• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

H. Prosedur Penelitian

1. Peneliti sudah melakukan penelusuran terhadap jurnal-jurnal penelitian tentang kejadian stunting pada anak di beberapa tempat seperti: Google Schoolar, situs web, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI), situs repository Universitas-universitas di Indonesia, Pubmed, Scopus, Elseiver, BMC Public Health, atau Ebsco.

2. Akan dilakukan pengumpulan jurnal-jurnal penelitian tentang stunting pada anak di beberapa negara Asia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2021.

3. Kemudian jurnal akan dipilah berdasarkan kriteria jurnal penelitian 4. Akan dilakukan pengumpulan sejumlah sepuluh jurnal penelitian

tentang stunting pada anak di beberapa negara Asia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2021, yang telah memenuhi kriteria penelitian.

5. Seluruh data akan dikumpulkan dengan memasukkannya ke dalam komputer dengan menggunakan program Microsoft excel.

6. Data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil penelitian masing-masing jurnal yang menyangkut berat badan lahir anak, jenis kelamin anak, pemberian ASI eksklusif, tinggi badan orang tua, tingkat ekonomi keluarga, dan tingkat pendidikan ibu.

7. Data dari sepuluh jurnal tersebut akan dituangkan ke dalam tabel rangkuman hasil penelitian tentang stunting pada anak.

8. Akan dilakukan pengambilan data melalui jurnal penelitian sumber data yang berisi:

a. Nama peneliti dan tahun terbit b. Judul penelitian

c. Tempat dan waktu penelitian

d. Berat badan lahir anak : telah diambil riwayat berat badan lahir anak melalui jurnal sumber data penelitian lalu kemudian dikumpulkan menjadi kelompok berisiko apabila berat badan lahir anak <2500 gram, atau kelompok tidak berisiko jika berat badan lahir anak yang tercantum ≥ 2500 gram.

e. ASI eksklusif : telah diambil data pemberian ASI eksklusif melalui jurnal sumber data penelitian lalu kemudian dikumpulkan sesuai dengan kriteria objektifnya yaitu anak yang mendapatkan ASI eksklusif dan anak tidak mendapatkan ASI eksklusif.

f. Tinggi badan orang tua : telah diambil data antropometri berupa tinggi badan orang tua yaitu ibu dari anak penderita stunting melalui jurnal sumber data penelitian lalu kemudian dikumpulkan menjadi kelompok berisiko dengan tinggi badan

<150cm dan kelompok tidak berisiko jika memiliki tinggi badan

>150cm.

g. Tingkat pendidikan ibu : telah diambil data tingkat pendidikan ibu melalui jurnal sumber data penelitian lalu kemudian dikumpulkan menjadi kelompok sesuai kriteria objektifnya yakni ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah (tidak sekolah/SD/SMP) dan tingkat pendidikan tinggi (SMA/Perguruan Tinggi).

9. Setelah itu akan dilakukan analisis dan pengolahan data lebih lanjut dengan menggunakan program Microsoft excel.

10. Sesudah melakukan analisis data, peneliti melakukan penulisan hasil penelitian sebagai bentuk laporan tertulis di dalam bentuk skripsi.

11. Selesai penulisan dalam bentuk skripsi, peneliti kemudian akan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk lisan dan juga tulisan.

27

I. Rencana Pengolahan Data dan Analisis Data

1. PengoIahan0Data

Cara pengolahan data penelitian ini adalah dengan menggunakan komputer. Data yang sudah diperoleh dari sumber jurnal penelitian kemudian dikumpulkan ke dalam satu tabel menggunakan program Microsoft excel.

2. AnaIisis0Data

Cara menganalisis data yaitu dengan cara semua data dari jurnal sumber data penelitian tentang kejadian stunting pada anak yang dianalisis dengan menggunakan SPSS kemudian dibuat dalam bentuk tabel hasil telaah literatur berdasarkan variabel masing-masing kemudian diolah menggunakan Microsoft excel, yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi serta akan dilakukan pembahasan sesuai dengan sumber kepustakaan yang ada.

J. Aspek Etika Penelitian

Penelitian ini tidak menimbulkan masalah yang dapat melanggar etik karena :

1. Peneliti akan mencantumkan nama peneliti dari jurnal sumber data penelitian pada setiap unsur data yang dirujuk dari jurnal yang bersangkutan.

2. Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini memberikan banyak manfaat kepada semua pihak yang sudah disebutkan sebelumnya.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Analisis Literature Review

Hasil penelusuran jurnal di search engine didapatkan 10 jurnal penelitian, jurnal pertama ditulis oleh Marites Piniliw, Leila Africa, dan Jaidee Agne dengan judul penelitian factors associated with stunting among 24-35 month-old Kalinga indigenous children in Pinukpuk, Kalinga, Philippines: a case control study yang dipublikasikan di jurnal gizi pangan. Artikel kedua ditulis oleh Ashraful Alam, Mustafa Mahfuz, dkk. dengan judul contextual factors for stunting among children of age 6 to 24 months in an under-privileged community in Dhaka, Bangladesh yang dipublikasikan pada jurnal Indian pediatrics. Penulis jurnal ketiga adalah Uttara Partap, Elizabeth Young, dkk. dengan judul characterisation and correlates of stunting among Malaysian children and adolescents aged 6-19 years yang artikelnya dipublikasikan di global health, epidemiology and genomics Cambridge University press. Jurnal keempat adalah jurnal yang ditulis oleh Vu Thi Nguyet Anh, Jiraporn Chompikul, dan Sirikul Isaranurug dengan judul relationship between stunting and food provided to children aged from 6 to 24 months in Soc Son District, Hanoi, Vietnam serta dipublikasikan pada journal of public health and development. Jurnal kelima adalah jurnal yang ditulis oleh Paudal, Pradhan, dkk. dengan judul risk factors for stunting among children: a community based case control study in Nepal dan dipublikasikan pada Kathmandu University medical journal.

30

Artikel keenam bertempat di Indonesia, dengan tim penulis terdiri dari Wasti Musa, Ridwan Yamko, dan Andiani, judul dari jurnal penelitian ini adalah faktor resiko kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Puskesmas Kalumpang Kota Ternate serta dipublikasikan pada jurnal ilmiah serambi sehat. Jurnal ketujuh ditulis oleh Hui Jie Wong, Foong Ming Moy, dan Sulochana Nair dengan judul risk factors of malnutrition among preschool children in Terengganu, Malaysia: a case control study dan dipublikasikan pada BMC public health. Jurnal kedelapan yang ditulis oleh Hasnan Ahmad dengan judul associated factors to stunted children in Putrajaya, Malaysia dan di publikasikan pada jurnal centre for nutrition epidemiology research. Jurnal kesembilan dengan penulisnya yaitu Fatemeh Esfarjani, Roshanak Roustaee, dkk. penelitian ini berjudul determinants of stunting in school-aged children of Tehran, Iran serta dipublikasikan pada international journal of preventive medicine.

Jurnal kesepuluh ditulis oleh Xiao Tang, Yanxiang Zhao, dkk. dengan judul penelitian the effect of risk accumulation on childhood stunting: a matched case-control study in China dan dipublikasikan pada frontiers in pediatrics.

2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Penelitian

Total jumlah sampel yang didapatkan dari 10 jurnal penelitian adalah 6993 responden, dengan jumlah sampel kasus 2598 dan sampel kontrol 4395 responden, dengan detail persebaran berdasarkan variabel disajikan pada tabel berikut.

No Jurnal Penelitian

BBL ASI Tinggi Ibu

Tingkat Pendidikan ibu

KSS KNT KSS KNT KSS KNT KSS KNT

N % N % N % N % N % N % N % N %

1

Factors Associated with Stunting

Among 24- 35 Month Old Kalinga

Indigenous Children in Pinukpuk, Kalinga, Philippines:

A Case- Control Study

6 3, 4

8 0

46

,0 84 48

,3 85 48

,9 0 0 0 0 16 9,

2 75 43 ,1

81 46

,6 7 4,

0 3 1,

7 2 1,

1 0 0 0 0 71 40

,8 12 6, 9

2

Contectual Factors for Stunting

Among Children of Age 6 to 24 Months in an

Under Privileged Community

of Dhaka, Bangladesh

0 0 0 0 84 12

,2 81 11 ,8

24 2

35 ,1

25 4

36 ,9

17 3

25 ,1

18 0

26 ,1

0 0 0 0 30

5 44

,3 21

9 31 ,8

14 7

21

,3 46 6, 7

21 6

31 ,3

12 0

17 ,4

32

3

Characterisa tion and Correlates of

Stunting Among Malaysian Children and Adolescents Aged 6-19

Years 94

5 24

,9 2 4 5 7

64

,8 0 0 0 0 95

2 25

,1 25 09

66

,2 0 0 0 0

13 4

3, 5

2 5 5

6,

7 0 0 0 0 12

7 3,

4 20

3 5,

4 0 0 0 0

4

Relationship between Stunting and

Food Provided to

Children Aged From 6 to 24 Months in Soc Son

District, Hanoi, Vietnam

33 14 ,0

6 5

27

,5 0 0 0 0 69 29

,2 61 25 ,8

10 6

44 ,9

10 1

42 ,8

85 36 5 3

22

,5 0 0 0 0 49 20

,8 57 24

,1 12 5,

1 17 7, 2

5

Risk Factors for Stunting

Among Children: A Community Based Case

Control Study in

Nepal

34 14 ,4

7 6

32

,2 30 12

,7 83 35

,2 0 0 0 0 16 6,

8 31 13 ,1

84 35 ,6

4 2

17

,8 88 37

,3 35 14

,8 0 0 0 0 10

2 43

,2 87 36 ,9

6

Faktor Resiko Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Puskeskmas

Kalumpang Kota Ternate

0 0 0 0 13 14

,0 53 57

,0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 18 19

,4 9 9,

7 0 0 0 0 0 0 0 0

34

7

Risk Factors of Malnutrition

Among Preschool Children in Terengganu,

Malaysia: A Case Control

Study

10 2

37 ,2

1 3 0

47

,4 62 22

,6 48 17 ,5

12 3

44 ,9

13 5

49

,3 19 6,

9 43 15 ,7

35 12

,8 7 2,

6 75 27

,4 89 32

,5 14 5,

1 2 0, 7

11 8

43

,1 94 34 ,3

8

Associated Factors to

Stunted Children in

Putrajaya 19

1 25

,1 3 1 4

41

,3 0 0 0 0 18

7 24

,6 27

8 36

,6 23

6 31

,1 33

9 44

,6

18 9

24 ,9

6 6

8,

7 0 0 0 0 19

3 25

,4 10

2 13

,4 14

4 18

,9 41 5, 4

9

Determinant s of Stunting

in School- ged Children

of Tehran, Iran

34 8, 6

2 6 8

68

,0 32 8, 1

28 1

71

,3 20 5, 1

27 4

69

,5 5 1,

3 22 5, 6

52 13 ,2

4 0

10

,2 54 13

,7 27 6,

9 66 16

,8 34 8,

6 81 20 ,6

28 6

72 ,6

10

The Effect of Risk Accumulatio n Childhood

Stunting: A Matched

Case- Control Study in

China 13

2 38

,2 1 6 2

46 ,8

14 8

42 ,8

16 6

48 ,0

12 6

36 ,4

17 0

49

,1 49 14

,2 49 14 ,2

41 11 ,8

1 1

3,

2 25 7,

2 7 2,

0 47 13

,6 3 0, 9

12 4

35 ,8

12 4

35 ,8

Total

14 77

3 5 5 2

45 3

32 40

17 19

37 38

62 0

84 0

70 1

4 8 1

56 8

38 8

64 3

44 7

86 8

78 1

36

B. PEMBAHASAN

1. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak

Berdasarkan review dari 10 jurnal penelitian didapatkan variabel yang berhubungan dengan stunting antara lain; berat badan lahir rendah, riwayat ASI eksklusif, tinggi badan ibu, dan tingkat pendidikan ibu.

a. Berat badan lahir

Didapatkan dalam penelitian ini adanya hubungan yang signifikan antara berat badan lahir anak dengan kejadian stunting, pada 10 jurnal sumber data penelitian, terdapat tujuh jurmal yang menyatakan korelasi ini, yakni jurnal pertama, ketiga, keempat, kelima, kedelapan, kesembilan dan sepuluh.

Berat badan lahir anak yang kurang dari 2500 gram disebut dengan berat badan lahir rendah. Hasil penelitian pada jurnal penelitian pertama yang dilakukan oleh Marites Piniliw (2021) didapatkan anak dengan BBLR berisiko mengalami stunting dengan nilai OR 3,5. Hal ini sejalan dengan hasil pada jurnal ketiga oleh Uttara Partap (2017) dengan nilai OR untuk anak dengan BBLR sebesar 1,2. Jurnal keempat yang bertempat di Vietnam dan penelitiannya dilakukan oleh Vu Thi Nguyet (2008) mendapatkan anak dengan berat badan lahir <2500 gram berisiko mengalami stunting 8,7 kali (OR 8,7). Pada penelitian oleh Paudel (2010) anak dengan berat badan lahir rendah berisiko mengalami stunting 4,4 kali (OR 4,4) daripada yang memiliki berat lahir normal. Junal penelitian kedelapan yang ditulis oleh Hasnan Ahmad (2020) yang mana ditemukan anak dengan BBLR berisiko mengalami stunting 2,9 kali (OR 2,9).

Jurnal penelitian kesembilan yang dilakukan oleh Esfarjani (2007) mendapatkan hasil bahwa anak dengan berat badan

lahir normal memiliki risiko stunting hanya 0,25 kali (OR 0,25).

Artikel kesepuluh yang ditulis oleh Xiao Tang (2015) mendapatkan hasil bahwa anak dengan berat badan lahir rendah memiliki risiko mengalami stunting sebesar 4,5 kali (OR 4,5).

Ketidakcukupan asupan zat gizi yang diterima anak dengan berat lahir kurang dapat mengakibatkan growth faltering.

Asupan gizi buruk dan paparan penyakit infeksi secara bersamaan akan memberikan dampak gagal tumbuh yang lebih berat pada anak. Jika anak dengan berat badan lahir rendah menerima asupan gizi yang adekuat maka pertumbuhan normal dapat terkejar (catch up) namun jika terjadi sebaliknya makan akan memperburuk kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak. Riwayat BBLR mempengaruhi pertumbuhan anak apabila anak tidak mendapatkan asupan yang cukup dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Risiko stunting yang lebih tinggi pada anak dengan berat badan lahir rendah juga terjadi karena fungsi organ-organ yang belum matang sehingga menyebabkan penyerapan zat gizi dari makanan tidak sempurna, hal ini membuat anak berisiko mengalami stunting karena tidak mampu mencukupi kebutuhan gizi dan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan (Dasantos et al., 2020).

b. Riwayat ASI eksklusif

Terdapat tujuh artikel dalam sumber data penelitian yang mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting. Pada artikel pertama yakni penelitian yang dilakukan di Filipina didapatkan anak yang mendapatkan ASI eksklusif hanya 0,2 kali lebih berisiko mengalami stunting (OR 0,2). Pada artikel kelima yang

38

merupakan penelitian yang dilakukan di Nepal memperoleh hasil bahwa anak dengan durasi ASI eksklusif kurang dari 6 bulan berisiko mengalami stunting 6,9 kali (OR 6,96). Pada penelitian yang dilakukan di Indonesia memperoleh hasil terdapat hubungan signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Kalumpang Kota Ternate dengan nilai p-value 0,000.

ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja bagi bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan. Selama 6 bulan pertama pemberian ASI eksklusif, bayi tidak diberikan makanan dan minuman lain. ASI sangat berperan dalam pemenuhan nutrisi bayi. Kadar mineral dalam ASI lebih mudah diserap di banding mineral dalam susu sapi. Mineral utama yang terdapat pada ASI adalah kalsium yang berfungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transimi jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium lebih rendah dibandingkan susu sapi namun tingkat penyerapannya lebih tinggi. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi kadar fosfor, magnesium, vitamin D, dan lemak. Hal inilah yang mendukung pertumbuhan bayi terutama tinggi badan sehingga bayi yang diberikan ASI juga memiliki tinggi badan yang lebih tinggi dan sesuai dengan kurva pertumbuhan dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula. ASI juga berperan dalam pembentukan antibodi, anak yang tidak diberikan ASI lebih sering mengalami diare dibanding anak yang diberikan ASI.

Kurangannya zat gizi seperti energi, vitamin, A, Zn, dan Fe yang menyebabkan bayi sering mengalami infeksi dan berlangsung lama. ASI mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, air dan enzim yang dibutuhkan oleh bayi. ASI dapat mengurangi resiko kekurangan nutrisi karena zat besi yang terkandung dalam ASI dapat mencegah bakteri penyebab

penyakit lainnya dalam saluran pencernaan serta untuk mencegah terjadinya diare. ASI mengandung zat laktoferin, kolostrum ASI kaya antibodi, sehingga pemberian ASI dapat mengurangi risiko stunting pada anak (Cynthia et al., 2019).

c. Tinggi badan ibu

Terdapat tujuh jurnal yang digunakan sebagai sumber data penelitian yang mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara tinggi badan ibu terhadap kejadian stunting pada anak.

Artikel nomor dua dalam penelitian ini mendapatkan hasil bahwa anak yang lahir dari ibu yang memiliki tinggi badan <145 cm 3,3 kali (OR 3,36) lebih berisiko menderita stunting. Pada artikel ketiga dan kesembilan yang berlokasi di Malaysia dan Iran, mendapat hasil penelitian yang menemukan bahwa terdapat hubungan tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada anak dengan nilai p-value <0,001. Artikel ketujuh mendapatkan hasil bahwa ibu yang memiliki tinggi badan

<145cm memiliki risiko melahirkan anak yang akan bertumbuh menjadi stunting sebesar 7,2 kali (OR 7,26).

Pertumbuhan manusia dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan dan hormon. Genetik merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diubah karena diturunkan langsung dari orang tua kepada anaknya. Ukuran pada saat lahir menggambarkan pengaruh lingkungan uterus; pada saat usia bayi 2 tahun berkorelasi dengan rata-rata tinggi orang tua yang menunjukkan adanya pengaruh dari genetik. Referensi lain juga menyebutkan setelah usia 3 tahun tinggi badan anak berkorelasi secara bermakna dengan tinggi orang tua. Genetik yang membawa sifat pendek diduga mempengaruhi kerja hormonal yang sangat berperan dalam pertumbuhan khususnya pertumbuhan linier. Hormon sangat mempengaruhi keadaan tubuh melalui perubahan dalam pertumbuhan. Adanya

40

hormon pertumbuhan mempengaruhi penimbunan tulang kortikal dan mungkin merangsang pertumbuhan dan pertambahan tinggi badan. Orang tua yang pendek cenderung akan memiliki anak yang pendek dikararenakan faktor genetik yang diturunkannya kepada anaknya, sehingga orang tua hanya dapat memaksimalkan faktor lingkungan untuk mendukung anaknya mencapai pertumbuhan maksimal yang dapat dicapainya. Karakteristik ibu atau keadaan ibu yang meliputi tinggi badan merupakan faktor genetika yang menyebabkan stunted. Orangtua yang memiliki tinggi badan yang pendek karena gen pembawa kromosom pendek kemungkinan besar akan menurunkan sifat pendek tersebut terhadap anaknya. Hal ini dikarenakan adanya kondisi patologis yaitu defisiensi hormon pertumbuhan yang dimiliki oleh gen pembawa kromosom tersebut, apabila tidak didukung dengan asupan yang adekuat untuk menyokong pertumbuhan, pada generasi berikutnya akan berdampak terhadap kegagalan pertumbuhan atau stunted (Nikmah, 2020).

d. Tingkat pendidikan ibu

Terdapat delapan artikel dari sepuluh artikel sumber data penelitian yang mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada anak. Pada artikel pertama didapatkan ibu dengan tingkat pendidikan rendah memiliki risiko anaknya tumbuh menjadi stunting sebesar 2,4 kali (OR 2,4). Pada artikel kelima ditemukan anak yang lahir dari ibu yang buta huruf memiliki risiko terkena stunting 3,8 kali (OR 3,84).

Tingkat pendidikan merupakan modal utama dalam menunjang ekonomi keluarga, juga berperan dalam penyusunan makan keluarga serta pengasuhan dan perawatan anak. Tingkat pendidikan ibu akan berkaitan dengan pengetahuan mengenai

sumber gizi dan jenis makanan yang baik untuk dikonsumsi keluarga. Orang tua rumah tangga yang berpendidikan tinggi cenderung memilih makanan yang baik dalam mutu dan jumlahnya, dibanding ibu yang berpendidikan rendah. Orangtua dengan pendidikan yang rendah akan lebih mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan dengan makanan seperti pantang makan tertentu, sulit menerima pengetahuan baru mengenai gizi sehingga anak tidak tercukupi kebutuhan gizinya dan menyebabkan status gizi kurang (Maywita & Putri, 2019).

BAB VI

KESIMPULAN0DAN0SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari telaah jurnal didapatkan 10 jurnal penelitian memiliki faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak di beberapa Negara Asia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2021, adapun faktor-faktor tersebut antara lain adalah berat badan lahir anak, riwayat ASI eksklusif, tinggi badan ibu, dan tingkat pendidikan ibu.

B. Saran

1. Institusi0Pendidikan Kedokteran0dan Kesehatan0

Diharapkan untuk penelitian lebih lanjut secara lebih spesifik mengenai faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting dalam cakupan data dan berdasarkan stratifikasi waktu, sehingga dapat membandingkan hasil temuannya dengan hasil penelitian ini.

2. Kepada0peneliti selanjutnya

Diharapkan untuk mencari lebih banyak lagi faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan kejadian stunting pada anak seperti kadar IGF-1, riwayat infeksi anak, pola asuh orang tua, dan sanitasi lingkungan.

Daftar Pustaka

Akombi, Blessing Jaka. Agho Kingsley E, Hall John J, Merom Dafna, AstelBurt Thomas, and Renzaho Andre M.N. 2017. Stunting and severe stunting among children under-5 years in Nigeria: A multilevel analysis. Nigeria: BMC Pediatrics

Alam, M. A., Mahfuz, M., Islam, M. M., Mondal, D., Ahmed, A. M. S., Haque, R., Ahmed, T., & Hossain, M. I. (2017). Contextual factors for stunting among children of age 6 to 24 months in an under-privileged community of Dhaka, Bangladesh. Indian Pediatrics, 54(5), 373–376.

https://doi.org/10.1007/s13312-017-1109-z

Ali, Zakari, Saaka Mahama, Adams Abdul-Ganiyu, Kamwininaang Stephen K, Abizari Abdul-Razak. 2017. The effect of maternal and child factors on stunting, wasting and underweight among preschool children in Northern Ghana. Ghana: BMC Nutrition

Asiah, A., Yogisutanti, G., & Purnawan, A. I. (2020). Asupan Mikronutrien Dan Riwayat Penyakit Infeksi Pada Balita Stunting Di Uptd Puskesmas Limbangan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.

Journal of Nutrition College, 9(1), 6–11.

https://doi.org/10.14710/jnc.v9i1.24647

Candra, A. (2020a). Patofisiologi Stunting. JNH (Journal of Nutrition and Health), 8(2), 27–31.

Candra, A. (2020b). Pencegahan dan Penanggulangan Stunting. In

Epidemiologi Stunting.

https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awrxw_53QaJhPmUA3w_LQwx.;_ylu

=Y29sbwNzZzMEcG9zAzQEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=163805 2344/RO=10/RU=http%3A%2F%2Feprints.undip.ac.id%2F80670%2F 1%2FBuku_EPIDEMIOLOGI_STUNTING_KOMPLIT.pdf/RK=2/RS=B FSY8aq0Lx1bha7MtII8PgwQwYU-

Cynthia, C., Bikin Suryawan, I. W., & Widiasa, A. . M. (2019). Hubungan ASI eksklusif dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 12-59 bulan di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Jurnal Kedokteran Meditek, 25(1), 29–35. https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v25i1.1733

Dasantos, P. T., Dimiatri, H., & Husnah, H. (2020). Hubungan Berat Badan Lahir dan Panjang Badan Lahir dengan Stunting pada Balita di Kabupaten Pidie. AVERROUS: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Malikussaleh, 6(2), 29. https://doi.org/10.29103/averrous.v6i2.2649

43

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan (Semester I). Pusat Data dan Informasi KEMENKES RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2 Tahun 2020 tentang Standar

Antropometri Anak.

http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__2_Th_2 020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdf

Khusna, N. A., & Nuryanto. (2017). Hubungan Usia Ibu Menikah Dini dengan Status Gizi Batita di Kabupaten Temanggung. Journal of Nutrition College, 6(1), 1–10. http://ejournal- s1.undip.ac.id/index.php/jnc

Kliegman, R., Stanton, B., Schor, N., & Al, E. (2020). Nelson Textbook of Pediatrics. In Elsevier (21st ed.). Elsevier.

Larasati, N. N. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 25-59 bulan di Posyandu Wilayah Puskesmas Wonosari II Tahun 2017. Kementerian Kesehatan Provinsi Yogyakarta.

Maywita, E., & Putri, N. W. (2019). Determinan Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Stunting Bayi 6- 24 Bulan. Human Care Journal, 4(3), 173–177.

Metasari, A. L., Mufida, Y. I., Aristin, S. I., & Dwilucky, B. A. (2022).

Sosialisasi Bahaya Pernikahan Dini sebagai Upaya Konvergensi Pencegahan Stunting di SMA Negeri 1 Ngoro. Jurnal Budimas, 04(02), 1–6.

Nikmah, F. K. (2020). Pengaruh Tinggi Badan Ibu terhadap Kejadian Stunting Balita Usia 24-59 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Turi, Pakem, dan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan.

https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/23596

Nursindia A. Sugoro. (2021). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Makassar Tahun 2021. Universitas Hasanuddin Makassar.

Purnamasari Natsir Putri. (2021). Analisis Kadar Insulin-Like Growth Factor-1 (IGF-1) pada Anak dengan Perawakan Pendek. Universitas Hasanuddin.

Rahayu, A., & et al. (2018). Buku Ajar Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan.

In Penerbit CV Mine. CV Mine.

The World Bank Data Group. (2021). Prevalence of stunting, Height for Age (% of children under 5). The World Bank.

https://data.worldbank.org/indicator/SH.STA.STNT.ZS

Yadika, A. D. N., Berawi, K. N., & Nasution, S. H. (2019). Pengaruh Stunting terhadap Perkembangan Kognitif dan Prestasi Belajar. Jurnal Majority, 8(2), 273–282.

45

LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penelitian

No

Kegiatan Penelitian

Tahun 2019 2020 2021 2022

Bulan 9-12 1 2 4-12 1 2 3-5 6 7 8 -12 1-4 5 6 7 8 I. Persiapan

1. Pembuatan Proposal 2. Seminar Proposal 3. Ujian Proposal 4. Perbaikan proposal 5. Pengurusan rekomendasi

etik

II. Pelaksanaan 1. Pengambilann Data

2. Pemasukan Data Penelitian 3. Analisa Data Penelitian 4. Penulisan Laporan III. Pelaporan

1. Seminar Hasil 2. Perbaikan Laporan 3. Ujian Skripsi

47

Lampiran 2. Tim peneliti dan biodata peneliti utama 1. Daftar Tim Peneliti

No Nama Kedudukan

Dalam Penelitian

Keahlian 1. Andi Kumalasari Mappa Peneliti Utama Belum Ada 2. Dr. Hj. Darmawaty Rauf ER.,

Sp.PK(K)

Rekan Peneliti 1 Dokter Spesialis Patologi Klinik 3. Dr. dr. Bob Wahyudin, Sp.A(K) Rekan Peneliti 2 Dokter Spesialis

Anak 2. Biodata Peneliti Utama

a. Data Pribadi

Nama : Andi Kumalasari Mappa

Tempat, Tanggal Lahir : Ambon, 08 Februari 2001 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat :Jl.Toddopuli X, Griya Puspita Sari B8/23

Nomor Telepon : 081247244445

Email : [email protected]

Status : Mahasiswa

b. Riwayat Keluarga

Nama Ayah : Drs. Andi Mappa, M.Si Nama Ibu : Andi Maryam Bugis Saudara : Andi Fitrah Pagassa

Andi Johartati Mappa Andi Fitriati Mappa Andi Srimulyati Mappa Andi Rezvan Zaidan Alfaiq

Dokumen terkait