelaskan bahwa, pemilik usaha cukup diuntungkan ketika diadakan event karena pendapatan mereka meningkat sebagai bukti dari tingginya

62 permintaan emping. Sedangkan berdasarkan tanggapan ibu Siti selaku konsumen beliau menjelaskan bahwa pada event tertentu mereka akan memesan emping lebih banyak dari biasanya karena permintaan yang meningkat seperti pada saat ulang tahun kabupaten.

3. Perkembangan teknologi

Perkembangan teknologi menjadi salah satu peluang untuk mengembangkan agroindustri emping melinjo karena dengan adanya perkembangan teknologi penjualan serta promosi dilakukan lebih efisien sehingga barang yang diproduksi dapat langsung dijual melalui aplikasi yang ada di internet. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Siti selaku selaku konsumen yang diwawancarai dalam penelitian ini, beliau mengatakan bahwa :

Ampa kambe rinni biasa ta aplo‟I mae ri internet, supaya lohe tumalli ka konni-konni loheang mo pole tu balu-balu online (artinya : sekarang sudah marak pedagang online. agar pembeli meningkat kami memanfaatkan media internet sebagai media promosi)”

Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Marni selaku warga yang berdomisili di Desa Kohala yang telah diwawancarai dalam penelitian ini, beliau mengatakan bahwa :

“Ampa nakke rinni bajina ampa labalukang onlinengi pasti loe tu malli gareppe. pasti lohe tabalukang ampa pakonjo ta‟ranna baluk (artinya : akan lebih baik lagi ketika penjualan emping melinjo dipasarkan secara online. Pati akan banyak pembeli serta penjualan juga akan meningkat)”

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Siti selaku selaku konsumen.

Beliau menjelaskan bahwa beliau menjual kembali barang yang telah beliau

63 beli dari pedagang dengan memanfaatkan media internet yang dianggap efektif dapat meningkatkan penjualan produk emping melinjo.

Sedangkan berdasarkan tanggapan ibu Marni selaku warga yang berdomisili di Desa Kohala beliau memberikan saran agar pedagang memanfaatkan media internet sebagai media promosi agar penjualan dapat ditingkatkan sehingga pendapatan juga akan meningkat.

4. Penghasil emping melinjo berkualitas

Desa Kohala Kecamatan Buki kabupaten Kepulauan Selayar merupakan penghasil emping yang sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat Selayar. Sehingga masyarakat rata-rata akan membeli produk emping dari desa tersebut. Dikatakan emping melinjo berkualitas karena dalam proses produksi tidak menggunakan bahan pengawet serta pengeringan dilakukan selama 3 hari jika matahari terik dan 7-10 hari jika musim hujan sehingga emping dapat bertahan sampai 6 bulan.

Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Marni selaku Masyarakat yang berdomisili di Desa Kohala yang telah diwawancarai dalam penelitian ini, beliau mengatakan bahwa :

“Ampa kambe rinni tajaming juamu sanging nu ballo gareppe‟na ka lohemo tuppasang. Pagelena pole lassiri daa na langai i toyya ka pengaruh ta sallona ta alloy na tahangi manna salloi ri taro (artinya : kualitas emping disini sudah terjamin. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi emping yang tidak mudah rusak. Proses pengeringan yang kami lakukan membuat emping lebih tahan lama. Sehingga banyak konsumen yang menyukai produk emping melinjo dari desa kami)”

Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Biah selaku konsumen yang telah diwawancarai dalam penelitian ini, beliau mengatakan bahwa :

64

“Ampa kambe rinni tappa makang takua nu balloi inni gareppe‟na tu kohala ka manna salloi naung tataro geleji da a (artinya : dari segi kualitas emping disini tidak perlu dipertanyakan lagi, cukup dibuktikan dengan emping yang tidak mudah rusak meskipun disimpan berhari-hari)”

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Marni selaku Masyarakat yang berdomisili di Desa Kohala beliau mengatakan emping disini memiliki kualitas yang bagus, karena meskipun disimpan berhari-hari tidak akan mudah rusak karena telah melalui proses pengeringan. Sedangkan berdasarkan tanggapan ibu Biah selaku konsumen. Beliau menjelaskan bahwa konsumen percaya akan kualitas yang dimiliki emping melinjo karena produk yang tidak mudah rusak meskipun disimpan berhari-hari)”

5. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan asing

Salah satu faktor yang menjadi peluang adalah pertumbuhan penduduk yang hari semakin hari semakin tinggi menjadi bukti bahwa semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Selayar. Pada tahun 2015-2018 mengalami peningkatan. Jumlah kunjungan wisatawan di akhir tahun 2018 mencapai 9209 orang (Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar). Kunjungan yang terus dilakukan diharapkan berdampak baik terhadap pengembangan emping melinjo. Karena, dengan keberadaan mereka sebagai wisatawan asing dapat memperkenalkan emping melinjo dengan cara membawa pulang emping melinjo sebagai oleh-oleh.

Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Marni selaku masyarakat yang berdomisili di Desa Kohala yang telah diwawancarai dalam penelitian ini, beliau mengatakan bahwa :

65

“Ampa kambe peluang kaminang bakka rinni injo ampa riek acara bakka, kullei lajanjang lakua rinni riek gareppe nu ballo bua,na ka biasana la halli i la erengi lampa muliang ri kamponna (artinya : peluang terbesar untuk menjual emping dengan jumlah banyak adalah ketika diadakan event besar, karena akan banyak pengunjung yang membeli emping dan membawanya pulang sebagai oleh-oleh)”

Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Biah selaku konsumen yang telah diwawancarai dalam penelitian ini, beliau mengatakan bahwa :

“Injo harapangba kambe semoga turis tummallinjo sodi kullei laisse laku gareppe battu ri silajara memang sanging nu ballo (artinya : harapan kami ketika banyak pengunjung yang datang, mereka akan membeli dan percaya bahwa produk yang kami hasilkan berkualitas)”

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Marni selaku masyarakat yang berdomisili di Desa Kohala beliau mengatakan peluang terbesar adalah pengunjung yang hari kehari semakin meningkat, akan lebih memperkenalkan produk emping melinjo sehingga penjualan dan pendapatan akan ikut meningkat. Sedangkan berdasarkan tanggapan ibu Biah selaku konsumen, beliau menjelaskan bahwa konsumen sangat berharap dengan adanya peningkatan pengunjung baik itu lokal atau internasional dapat menjadi ajang untuk memperkenalkan ole-ole khas Desa Kohala yaitu emping melinjo.

Dokumen terkait