KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI
OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting:
1. Berat badan lahir 2. ASI eksklusif 3. Tingi badan ibu 4. Tingkat
pendidikan ibu
Stunting
Gambar 2. Kerangka konsep
B. Hipotesis
1. Hipotesis nol (H0)
a. Tidak terdapat faktor-faktor yang berhubungan dengan dengan kejadian stunting di beberapa negara Asia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2021.
2. Hipotesis alternatif (Ha)
a. Terdapat faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting di beberapa negara Asia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2021.
C. Definisi Operasional
1. Anak stunting adalah Anak stunting adalah status gizi seseorang berdasarkan z-skor TB/U dimana nilainya <-2SD.
Kriteria objektif:
a. Ya (mengalami stunting)
b. Tidak (tidak mengalami stunting)
2. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah ukuran dari berat atau masa bayi yang di timbang dalam bentuk gram setelah bayi lahir.
Kriteria objektif:
a. Berisiko (<2500 gr) b. Tidak berisiko (>2500 gr)
3. Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI pada 6 bulan pertama tanpa ada tambahan lain selain ASI.
Kriteria objektif:
a. Iya (eksklusif) b. Tidak eksklusif
18
4. Tinggi badan ibu adalah tinggi atau jarak maksimum dari vertex ke telapak kaki yang diukur pada saat kehamilan.
Kriteria objektif:
a. Berisiko (<150 cm) b. Tidak berisiko (>150 cm)
5. Tingkat pendidikan ibu adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik.
Kriteria objektif:
a. Rendah (tidak sekolah/SD/SMP) b. Tinggi (SMA/Perguruan Tinggi)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian literature review dengan metode deskriptif yang menggunakan beberapa jurnal hasil penelitian tentang stunting pada anak di beberapa negara Asia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2021, yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang ada hubungan dengan terjadinya stunting pada anak di beberapa negara Asia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2021.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dan waktu penelitian ini disesuaikan dengan jurnal sumber penelitian di beberapa negara di Asia, sebagai berikut:
1. Kalinga, Philippines, Tahun 2021.
2. Dhaka, Bangladesh. Urban community in Bauniabadh slum in Mirpur, Dhaka, Bangladesh, Tahun 2017.
3. Segamat, Malaysia, Tahun 2014.
4. Soc Son District, Hanoi, Vietnam, Tahun 2008.
5. Latikoili VDC of Surkhet district, Nepal, Tahun 2010 6. Puskesmas Kalumpang, Ternate, Indonesia, Tahun 2019.
7. Terengganu, Malaysia, Tahun 2012.
8. Putrajaya, Malaysia, Tahun 2020 9. Tehran, Iran, Tahun 2007
10. Community Health Service Station China, Tahun 2015.
19
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh jurnal penelitian analitik tentang penderita stunting di beberapa negara Asia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2021.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah sepuluh jurnal penelitian analitik tentang penderita stunting di beberapa negara Asia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2021 yang memenuhi kriteria penelitian.
D. Kriteria Sampel Penelitian
1. Kriteria Jurnal Penelitian
a. Jurnal penelitian mengenai kejadian stunting pada anak di beberapa negara Asia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2021.
b. Jurnal penelitian yang memuat minimal 2 variabel yang berhubungan dengan stunting yaitu, berat badan lahir anak, jenis kelamin anak, asi eksklusif, tinggi badan orang tua, dan tingkat pendidikan ibu.
c. Jurnal penelitian menggunakan metode analitik dengan pendekatan case control.
Berdasarkan kriteria penelitian yang sudah disebutkan di atas maka dapat tersaring sepuluh jurnal sebagai sumber data penelitian yang terurai dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3. Jurnal penelitian tentang penderita stunting pada anak di beberapa negara Asia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2021.
Peneliti dan Tahun Penelitian Dilakukan
Judul penelitian Tempat Penelitian
Jumlah Sampel
Desain Sampel
Marites Piniliw et al, 2021
Factors
Associated with Stunting among 24-35 Month Old Kalinga
Indigenous Children in Pinukpuk, Kalinga, Philippines: A Case-Control Study
Pinukpuk, Kalinga, Philippines
174 Case
control
Ashraful Alam et al, 2017
Contectual Factors for Stunting Among Children of Age 6 to 24 Months in an Under- Privileged Community of Dhaka,
Bangladesh
Urban community in
Bauniabad h slum in Mirpur, Dhaka, Banglades h
689 Case
control
Uttara Partap et al, 2019
Characterisation and Correlates of
Segamat, Malaysia
3791 Case control
21
Stunting Among Malaysian Children and Adolescents Aged 6-19 Years Vu Thi Nuyet
Anh et al, 2008
Relationship between Stunting and Food
Provided to Children Aged From 6 to 24 Months in Soc Son District, Hanoi, Vietnam
Soc Son District, Hanoi, Vietnam
236 Case
control
Paudel R et al, 2010
Risk Factors for Stunting Amon Children: A Community Based Case Control Study in Nepal
Latikoili VDC of Surkhet district
354 Case
control
Wasti Musa et al, 2019
Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Puskesmas Kalumpang Kota Ternate
Puskesma s
Kalumpan g, Ternate, Indonesia
93 Case
control
Hui Jie Wong et al, 2012
Risk Factors of Malnutrition
Terenggan u,
274 Case
control
Among Preschool Children in
Terengganu, Malaysia: A Case Control Study
Malaysia
Mohammad Hasnan Ahmad
Associated Factors To Stunted Children In Putrajaya
Putrajaya, Malaysia
760 Case
control
Fatemeh Esfarjani et al, 2007
Determinants of Stunting in School—ged Children of tehran, Iran
Tehran, Iran
3147 Case control
Xiao Tang et al, 2015
The Effect of Risk Accumulation Childhood Stuntin: A Matched Case- Control Study in China
Communit y Health Service Station China
340 Case
control
E. Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil data penelitian dari jurnal penelitian yang bertempat di beberapa negara Asia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2021.
23
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dengan memasukkan semua data penderita stunting yang diperoleh dari berbagai jurnal sumber data penelitian ke dalam komputer dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel.
G. Alur Penelitian
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.
O.
Gambar 4. Alur penelitian Penyajian Hasil0Penelitian
Pengumpulan, 0Pengolahan Data dan0Analisa Data Penelitian
Penulisan0Hasil Penelitian
Melakukan0pengambilan data dari0jurnal penelitian sumber data yang terdiri dari :
1. Nama Peneliti dan0tahun terbit; 2. Judul0Penelitian; 3.
Tempat dan Waktu0Penelitian; 4. Berat badan lahir anak; 5.
ASI eksklusif; 06. Tinggi badan orang tua; 07. Tingkat pendidikan ibu
Terpilih0sepuluh jurnal sumber0data penelitian
Membuat tabel0rangkuman data dari0sepuluh jurnal0sumber data penelitian
Penelusuran0jurnal penelitian tentang0penderita Stunting pada anak
Terkumpul tujuh belas jurnal penelitian0tentang penderita Stunting pada anak di beberapa negara0di Asia periode tahun 2007 sampai0dengan tahun
2021
Memenuhi0Kriteria Penelitian
25
H. Prosedur Penelitian
1. Peneliti sudah melakukan penelusuran terhadap jurnal-jurnal penelitian tentang kejadian stunting pada anak di beberapa tempat seperti: Google Schoolar, situs web, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI), situs repository Universitas-universitas di Indonesia, Pubmed, Scopus, Elseiver, BMC Public Health, atau Ebsco.
2. Akan dilakukan pengumpulan jurnal-jurnal penelitian tentang stunting pada anak di beberapa negara Asia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2021.
3. Kemudian jurnal akan dipilah berdasarkan kriteria jurnal penelitian 4. Akan dilakukan pengumpulan sejumlah sepuluh jurnal penelitian
tentang stunting pada anak di beberapa negara Asia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2021, yang telah memenuhi kriteria penelitian.
5. Seluruh data akan dikumpulkan dengan memasukkannya ke dalam komputer dengan menggunakan program Microsoft excel.
6. Data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil penelitian masing-masing jurnal yang menyangkut berat badan lahir anak, jenis kelamin anak, pemberian ASI eksklusif, tinggi badan orang tua, tingkat ekonomi keluarga, dan tingkat pendidikan ibu.
7. Data dari sepuluh jurnal tersebut akan dituangkan ke dalam tabel rangkuman hasil penelitian tentang stunting pada anak.
8. Akan dilakukan pengambilan data melalui jurnal penelitian sumber data yang berisi:
a. Nama peneliti dan tahun terbit b. Judul penelitian
c. Tempat dan waktu penelitian
d. Berat badan lahir anak : telah diambil riwayat berat badan lahir anak melalui jurnal sumber data penelitian lalu kemudian dikumpulkan menjadi kelompok berisiko apabila berat badan lahir anak <2500 gram, atau kelompok tidak berisiko jika berat badan lahir anak yang tercantum ≥ 2500 gram.
e. ASI eksklusif : telah diambil data pemberian ASI eksklusif melalui jurnal sumber data penelitian lalu kemudian dikumpulkan sesuai dengan kriteria objektifnya yaitu anak yang mendapatkan ASI eksklusif dan anak tidak mendapatkan ASI eksklusif.
f. Tinggi badan orang tua : telah diambil data antropometri berupa tinggi badan orang tua yaitu ibu dari anak penderita stunting melalui jurnal sumber data penelitian lalu kemudian dikumpulkan menjadi kelompok berisiko dengan tinggi badan
<150cm dan kelompok tidak berisiko jika memiliki tinggi badan
>150cm.
g. Tingkat pendidikan ibu : telah diambil data tingkat pendidikan ibu melalui jurnal sumber data penelitian lalu kemudian dikumpulkan menjadi kelompok sesuai kriteria objektifnya yakni ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah (tidak sekolah/SD/SMP) dan tingkat pendidikan tinggi (SMA/Perguruan Tinggi).
9. Setelah itu akan dilakukan analisis dan pengolahan data lebih lanjut dengan menggunakan program Microsoft excel.
10. Sesudah melakukan analisis data, peneliti melakukan penulisan hasil penelitian sebagai bentuk laporan tertulis di dalam bentuk skripsi.
11. Selesai penulisan dalam bentuk skripsi, peneliti kemudian akan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk lisan dan juga tulisan.
27
I. Rencana Pengolahan Data dan Analisis Data
1. PengoIahan0Data
Cara pengolahan data penelitian ini adalah dengan menggunakan komputer. Data yang sudah diperoleh dari sumber jurnal penelitian kemudian dikumpulkan ke dalam satu tabel menggunakan program Microsoft excel.
2. AnaIisis0Data
Cara menganalisis data yaitu dengan cara semua data dari jurnal sumber data penelitian tentang kejadian stunting pada anak yang dianalisis dengan menggunakan SPSS kemudian dibuat dalam bentuk tabel hasil telaah literatur berdasarkan variabel masing-masing kemudian diolah menggunakan Microsoft excel, yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi serta akan dilakukan pembahasan sesuai dengan sumber kepustakaan yang ada.
J. Aspek Etika Penelitian
Penelitian ini tidak menimbulkan masalah yang dapat melanggar etik karena :
1. Peneliti akan mencantumkan nama peneliti dari jurnal sumber data penelitian pada setiap unsur data yang dirujuk dari jurnal yang bersangkutan.
2. Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini memberikan banyak manfaat kepada semua pihak yang sudah disebutkan sebelumnya.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Analisis Literature Review
Hasil penelusuran jurnal di search engine didapatkan 10 jurnal penelitian, jurnal pertama ditulis oleh Marites Piniliw, Leila Africa, dan Jaidee Agne dengan judul penelitian factors associated with stunting among 24-35 month-old Kalinga indigenous children in Pinukpuk, Kalinga, Philippines: a case control study yang dipublikasikan di jurnal gizi pangan. Artikel kedua ditulis oleh Ashraful Alam, Mustafa Mahfuz, dkk. dengan judul contextual factors for stunting among children of age 6 to 24 months in an under-privileged community in Dhaka, Bangladesh yang dipublikasikan pada jurnal Indian pediatrics. Penulis jurnal ketiga adalah Uttara Partap, Elizabeth Young, dkk. dengan judul characterisation and correlates of stunting among Malaysian children and adolescents aged 6-19 years yang artikelnya dipublikasikan di global health, epidemiology and genomics Cambridge University press. Jurnal keempat adalah jurnal yang ditulis oleh Vu Thi Nguyet Anh, Jiraporn Chompikul, dan Sirikul Isaranurug dengan judul relationship between stunting and food provided to children aged from 6 to 24 months in Soc Son District, Hanoi, Vietnam serta dipublikasikan pada journal of public health and development. Jurnal kelima adalah jurnal yang ditulis oleh Paudal, Pradhan, dkk. dengan judul risk factors for stunting among children: a community based case control study in Nepal dan dipublikasikan pada Kathmandu University medical journal.
30
Artikel keenam bertempat di Indonesia, dengan tim penulis terdiri dari Wasti Musa, Ridwan Yamko, dan Andiani, judul dari jurnal penelitian ini adalah faktor resiko kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Puskesmas Kalumpang Kota Ternate serta dipublikasikan pada jurnal ilmiah serambi sehat. Jurnal ketujuh ditulis oleh Hui Jie Wong, Foong Ming Moy, dan Sulochana Nair dengan judul risk factors of malnutrition among preschool children in Terengganu, Malaysia: a case control study dan dipublikasikan pada BMC public health. Jurnal kedelapan yang ditulis oleh Hasnan Ahmad dengan judul associated factors to stunted children in Putrajaya, Malaysia dan di publikasikan pada jurnal centre for nutrition epidemiology research. Jurnal kesembilan dengan penulisnya yaitu Fatemeh Esfarjani, Roshanak Roustaee, dkk. penelitian ini berjudul determinants of stunting in school-aged children of Tehran, Iran serta dipublikasikan pada international journal of preventive medicine.
Jurnal kesepuluh ditulis oleh Xiao Tang, Yanxiang Zhao, dkk. dengan judul penelitian the effect of risk accumulation on childhood stunting: a matched case-control study in China dan dipublikasikan pada frontiers in pediatrics.
2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Penelitian
Total jumlah sampel yang didapatkan dari 10 jurnal penelitian adalah 6993 responden, dengan jumlah sampel kasus 2598 dan sampel kontrol 4395 responden, dengan detail persebaran berdasarkan variabel disajikan pada tabel berikut.
No Jurnal Penelitian
BBL ASI Tinggi Ibu
Tingkat Pendidikan ibu
KSS KNT KSS KNT KSS KNT KSS KNT
N % N % N % N % N % N % N % N %
1
Factors Associated with Stunting
Among 24- 35 Month Old Kalinga
Indigenous Children in Pinukpuk, Kalinga, Philippines:
A Case- Control Study
6 3, 4
8 0
46
,0 84 48
,3 85 48
,9 0 0 0 0 16 9,
2 75 43 ,1
81 46
,6 7 4,
0 3 1,
7 2 1,
1 0 0 0 0 71 40
,8 12 6, 9
2
Contectual Factors for Stunting
Among Children of Age 6 to 24 Months in an
Under Privileged Community
of Dhaka, Bangladesh
0 0 0 0 84 12
,2 81 11 ,8
24 2
35 ,1
25 4
36 ,9
17 3
25 ,1
18 0
26 ,1
0 0 0 0 30
5 44
,3 21
9 31 ,8
14 7
21
,3 46 6, 7
21 6
31 ,3
12 0
17 ,4
32
3
Characterisa tion and Correlates of
Stunting Among Malaysian Children and Adolescents Aged 6-19
Years 94
5 24
,9 2 4 5 7
64
,8 0 0 0 0 95
2 25
,1 25 09
66
,2 0 0 0 0
13 4
3, 5
2 5 5
6,
7 0 0 0 0 12
7 3,
4 20
3 5,
4 0 0 0 0
4
Relationship between Stunting and
Food Provided to
Children Aged From 6 to 24 Months in Soc Son
District, Hanoi, Vietnam
33 14 ,0
6 5
27
,5 0 0 0 0 69 29
,2 61 25 ,8
10 6
44 ,9
10 1
42 ,8
85 36 5 3
22
,5 0 0 0 0 49 20
,8 57 24
,1 12 5,
1 17 7, 2
5
Risk Factors for Stunting
Among Children: A Community Based Case
Control Study in
Nepal
34 14 ,4
7 6
32
,2 30 12
,7 83 35
,2 0 0 0 0 16 6,
8 31 13 ,1
84 35 ,6
4 2
17
,8 88 37
,3 35 14
,8 0 0 0 0 10
2 43
,2 87 36 ,9
6
Faktor Resiko Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Puskeskmas
Kalumpang Kota Ternate
0 0 0 0 13 14
,0 53 57
,0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 18 19
,4 9 9,
7 0 0 0 0 0 0 0 0
34
7
Risk Factors of Malnutrition
Among Preschool Children in Terengganu,
Malaysia: A Case Control
Study
10 2
37 ,2
1 3 0
47
,4 62 22
,6 48 17 ,5
12 3
44 ,9
13 5
49
,3 19 6,
9 43 15 ,7
35 12
,8 7 2,
6 75 27
,4 89 32
,5 14 5,
1 2 0, 7
11 8
43
,1 94 34 ,3
8
Associated Factors to
Stunted Children in
Putrajaya 19
1 25
,1 3 1 4
41
,3 0 0 0 0 18
7 24
,6 27
8 36
,6 23
6 31
,1 33
9 44
,6
18 9
24 ,9
6 6
8,
7 0 0 0 0 19
3 25
,4 10
2 13
,4 14
4 18
,9 41 5, 4
9
Determinant s of Stunting
in School- ged Children
of Tehran, Iran
34 8, 6
2 6 8
68
,0 32 8, 1
28 1
71
,3 20 5, 1
27 4
69
,5 5 1,
3 22 5, 6
52 13 ,2
4 0
10
,2 54 13
,7 27 6,
9 66 16
,8 34 8,
6 81 20 ,6
28 6
72 ,6
10
The Effect of Risk Accumulatio n Childhood
Stunting: A Matched
Case- Control Study in
China 13
2 38
,2 1 6 2
46 ,8
14 8
42 ,8
16 6
48 ,0
12 6
36 ,4
17 0
49
,1 49 14
,2 49 14 ,2
41 11 ,8
1 1
3,
2 25 7,
2 7 2,
0 47 13
,6 3 0, 9
12 4
35 ,8
12 4
35 ,8
Total
14 77
3 5 5 2
45 3
32 40
17 19
37 38
62 0
84 0
70 1
4 8 1
56 8
38 8
64 3
44 7
86 8
78 1
36
B. PEMBAHASAN
1. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak
Berdasarkan review dari 10 jurnal penelitian didapatkan variabel yang berhubungan dengan stunting antara lain; berat badan lahir rendah, riwayat ASI eksklusif, tinggi badan ibu, dan tingkat pendidikan ibu.
a. Berat badan lahir
Didapatkan dalam penelitian ini adanya hubungan yang signifikan antara berat badan lahir anak dengan kejadian stunting, pada 10 jurnal sumber data penelitian, terdapat tujuh jurmal yang menyatakan korelasi ini, yakni jurnal pertama, ketiga, keempat, kelima, kedelapan, kesembilan dan sepuluh.
Berat badan lahir anak yang kurang dari 2500 gram disebut dengan berat badan lahir rendah. Hasil penelitian pada jurnal penelitian pertama yang dilakukan oleh Marites Piniliw (2021) didapatkan anak dengan BBLR berisiko mengalami stunting dengan nilai OR 3,5. Hal ini sejalan dengan hasil pada jurnal ketiga oleh Uttara Partap (2017) dengan nilai OR untuk anak dengan BBLR sebesar 1,2. Jurnal keempat yang bertempat di Vietnam dan penelitiannya dilakukan oleh Vu Thi Nguyet (2008) mendapatkan anak dengan berat badan lahir <2500 gram berisiko mengalami stunting 8,7 kali (OR 8,7). Pada penelitian oleh Paudel (2010) anak dengan berat badan lahir rendah berisiko mengalami stunting 4,4 kali (OR 4,4) daripada yang memiliki berat lahir normal. Junal penelitian kedelapan yang ditulis oleh Hasnan Ahmad (2020) yang mana ditemukan anak dengan BBLR berisiko mengalami stunting 2,9 kali (OR 2,9).
Jurnal penelitian kesembilan yang dilakukan oleh Esfarjani (2007) mendapatkan hasil bahwa anak dengan berat badan
lahir normal memiliki risiko stunting hanya 0,25 kali (OR 0,25).
Artikel kesepuluh yang ditulis oleh Xiao Tang (2015) mendapatkan hasil bahwa anak dengan berat badan lahir rendah memiliki risiko mengalami stunting sebesar 4,5 kali (OR 4,5).
Ketidakcukupan asupan zat gizi yang diterima anak dengan berat lahir kurang dapat mengakibatkan growth faltering.
Asupan gizi buruk dan paparan penyakit infeksi secara bersamaan akan memberikan dampak gagal tumbuh yang lebih berat pada anak. Jika anak dengan berat badan lahir rendah menerima asupan gizi yang adekuat maka pertumbuhan normal dapat terkejar (catch up) namun jika terjadi sebaliknya makan akan memperburuk kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak. Riwayat BBLR mempengaruhi pertumbuhan anak apabila anak tidak mendapatkan asupan yang cukup dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Risiko stunting yang lebih tinggi pada anak dengan berat badan lahir rendah juga terjadi karena fungsi organ-organ yang belum matang sehingga menyebabkan penyerapan zat gizi dari makanan tidak sempurna, hal ini membuat anak berisiko mengalami stunting karena tidak mampu mencukupi kebutuhan gizi dan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan (Dasantos et al., 2020).
b. Riwayat ASI eksklusif
Terdapat tujuh artikel dalam sumber data penelitian yang mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting. Pada artikel pertama yakni penelitian yang dilakukan di Filipina didapatkan anak yang mendapatkan ASI eksklusif hanya 0,2 kali lebih berisiko mengalami stunting (OR 0,2). Pada artikel kelima yang
38
merupakan penelitian yang dilakukan di Nepal memperoleh hasil bahwa anak dengan durasi ASI eksklusif kurang dari 6 bulan berisiko mengalami stunting 6,9 kali (OR 6,96). Pada penelitian yang dilakukan di Indonesia memperoleh hasil terdapat hubungan signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Kalumpang Kota Ternate dengan nilai p-value 0,000.
ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja bagi bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan. Selama 6 bulan pertama pemberian ASI eksklusif, bayi tidak diberikan makanan dan minuman lain. ASI sangat berperan dalam pemenuhan nutrisi bayi. Kadar mineral dalam ASI lebih mudah diserap di banding mineral dalam susu sapi. Mineral utama yang terdapat pada ASI adalah kalsium yang berfungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transimi jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium lebih rendah dibandingkan susu sapi namun tingkat penyerapannya lebih tinggi. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi kadar fosfor, magnesium, vitamin D, dan lemak. Hal inilah yang mendukung pertumbuhan bayi terutama tinggi badan sehingga bayi yang diberikan ASI juga memiliki tinggi badan yang lebih tinggi dan sesuai dengan kurva pertumbuhan dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula. ASI juga berperan dalam pembentukan antibodi, anak yang tidak diberikan ASI lebih sering mengalami diare dibanding anak yang diberikan ASI.
Kurangannya zat gizi seperti energi, vitamin, A, Zn, dan Fe yang menyebabkan bayi sering mengalami infeksi dan berlangsung lama. ASI mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, air dan enzim yang dibutuhkan oleh bayi. ASI dapat mengurangi resiko kekurangan nutrisi karena zat besi yang terkandung dalam ASI dapat mencegah bakteri penyebab
penyakit lainnya dalam saluran pencernaan serta untuk mencegah terjadinya diare. ASI mengandung zat laktoferin, kolostrum ASI kaya antibodi, sehingga pemberian ASI dapat mengurangi risiko stunting pada anak (Cynthia et al., 2019).
c. Tinggi badan ibu
Terdapat tujuh jurnal yang digunakan sebagai sumber data penelitian yang mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara tinggi badan ibu terhadap kejadian stunting pada anak.
Artikel nomor dua dalam penelitian ini mendapatkan hasil bahwa anak yang lahir dari ibu yang memiliki tinggi badan <145 cm 3,3 kali (OR 3,36) lebih berisiko menderita stunting. Pada artikel ketiga dan kesembilan yang berlokasi di Malaysia dan Iran, mendapat hasil penelitian yang menemukan bahwa terdapat hubungan tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada anak dengan nilai p-value <0,001. Artikel ketujuh mendapatkan hasil bahwa ibu yang memiliki tinggi badan
<145cm memiliki risiko melahirkan anak yang akan bertumbuh menjadi stunting sebesar 7,2 kali (OR 7,26).
Pertumbuhan manusia dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan dan hormon. Genetik merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diubah karena diturunkan langsung dari orang tua kepada anaknya. Ukuran pada saat lahir menggambarkan pengaruh lingkungan uterus; pada saat usia bayi 2 tahun berkorelasi dengan rata-rata tinggi orang tua yang menunjukkan adanya pengaruh dari genetik. Referensi lain juga menyebutkan setelah usia 3 tahun tinggi badan anak berkorelasi secara bermakna dengan tinggi orang tua. Genetik yang membawa sifat pendek diduga mempengaruhi kerja hormonal yang sangat berperan dalam pertumbuhan khususnya pertumbuhan linier. Hormon sangat mempengaruhi keadaan tubuh melalui perubahan dalam pertumbuhan. Adanya
40
hormon pertumbuhan mempengaruhi penimbunan tulang kortikal dan mungkin merangsang pertumbuhan dan pertambahan tinggi badan. Orang tua yang pendek cenderung akan memiliki anak yang pendek dikararenakan faktor genetik yang diturunkannya kepada anaknya, sehingga orang tua hanya dapat memaksimalkan faktor lingkungan untuk mendukung anaknya mencapai pertumbuhan maksimal yang dapat dicapainya. Karakteristik ibu atau keadaan ibu yang meliputi tinggi badan merupakan faktor genetika yang menyebabkan stunted. Orangtua yang memiliki tinggi badan yang pendek karena gen pembawa kromosom pendek kemungkinan besar akan menurunkan sifat pendek tersebut terhadap anaknya. Hal ini dikarenakan adanya kondisi patologis yaitu defisiensi hormon pertumbuhan yang dimiliki oleh gen pembawa kromosom tersebut, apabila tidak didukung dengan asupan yang adekuat untuk menyokong pertumbuhan, pada generasi berikutnya akan berdampak terhadap kegagalan pertumbuhan atau stunted (Nikmah, 2020).
d. Tingkat pendidikan ibu
Terdapat delapan artikel dari sepuluh artikel sumber data penelitian yang mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada anak. Pada artikel pertama didapatkan ibu dengan tingkat pendidikan rendah memiliki risiko anaknya tumbuh menjadi stunting sebesar 2,4 kali (OR 2,4). Pada artikel kelima ditemukan anak yang lahir dari ibu yang buta huruf memiliki risiko terkena stunting 3,8 kali (OR 3,84).
Tingkat pendidikan merupakan modal utama dalam menunjang ekonomi keluarga, juga berperan dalam penyusunan makan keluarga serta pengasuhan dan perawatan anak. Tingkat pendidikan ibu akan berkaitan dengan pengetahuan mengenai