• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN

B. Kendala-Kendala Guru Dalam Menerapkan Media Gambar Pada

Barat Tahun Pelajaran 2019/2020.

Dalam proses pembelajaran di lembaga manapun tidak terlepas dari permasalahan atau kendala yang akan dihadapi sesuai dengan yang diharapkan, begitupula dalam penerapan media gambar pada mata pelajaran fiqih. Pada

62 Ibid, hlm. 21.

dasarnya guru berupaya untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar tidakterjadinya kendala sehingga dapat menjadikan proses belajar mengajar yang efektif dan efesien. Adapun kendala-kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan media gambar yaitu sebagai berikut:

1. Kurangnya motivasi dan minat belajar siswa

Motivasi dan minat belajar siswa yang kurang merupakan salah satu hambatan berjalannya proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan dari hasil wawancara bahwa kurangnya motivasi dan minat belajar siswa dapat mengganggu kelancaran dan berakibat pada situasi belajar yang tidak kondusif. Kurangnya motivasi dan minat belajar siswa menyebabkan sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan sibuk bermain atau berbicara dengan temannya. Karena proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai minat dan motivasi dalam belajar.

Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Woodwoort mengatakan bahwa “suatu motif atau motivasi adalah suatu set yang bisa membuat individu melakukan kegiatan-kegiata tertentu untuk mencapai tujuan.”63

Dalam hal ini motivasi merupakan salah satu faktor dorongan agar lebih semangat belajar dan fokus terhadap materi yang dijelaskan.

63Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Pranede Media Group, 2016), hlm. 28.

lxxx 2. Siswa yang sulit memahami materi

Kesulitan belajar adalah suatu gejala yang tampak pada peserta didik yang ditandai dengan adanya prestasi belajar yang rendah atau dibawah normal yang tlah dittapkan.64

Macam-macam kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang sangat luas diantaranya:

a. Learning disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan.

b. Learning disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat indera, atau gangguan psikologis lainnya.

c. Underachiever merupakan siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong diatas normal, tetapi prestasi belajar tergolong rendah.

64 Sugihartiono,dkk, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press, 2007), hlm. 149.

d. Slow learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lam dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.

e. Learning disabilities atau ketidak mampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.65

Secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu:

1. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning disabilities), meliputi gangguan motoric dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial juga dalam hal pemecahan masalah.

2. Kesulitan belajar akademik (academic learning didibilities), menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan seperti membaca, menulis dan matematika.66

65 http://www.psikologizone.com/macam-macam-kesulitan-belajar-siswa/065111779 diakses pada hari Kamis 25 Juni 2020.

66 Ibid, hlm. 11.

lxxxi i

C. Cara mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan media gambar pada mata plajaran Fiqih kelas IIIB di MI NW Johar Pelita Gunung Sari Lombok Barat Tahun Pelajaran 2019/2020.

Adapun cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan media gambar adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya motivasi dan minat belajar siswa

Motivasi dan minat belajar siswa yang masih kurang merupakan salah satu hambatan berjalannya proses pembelajaran. Karena proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dan minat dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Woodwoort mengatakan bahwa “suatu motif atau motivasi adalah suatu set yang bisa membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan.”67 Dalam hal ini, motivasi merupakan salah satu faktor dorongan agar lebih semangat belajar dan fokus terhadap materi yang dijelaskan oleh guru.

Perlu diketahui beberapa hal penting yang perlu dilakukan guru agar membangkitkan motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut:

67 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Pranedemedia Group, 2016), hlm. 28.

a. Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai

Jelasnya tujuan yang disampikan mengarahkan peserta didik dapat meningkatkan minat belajar yang terarah sehingga termotivasi mengikuti proses pembelajaran.

b. Membangkitkan minat peserta didik

Minat merupakan dorongan untuk pserta didik belajar. Dengan adanya minat dapat mengembangkan motivasi belajar siswa dengan cara:

1) Guru menghubungkan bahan ajar dengan kebutuhan peserta didik.

2) Guru menyesuaikan materi dengan pengalaman dan kemampuan peserta didik.

3) Guru menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi.

4) Menciptakan suasana yang menyenangkan.

5) Memberi penguatan atas keberhasilan peserta didik.

6) Mengevaluasi dan mnilai dengan objektif.

7) Memberi umpan balik pada hasil kerja peserta didik.

8) Membangun kerja sama dan kompetensi yang sehat.68

Dengan menggunakan beberapa petunjuk diatas merupakan cara membangkitkan motivasi belajar peserta didik, untuk senantiasa mengikuti proses pembelajaran agar terhindar dari hambatan- hambatan untuk mncapai tujuan yang telah ditentukan agar tercapai dengan baik.

2. Siswa yang sulit memahami materi

Siswa yang sulit memahami materi juga menjadi kendala dalam menerapkan media gambar, karena guru harus mengulang-ulang penjelasan

68 Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran SAINS,… hlm. 107-111.

lxxxi v

yang sama kepada siswa yang sulit memahami materi. Penjelasan yang berulang-ulang itulah yang menguras waktu belajar sehingga waktunya banyak terbuang dan tidak cukup untuk menyelesaikan pembelajaran yang sudah direncanakan.

Secara garis besar, faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yakni faktor internal siswa dan faktor eksternal siswa.

a. Faktor internal siswa meliputi gangguan atau kekurang mampuan psiko fisik siswa.

b. Faktor eksternal siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar siswa. Seperti faktor lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan sekolah.

Mengatasi kesulitan belajar tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor kesulitan belajar. Menurut Tadjab langkah-langkah untuk mengatasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut:

1) Pengumpulan data, untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar diperlukan banyak imformasi. Untuk memperoleh imformasi tersebut, maka perlu diadakan suatu pengamatan langsung yang disebut dengan pengumpulan data.

2) Pengolahan data, data yang telah terkumpul selanjutnya diadakan pengolahan data. Dalam pengolahan data langkah yang dapat ditempuh antara lain: identifikasi kasus, membandingkan antara kasus, membandingkan dengan hasil tes dan menarik kesimpulan.

3) Diagnosis adalah keputusan (penentu) mengenai hasil dari pengolahan data. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak (berat dan ringannya), keputusan mengenai faktor- faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan belajar dan keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar.

4) Prognosis artinya “ramalan”. Apa yang telah ditetapkan dalam tahap diagnosis, akan menjadi dasar utama dalam menyusun dan menetapkan ramalan mengenai bantuan apa yang harus diberikan kepadanya untuk membantu mengatasi masalahanya.

5) Treatment atau perlakuan, perlakuan disini maksudnya adalah pemberian bantuan kepada anak yang bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut. Bentuk treatment yang mungkin dapat diberikan contohnya bimbingan belajar kelompok, bimbingan belajar individual dll.

6) Evaluasi untuk mengetahui apakah treatment yang telah diberikan tersebut berhasil dengan baik, artinya ada kemajuan, atau bahkan gagal sama sekali. Kalau ternyata treatment yang dilakukan tidak berhasil, maka dilakukan pengecekan kembali.69

69 Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Surabaya: Karya Abditama, 1994), hlm. 51-52.

lxxx vi BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

1. Penerapan Media Gambar pada mata pelajaran fiqih siswa kelas IIIB di MI NW Johar Pelita sudah cukup baik. Dilihat dari hasil wawancara dengan berbagai narasumber dan dokumentasi berupa rpp, media yang digunakan dan sebagainya, bahwa guru sudah menerapkan media gambar tersebut dengan langkah-langkah terlebih dahulu menyesuaikan materi dengan media gambar yang akan digunakan, melaksanakan proses pembelajaran dengan menjelaskan materi menggunakan media gambar, melakukan sesi Tanya jawab antara guru dengan siswa, membagi siswa menjadi beberapa kelompok, pemberian tugas kelompok, membimbing kerja kelompok, pemberian tugas individu dan menilai hasil kerja. Jadi, dengan melihat gambaran proses penerapan media gambar pada mata pelajaran fiqih kelas IIIB di MI NW Johar Pelita dapat diketahui bahwa gambaran penerapan media gambar dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Fiqih kelas IIIB di MI NW Johar Pelita tergolong dalam kategori “cukup baik”.

2. Kendala-kendala yang dialami guru dalam menerapkan media gambar pada mata pelajaran fiqih kelas IIIB adalah kurangnya motivasi dan minat belajar siswa serta sebagian kecil siswa masih ada yang sulit memahami materi yang dijelaskan.

3. Cara mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan media gambar yaitu:

a) Kurangnya motivasi dan minat belajar siswa

Cara mengatasinya yaitu dengan menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan membangkitkan minat belajar siswa dengan cara guru menghubungkan bahan ajar dengan kebutuhan peserta didik, menyesuaikan materi dengan pengalaman dan kemampuan peserta didik, menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi, menciptakan suasana yang menyenangkan, memberi penguatan atas keberhasilan peserta didik, mengevaluasi dan menilai dengan objektif, memberi umpan balik pada hasil kerja peserta didik dan membangun kerjasama dengan kompetensi yang sehat.

b) Siswa yang sulit memahami materi

Mengatasi kesulitan belajar tidak dapat dipisahkan dari faktor- faktor kesulitan belajar. Menurut Tadjab langkah-langkah untuk mengatasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut:

1) Pengumpulan data, untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar diperlukan banyak imformasi..

2) Pengolahan data, data yang telah terkumpul selanjutnya diadakan pengolahan data.

3) Diagnosis adalah keputusan (penentu) mengenai hasil dari pengolahan data.

lxxx viii

4) Prognosis artinya “ramalan”. Apa yang telah ditetapkan dalam tahap diagnosis, akan menjadi dasar utama dalam menyusun dan menetapkan ramalan mengenai bantuan apa yang harus diberikan kepadanya untuk membantu mengatasi masalahanya.

5) Treatment atau perlakuan, perlakuan disini maksudnya adalah pemberian bantuan kepada anak yang bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut. Bentuk treatment yang mungkin dapat diberikan contohnya bimbingan belajar kelompok, bimbingan belajar individual dll.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti baik mulai temuan, permasalahan, pembahasan, dan kesimpulan dapat diajukan saran-saran kepada pihak yang terkait pada penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Kepala Madrasah

Bagi kepala sekolah MI NW Johar Pelita diharapkan untuk selalu mengontrol kinerja guru-guru didalam kelas, memberikan pengarahan terkait dengan kurikulum pembelajaran yang sesuai, dan mengadakan pengawasan terhadap proses pembelajaran agar dapat meningkatkan kualitas belajar yang lebih baik lagi.

2. Guru

Bagi guru, lebih khususnya guru yang mengajar pada mata pelajaran Fiqih disekolah berjalan dengan efektif, namun saran untuk lebih memahami fungsi dari media pembelajaran terutama media gambar sehingga dapat mengaplikasikannya didalam kelas dengan tepat.

3. Peserta Didik

Bagi peserta didik yang ada di MI NW Johar Pelita khususnya kelas IIIB untuk belajar lebih giat lagi dan meningkatkan semangat mengikuti pembelajaran disekolah maupun belajar dirumah dengan sungguh-sungguh agar apa yang dikerjakan membuahkan hasil yang baik.

xc

DAFTAR PUSTAKA

Arief S, Sadiman, dkk, 2011, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: Rajawali pers.

Arief S. Sadiman dkk, 2008, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Asnawir, Basyirudin Usman, 2002, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press.

Azhar Arsyad, 2008, Media Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Aris Riadi, 2013, Penggunaan Media Gambar Dalam Proses Belajar Mengajar Bidang Studi Fiqih Di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Al- Msulimun Kecamatan Bandar Sekijang Kabupaten Pelawan 2013,

Skripsi, FTK UIN SUSKA RIAU, pekanbaru.

Cecep Kusnandi, Bambang Sujtipto, 2013, Media Pembelajaran Manual dan Digital, Bogor: Ghalia Indonesia.

Djamarah, Bahri Syaiful dan Zain Aswan, 2010, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Dini Andriani, 2017, Penerapan Media Gambar Dalam Pembelajaran IPA Kelas IV di MI Muhammadiyah Kembaran Wetan Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga 2017, Skripsi, FTK IAIN PURWOKERTO.

Diah Ayu Feri Sela, 2015, Efektifitas Penerapan Media Gambar Dalam Pembelajaran IPA Kelas III di MI Ma‟arif NU Kaliwangi Kecamatan Purwojat Kabupaten Banyu Mas 2015, Skripsi, FTIK IAIN PURWOKERTO.

Faud Bin Abdul Aziz Al-Syahab, 2002, Quantum Teaching, Jakarta: Zikrul Hakim.

http://ppraudlatulmubtadiin.wordpress.com, diakses tanggal 1 Januari 2020.

http://www.psikologizone.com/macam-macam-kesulitan-belajar-siswa/065111779,

diakses tanggal 25 Juni 2020.

Ishak Abdulhak, 2010, Fiqih Ibadah, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Imam Gunawan, 2015, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Imam Gunawan, 2013, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Juliansyah Noor, 2017, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Fajar Interpratama.

Juliansyah Noor, 2017, Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana.

Nana Sudjana, 1991, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Roesdakarya.

Oemar Hamalik, 1989, Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditiya Bakti.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2 tentang Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan agama islam dan bahasa arab Madrasah Ibtidaiyah tahun 2015.

Richard E Mayer, 2009, Multimedia Prinsip-prinsip dan Aplikasi, Yogyakarta:

Pustaka pelajar.

Suryabrata, Sumadi, 2009, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syaiful Sagala, 2008, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.

xcii

Suharsimi Arikunto, 2020, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta:

Rineka Cipta.

Sugiyono, 2018, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R dan D, Bandung: CV Alfabeta.

Sugihartiono,dkk, 2007, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: UNY Press.

Tadjab, 1994, Ilmu Jiwa Pendidikan, Surabaya: Karya Abditama.

Wahab Jufri, 2017, Belajar dan Pembelajaran SAINS, Bandung: Pustaka Reka Cipta.

Wina Sanjaya, 2016, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Group.

Yoto dan Saiful Rahman, 2001, Manajemen Pembelajaran, Malang: Yanizar Group.

LAMPIRAN

xciv Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : MI NW Johar Pelita Kelas / Semester : III (Tiga) / 2

Pertemuan ke- : 1 dan 2

Materi Pokok : Shalat Sunnah Tarawih Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan) Hari / Tgl Pelaksanaan : ... / ...

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR

1 3.2 Memahami ketentuan shalat tarawih

3.2.1 Menyebutkan pengertian dan hukum shalat sunnah tarawih 3.2.2 Menyebutkan dan

menjelaskan ketentuan- ketentuan shalat sunnah tarawih

3.2.3 Menyebutkan nilai-nilai shalat tarawih

2 4.2 Menceritakan pengalaman shalat tarawih

4.2.1 Menceritakan lewat bahasa tulis dan lisan tentang pengalaman shalat tarawih C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengamati, menanya, mencoba/menggali informasi, menalar/mengasosiasi dan mengkomunikasikan, siswa mampu:

1. Menjelaskan penegrtian shalat tarawih.

2. Menjelaskan waktu dan bilangan rakaat shalat tarawih.

3. Menjelaskan tata cara shalat tarawih.

4. Menjelaskan keutamaan shalat tarawih.

5. Menceritakan pengelaman shalat tarawih.

D. MATERI PEMBELAJARAN

 Memahami pengertian shalat tarawih.

 Mengetahui hukum shalat tarawih.

 Mengenal ketentuan-ketentuan shalat tarawih.

E. METODE PEMBELAJARAN

 Pendekatan : Saintifik

 Model : Koperatif

 Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah.

F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Buku pedoman guru mata pelajaran fiqih

Buku siswa mata pelajaran fiqih

 Gambar-gambar yang berkaitan dengan slahat tarawih G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiata

n Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Pendah

uluan

 Orientasi

1. Guru memberikan salam, menyapa

10 menit

xcvi Kegiata

n Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu siswa dengan menanyakan kabar dan

mengajak semua siswa berdo‟a bersama yang dipimpin oleh salah satu siswa.

2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa dan memeriksa kesiapan dan kerapihan posisi duduk siswa.

 Apresepsi

1. Guru mengulas kembali materi terdahulu yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari

2. Guru menuliskan materi yang dibahas di papan tulis

3. Guru menjlaskan kegiatan yang akan dilakukan

4. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

Inti  Mengamati

Siswa mengamati gambar yang ditempelkan di papan tulis oleh guru yang berkaitan dengan dengan kata-kata tarwih, bulan ramadhan, gambar malam hari, gambar orang sedang shalat berjama‟ah dan orang yang sedang shalat sendirian serta tentang jumlah rakaat shalat tarawih.

 Menanya

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait dengan media gambar yang diamatai dan materi pelajaran

2. Siswa menanyakan kepada guru tentang

45 menit

Kegiata

n Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu gambar-gambar yang ditempelkan oleh

guru dipapan tulis

3. Siswa bersama guru berdiskusi membahas gambar

 Bermain permainan susunlah aku Langkah-langkah:

a. Guru meminta siswa untuk berhitung dari siswa yang duduk paling depan sebelah kanan dari angka 1 samapi angka 4

b. Guru mengelompokkan siswa ya menurut angka, misalnya siswa yang menyebut angka 1 berkeompok dengan siswa yang menyebut angka 1 lainnya sehingga membentuk 4 kelomok.

c. Guru meminta siswa mengeluarkan kertas manila yang dipotong menjadi 2 dan setengahnya disimpan lagi untuk kegiatan berikutnya.

d. Guru sudah menyediakan gambar- gambar yang berhubungan dengan pengertian tarawih yang jika dirangkai dan ditempel maka akan membentuk pengertian tarawih dan hukumnya.

e. Masing-masing kelompok maju mengambil gambar-gambar yang sudah disediakan oleh guru dan berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing untuk menyusun gambar tersebut menjadi sebuah pengertian tentang shalat tarawih dan menempelkannya diatas kertas manila.

f. Guru membimbing setiap kelompok

xcvii i Kegiata

n Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu yang mengalami kesulitan dalam

menyusun gambar-gambar dengan cara menghampiri setiap kelompok dan menanyakan kesulitannya.

 Mengkomunikasikan

a. Setelah semua kelompok menyelesaikan diskusinya, kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya kedepan kelas dengan membawa hasil karyanya

b. Setelah semua kelompok mengkomunikasikan hasil kerja kelompoknya, guru menjelaskan kembali materi yang sudah dibahas.

Penutup  Guru bersama siswa

menyimpulkan/membuat rangkuman terkait materi yang sudah diahas.

 Guru dan siswa melakukan kegiatan refleksi kegiatan hari itu. Dalam kegiatan refleksi, guru memberikan soal berbentuk tes pilihan ganda sebanyak 10 soal.

 Guru melakukan penilaian

 Guru mengajak semua siswa berdo‟a bersama yang dipimpin oleh salah satu siswa.

 Siswa menjawab salam dari guru

H. PENILAIAN

1. Prosedur Penilaian

 Penilaian sikap

 Penilaian keterampilan 2. Teknik Penilaian

 Penilaian sikap spiritual

 Penilaian Pengetahuan

Mataram, 2020

Guru Kelas III Observer

(Eni Haryani, S.Pd) (Sri Wahyuni)

Instrument Tes Hasil Belajar 1. Shalat yang sering disebut qiyam Ramadhan adalah shalat…

a. Magrib

c b. Isya‟

c. Tarawih d. Subuh

2. Shalat Tarawih termasuk ke dalam shalat…..

a. Malam b. Wajib c. Siang hari d. Subuh

3. Shalat tarawih berasal dari kata “raha” yang artinya…

a. Sunnah b. Berjamaah c. Shalat malam d. Istirahat

4. Waktu mengerjakan shalat tarawih adalah…

a. Sesudah magrib hingga isya‟

b. Sesudah isya‟ hingga waktu fajar c. Sesudah subuh

d. Sesudah dzuhur hingga isya‟

5. Shalat tarawih hukumnya…..

a. Sunnah b. Wajib c. Haram

d. Sunnah muakkad

6. Shalat tarawih dikerjakan pada bulan….

a. Syawal b. Dzulhijah c. Ramadhan d. Rabiatul awwal

7. Berikut ini merupakan tata cara melaksanakan shalat tarawih, kecuali…

a. Dilaksanakan secara sendirian (munfarid)

b. Dilaksanakan secara berjamaah, boleh sendiri (munfarid) c. Dilaksanakan secara berjamaah

d. Harus dilaksanakan secara berjamaah

8. Shalat sunnah yang khusus dikerjakan hanya pada setiap malam bulan ramadhan mulai dari setelah shalat isya‟ sampai sebelum terbit fajar merupakan pengertian dari shalat…..

a. Tahajud b. Tarawih c. Tasbih d. Duha

9. Shalat tarawih hukumnya sunnah muakkad yang artinya….

a. Sunnah yang sangat dianjurkan b. Sunnah yang tidak dianjurkan c. Wajib

d. Haram

10. Shalat tarawih umumnya dikerjakan sebanyak ……

a. 25 rakaat b. 70 rakaat c. 8 atau 20 rakaat d. 2 rakaat

Lampiran 2

Foto Media Gambar yang digunakan.

cii

Foto media gambar tulisan shalat tarawih.

Foto media gambar tulisan ramadhan.

Foto media gambar orang sedang shalat.

Foto media gambar orang sedang shalat berjamaah.

civ

Foto media gambar malam hari.

Foto kumpulan media gambar yang di tempel di papan tulis.

cvi

Foto kumpulan media gambar yang ditempel di papan tulis dan dibagikan kepada siswa per kelompok.

Lampiran 3

Pedoman Wawancara

1. Bagaimana penerapan media gambar pada mata pelajaran Fiqih kelas IIIB di MI NW Johar Pelita Gunung Sari Lombok Barat Tahun Pelajaran 2019/2020?

1.1kepala sekolah

11.1 Apakah semua guru di MI NW Johar Pelita menerapkan media gambar dalam proses pembelajaran?

11.2 Apakah bapak selalu mengontrol guru-guru dalam mengajar?

11.3 Menurut Bapak Bagaimana kinerja Ibu Ami Hijriani, S.Pd dalam mengajar dengan menerapkan media gambar?

1.2Guru mata pelajaran fiqih kelas III B

1.2.1 Bagaimana cara ibu menerapkan media gambar dalam pembelajaran pada mata pelajaran fiqih?

1.2.2 Apa saja manfaat menerapkan media gambar pada mata pelajaran Fiqih?

1.2.3 Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menerapkan media gambar dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran fiqih kelas III B?

1.2.4 Selain Pada materi shalat tarawih, apakah ibu juga menerapkan media gambar dalam proses belajar mengajara pada materi yang lain?

1.3Siswa kelas III B

1.3.1 Apakah kamu senang bila diajarkan menggunakan media gambar oleh guru?

1.3.2 Apakah benar selain pada materi shalat tarawih Ibu Ami Hijriani, S.Pd juga sering menggunakan media gambar pada materi-materi pelajaran yang lain seperti tata cara shalat dll?

2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan media gambar pada mata pelajaran Fiqih kelas IIIB di MI NW Johar Pelita?

2.1Guru mata pelajaran fiqih kelas III B

2.1.1Dalam menerapkan media gambar dalam pembelajaran apakah ada kendala yang ibu hadapi atau tidak?

2.1.2Apa saja kendala-kendala yang ibu hadapi dalam menerapkan media gambar dalam proses pembelajaran ?

2.1.3Selain kendala-kendala yang ibu sebutkan tadi, apakah ada kendala- kendala lainnya?

Dokumen terkait