• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka berfikir pengembangan LKPD Digital Berbasis Teka-teki Silang pada materi Sistem Sirkulasi disajikan dalam bagan sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

Permasalahan yang ditemukan :

1. Belum pernah dikembangkan bahan ajar LKPD Digital Berbasis Teka-teki Silang

2. Siswa tidak memiliki buku pegangan lain selain dari sekolah 3. Bahan ajar yang disediakan kurang inovatif

Mencari referensi dengan tujuan untuk membantu dan mempermudah dalam melakukan penelitian

Perencanaan desain dan pendesainan LKPD Digital berbasis teka-teki silang pada materi sistem sirkulasi

Pengembangan dan pembuatan LKPD digital berbasis teka-teki silang pada materi sistem sirkulasi

Validasi produk untuk menguji keakuratan dari LKPD digital yang telah dibuat

Revisi materi dan media hingga valid

Revisi produk yang telah divalidasi oleh tim validator untuk menguji kevalidan LKPD digital yang teah dibuat

Uji coba produk oleh ahli materi,ahli media, guru biologi,dan siswa SMAN Ambulu

42 BAB III

METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau biasa disebut Reseach and Development (R&D). Penelitian ini menghasilkan produk berupa bahan ajar berupa LKPD Digital berbasis Teka-Teki Silang untuk siswa kelas XI di SMAN Ambulu Jember.

Pada penelitian ini dilakukan pengembangan produk dengan menggunakan desain pengembangan model 4-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan dengan tahapan Define, Design, Development dan Dissemination.

Peneliti memilih menggunakan model 4-D karena langkah-langkah kegiatannya tersusun secara sistematis dalam upaya mengatasi masalah yang berkaitan dengan bahan ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Sehingga sangat cocok digunakan untuk mengembangkan produk berupa bahan ajar. Sasaran dari produk pengembangan ini adalah siswa kelas XI SMAN Ambulu Jember.

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Prosedur yang digunakan untuk pengembangan LKPD Digital berbasis Teka-Teki Silang adalah prosedur dari desain penelitian pengembangan 4D.

Model pengembangan 4D adalah model pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan (1974).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model 4D yang terdiri dari empat tahapan tersebut. Dan model 4D merupakan dasar untuk

melakukan pengembangan perangkat pembelajaran, tahap-tahap pelaksanaan dibagi secara detail dan dan sistematik. Penelitian ini hanya dibatasi sampai pada tahap development (validasi, revisi LKPD, dan uji coba produk) dikarenakan dalam penelitian ini tidak bertujuan untuk mengetahui keefektifan produk yang dikembangkan.

Adapun penjelasan langkah – langkah penelitian dan pengembangan : 1. Define (Pendefinisian)

Tahap pendefinisian adalah tahap untuk melakukan identifikasi, menganalisis kondisi atau mengenali permasalahan yang harus dipecahkan atau situasi yang mendorong kegiatan pengembangan. Penelitian awal/analisis kebutuhan sangat penting dilakukan untuk memperoleh informasi awal. Pada tahap ini terbagi menjadi lima langkah yaitu :

a. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengetahui dan menetapkan permasalahan dasar yang dihadapi saat proses pembelajaran berlangsung sehingga didapatkan solusi yakni pengembangan LKPD digital berbasis teka-teki silang. Analisis kebutuhan inin dilakukan dengan wawancara kepada Bapak Syaiful Rijal selaku guru biologi kelas XI MIPA SMAN Ambulu terkait kendala dalam pembelajaran perihal kesulitan, hambatan dalam proses pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan bahan ajar.

b. Analisis Peserta Didik

Analisis peserta didik ini dilakukan untuk menganalisis karakteristik peserta didik, dengan cara menyebar angket melalui google form. Hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui apa saja kekurangan dan kebutuhan peserta didik selama proses pembelajaran.

Sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengembangan LKPD digital berbasis teka-teki silang.

c. Analisis Tugas

Pada tahap ini peneliti menganalisis tugas-tugas pokok yang harus dikuasai siswa supaya siswa dapat mencapai kompetensi minimal.

d. Analisis Konsep

Analisis konsep bertujuan menganalisis kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada materi sistem sirkulasi sesuai dengan standar kompetensi kurikulum 2013 dan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan materi sistem sirkulasi dengan cara mencari sumber-sumber yang mendukung dalam penelitian dan penyusunan LKPD digital berbasis teka-teki silang.

KD : 3.6 : Menganalisis hubungan antar struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioproses sehingga dapat menjelaskan mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan dan simulasi.

4.6 : Menyajikan hasil analisis data dari berbagai sumber (studi literatur), pengamatan, percobaan dan simulasi) kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung dan pembuluh darah yang menyebabkan gangguan sistem peredaran darah manusia dan teknologi terkait sistem sirkulasi melalui berbagai bentuk media presentasi.

e. Perumusan tujuan pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran bertujuan untuk menetapkan indikator atau tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran menggunakan produk yang akan dikembangkan.

2. Design (Perancangan)

Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran sesuai dengan hasil spesifikasi tujuan pembelajaran. Proses pemilihan format, media penyampaian bahan pembelajaran dan proses pembuatan produk menjadi dasar utama tahap ini. Tahap perancangan dalam penelitian ini difokuskan pada perancangan desain awal produk berupa bahan ajar LKPD digital berbasis teka-teki silang dengan materi yang sudah ditentukan pada tahapan sebelumnya. Desain awal bahan ajar yang menarik dengan isi materi yang mudah dipahami sehingga siswa tertarik menggunakan bahan ajar tersebut. Adapun langkah-langkah dalam tahap design sebagai berikut.

a. Pemilihan Media

Media pembelajaran yang dipilih dalam pengembangan ini yakni LKPD digital berbasis teka-teki silang yang mana pemilihan media tersebut sudah sesuai dengan analisis yang telah dilakukan.

b. Pemilihan Format

Tujuan dari tahap penelitian format ini adalah untuk memastikan bahan ajar yang dikembangkan ini nantinya dapat sesuai dengan kriteria bahan ajar yang baik dan benar. Format bahan ajar LKPD digital berbasis teka-teki silang (TTS) yang dikembangakan memuat Cover depan dan belakang, Kata pengantar, Daftar isi, Petunjuk penggunaan LKPD, KI, KD dan tujuan pembelajaran, Materi pelajaran, Soal latihan berbentuk teka-teki silang, Daftar pustaka.

Adapun aplikasi yang akan digunakan untuk membuat LKPD digital berbasis teka-teki silang adalah Software Power Point (PPT), setelah desain LKPD digital selesai file kemudian disimpan dalam format PDF dan di import ke aplikasi flip pdf professional untuk mengubah tampilan LKPD digital menjadi layaknya buku cetak.

c. Desain Awal Pembuatan Bahan Ajar LKPD Digital Berbasis Teka-teki Silang pada Materi Sistem Sirkulasi

Tujuan dari tahap desain awal adalah agar bahan ajar yang dibuat sesuai dengan analisis pada tahap pendefinisian (define). Desain awal ini adalah untuk mengetahui konsep desain produk yang dikembangkan. Adapun rancangan awal ini masih bersifat konseptual

dan akan mendasari proses pengembangan produk bahan ajar LKPD digital berbasis teka-teki silang.

3. Development (Pengembangan)

Tahap development merupakan tahap pengembangan untuk memvalidasi dan menilai kelayakan dari bahan ajar yang dikembangkan.

Pada tahap ini dilakukan penyempurnaan LKPD digital melalui uji validasi ahli meliputi, ahli materi, ahli media, dan guru biologi. Terdapat beberapa langkah yang harus di lakukan, yaitu :

a. Validasi Ahli

Bahan ajar LKPD digital yang dikembangkan kemudian di validasi oleh tim ahli, yakni :

1) Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember sebagai ahli media dan ahli materi

2) Guru biologi kelas XI MIPA SMAN Ambulu Jember yang berstatus aktif mengajar mata pelajaran bilogi sebagai praktikalitas.

b. Revisi dari Ahli

Revisi dilakukan untuk memperbaiki LKPD Digital Berbasis Teka- teki Silang berdasarkan validasi oleh ahli media dan ahli materi.

c. Uji Coba Terbatas

Uji coba lapangan pada penelitian pengembangan ini mengacu pada teori kriteria penarikan sampel menurut Sugiono (2017: 36) mengatakan bahwa setelah hasil validasi didapatkan dari para

validator maka selanjutnya produk tersebut di uji lapangan awal/terbatas. Pengujian lapangan awal menggunakan 6 sampai 12 subjek. Uji coba skala terbatas dalam penelitian dan pengembangan ini dilakukan kepada 12 siswa kelas XI MIPA SMAN Ambulu Jember sebagai sasaran produk yang telah dikembangkan. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap produk yang dikembangkan.

4. Dissemination ( Penyebaran)

Tahap dissemination merupakan tahap penyebarluasan produk hasil penelitian dan pengembangan (Sugiono, 2015: 38). Pada penelitian ini tidak dilakukan tahap penyebaran dikarenakan tujuan dalam dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hasil validasi dan mendeskripsikan respon siswa. Selain itu, tahap penyebaran tidak dilakukan karena tidak melakukan uji efektifitas dan juga keterbatasan waktu.

C. Uji Coba Produk

Dokumen terkait