• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. TEMUAN DATA DAN ANALISA DATA

4.6. Tanggapan Informan Terhadap Frekuensi Pelanggaran Hukum

4.6.5. Kepatuhan Shalat Jum’at

Shalat jum’at merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim laki-laki yang sudah baliq (dewasa), pada masyarakat desa Leuge setiap hari jum’at laki-laki sangat sering melakukan shalat jum’at baik sebelum maupun setelah pemberlakuan Syari’at Islam, hal ini terlihat pada setiap hari jum’at suasana di Masjid terlihat ramai sedangkan di jalan raya dan pasar-pasar sepi. Pada setiap hari jum’at sebagian toko maupun kios-kios ditutup untuk sementara selama berlangsungnya shalat jum’at. Setelah selesai shalat jum’at toko maupun kios-kios dibuka kembali, begitu juga dengan

kendaraan umum yang berhenti beroperasi selama shalat jum’at berlangsung.

Setelah diberlakukan penerapan Syari’at Islam masyarakat juga masih melakukan shalat jum’at dan suasana masih juga terlihat sepi. Bagi setiap otang Instansi, pemerintahan, badan usaha, dan instansi masyarakat wajib menghentikan kegiatan yang dapat menghalangi/mengganggu pelaksanaan shalat jum’at.

Sebelum pelaksanaan shalat jum’at wilayatul hisbah hampir setiap jum’at melakukan patroli dan menyerukan untuk melaksanakan kewajiban shalat jum’at. Namun bagi orang yang uzur (orang yang sakit, musafir, sedang melakukan tugas darurat seperti perawat, dokter diperbolehkan tidak melaksanakan shalat jum’at). Apabila seseorang diketahui tanpa usur meninggalkan shalat jum’at, akan dicemoohkan oleh masyarakat, dan kaum ibu-ibu akan melaporkan ke WH, hal ini pernah terjadi karena kaum ibu pernah mengejar para laki-laki untuk melaksanakan shalat Jum’at. Hal ini berarti pemberlakuan Syari’at Islam semakin relatif baik karena siapapun si pelanggar tidak hanya wilayatul hisbah yang menegur dan memberitahukannya walaupun sekarang sudah ada WH perempuan yang melakukan partoli shalat jum’at tetapi kaum ibu-ibu juga sangat mendukung pemberlakuan Syari’at Islam. Seperti ungkapan informan dibawah ini:

“ Masyarakat tidak ada lagi yang meninggalkan kewajiban shalat jum’at karena dicemoohkan oleh masyarakat dan ditangkap oleh Whperempuan, apalagi sekarang ibu-ibu setuju dengan penagkapan orang yang tidak meakukan shalat jum’at tampa uzur. (Wawancara dengan Mursyid Alawi.2010)

“ Masyarakat ada yang didak melaksanakan shalat jum’at tetapi tidak selalu karena dalam keadaan musfir, sehingga tidak melakukan shalat jum’at. Hal ini dimaafkan karena uzur “ (Wawancara dengan Ira Yusnita.2010)

4.7. Tanggapan Wilayatul Hisbah (Polisi Syari’at) Sebagai Putugas Aparat Penegak Hukum Syari’at Islam.

Wilayatul Hisbah adalah lembaga yang bertugas sebagai aparat penegak hukum Syari’at Islam yang di angkat oleh Dinas Syaria’at Islam, adapun Pos Wilatul Hisbah Aceh Timur salah satunya terletak di Peureulak Kota gampoeng (desa) Pasir Putih. Wilayatul Hisbah di Aceh Timur di bentuk pada tanggal 1 Juli 2005.

Pengawasan terhadap pelaksanaan Syari’at Islam dilaksanakan oleh Wilayatul Hisbah yaitu badan pemberi ingat dan pengawas. Wilayatul Hisbah mempunyai beberapa tugas yaitu:

1. Memperkenalkan dan mensosialisasikan qanun dan peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan dengan syari’at Islam dan juga mengingatkan atau memperkenalkan aturan moral (akhlak) yang baik sesuai tuntutan syari’at Islam kepada masyarakat. Mengawasi masyarakat agar mereka mematuhi peraturan yang ada dalam berakhlak dengan akhlak yang baik.

2. Melakukan pembinaan Amar ma’ruf Nahi Mungkar (melakukan yang disuruh dan meninggalakan yang dilarang), agar palaku pelanggaran tidak melakukan pengrusakan (kejahatan) setelah adanya pembinaan.

Mengenai tugas pengawasan terhadap masyarakat agar mereka mematuhi peraturan yang ada berakhlak dengan akhlak yang baik, dimaksudkan bahwa apabila di tempat-tempat keramaian agar memberi tahu masyarakat tentang busana yang harus dikenakan, tentang prilaku yang harus dihindari, tentang barang yang tidak boleh dijual dan sebagainya.

Agar dapat melakukan tugas di atas, WH diberi kewenangan yang sebagai berikut, yaitu:

1. Wilayatul Hisbah mempunyai kewenangan :

a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan dan Perundang- undangan di bidang Syari’at Islam.

b. Menegur, menasehati, mencegah dan melarang setiap orang yang patut diduga telah, sedang atau akan melakukan pelanggaran terhadap Peraturan Perundang-undangan di bidang Syari’at Islam.seperti yang di sebutkan oleh informan sebagai berikut:

‘’Adapun tugas WH yaitu mengawasi, mengayomi, dan membina masyarakat, dan wewenangnya adalah menjalankan Qanun-qanun yang yang sudah di bentuk. (Wawancara dengan bapak Zaini Amd.2009)

‘’Tugas WH adalah mengawasi, mengayomi, mengadvokasi, mendidik, dan membina, sedangkan wewenangnya adalah melindungi Qanun-qanun yang telah di bentuk. (Wawancara dengan Ira Yusnita,2009)

Dalam pelaksanaan pengawasan terhadap anggota masyarakat yang membangkang/melakukan pelanggaran maka petugas Wilayatul Hisbah melakukan razia, dan kontrol sosial yang di lakukan pada tempat-tempat yang di curigai banyak terdapat pelanggaran misalnya di kafe, pasar, desa-desa dan lain-lain

Pelaksanaan razia dilakukan dengan terlebih dahulu adanya perintah oleh atasan yang dilibatkan tokoh masyarakat, pemuda setempat, Polisi, dan kerjasama dengan Satpol PP (Polisi Pamong Praja). Seperti yang di Katakan Oleh Informan sebagai berikut:

‘’ Dalam pelaksanaan razia kami bekerja sama dengan Satpol PP (Polisi Pamong Praja) dan dilibatkan juga Polisi, tokoh masyarakat, pemuda setempat, karena tanpa dukungan dari pihak-pihak tersebut WH tidak dapat bekerja dengan baik, dengan adanya kerja sama

dengan mereka WH dapat menjalankan tugas dengan baik.

(Wawancara dengan M.Adam, 2009).

Pelanggaran yang sering terdapat adalah khalwat dan busana/jilbab yang tidak Islami yang biasanya sering dilakukan oleh muda-mudi yang memang masih kurang pemahaman mengenai agama Islam, namun dalam kaitan ini apabila tertangkap maka WH menasehati, dan memanggil orang tuanya untuk diberikan nasehat supaya tidak terulang lagi. Namun sekarang sudah ada perubahan dimana masyarakat semakin tersosialisasi dengan demiakian maka semakin berkurang pelanggaran yang terjadi.

Seperti yang di Ungkapkan oleh Informan sebagai berikut:

‘’ Pelanggaran busana/ Jilbab dan khalwat banyak dilakukan oleh muda-mudi karena kurangnya koordinasi dengan orang tua dan keluarga. (Wawancara dengan Zainal Abidin, 2009)

‘’Pelangaran khalwat dan busana muslim itu banyak dilakukan oleh muda-mudi yang kurangnya pengetahuan agama Islam. (Wawancara dengan Sayed Razali , 2009).

Setelah dilakukan penerapan Syari’at Islam masyarakat desa Leuge semakin tumbuh rasa solidaritas sesama, hal ini tercermin pada acara, seperti saling menolong orang yang ditimpa musibah, gotong royong semakin terlihat lebih banyak anggota masyarakat mengikutinya, saling nasehat menasehati sesama apalagi pada acara kematian, tidak seperti sebelum di terapkan Syari’at Islam. Seperti yang di katakan oleh Informan sebagai berikut:

‘’Masyarakat sudah menjiwai tentang adanya Syari’at Islam di Aceh sebab orang muslim dengan muslim lainnya persaudaraannya sangat kuat. (Wawancara dengan , 2009)

Walaupun di desa Leuge terdapat 4 orang non Islam dimana masyarakat dan petugas Wilayatul Hisbah tetap menghormatinya dan mereka pun menghormati Agama kepercayaan orang lain. misalnya mereka tidak melaksanakan shalat Jum’at mereka pun tidak lalu - lalang di jalan karena

untuk menghormati hukum Syari’at Islam. Seperti yang di katakan oleh informan:

‘’ Hubungan umat Islam dengan umat agama lain sangat baik, karena di negara Indonesia telah ada hak untuk memeluk agama apa saja, dan diwajibkan untuk saling menghormati dan menghargai setiap pemeluk agama yang berbeda-beda. (Wawancara dengan Zaini Amd, 2009).

Dalam pelaksanaan syari’at Islam tentunya diperlukan dukungan penuh dari berbagai elemen masyarakat maupun institusi keamanan lainya yaitu hal ini supaya mencegah hal-hal yang menghambat proses sosialisasi dan pelaksanaan razia terhadap pelaku pelanggran syari’at Islam.

Adapun kerjasama yang dilakukan oleh Polisi Wilayatul Hisbah (WH) dengan berbagai elemen masyarakat antara lain:

1.Polisi/tentara

Kerjasa sama ini dilakukan dalam pelaksanaan razia, dimana dikhawatirkan pada saat razia dilakukan ada oknum-oknum tertentu yang ingin menghalangi razia jadi dengan adanya polisi maka oknum tersebut tidak berani menghalangi razia tersebut.

2. Anggota Perhubungan

Keterlibatan anggota perhubungan apabila razia yang dilakukan di jalan raya kerja sama ini dilakukan oleh polisi syari’at Islam dengan tujuan supaya menghindari adanya kemacetan dan pengendara kendaraan pun tertib sehingga proses pelaksanaan razia tidak terhambat.

3. Masyarakat ( tokoh pemuda setempat dan tokoh agama setempat )

Tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat dilibatkan pada saat razia dilakukan pada daerah mereka, dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada tokoh pemuda dan tokoh agama setempat apabila razia hendak dilakukan. Kerjasama ini dilakukan supaya informasi dari masyarakat terhadap pelanggaran dapat diketahui oleh polisi syari’at Islam. Akan tetapi tidak hanya pada saat razia saja masyarakat memberikan informasi perbuatan pelanggaran syari’at Islam, pada saat-saat tertentu apabila anggota masyarakat mereka maupun anggota masyarakat lain melakukan pelanggaran tersebut di desa mereka juga di informasikan ke petugas syari’at Islam. Hal ini merupakan bahwa masyarakat desa Leuge Kecamatn Peureulak Kota sudah terintegrasi dengan qanun/peraturan daerah mengenai pelaksanaan Syari’at Islam.

Sebagaimana yang diungkapakan oleh informan berikut ini:

“ Sebab dengan adanaya dukungan dari pihak Polisi/Tentara, Anggota perhubungan, masyarakat (tokoh pemuda dan tokoh agama) Wilyatul Hisbah tidak dapat bekerja denagn baik dengan bantuan mereka kami dapat menjalankan Syari’at yang baik’’ ( Wawancara dengan Nurma SH.I 2009 ).

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari data-data yang telah diperoleh dan dianalisis, maka peneliti dapat menarik kesimpula penting antara lain:

1. Manfaat fungsional dari penerapan Syari’at Islam sebagai kontrol sosial dilihat fakta berkurangnya pelanggaran Syari’at Islam baik dalam aspek tata cara berpakaian, khalwat, khamar, maisir, dan masyarakat semakin patuh dalam melaksanakan ibadah shalat jum’at serta adanya peningkatan keamanan dan ketertiban. .

2. Setelah adanya penerapan Syari’at Islam pelanggaran Syari’at Islam telah berkurang, dimana telah banyak para wanita yang berpakaian secara Islami, para pemuda-pemudi telah memiliki batasan dalam pergaulan, berkurangnya minuman keras dan perjudian.

3. Keberhasilan pelaksanaan Syari’at Islam di desa Leuge Kecamatan Peureulak Kota sebagai kontrol sosial didukung oleh peran serta dilakukan dengan pengawasannya dilibatkan Aparatur desa, tokoh pemuda setempat, polisi/tentara anggota dinas perhubungan, Satpol PP, tokoh agama, namun segala bentuk pengawasan tersebut merupakan bentuk kerja sama antara Polisi Wilayatul Hisbah dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan petugas keamanan lainnya, kerja sama ini dilakukan untuk memudahkan pengawasan dan kontrol sosial bagi seluruh warga masyarakat

4. Pelaksanaan Syari’at Islam tidak hanya memiliki aturan dan hukuman, akan tetapi juga terdapat nilai-nilai sosial. misalnya Dengan program sosialisasi, pembinaan/bimbingan maka masyarakat semakin terintegrasi dalam tatanan hukum Syari’at Islam sehingga hukum Syari’at Islam juga berfungsi sebagai alat pengendalian sosial bagi masyarakat desa Leuge Kecamatan Peureulak Kota.

5. Dalam pelaksanaan Syari’at Islam tentang pemerintahan gampoeng tugas Geuchik (kepala desa) yaitu salah satunya geuchik mempunyai tugas untuk membina kehidupan beragama dan pelaksanaan Syari’at Islam dalam masyarakat. Begitu juga dengan tugas Imum Meunasah disebutkan bahwa peningkatan pendidikan agama untuk anak/remaja dan masyarakat.

5.2. Saran

1. Dalam pelaksanaan Syari’at Islam Polisi Pamong Praja dan Polisi Wilayatul Hisbah masih dalam satu kesatuan Dinas, hal ini mengingat Polisi Wilayatul Hisbah masih dalam tahap membenah diri, diharapakan pemerintah dapat membentuk terpisah tersendiri lembaga Polisi Syari’at Islam dibawah naungan Dinas Syari’at Islam guna untuk lebih profesional dalam menjalankan tugas masing-masing.

2. Dalam menjalankan tugas Polisi Wilayatul Hisbah masih kurang kualitas maupun kuantitas, dengan demikian dari segi kualitas pemerintah memberikan training/pelatihan, baik dalam bentuk pemahaman mengenai hukum Syari’at Islam maupun tata cara pelaksanaan hukum Syari’at Islam.dari segi kuantitas pemerintah menambahkan personel anggota Polisi Syari’at Islam karena masih kurang sehingga dengan adanya kualitas dan kuantitas dari aparat penegak hukum Syari’at Islam maka tujuan yang diinginkan efesien dan maksimal.

3. Polisi Syari’at Islam merupakan petugas Syari’at Islam yang bertugas membina/membimbing dan mensosialisasikan pelaksanaan Syari’at Islam, sebagaimana Geuchik dan Imum gampoeng, mereka setiap bulan mendapatkan honor dari Kabupaten daerah, namun Tengku (Ustadz) atau tokoh agama juga memiliki tanggung jawab sebagaimana Polisi Wilaytul Hisbah, Geuchik dan Imum gampoeng, akan tetapi tokoh agama, tengku (ustadz) tidak mendapatkan honor dari kabupaten daerah, dengan demikian harapan penulis bagi tengku juga mendapatkan honor tersebut.

4. Masyarakat desa Leuge Kecamatan Peureulak Kota pada dasarnya mendukung penerapan Syari’at Islam yang mana Islam pada umumnya bagi masyarakat Aceh sudah menjadi identitas yang harus di pertahankan di bumi Serambi Mekkah, namun perlu dilakukan sosialisasi yang lebih mendalam kepada masyarakat mengenai definisi, batasan dan aspek kriminal yang dimaksudkan berdasarkan Syari’at Islam. Jadi dengan demikian penerapan Syari’at Islam tidak pandang bulu baik dari kalangan masyarakat atas, menengah sampai masyarakat kalangan bawah.

      

   

     

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Taufik, 1996, Agama dan Perubahan Sosial. Jakarta, Raja Grafindo Persada

Al Yasa’ Abubakar, 2006, Sekilas Syari’at Islam Di Aceh. Banda Aceh, Dinas Syari’at Islam Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Basiq Djalil, 2006. Peradilan Agama di Indonesia. Jakarta, Prenada Media group.

Babang Prasetyo,Lina Miftahul Jannah,2006. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada

Bagong Suyanto,Sutinah,2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta Prenada Media C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia. 1984, Jakarta

PN Balai Pustaka

Dinas Syari’at Islam Propinsi NAD,2004.Undang-Undang Keputusan Presiden Peraturan Daerah/Qanun Instruksi Gubernur Edaran Gubernur Berkaitan Pelaksanaan Syaria’at Islam.Banda Aceh, Kasubdin Litbang Dan Program.

E.M.K.Masinambau, 2000, Hukum dan Kemajemukan Budaya. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia

Faisal Ananda Arfa, 2007, Filsafat Hukum Islam, Bandung, Citapustaka Media Perintis

Faisal, Sanafsiah, 2006 Trust : kebijakan Sosial dan penciptaan kemakmuran Yokyakarta: penerbit Qalam

George Ritzer-Douglas J.Goodman, 2004 (edisi ke-6) Teori Sosiologi Modern, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.

Haedar, 2007, Gerakan Islam Syari’at, Jakarta, Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP) Muhammadiyah.

Maleong Lexy, 2002, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya Majlis Syura Partai Bulan Bintang, 2008, Syaria’at Islam Dalam Kehidupan

Berbangsa Dan Bernegara, Jakarta : Raja Grafindo Persada

Narwoko Dwi J. Suyanto Bagong, 2006, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta, Prenada Media Group

Paham Ginting, 2005, Teknik Penelitian Sosial, Medan, USU Press

Rusjdi Ali Muhammad, 2003,Revitalisasi Syari’at Islam di Aceh, Banda Aceh, Logos Wacana Ilmu

Rakhmat, Jalaluddin, 2002, Metode Penelitian komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya

Soekanto, Soejono, 2003, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta Pusat, Raja Grafindo Persada

Sunarto, Kamanto. 1990. Pengantar Sosiologi, Jakarta: lembaga penerbit FE UI.

Singarimbun, Masri – Efendi,1989, Sofyan,Metode Penelitian Survai, Jakarta:Penerbit PT Pustaka LP3ES Indonesia

Bagian Organisasi dan Kepegawaian sekretariat Kabupaten Aceh Timur, 2008, Qanun Aceh Timur Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kabupaten Aceh Timur. Langsa. Sekretariatan Kab. Aceh Timur

Zainuddin Ali, 2006, Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta Sinar Grafika.

Website:

Aceh Forum Community, 05-16-08, Wujud Budaya Aceh Yang Ideal ( Dilihat dari Aspek Pendekatan adat ), http://www.acehforum.or.id/wujud-budaya-aceh.

QUESIONER PENELITIAN Nama : Fakhruddin

Nim : 040901003 Depertemen : Sosioogi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (UniversitaS Sumatera Utara) Alamat : Desa Blang Bitra Kec. Peureulak Kota A.TIM NAD.

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Sehubungan dengan penelitian saya yang berjudul ‘’ Syari’at Islam Fungsinya Sebagai Kontrol Sosial’’ yang berlokasi di Desa Leuge Kec Peureulak Kota dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas akhir (Skripsi), maka saya memohon kepada Bapak/Ibu untuk sudi kiranya memberikan respon/jawaban atas pertanyaan dibawah ini:

Petunjuk pengisian

1. Baca dan jawablah pertanyaan dibawah ini.

2. Berilah tanda silang pada jawaban yang anda anggap paling benar dan isilah titik-titik dibawah ini

A. Karakteristik Responden

1. Nama : ...

2. No. Responden : ...

3. Usia : ...

4. Jenis kelamin : ...

5. Pekerjaan : ...

6. Pendidikan terakhir : ...

a. Tidak tamat SD b. Tamat SD/Sederajat c. SLTP/Sederajat

d. SLTA/Sederajat e. D3/Perguruan Tinggi.

B. Daftar Pertanyaan

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui adanya penerapan Syari’at Islam di Aceh ?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah bapak/Ibu Setuju Adanya Penerapan Syari’at Islam di Daerah Anda ? a.Ya

b. Tidak

Jelaskan...

...

...

...

3. Apakah di desa anda mempunyai petugas khusus untuk mengawasi perbuatan pelanggaran Syariat Islam ?

a.Ya b.Tidak

Jelaskan...

...

...

...

4. Apakah ada anggota masyarakat yang dihukum karena ketahuan melakukan pelanggaran Syariat Islam ?

a.Ya b.Tidak

Jika ada

jelaskan...

...

...

5. Apakah didesa anda sering dilakukan razia oleh Wilayatul Hisbah ? a. Ya

b. Tidak Jika ada

Jelaskan...

..

...

...

6. Bila ada keluarga/tetangga/teman yang melakukan perbuatan melanggar Syari’at Islam, setelah anda nasehati tetapi masih melakukannya apakah anda bersedia melaporkan ke Wilayatul Hisbah (WH) ?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah di desa anda ada dayah/ balee untuk memberitahukan perbuatan yang dilarang dalam ajaran Islam ?

a.Ya b. Sering b.Kurang

8. Apakah setelah adanya Wilayatul Hisbah anda merasa lebih nyaman untuk keluar ? a. Ya

b Biasa Saja b. Tidak

Jelaskan...

...

...

9. Apakah setelah di berlakukan Syari’at Islam adanya kehidupan sosial masyarakat yang lebih baik ?

a. Ya b. Biasa saja b. Tidak

Jelaskan...

...

...

10. Apakah Dinas Syari’at Islam/Wilayatul Hisbah sebagai lembaga pengawas sering melakukan razia di tempat-tempat umum ?

a. Ya

b. Tidak Pernah Jika ada

jelaskan...

..

...

...

11. Pernahkah masyarakat di desa anda terjaring hukuman terkait perbuatan melanggar Syari’at Islam ?

a. Ya b. Tidak Jika ada

jelaskan...

..

...

...

12. Kalau ada apakah adanya perhatian bagi orang lain untuk takut melakukan perbuatan yang dilarang oleh Syari’at Islam tersebut ?

a.Ya b.Tidak Jika ada

jelaskan...

...

...

...

13. Apabila ada keluarga anda yang melakukan perbuatan melanggar hukum Syari’at Islam apakah anda setuju untuk di hukum sesuai perbuatannya ?

a. Ya

b.Tidak

Jelaskan...

...

...

...

14. Apakah anda salah seorang yang selalu menasehati tetangga/keluarga/masyarakat untuk menjauhi larangan Syari’at Islam ?

a. Ya b. Tidak

15. Apakah menurut anda, salah satu faktor keamanan dan ketertiban adalah dengan diberlakukannya Syariat Islam ?

a. Ya b. Tidak

Jelaskan...

...

...

...

16. Apakah budaya Da’wah Islamiah yang selama ini sudah melekat di masyarakat masih diteruskan oleh generasi desa anda ?

a.Ya

b.Tidak

17. Apakah menurut anda Da’wah islamiah tersebut memiliki nilai yang baik dalam menerapkan Syari’at Islam ?

a. Ya

b.Tidak

Jelaskan...

...

...

...

18. Menurut Anda dalam hal pelaksanaan Da’wah Islamiah apakah ada keterlibatan pihak Wilayatul Hisbah ?

a.Ya

b. Tidak.

19. Menurut anda bagaimana kondisi keamanan desa pada saat ini ? a. Baik

b. Kurang baik c. Tidak baik

20. Apakah masyarakat dilibatkan dalam pelaksanaan penerapan Syari’at Islam ? a. Ya

b. Tidak

21. Bagaimana hubungan Aparatur Syari’at Islam dengan Masyarakat setempat ? a. Baik

b. Tidak Baik

Jelaskan...

...

...

...

22. Apakah dengan adanya Syari’at Islam Masyarakat akan semakin aman dan tentram ?

a. Ya b. Tidak.

Jelaskan...

...

...

...

23. Apakah anda mengetahui fungsi diterapkannya Syari’at Islam ? a. Ya

b. Tidak

Jelaskan...

...

...

...

24. Apakah ditempat anda sering terjadinya pelanggaran Syariat Islam ? a. Ya

b. Tidak

25. Apakah masih banyak terdapat pelanggaran setelah diberlakukannya Syariat Islam ?

a. Ya b. Tidak

Jelaskan...

...

...

...

C. Penutup

Demikianlah quesioner ini saya sebarkan,dan atas kesediaan Bapak/Ibu memberikan respon sekali lagi saya ucapkan terima kasih.

PEDOMAN WAWANCARA (INTERVIEW GUIDE) UNTUK APARAT WILAYATUL HISBAH (WH)

Nama : Fakhruddin Nim : 040901003 Depertemen : Sosioogi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (UniversitaS Sumatera Utara) Alamat : Desa Blang Bitra Kec. Peureulak Kota A.TIM NAD.

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Sehubungan dengan penelitian saya yang berjudul ‘’ Syari’at Islam Fungsinya Sebagai Kontrol Sosial’’ yang berlokasi di Desa Leuge Kec Peureulak Kota dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) maka saya memohon kepada Bapak/Ibu untuk sudi kiranya memberikan respon/jawaban atas pertanyaan dibawah ini.

Petunjuk pengisian

3. Baca dan jawablah pertanyaan dibawah ini.

4. Berilah tanda silang pada jawaban yang anda anggap paling benar dan isilah titik-titik dibawah ini

A. Karakteristik Responden

7. Nama : ...

8. No. Responden : ...

9. Usia : ...

10. Jenis kelamin : ...

11. Jabatan : ...

12. Pendidikan terakhir : ...

     

B. Pertanyaan

1. Sejak kapankah Wilayatul Hisbah dibentuk ?

Jelaskan...

...

...

...

2.Apakah tugas dan wewenang dari Wilayatul Hisbah ?

Jelaskan...

...

...

...

...

3.Apakah WH sering melakukan razia ? a.ya

b.tidak c.sering

Jelaskan...

...

...

...

4.Berapa banyak kasus pelanggaran Syari’at Islam di desa Leuge sejak diterapkan Syari’at Islam ?

Jelaskan...

...

...

...

5.Berapa lamakah sosialisasi penerapan Syari’at Islam dilakukan kepada masyarakat ? Jelaskan...

...

...

...

6. Siapa sajakah yang dilibatkan dalam penegakan Syari’at Islam selain wilayatul Hisbah?

a.Polisi b.tentara c.masyarakat

d.lain-lain sebutkan

Jelaskan...

...

...

...

7.Pelanggaran apa saja yang paling banyak di lakukan oleh masyarakat ? a.khalwat

b.maisir/judi

c. minuman keras

d.perampokan/pencurian e.lain-lain,sebutkan

Jelaskan...

...

...

...

8.Setelah diterapkan Syari’at Islam apakah solidaritas sesama umat Islam semakin kuat ?

a. ya

b. tidak

c. biasa saja.

Jelaskan...

...

...

...

...

9.Bagaimanakah hubungan antara umat Islam dengan pemeluk agama lain ? a.baik

b. tidak

c. biasa saja.

Jelaskan...

...

...

...

10.Apakah fungsi Hukum Syari’at Islam dapat diterima oleh masyarakat ? a.ya

b.tidak

c.cuek aja

jelaskan...

...

...

...

11.Apakah setelah dilakukannya penerapan syari’at Islam masyarakat menghargai hak dan keawajiban orang lain ?

a.ya

b. tidak

jelaskan...

...

...

...

12.Apakah ketertiban semakin meningkat semenjak pemberlakuan dan penerapan Syari’at islam dilakukan

Dokumen terkait