• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Berpikir Kreatif

BAB III PEMBAHASAN

B. Kemampuan Berpikir Kreatif

Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir siswa dan hasil wawancara yang peneliti dapatkan, subjek LA dapat mencetuskan banyak gagasan ataupun saran dan dapat mengungkapkan gagasannya dengan lancar dan jelas. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Munandar dalam Susanto57 bahwa komponen kreativitas disebutkan dalam pandangan berbeda namun pada dasarnya sama salah satunya yaitu keterampilan berpikir lancar. Keterampilan ini ditunjukkan oleh perilaku siswa seperti mengajukan banyak pertanyaan, menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan, lancar dalam mengungkapkan gagasan-gagasannya, bekerja lebih cepat, dapat melihat dengan cepat kesalahan atau kekurangan dari suatu objek atau situasi.

56 Ibid, hlm. 986.

57 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2014), cet.

Ke-2, hlm. 111

2. Flexibility (Luwes)

Berdasarkan hasil penelitian melalui tes kemampuan berpikir kreatif dan wawancara, peneliti menemukan bahwa subjek LA yang merupakan siswa dari kategori berkemampuan tinggi mampu menghasilkan gagasan, jawaban dan strategi yang bervariasi dimana subjek LA memberikan alternatif jawaban lain secara spontan yang berarti subjek LA merupakan siswa yang memiliki keterampilan luwes.

Hal tersebut didasari oleh pendapat Munandar dalam Susanto58 bahwa kemampuan berpikir luwes ditunjukkan oleh perilaku siswa seperti dapat memberikan pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain, mempunyai posisi yang berbeda dari mayoritas kelompok, mampu merubah arah piker secara spontan, dan dapat menggolongkan hal-hal menurut kategori yang berbeda-beda.

3. Originality (Orisinal)

Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa, subjek LA, menunjukkan keterampilan berpikir orisinal. Dimana subjek LA mampu mengungkapkan hal-hal unik dan dapat memecahkan permasalahan dengan caranya sendiri.

Hal tersebut didasari oleh pendapat Munandar dalam Susanto59 bahwa keterampilan berpikir orisinal ditunjukkan oleh perilaku siswa seperti memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak terpikir oleh

58 Ibid, hlm. 111

59 Ibid, hlm. 111

orang lain, mempertanyakan cara-cara lama, dan berusaha memikirkan cara-cara baru, dan memiliki cara berpikir lain dari yang lain.

4. Elaboration (Memerinci)

Pada keterampilan memerinci ini peneliti menemukan bahwa subjek LA mampu memerinci proses pemecahan masalah dengan sangat detail.

Dimana dapat dilihat dari hasil tes kemampuan subjek LA dan hasil wawancaranya ia dapat menjelaskan penyelesaian, ide, gagasan-gagasan, dan langkah-langkahnya dengan terperinci.

Hal tersebut selaras dengan pendapat Munandar dalam Susanto60 bahwa keterampilan memerinci ditunjukkan oleh perilaku siswa seperti mencari arti lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah terperinci, mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain, mencoba atau menguji secara detail untuk melihat arah yang akan ditempuh, mempunyyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong dan sederhana.

60 Ibid, hlm. 111.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa siswa yang diberikan pembelajaran dengan model think pair share melalui tahap proses berpikir kreatif yaitu tahap persiapan, tahap inkubasi, tahap iluminasi dan tahap verifikasi. Adapun kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pembelajaran matematika model Think Pair Share berbasis etnomatematika ini terlihat bahwa siswa memenuhi semua indikator kemampuan berpikir kreatif dilihat dari kelancarannya (fluency), keluwesannya (flexibility), kebaruannya (originality), dan rinci (elaboration) sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa dalam kelancarannya (fluency) siswa lancar dalam menyampaikan ide dan gagasannya serta lancar dalam proses pengerjaan tes kemampuan berpikir.

2. Kemampuan siswa dalam keluwesannya (flexibility) siswa mampu memberikan pertimbangan situasi dan alternatif jawaban dengan benar.

Serta dapat berpikir secara spontan

3. Kemampuan siswa dalam hal kebaruannya (originality) siswa menggunakan cara perhitungan yang tidak lazim dalam penulisan jawabannya.

4. Kemampuan merinci (elaboration) siswa dapat merincikan proses pemecahan masalah sesuai jawabannya dengan benar.

B. Saran

1. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika sebaiknya digunakan pembelajaran yang melibatkan siswa dan tidak hanya terfokus pada guru salah satunya dengan pembelajaran kooperatif yaitu model Think Pair Share.

2. Guru dapat merencanakan pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa seperti dengan menggunakan pendekatan etnomatematika dimana siswa sering berhadapan langsung dengan aktivitas di sekitarnya sehingga pembelajaran terasa lebih bermakna.

DAFTAR PUSTAKA

Alexon. Pembelajaran Terpadu Berbasis Budaya. Bengkulu: Unit FKIP UNIB Press, 2010.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.

Huda, Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2016 cet Ke-7.

Karso. Aritmatika Sosial dan Perbandingan (Pembelajaran Matematika SMP).

Bandung: FMIPA UPI, 2007.

Mahmudi, Ali. “Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Topik Pecahan”. Makalah Seminar Nasional Aljabar Pengajaran dan Terapannya, di FMIPA UNY, Yogyakarta, 31 Januari 2009.

Moleong, Lexy. J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Ronda Karya, 2000.

Mukhtar. Metode Praktis Penelitian Deskripsi Kualitatif. Jakarta Selatan:

Referensi, 2013.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2015.

Paramitha, Nandya, & Tri Nova Hasti Yunianta, “Analisis Proses bberpikir Kreatif dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi aritmatika Sosial Siswa SMP Berkemampuan Tinggi”. Jurnal Mitra Pendidikan, Vol 1, Nomor10, Desember 2017.

Putra, Tomi Tridaya, dkk. “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dengan Pembelajaran Berbasis Masalah”, Jurnal Pendidikan Matematika, 2012.

Rahmawati, Sri. “Pembelajaran Berbasis Etnomatematika”, dalam https://www.researchgate.net/publication/317318097. Diambil tanggal 20 Desember 2017, pukul 13.20.

Saebani, Beni Ahmad. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 2008.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2017, cet.

Ke- 26.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

ALFABETA, 2014.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2014, cet.

Ke-2.

Tim Guru Indonesia. Super Lengkap Pelajaran SMP/MTs Kelas 7, 8 dan 9.

Jakarta: Bintang Wahyu, 2015.

LAMPIRAN

KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI-3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah / Madrasah : MTs Dakwah Islamiyah Putri Mata Pelajaran : Matematika

Materi / Topik Bahasan : Aritmatika Sosial Kelas / Semester : VII/Ganjil

Waktu / Jam Pertemuan : 2 x 40 menit

Kompetensi Inti :

3.11 Menganalisis aritmatika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan,

kerugian, bunga tunggal, presentase, bruto, neto, tara)

4.11 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmatika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, presentase, bruto, neto, tara)

3.11.1 Memahami transaksi jual beli, untung rugi dan impas

3.11.2 Memahami diskon dari suatu barang 4.11.1 Menyelesaikan permasalahan berkaitan

dengan transaksi jual beli, untung rugi dan impas

4.11.2 Menyelesaikan permasalah berkaitan dengan diskon suatu barang.

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

A. Kompetensi Dasar :

B. Indikator

1 Siswa mampu memahami transaksi jual beli, untung rugi dan impas

2 Siswa mampu memahami diskon dari suatu barang

3 Siswa mampu memahami dan menentukan penyelesaian yang berkaitan dengan transaksi jual beli, untung rugi dan impas

4 Siswa mampu memahami dan menentukan penyelesaian yang berkaitan dengan diskon suatu barang

C. Tujuan :

D. Karakter yang diharapkan

Karakter yang diharapkan siswa dapat menjadi pribadi yang menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, responsive, kritis, teliti dan analis.

E. Materi

materi aritmatika sosial membahas mengenai untung rugi, harga jual dan harga beli, dan diskon.

1. Untung dan Rugi

Suatu kegiatan jual beli melibatkan dua pihak yang berkepentingan yaitu penjual dan pembeli. Penjual adalah orang yang menyerahkan barang dengan menerima imbalan sejumlah uang sedangkan pembeli adalah orang yang menerima barang dari penjual dan menyerahkan sejumlah uang kepada penjual sebagai pembayarannya. Dalam kegiatan jual beli ada yang diesbut dengan untung dan rugi. Hubungannya dapat terlihat seperti di bawah ini:

Untung = Harga Penjualan Harga Pembelian Rugi = Harga Pembelian Harga Penjualan

Persentase Keuntungan (%) =

Persentase Kerugian (%) =

Adapun menyatakan persentase keuntungan dari harga pembelian dapat dirumuskan sebagai berikut.

Selanjutnya menyatakan persentase kerugian dapat dirumuskan sebagai berikut.

2. Harga Jual dan Harga Beli

Seorang pedagang terlebih dahulu harus membeli barang dari pedagang lainnya untuk mendapatkan barang yang akan dijual dan harus mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli barang tersebut. Hal itu dapat disebut dengan modal atau harga pembelian. Kemudian setelah mendapat barangnya, maka penjual menjual barang tersebut kepada pembeli. Uang yang diterima oleh pedagang dari pembeli atas barang yang dijualnya disebut harga penjualan.

Penjual yang dikatakan memperoleh keuntungan dari hasil penjualannya jika berhasil menjual dagangannya dengan harga lebih tinggi dari harga pembeliannya. Sedangkan pedagang dikatakan mendapatkan kerugian jika harga jual barang dagangannya lebih rendah daripada harga pembelian. Apabila jual beli mendapat keuntungan maka besar untung sama dengan harga penjualan dikurangi harga pembelian sehingga dapat diperoleh hubungan sebagai berikut.

Harga Penjualan = Harga Pembelian + Untung atau

Harga pembelian = Harga Penjualan - Untung

Harga Penjualan = Harga Pembelian Rugi atau

Harga pembelian = Harga Penjualan + Rugi

Harga Penjualan = Harga jual tiap barang x banyaknya barang Harga jual tiap satuan barang =

Harga Pembelian = Harga beli satuan barang x banyaknya barang Harga beli tiap satuan barang =

Selanjutnya jika jual beli mengalami kerugian maka harga penjualan lebih rendah disbanding harga pembelian dan rugi sama dengan harga pembelian dikurangi harga penjualan dan diperoleh hubungan sebagai berikut.

Adapun ketika pedagang menjual barang yang sama dengan jumlah barang lebih dari satu, maka harga penjualannya adalah harga jual tiap barang dikalikan dengan jumlah banyaknya barang sehingga diperoleh hubungan seperti berikut ini.

3. Diskon

Rabat atau sering disebut dengan diskon artinya potongan harga. Rabat biasanya diberikan kepada pembeli dari suatu grosirr atau toko tertentu.

Rabat seringkali dijadikan alat untuk menarik para pembeli dengan kesan harga lebih murah. Dengan demikian diberikan rumusan sebagai berikut.

Harga bersih = Harga kotor rabat (diskon)

Adapun yang dimaksudkan harga kotor di atas adalah harga barang sebelum dipotong diskon dan harga bersih adalah harga barang setelah dipotong diskon.

F. Metode

Metode yang digunakan pada proses pembelajaran ini adalah:

1. Metode ceramah, diskusi dan Tanya jawab.

2. Diskusi kelompok Model TPS (Think Pair and Share) berbasis etnomatematika.

3. Penugasan.

G. Media dan Sumber Media pembelajaran:

1. Laptop 2. LCD

3. Aktivitas sehari-hari.

H. Kegiatan Pembelajaran

Adapun kegiatan pembelajaran sebagai mana pada tabel berikut:

1. Pertemuan Pertama

No Kegiatan pembelajaran

1 Kegiatan Awal:

a. Memberi salam dan meminta kepada ketua kelas untuk memimpin doa sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

b. Mengabsen siswa.

c. Menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, juga manfaat dalam kehidupan sehari-hari.

d. Menerangkan tentang aritmatika apa saja yang akan dipelajari dalam aritmatika sosial. Kemudian memberikan stimulus kepada siswa melalui dengan memperlihatkan gambar-gambar kegiatan masyarakat Lombok dengan LCD in focus diantaranya gambar- gambar pembuatan barang-barang tradisional khas Lombok seperti kendi maling, kain tenun, songket, gerabah dan lain sebagainya hingga gambaran kegiatan

penjualan barang-barang tersebut di toko oleh-oleh atau yang dijajakan.

2 Kegiatan Inti:

a. Mengungkap aktivitas matematika berkaitan dengan aritmatika sosial yang dilakukan oleh masyarakat tertentu berdasarkan gambaran yang telah diberikan melalui LCD in focus. Misalkan pada gambar ditunjukkan toko oleh-oleh khas Lombok terdapat gambaran beberapa orang sedang berbelanja dan berdiskusi dengan pedagang barang tradisional tersebut dan lain sebagainya.

b. Mengungkap konsep-konsep matematika yang terdapat dalam aktivitas masyarakat dalam gambar yang telah ditunjukkan kemudian dimasukkan ke dalam pembelajaran matematika dan materi terkait yaitu jual beli dan untung rugi.

c. Peneliti menjelaskan lebih lanjut mengenai jual beli dan untung rugi kepada siswa.

d. Peneliti memberi kesempatan siswa untuk merenung dan memikirkan (think) materi yang mereka tangkap berdasarkan penjelasan dan diskusi singkat tersebut.

Kemudian siswa diberikan tugas untuk memikirkan cerita pengalaman tentang jual-beli dan untung rugi yang pernah dialaminya atau dialami orang lain.

e. Selanjutnya setelah dirasa cukup waktu yang diberikan kepada siswa untuk berpikir, dibentuk kelompok siswa, satu bangku terdiri dari dua orang siswa dianggap satu kelompok (Pair).

f. Peneliti memberikan tugas untuk setiap siswa menceritakan pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain yang telah siswa pikirkan pada tahap think kepada teman satu bangku/teman sekelompoknya kemudian menuliskan pada satu buah kertas.

g. Setiap pasangan atau kelompok mendiskusikan dan menuliskan cerita mereka.

h. Selanjutnya peneliti meminta perwakilan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas (Share). Peneliti memberikan kesempatan kepada setiap kelompok yang ingin berpendapat berdasarkan cerita yang disampaikan

kelompok yang sedang presentasi untuk menyampaikan pendapatnya sehingga terjadi diskusi kelas.

i. Selanjutnya setelah semua siswa menyampaikan hasil diskusi mereka dengan teman sebangkunya guru meminta siswa untuk memberikan aplus untuk hasil pekerjaan mereka.

3 Kegiatan penutup:

a. Setiap kelompok siswa mengumpulkan hasil pekerjaan mereka.

b. Peneliti mengklarifikasi terkait materi jual beli dan untung rugi serta memberi penguatan .

c. Setiap siswa diminta menyimpulkan dan merangkum tentang penjualan, pembelian, untung dan rugi.

d. Mengingatkan siswa untuk mempelajari tentang diskon atau potongan harga yang akan dibahas pada pembelajaran matematika selanjutnya.

2. Pertemuan Kedua

No Kegiatan Pembelajaran

1 Kegiatan Awal:

a. Memberi salam dan meminta kepada ketua kelas untuk memimpin doa sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

b. Mengabsen siswa.

c. Menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, juga manfaat dalam kehidupan sehari- hari.

d. Mengingatkan siswa mengenai materi pada pembelajaran sebelumnya untuk memunculkan motivasi belajar siswa dan memberikan stimulus berupa pertanyaan apakah mereka pernah mengalami transaksi jual beli lalu mendapat potongan harga.

2 Kegiatan Inti:

a. Peneliti memberikan sebuah cerita tentang seorang anak pedagang gelang tenun di Pantai Kuta Lombok Tengah.

Berikut bunyi cerita tersebut: “suatu hari ketika Putra sedang berjalan-jalan ke Pantai Kuta Lombok dia didatangi oleh beberapa anak perempuan yang menawarkan gelang tenun khas Lombok. Gelang tersebut dijual seharga sepuluh ribu per buah. Karena tertarik dengan gelang tenun tersebut Putra membeli 6 buah

gelang tenun untuk diberikan kepada adik-adiknya.

Namun ketika Putra membayar dengan uang Rp. 100.000 beberapa anak perempuan tersebut memberikan uang kembalian sebesar Rp. 50.000 dan memberitahu Putra bahwa setiap pembelian 6 buah gelang adalah Rp.

50.000” peneliti juga memberi gambaran ilustrasi yang terjadi dalam cerita tersebut melalui LCD in focus.

b. Peneliti meminta siswa mengungkap konsep-konsep matematika yang terdapat dalam aktivitas masyarakat dalam gambar dan cerita yang telah diberikan kemudian dimasukkan ke dalam pembelajaran matematika dan materi terkait yaitu diskon atau potongan harga dalam penjualan dan pembelian.

c. Peneliti memberi kesempatan siswa untuk merenung dan memikirkan (think) materi yang mereka tangkap berdasarkan penjelasan dan diskusi tersebut.

d. Kemudian siswa dikelompokkan dengan teman sebangku (Pair) dan diberikan LKS berisi permasalahan mengenai diskon dan potongan harga tersebut.

e. Peneliti memberi batas waktu dalam pengerjaan permasalahan yang diberikan kepada siswa tersebut.

f. Selanjutnya peneliti meminta kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas (Share). Peneliti memberikan kesempatan kepada setiap kelompok lain yang menjadi audience dan ingin berpendapat dan memiliki cara lain dalam penyelesaiannya untuk menyampaikan pendapatnya sehingga terjadi diskusi kelas.

g. Selanjutnya setelah semua siswa menyampaikan hasil diskusi mereka dengan teman sebangkunya guru meminta siswa untuk memberikan aplus untuk hasil pekerjaan mereka

3 Kegiatan Penutup

a. Setiap kelompok siswa mengumpulkan hasil pekerjaan mereka.

b. Peneliti mengklarifikasi terkait materi diskon atau potongan harga dalam jual beli serta memberi penguatan.

c. Setiap siswa diminta menyimpulkan dan merangkum tentang diskon atau potongan harga.

d. Memberikan tes evaluasi sekaligus sebagai tes

kemampuan berpikir kreatif.

I. Penilaian

1. Prosedur penilaian

a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja

2. Teknik penilaian

a. Penilaian sikap : observasi

b. Penilaian keterampilan : uraian dan lembar kerja c. Penilaian pengetahuan : lembar penilaian

3. Instrument dan skor

Jenis Soal : Essay test (menjawab dengan uraian) Penskoran :

0 = Siswa tidak mengerjakan sama sekali.

1 = siswa mengerjakan soal dengan cara yang salah.

2 = Siswa mengerjakan soal dengan cara yang benar, tetapi hasil akhir salah

3 = siswa siswa mengerjakan dengan cara dan hasil yang benar, Rumus Penilaian untuk 4 soal Essay:

NILAI = 100

4 x

skor

Nama Siswa : Kelas/Semester:

1. Perhatikan contoh berikut!

Aisyah dibelikan baju adat Lombok Lambung baru oleh Uminya seharga Rp. 150.000.

Namun karena merasa Lambungnya masih bagus dan tidak ingin merepotkan Uminya, Aisyah meminta ijin Uminya untuk menjual kembali Lambung tersebut. Agar Aisyah dapat mengembalikan uang Uminya secara utuh, ia menjual tas tersebut dengan harga 180.000 dan mendapat keuntungan 20%.

Buatlah permasalahan lain yang menghasilkan persentase keuntungan 20% seperti contoh di atas!

2. Widya sedang berlibur ke Lombok. Sebelum kembali dari berlibur Widya mampir ke salah satu toko oleh-oleh khas Lombok yang letaknya tidak jauh dari hotel tempat ia menginap dengan membawa uang Rp. 500.000. Bantulah Widya membelanjakan uang pemberian ibunya dengan memilih beberapa barang di bawah ini dengan syarat uang yang dimiliki Widya tidak kurang dan juga tidak tersisa.

Syal tenun Lombok

Rp. 150.000

Sapuk

Rp. 80.000 Diskon 25%

Asbak Cukli

Rp. 200.000 Diskon 30%

Gantungan Kunci Batok Kelapa

Rp. 50.000/6 buah Rp. 10.000/buah Gasing Lombok

Rp. 350.000 diskon 40%

Kendi Maling

Rp. 150.000

Tas Ketak

Rp. 120.000

Topeng Cukli

Rp. 100.000 diskon 10%

4. Perhatikan permasalahan di bawah ini!

Annisa membeli sebuah tas tenun kecil seharga Rp. 80.000 dengan maksud ingin menjualnya kembali. Namun ternyata setelah beberapa hari tidak ada yang berniat membeli tas tenun tersebut. Pada hari yang sama, Liza teman Annisa mampir ke rumah kemudian tertarik untuk membeli tas tenun yang hendak dijual Annisa namun uang yang dimiliki Liza hanya Rp.

68.000. Akhirnya Annisa menjual tas tenun tersebut kepada Liza seharga Rp. 68.000 dan mengalami kerugian sebesar 15%.

Buatlah permasalahan lain yang mengalami kerugian sebesar 15% seperti contoh di atas!

5. Seorang pedagang memiliki modal Rp. 900.000. Kemudian ia membeli Kain songket seharga Rp. 550.000. Kain songket tersebut dikirim ke kota terdekat agar dapat dijual kembali dengan harga lebih tinggi. Biaya pengiriman Kain songket tersebut adalah Rp. 100.000. Berapakah harga jual Kain songket agar sisa uang ditambah dengan keuntungan penjualan dapat dibelikan sebuah Kain songket lainnya dengan harga yang sama dengan Kain songket sebelumnya? Berikanlah alasannya!

6. Perhatikan gambar di bawah ini!

Kain Songket Khas Lombok di atas di jual di beberapa toko berbeda. Kain Songket tersebut memiliki bahan dan bentuk yang sama. Ternyata Arini, Yeni, dan Nurul membeli Kain Songket yang sama namun membayar dengan harga yang berbeda padahal setiap toko menunjukkan harga yang sama terhadap Kain Songket tersebut.

Berilah alasan mengapa mereka membayar dengan harga yang berbeda!

Rp. 140.000 Diskon 25%

Rp. 125.000 Diskon 20%

Rp. 150.000 Diskon 40%

Model Tas Tenun manakah yang seharusnya dipilih oleh Afifah agar ia dapat membeli Tas Tenun dengan uang yang dimilikinya? Berikan alasannya!

Model A Model B Model C

Sekolah : MTs. Dakwah Islamiyah Putri

Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Penerapan Model Think Pair Share pada Materi Aritmatika Sosial

Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VII / I

Materi Pokok : Aritmatika Sosial (Pembelian, Penjualan, Diskon)

Kompetensi Inti

1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.11 Menganalisis aritmatika sosial

(penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, presentase, bruto, neto, tara)

Memahami transaksi jual beli, untung rugi dan impas.

Memahami diskon dari suatu barang

3.11.1 Memahami transaksi jual beli, untung rugi dan impas 3.11.2 Memahami diskon dari suatu barang

4.11.1 Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan transaksi jual beli, untung rugi dan impas

4.11.2 Menyelesaikan permasalah berkaitan dengan diskon suatu barang.

bruto, neto, tara) dengan diskon suatu barang.

Indikator

Kisi-kisi Soal Berpikir Kreatif No Komponen

Berpikir Kreatif

Indikator Berpikir Kreatif Nomor soal Bentuk Soal

1 Fluency

(Lancar)

Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah ataupun saran dan dapat

mengungkapkan gagasan- gagasannya dengan lancar dan jelas.

1, 2, 3,4,5,6,7

Essay

2 Flexibility (Luwes)

Menghasilkan strategi,

penyelesaian atau gagasan yang lebih bervariasi dan dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.

1,2,3,4,5,6,7 Essay

3 Originality Mengungkapkan hal baru yang 1, 2,3,4,5,6,7 Essay

Dokumen terkait