• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keputusan Pembelian Kembali

Dalam dokumen pengaruh brand image, conformance product (Halaman 32-37)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

6. Keputusan Pembelian Kembali

Keputusan pembelian merupakan contoh dari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Setiap hari konsumen dihadapkan pada berbagai macam barang atau jasa, dan menyebabkan konsumen untuk membuat keputusan dalam hal mengkonsumsi barang atau jasa tersebut. 32

Pengambilan keputusan oleh konsumen pada dasarnya berbeda- beda, hal ini bergantung kepada jenis produk yang akan dikonsumsi.

Keputusan untuk membeli soft drink, akan berbeda dengan keputusan untuk membeli perangkat komputer. Pembelian yang rumit dan mahal didalamnya melibatkan banyak pertimbangan yang dilakukan oleh pembeli.33

Kotler menjelaskan bahwa keputusan pembelian konsumen terhadap barang yang ditawarkan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu harga, produk, pelayanan, dan lokasi. Perusahaan ritel seharusnya mampu bergerak cepat mengantisipasi perkembangan dan kemajuan usahanya, karena konsumen sekarang sangat selektif pada saat melakukan pembelian.34

Menurut Kotler dan Keller (2009) keputusan pembelian kembali merupakan kecenderungan seseorang untuk melaksanakan pembelian kembali, mencari, dan menginginkan kembali produk yang telah dikonsumsinya. Keputusan pembelian Kembali terjadi ketika konsumen

31 Ibid. hlm. 207

32 Albina Anim dan Ni Luh Putu Indiani, “Pengaruh Promosi Dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Pembelian Kembali (Studi Kasus Pada Start Up Coffee Renon Denpasar)”, Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, Vol. 5, No. 1, Juni 2020, hlm. 101.

33 Morissan, M.A, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 11

34 Bahri, “Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Dipengaruhi Variabel Lokasi, Pelayanan, Kualitas Produk, Nilai Emosional, dan Disain Interior yang Berdampak pada Tingkat Pembelian”, Jurnal Maksipreneur, Vol. 8 No. 1, 2018, hlm. 63.

16

mengambil keputusan untuk membeli Kembali produk yang didasarkan kepada pendapat konsumen terkait dengan barang tersebut yang dapat memenuhi keinginan konsumen.

Dalam penelitian ini indikator dari keputusan pembelian kembali menggunakan pendapat Kotler dan Keller, dimana indikatornya adalah:

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan konsumen untuk melaksanakan pembelian Kembali pada produk yang telah dikonsumsinya.

b. Minat referensial, yaitu kesediaan pelanggan untuk memberikan rekomendasi produk yang telah dikonsumsinya kepada orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu pelanggan memiliki preferensi utama pada produk yang telah dikonsumsi.

d. Minat eksploratif, kecenderungan pelanggan untuk mencari informasi atau mengeksplor mengenai produk yang mereka minati. 35

7. Etika Pemasaran dalam Islam

Pada dasarnya etika pemasaran banyak dijelaskan dalam al- Qur’an, baik itu secara tersirat ataupun tersurat. Misalnya komoditas yang diperdagangkan harus halal, tidak melupakan Allah, bersikap simpatik dalam menetapkan harga, dalam produksi hendaknya berbuat adil, bersikap amanah, bersikap jujur, professional, bersaing secara sehat, serta transparan dalam berpromosi.36 Allah SWT befirman :

ََنوُكَت ن َ

أ َا َلِّإ َ ِل ِط ٰ ـَب ۡ

لٱِب م ُڪَنۡيَب م ُك َ لٲ َو ۡم َ

أ َ ا اوُل ُڪ ۡ أَت َ َ

لّ َ اوُن َما َء ََني ِذ َلٱ اَه ُّي َ أ اٰ

ـَي ا ً۬ مي ِحَر َۡم ُكِب ََناَك ََ َللّٱ ََنِإ ََۚۡم ُك َس ُفن َ

أ َ ا اوُلُت ۡقَت َ لَّو َ ََۚۡم ُكن ِ م ًَ۬ ضاَر َت َنَع َ ةَر ٰ ـ َجِت

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali

35 Albina Anim dan Ni Luh Putu Indiani, “Pengaruh Promosi Dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Pembelian Kembali (Studi Kasus Pada Start Up Coffee Renon Denpasar)”,…., hlm. 101.

36Moh. Toriquddin, “Etika Pemasaran Perspektif Al-Qurán dan Relevansinya dalam Perbankan Syariah”, Jurnal Hukum dan Syariáh, Vol. 7 No. 2, 2015, hlm. 117.

17

dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.” (Q. S. an-Nisa/4: 29) 37

Dalam ayat ini Allah menerangkan hukum transaksi perdagangan, bisnis, dan jual beli. Pada ayat di atas Allah mengharamkan orang beriman untuk memakan, memanfaatkan, menggunakan, (dan segala bentuk transaksi lainnya) harta orang lain dengan jalan yang batil, yaitu yang tidak dibenarkan oleh syari’at. Jual beli itu harus dilandasi dengan keikhlasan dan keridloan. Artinya tidak boleh ada kedhaliman, penipuan, pemaksaan dan hal-hal lain yang merugikan kedua pihak.

Pada praktiknya, hendaknya pelaku pemasaran menawarkan produknya dengan melakukan dengan cara-cara yang baik. Berdasarkan ayat di atas pentingnya kegiatan pemasaran di dasarkan atas suka sama suka. Kegiatan pemasaran bukan semata-mata hanya untuk mencari keuntungan belaka akan tetapi juga mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Hal ini akan berpengaruh pada produk yang dipasarkan. Produk yang dipasarkan kepada konsumen merupakan produk-produk terbaik dan produk tersebut dibutuhkan konsumen. Sehingga barang yang diinginkan oleh konsumen dapat sesuai dengan informasi yang diberikan penjual. Dalam hal ini keadilan menjadi tolak ukur etika pemasaran.

Selanjutnya, dalam kegiatan pemasaran islam pelaku pemasaran harus memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Pelayanan juga diberikan kepada konsumen dengan memperlakukan konsumen tersebut dengan baik seperti memperlakukan untuk dirinya sendiri. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik Ra:

“Tidak sempurna iman seseorang sampai dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhori).

Inti hadits ini adalah “perlakukan saudara anda seperti anda memperlakukan diri sendiri” 38

37 QS An Nisa [4]: 29, Al-Qurán Cordoba, (Bandung: Cordoba. 2016)

38Nurhadi, “Konsep Pelayanan Perspektif Ekonomi Syariah”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2, No. 2, 2018, hlm. 146.

18

Ada beberapa prinsip etika pemasaran dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran, yaitu:

a. Memiliki Kepribadian Spiritual (Takwa), seorang pedagang dalam menjalankan bisnisnya harus di landasi sikap takwa dengan selalu mengingat Allah.

b. Berlaku Adil dalam Bisnis, Islam mendukung prinsip keadilan, secara umum Islam mendukung semua prinsip dalam pendekatan keadilan terhadap etika, namun dalam proporsi yang seimbang.

c. Bersikap Melayani Sikap, merupakan sikap utama seorang pemasar.

Sikap melayani harus dapat melekat dalam kepribadiannya, sikap ini adalah sikap lemah lembut, sopan, santun, dan rendah hati.

d. Menepati janji dan Tidak Curang Janji, merupakan ikrar dan kesanggupan yang telah dinyatakan kepada seseorang. Ketika membuat suatu perjanjian tentunya didasari dengan rasa saling percaya serta tanggung jawab yang besar untuk melaksanakan janji tersebut.

e. Jujur dan Terpercaya (Al-Amanah), dengan sikap kejujuran seorang pedagang akan dipercaya oleh para pembelinya akan tetapi bila pedagang tidak jujur maka pembeli tidak akan memebeli barang dagangannya. 39

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan teori yang telah diruaikan sebelumnya dan hasil penelitian terdahulu, maka dalam penelitian ini menggunakan variabel sebagai berikut, Keputusan Pembelian Kembali, Brand Image, Conformance Product dan E-Service Quality. Sehingga kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

39Abu Lubaba, “Studi Etika Pemasaran Pedagang Pasar Sore Kaliwungu Kendal dalam Perspektif Ekonomi Islam”, (Skripsi, FEB UIN Walisongo, Semarang, 2015), hlm.

16-20.

19 Gambar 2.1 Kerangka Berpikir C. Hipotesis Penelitian

H1 = Brand Image (X1) berpengaruh terhadap keputusan pembelian kembali pada pengguna aplikasi Shopee Kota Mataram.

H2 = Conformance Product (X2) berpengaruh terhadap keputusan pembelian kembali pada pengguna aplikasi Shopee Kota Mataram.

H3 = E-Service Quality (X3) berpengaruh terhadap keputusan pembelian kembali pada pengguna aplikasi Shopee Kota Mataram.

H4 = Brand Image, Conformance Product dan E-Service Quality secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian kembali pada pengguna aplikasi Shopee Kota Mataram.

20 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian yang akan dilakukan, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanasi (explanatory research).

Penelitian eksplanasi ini bertujuan untuk menguji hubungan sebab- akibat diantara dua variabel atau lebih. Penelitian ini digunakan dalam menentukan apakah suatu eksplanasi valid atau tidak.40 Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana metode penelitian ini menggunakan sebuah sampel dan menggunakan data kuantitatif atau statistik.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian yang akan dilakukan, pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif menggunakan metode penelitian kuesioner.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan elemen atau unsur yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, populasinya adalah pengguna aplikasi Shopee di Kota Mataram. Dengan masyarakat Kota Mataram pada tahun 2020 yang berjumlah 495.681 jiwa. Kelompok umur yang banyak mengakses Shopee pada tahun 2020 yakni untuk kelompok umur 15-29 tahun dengan jumlah 150.903 yang menjadi populasi dalam penelitian ini.41

2. Sampel

Untuk penentuan jumlah sampel menggunakan Rumus Slovin, sebagai berikut:

n = 𝑁

1 + (𝑁𝑥𝑒2)

40 Sandu Siyoto & Ali Sodik, “Dasar Metodologi Penelitian”. (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), hlm. 12

41 BPS Kota Mataram diakses melalui https://mataramkota.bps.go.id/

21 Di mana:

n = Ukuran Sampel N = Populasi

e = Presentase kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan pengambilan sampel yang masih diinginkan.

Maka dari itu perhitungan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:

n = 150.903 1 + (150.903 𝑥0,12) n = 150.903

1 + (150.903 𝑥0,01)

n = 1+(1.509,03)150.903 = 150.903

1.510,03) = 99,933

Jadi, sampel penelitian untuk populasi 150.903 orang dengan tingkat kepercayaan 90% adalah 100 orang.

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu Nonprobability Sampling, yaitu setiap elemen populasi tidak memiliki kemungkinan yang sama untuk menjadi sampel penelitian.42 Dengan teknik pengambilan sampel yakni purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan adanya kriteria- kriteria tertentu yang dipenuhi oleh calon responden.43 Dengan karakteristik responden merupakan pengguna aplikasi Shopee yang berusia 15-29 tahun dan sudah pernah melaksanakan transaksi serta berdomisili di Kota Mataram.

C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dalam kurun waktu kurang lebih 3 bulan, yaitu pada bulan Mei – Juli tahun 2022.

2. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Kota Mataram dengan menyebarkan kuesioner via internet.

42 Didin Fatihudin, Metodologi Penelitian untuk Ilmu Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi. (Sidoarjo: Ziratama Publisher, 2020), hlm. 75

43 Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi…, hlm. 88

22 D. Variabel Penelitian

Pengertian variabel penelitian menurut Sugiyono adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, terdapat dua jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama, variabel independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel dependen.44 Dalam penelitian ini variabel independen adalah Brand Image, Conformance Product dan E-Service Quality. Kedua, variabel dependen atau disebut juga dengan variabel terikat. Yaitu variabel yang nilainya ditentukan oleh satu atau beberapa variabel lain, dengan kata lain terikat dengan variabel lainnya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian kembali melalui aplikasi Shopee.45

1. Variabel X1 (Variabel Independent 1) adalah Brand Image.

2. Variabel X2 (Variabel Independent 2) adalah Conformance Product.

3. Variabel X3 (Variabel Independent 3) adalah E-Service Quality.

4. Variabel Y (Variabel Dependent) adalah Keputusan Pembelian Kembali.

E. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan gambaran totalitas perencanaan sebagai pedoman penelitian dan sebagai antisipasi beberapa kesulitan yang mungkin terjadi selama proses penelitian dilakukan. Desain penelitian juga merupakan strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang sudah ditetapkan. 46 Dalam penelitian ini, desain penelitian dilakukan bertahap sebagai berikut:

1. Tahap menentukan masalah 2. Tahap penentuan judul

3. Menentukan konsep dan teori yang relevan

4. Tahap penentuan variabel (independent dan dependen) 5. Membuat hipotesis penelitian

6. Menentukan metode dan desain penelitian

7. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan 8. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data

44 Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi…, hlm. 75

45 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia, 2002), hlm. 36

46 Samsu, Metode Penelitian, (Jambi: Pusaka, 2017), hlm. 41

23 9. Memproses data dan menganalisa data

10. Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistik 11. Penarikan kesimpulan dan tahap penulisan laporan.

Gambar 3.1 Desain Penelitian F. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Instrumen Penelitian yang menggunakan Kuesioner dengan Pendekatan Skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi narasumber, ataupun sekelompok orang mengenai fenomena sosial, dengan penggunaan skala Likert ini variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Dengan indikator ini disusunlah butir-butir pernyataan ataupun pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan menggunakan kata-kata antara lain: Sangat Penting (SP), Penting (P), Ragu-ragu (R), Tidak Penting (TP), dan Sangat Tidak Penting (STP).47

Dalam skala Likert jawaban setiap item instrument diberikan penilaian mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata sebagai berikut:

1. SS : Sangat setuju Diberi skor 5 2. S : Setuju Diberi skor 4 3. RG : Ragu-ragu Diberi skor 3

47 Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi…., hlm. 104

24 4. TS : Tidak setuju Diberi skor 2 5. ST : Sangat tidak setuju Diberi skor 1

Dalam penelitian ini setiap variabel yang diteliti akan ditentukan indikator-indikator yang akan diukur, kemudian membuat butir-butir pernyataan dan kuesioner dibentuk dalam format checklist.

G. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Data Primer merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber pertama yakni para anggota sampel. Data primer dalam penelitian ini adalah kuesioner secara online melalui penggunaan google form.

2. Data Sekunder merupakan data dokumentasi, yang diterbitkan atau dikumpulkan oleh pihak lain atau organisasi. Penelitian ini terdapat data sekunder dengan menggunakan data dari berbagai sumber yang relevan dengan topik penelitian yang akan diteliti.

H. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam penelitian. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.48

1. Kuesioner

Menurut Sugiyono, kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengambilan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang diukur dan tahu apa yang diharapkan dari jawaban responden tersebut. Kuesioner bisa dibagikan melalui media internet maupun secara langsung.

48 Agung Widhi Kurniawan dan Zarah Puspitaningtyas, Metode Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Pandiva Buku, 2016), hlm. 80

25 2. Dokumentasi

Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang telah diperoleh dari pihak lain, berupa buku-buku yang berhubungan dengan pokok masalah, internet dan data tertulis lainnya.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan langkah selanjutnya setelah data penelitian terkumpul dari para responden. Analisis data mencakup kegiatan, mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. 49 Dalam penelitian ini Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Uji Validitas dan Realiabilitas

a. Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan sah atau valid jika mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Dalam teknik ini, syarat yang ditentukan sebagai berikut:

-Jika r hitung > r table maka butir pernyataan tersebut valid -Jika r hitung < r table maka butir pernyataan tersebut tidak valid b. Uji Realiabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan

valid. Uji ini digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbavh Alpha > 0.60.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent (Brand Image, Conformance Product, dan E-service Quality) terhadap keputusan pembelian Kembali konsumen. Selain itu analisis regresi juga digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya dalam penelitian, dengan model sebagai berikut:

49 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 243

26

Y=a+ β1 X1+ β2 X2+ β3 X3+e Keterangan:

Y : Keputusan Pembelian Kembali a : Konstanta

X1 : Brand Image

X2 : Conformance Product X3 : E-Service Quality β1 : Koefisien Brand Image

β2 : Koefisien Conformance Product β3 : Koefisien E-service Quality e : Standar Error

3. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Kriteria pengujiannya adalah:

1) Ho: β1 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat 2) Ha: β1 ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

1) Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%

2) Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%

b. Uji Regresi Secara Simultan (Uji-F)

Uji F adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independent yang terdapat di dalam model secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh Brand Image, Confomrance Product dan E-Service Quality Terhadap Keputusan Pembelian Kembali secara simultan dan parsial. Dirumuskan sebagai berikut:

𝐹 = 𝑅2/𝑘

(1 − 𝑅2)/(𝑛 − 𝑘 − 1)

27 Keterangan:

𝑅2 : Koefisien determinasi.

k : Jumlah variabel independent n : Jumlah anggota data atau kasus c. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien Determinasi (R2) merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi. Determinasi mencerminkan kemampuan variabel dependen. Tujuan analisis ini adalah untuk menghitung besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.50

\

50 Nuraini Daulay, “Pengaruh Online Customer Review Dan Online Customer Rating Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Marketplace Shopee”, (Skripsi, FISIP Universitas Sumatera Utara, Medan, 2020), h. 57.

28 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Obyek Penelitian

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin masif, juga berdampak pada sektor ekonomi. Pemasaran yang terus berkembang menyebabkan kegiatan perekonomian menjadi lebih mudah melalui media promosi penjualan. Media promosi penjualan dengan menggunakan teknologi Internet yang sering digunakan yang lebih dikenal dengan sebutan e-commerce. E-commerce merupakan sebutan untuk aplikasi yang digunakan untuk melakukan aktivitas transaksi jual beli secara online. Selain itu, e-commerce dapat memberikan berbagai macam kemudahan untuk konsumen ataupun para pengguna yang berniat menjadi seller. Saat ini kemajuan e-commerce begitu pesat, kebutuhan-kebutuhan konsumen mudah didapatkan pada e-commerce.

Salah satu platform e-commerce yang terkenal di Indonesia adalah Shopee. 51

Shopee merupakan salah satu marketplace yang pertama kali dijalankan oleh Garena yang saat ini berubah nama menjadi SEA Group.

Garena sendiri mengusung mobile marketplace Bisnis C2C (customer to customer). Pada Desember 2015 Shopee resmi diperkenalkan di Indonesia di bawah naungan PT Shopee International Indonesia. Kini Shopee telah beralih ke model hybrid C2C dan Business to Costumer (B2C) semenjak meluncurkan Shopee Mall yang merupakan platform toko daring untuk brand ternama. Hingga tahun 2021, platform ini telah 203 juta unduhan aplikasi dengan lebih dari empat juta penjual dan lebih dari 180 juta produk aktif.52 Produk yang ditawarkan oleh marketplace Shopee banyak variasinya, mulai dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan-kebutuhan untuk penunjang seperti fashion, sport dan aksesoris lain dan lainnya.

51 Eka Septiana Sulistiyawati dan Anna Widayan, “Marketplace Shopee Sebagai Media Promosi Penjualan Umkm di Kota Blitar”, Jurnal Pemasaran Kompetitif, Vol. 4, No. 1 Oktober 2020, hlm. 135.

52 Gatot Suhendra dan Iwan Krisnadi, “Kekuatan Shopee Sebagai E-Commerce Terpopuler di Indonesia Saat Ini”, (Karya Ilmiah, Magister Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana, Jakarta Pusat, 2020), hlm. 1.

29

Dengan banyaknya persaingan dengan e-commerce lain, menuntut e-commerce untuk menghadirkan inovasi dan menciptakan ciri khas tersendiri agar bisa membuat brand mereka melekat di benak para konsumen dengan melalui iklan di media masa, event ataupun kampanye lainnya dengan memanfaatkan Brand Ambassador. Shopee memanfaatkan Brand Ambassador untuk melakukan persuasi, menarik khalayak dan membangun brand image. Mereka merekrut Brand Ambassadornya, tentunya dengan harapan akan menambah pundi-pundi penjualan. Untuk Shopee, terkait Brand Ambassador terlihat lebih agresif, selalu menonjol dan lebih fenomenal seperti menunjuk Blackpink, group penyanyi perempuan asal Korea Selatan, Cristiano Ronaldo yang merupakan pengguna Instagram dengan follower tertinggi di dunia, serta Didi Kempot, yang naik daun akibat music-musiknya sehingga dijuluki sebagai the godfather of broken heart yang menjadi legenda di Indonesia. Selain mereka, dalam kurun waktu setahun di 2019, Shopee sudah menggandeng beberapa artis ternama seperti Prilly Latuconsina, Maxime Bouttier, Rizki Febrian, Via Vallen, Slank dan Syahrini untuk memikat masyarakat.

Dalam hal fitur pembayaran, pembeli makin dimudahkan dengan bermunculannya berbagai macam alternatif. Shopee yang sudah mengantongi lisensi uang elektronik dari Bank Indonesia sejak akhir 2018 membangun metode pembayaran yang diberi nama ShopeePay.

Dalam aplikasinya, ShopeePay bisa digunakan untuk semua jenis transaksi. Dengan ShopeePay, pembeli akan mendapatkan fasilitas bebas ongkos kirim, dan berbagai keuntungan lain seperti potongan harga ataupun cashback dalam bentuk poin ShopeePay.

2. Deskripsi Data Penelitian

Dalam penelitian ini, peneleitian dilakukan kepada masyarakat Kota Mataram yang menggunakan aplikasi Shopee dan yang sudah pernah melakukan transaksi pembelian. Untuk memperoleh data yang dibutuhakan, penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari 21 pertanyaan dengan rincian, yaitu 6 pertanyaan untuk variabel brand image, 4 pertanyaan untuk variabel conformance product, 6 pertanyaan untuk variabel e-service quality dan 5 pertanyaan untuk variabel keputusan pembelian kembali yang disebarkan kepada 100 responden melalui pendekatan Skala Likert.

30 1) Karakteristik Responden

a) Penyajian data berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Laki-laki 42 42%

Perempuan 58 58%

Total 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah menggunakan Ms.

Excel 2020, 2022.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden terdiri dari 42 responden laki-laki dengan presentase 42% dan 58 responden perempuan dengan presentase 58%.

Gambar 4.1

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin b) Penyajian data berdasarkan Usia

Tabel 4.2

Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Presentase

15 - 19 tahun 10 10%

20-24 tahun 78 78%

25-29 tahun 12 12%

Total 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah menggunakan Ms.

Excel 2020, 2022.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Dalam dokumen pengaruh brand image, conformance product (Halaman 32-37)

Dokumen terkait