PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Pertanyaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
- Stunting
- Faktor-faktor yang Ada Hubungan dengan Kejadian
Anak yang tidak mendapatkan asupan gizi seimbang akibat kondisi pangan keluarga yang terbatas akan menyebabkan kondisi anak kekurangan energi sehingga menjadi stunting. Kondisi infeksi yang berulang akan menyebabkan tubuh kehilangan nutrisi sehingga menyebabkan anak mengalami stunting (Dewi & Nindya, 2017). Yang dimaksud dengan asupan gizi cukup adalah terpenuhinya setiap zat gizi (karbohidrat, protein, dan lemak) dalam satu kali makan baik kuantitas maupun kualitasnya.
Pemenuhan zat gizi tersebut tidak hanya zat gizi yang diperoleh dari makanan, namun beberapa zat gizi mikro lainnya seperti asam folat, zat besi, yodium dan kalsium. Kegagalan tumbuh kembang dan tindak lanjut pertumbuhan yang tidak memadai merupakan kondisi patologis yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada bayi. Bayi BBLR juga mengalami gangguan saluran cerna karena saluran cernanya yang belum berfungsi seperti tidak mampu menyerap lemak dan mencerna protein sehingga mengakibatkan kurangnya cadangan nutrisi dalam tubuh.
Kebutuhan zat gizi yang perlu mendapat perhatian sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi tahun 2019 yang telah ditentukan pada tabel di bawah ini (Rahayu dkk, 2018). Penyakit menular yang diderita anak biasanya akan terjadi peningkatan suhu tubuh sehingga kebutuhan zat gizi pun meningkat. Hormon-hormon tersebut dikendalikan oleh faktor genetik dan lingkungan, sehingga bayi yang lahir dari orang tua yang memiliki tinggi badan <150 cm berisiko lebih tinggi untuk tumbuh dengan kondisi stunting.
Hal ini mungkin terjadi karena tingkat pendidikan orang tua khususnya ibu mempengaruhi cara orang tua membesarkan anaknya.
Kerangka Teori
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN
Definisi Operasional
Jurnal penelitian kejadian stunting pada anak di berbagai negara Asia pada tahun 2007 hingga 2021. Jurnal penelitian pertumbuhan stunting pada anak di berbagai negara Asia pada tahun 2007 hingga 2021. Telah dikumpulkan tujuh belas jurnal penelitian pertumbuhan stunting pada anak di berbagai negara. Asia periode 2007 sampai 0 tahun.
Kumpulan jurnal penelitian kehamilan anak di beberapa negara Asia akan dikumpulkan pada tahun 2007 hingga 2021. Terdapat tujuh jurnal yang dijadikan sumber data penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara tinggi badan ibu dengan kejadian kehamilan pada anak. Terdapat delapan artikel dari sepuluh artikel sumber data penelitian yang memperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian kehamilan pada anak.
Berdasarkan hasil penelitian review jurnal, ditemukan 10 jurnal penelitian memiliki faktor yang berhubungan dengan prevalensi stunting pada anak di berbagai negara Asia dari tahun 2007 hingga 2021, adapun faktor tersebut antara lain berat badan lahir anak, riwayat pemberian ASI eksklusif, tinggi badan ibu, dan tingkat pendidikan ibu. Hubungan ASI eksklusif dengan stunting pada anak usia 12-59 bulan di RS Wangaya Denpasar. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacatan pada balita usia 25-59 bulan di Posyandu Puskesmas Wonosari II tahun 2017.
Faktor yang berhubungan dengan kejadian disabilitas pada anak usia dini di wilayah kerja Puskesmas Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Makassar Tahun 2021.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan kajian pustaka dengan metodologi deskriptif yang menggunakan beberapa jurnal penelitian tentang anak dengan retardasi pertumbuhan pada anak di berbagai negara Asia periode 2007 hingga 2021, dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya stunted growth pada anak di berbagai negara Asia. . mendarat. periode 2007 hingga 2021.
Tempat dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
- Populasi Penelitian
- Sampel Penelitian
Peneliti menelusuri jurnal penelitian mengenai stunting pada masa kanak-kanak di berbagai tempat seperti: Google Schoolar, website, Perpustakaan Nasional Indonesia (PNRI), repositori universitas di Indonesia, Pubmed, Scopus, Elseiver, BMC Public Health atau Ebsco. Data dari sepuluh jurnal tersebut akan dimasukkan ke dalam tabel yang merangkum hasil penelitian tentang dwarfisme pada anak. Cara menganalisis data adalah dengan cara seluruh data berasal dari jurnal sumber data penelitian prevalensi stunting pada anak yang dianalisis dengan SPSS kemudian dibuat dalam bentuk tabel hasil tinjauan pustaka berdasarkan masing-masing variabel yang diteliti. kemudian diolah dengan menggunakan microsoft excel yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel sebaran dan akan dibahas sesuai dengan sumber literatur yang ada.
Artikel keenam mengambil lokasi di Indonesia, dengan tim penulis terdiri dari Wasti Musa, Ridwan Yamko dan Andiani, judul jurnal penelitian Faktor Risiko Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Puskesmas Kalumpang Kota Ternate dan diterbitkan dalam jurnal ilmiah Serambi Sehat. Terdapat tujuh artikel dalam sumber data penelitian yang menyimpulkan adanya hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting. Pada penelitian yang dilakukan di Indonesia, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI Eksklusif dengan prevalensi stunting di wilayah kerja Puskesmas Kalumpang Kota Ternate dengan nilai p-value sebesar 0,000.
ASI mengandung laktoferin, kolostrum kaya akan antibodi sehingga pemberian ASI dapat menurunkan risiko stunting pada anak (Cynthia et al., 2019). Artikel ketiga dan kesembilan yang masing-masing berlokasi di Malaysia dan Iran menyajikan hasil penelitian yang menemukan adanya hubungan antara tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada anak dengan nilai p-value <0,001. Diharapkan dapat dicari beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak, seperti kadar IGF-1, riwayat infeksi anak, pola asuh orang tua dan kebersihan lingkungan.
Hubungan berat badan lahir dan panjang badan lahir dengan kejadian stunting pada balita di Kabupaten Pidie.
Kriteria Penelitian
- Kriteria Kasus Penelitian
Cara Pengambilan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Alur Penelitian
Prosedur Penelitian
- Rencana Pengolahan dan Analisis Data
Tinggi badan orang tua : Data antropometri diambil berupa tinggi badan orang tua yaitu ibu dari anak penderita dwarfisme melalui jurnal sumber data penelitian kemudian dikumpulkan ke dalam kelompok risiko sesuai tinggi badan. Berdasarkan review 10 jurnal penelitian, ditemukan variabel yang berhubungan dengan stunting antara lain; berat badan lahir rendah, riwayat pemberian ASI eksklusif, tinggi badan ibu dan tingkat pendidikan ibu. Dalam penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara berat badan lahir anak dengan kejadian stunting, pada 10 jurnal sumber data penelitian terdapat tujuh jurnal yang menyatakan adanya korelasi tersebut yaitu jurnal pertama, ketiga, keempat, jurnal kelima, kedelapan, kesembilan dan kesepuluh.
Hal inilah yang menunjang tumbuh kembang bayi terutama tinggi badannya, sehingga bayi yang mendapat ASI juga memiliki tinggi badan yang lebih tinggi dan sejalan dengan kurva pertumbuhan dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Artikel lain dalam penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang lahir dari ibu dengan tinggi badan <145 cm memiliki kemungkinan 3,3 kali (OR 3,36) lebih besar untuk mengalami stunting. Referensi lain juga menyebutkan bahwa setelah usia 3 tahun, tinggi badan anak berkorelasi signifikan dengan tinggi badan orang tuanya.
Karakteristik ibu atau kondisi ibu termasuk tinggi badan merupakan faktor genetik yang menyebabkan terjadinya stunting. Orang tua yang bertubuh pendek karena gen pembawa kromosom yang pendek kemungkinan besar akan mewariskan sifat pendek tersebut kepada anaknya. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya lebih spesifik mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan stunting ditinjau dari cakupan data dan berdasarkan stratifikasi waktu, sehingga temuan yang diperoleh dapat dibandingkan dengan hasil penelitian ini.
Pengaruh tinggi badan ibu terhadap kejadian balita stunting usia 24–59 bulan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Turi, Pakem dan Cangkringan Kabupaten Sleman.
Aspek Etika Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil pencarian jurnal di mesin pencari diperoleh 10 jurnal penelitian, jurnal pertama ditulis oleh Marites Piniliw, Leila Africa dan Jaidee Agne dengan judul penelitian faktor yang berhubungan dengan stunting pada anak adat Kalinga usia 24-35 bulan di Pinukpuk, Kalinga, Filipina. : studi kasus-kontrol yang diterbitkan dalam jurnal nutrisi makanan. Jurnal keempat adalah jurnal yang ditulis oleh Vu Thi Nguyet Anh, Jiraporn Chompikul dan Sirikul Isaranurug dengan judul link antara stunting dan makanan yang diberikan kepada anak usia 6 hingga 24 bulan di Soc Son District, Hanoi, Vietnam dan diterbitkan di jurnal dan kesehatan masyarakat. dan pengembangan. Makalah ketujuh ditulis oleh Hui Jie Wong, Foong Ming Moy dan Sulochana Nair dengan judul faktor risiko malnutrisi pada anak prasekolah di Terengganu, Malaysia: studi kasus kontrol dan diterbitkan di BMC Public Health.
Jurnal kedelapan yang ditulis oleh Hasnan Ahmad dengan judul Faktor Terkait dengan Anak Stunting di Putrajaya, Malaysia dan diterbitkan dalam jurnal Center for Nutrition Epidemiology Research. Jumlah sampel yang diperoleh dari 10 jurnal penelitian sebanyak 6993 responden, dengan sampel kasus sebanyak 2598 dan sampel kontrol sebanyak 4395 responden, dengan sebaran rinci berdasarkan variabel disajikan pada tabel berikut.
Pembahasan
Kurangnya asupan zat gizi yang diterima oleh anak dengan berat badan lahir rendah dapat mengakibatkan kegagalan pertumbuhan. Mengonsumsi gizi buruk dan terpapar penyakit menular secara bersamaan akan berdampak lebih serius pada gagal tumbuh pada anak. Jika anak dengan berat badan lahir rendah mendapat nutrisi yang cukup maka pertumbuhan normalnya dapat menyusul, namun jika terjadi sebaliknya maka makan akan mengganggu tumbuh kembang anak.
Risiko lebih tinggi terjadinya stunting pada bayi berat lahir rendah juga terjadi karena belum matangnya fungsi organ sehingga mengakibatkan belum matangnya penyerapan nutrisi dari makanan (Dasantos et al., 2020). Makalah pertama, sebuah penelitian yang dilakukan di Filipina, menemukan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif hanya 0,2 kali lebih mungkin mengalami pertumbuhan terhambat (OR 0,2). ASI juga berperan dalam pembentukan antibodi, anak yang tidak mendapat ASI lebih besar kemungkinannya terkena diare dibandingkan anak yang mendapat ASI.
Genetika merupakan faktor yang tidak dapat diubah karena diturunkan langsung dari orang tua kepada anaknya. Orang tua yang pendek cenderung memiliki anak yang kecil karena faktor genetik yang diturunkan kepada anaknya. Dengan demikian, orang tua hanya bisa memaksimalkan faktor lingkungan untuk mendukung anaknya mencapai pertumbuhan maksimal yang bisa dicapainya. Artikel kelima menemukan bahwa anak dari ibu yang buta huruf mempunyai risiko 3,8 kali lebih tinggi mengalami stunting (OR 3,84).
Orang tua dari rumah tangga yang berpendidikan tinggi cenderung memilih makanan yang kualitas dan kuantitasnya baik dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah.
KESIMPULAN DAN SARAN 41
Saran
Faktor kontekstual untuk stunting pada anak usia 6-24 bulan di komunitas kurang mampu di Dhaka, Bangladesh. Asupan zat gizi mikro dan riwayat penyakit infeksi pada balita dengan stunting di Uptd Puskesmas Limbangan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi. Prevalensi stunting, tinggi badan menurut umur (% anak di bawah 5 tahun). https://data.worldbank.org/indicator/SH.STA.STNT.ZS.
Tim peneliti dan data biologi peneliti utama 1. Andi Kumalasari Mappa Penyidik Utama Belum tersedia 2. Rekan peneliti 1 Dokter Spesialis Patologi Klinik 3. Alamat : Jl.Toddopuli X, Griya Puspita Sari B8/23. Nama Ayah : Dr. Andi Mappa, M.Si Nama Ibu : Andi Maryam Bugis Saudara : Andi Fitrah Pagassa.