• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kalimat yang dicetak tebal : variabel yang diteliti

Posttest

Pengetahuan dan Sikap Ibu Yang Memiliki Balita Pretest Pengetahuan

dan Sikap Ibu Yang Memiliki Balita

Intervensi Penyuluhan tentang stunting melalui

presentasi materi

Analisa data

Kesimpulan

Analisa data

31

B. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau kaitan antara konsep- konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut :

Bagan 3. 2 Kerangka Konsep

C. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional merupakan variabel yang didefinisikan secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Notoatmodjo, 2012).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara/Alat/Skala/Hasil Ukur 1 Pengetahuan Hasil sebelum dilakukan

penyuluhan dan setelah dilakukan penyuluhan dengan hasil penilaian pengetahuan responden tentang stunting.

Cara : Pengisian kuesioner Alat : Kuesioner

Skala : Ordinal Hasil :

1. Baik, apabila hasil presentase 76%-100%

2. Cukup, apabila hasil presentase 56%-75 %.

3. Kurang, apabila hasil presentase

< 56 %.

(Notoatmodjo, 2018) 2 Sikap Respon atau reaksi

seseorang terhadap pencegahan stunting dilihat pada sebelum dilakukan penyuluhan dan setelah dilakukan penyuluhan.

Cara : Pengisian kuesioner Alat : Kuesioner

Skala : Ordinal Hasil :

1. Sikap positif, apabila nilai ≥ mean.

2. Sikap negative, apabila nilai <

mean.

(Sugiyono, 2018)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest- posttest design yaitu desain penelitian dimana peneliti sudah melakukan observasi pertama (pretest) sehingga peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya intervensi/perlakuan, tanpa kelompok kontrol.

B. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis penelitian adalah jawaban yang masih bersifat sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2018). Hipotesis pada penelitian ini adalah adanya pengaruh penyuluhan tentang stunting terhadap pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki balita di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada bulan Agustus 2023.

D. POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi

Populasi merupakan seluruh objek atau subjek yang mempunyai kualitas yang akan diteliti (Sugiyono, 2018). Populasi

pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita yang berkunjung ke Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 187 balita tahun 2023.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2018). Pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling). Adapun penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Lemeshow, yaitu sebagai berikut:

n = Z2 1 - /2 x p(1-p) x N d2 (N- 1) + Z2 1 - /2x p(1- p) n = 1.9602 x 0.5 x 0,5 x 187 (0,137)2 (187-1) + 1,9602 x 0,5 x0,5

= 3.8416 x 0,5 x 0,5 x 187 (0,018769) (186) + 0,9604

= 179,5948

3,491034+ 0,9604

= 131,5748 4,451434

= 29,5

=30

Keterangan:

n : Jumlah Sampel

N : Jumlah Populasi (187) p : Estimasi propersi (50%)

35

Z21�/2 : Z score pada tingkat kepercayaan (95%) d : presisi (0,09)

Kriteria Inklusi : a. Ibu yang memiliki balita

b. Ibu yang berkunjung ke Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

c. Ibu dengan balita yang tidak menderita sakit

d. Ibu dengan balita yang bersedia menjadi responden.

Kriteria eksklusi :

a. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden.

b. Ibu dengan balita yang tidak bisa baca dan tulis.

E. PENGUMPULAN DATA 1. Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner responden.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Materi stunting : materi dipresentasikan menggunakan materi yang telah disiapkan mengenai stunting kemudian dilanjutkan diskusi/tanya jawab antara peneliti dan responden.

b. Kuesioner Penelitian : Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan mengukur tingkat pengetahuan dan

sikap yang berkaitan dengan stunting. Kuesioner diadopsi dari penelitian Danna (2019).

c. Lembar informed consent yang menyatakan bahwa ibu bersedia menjadi responden penelitian.

F. PENGOLAHAN DATA

Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah melalui tahapan sebagai berikut:

1. Editing

a. Memeriksa kelengkapan data yaitu memeriksa kelengkapan semua pertanyaan yang diajukan b. Memeriksa kesinambungan data yaitu memeriksa apakah

ada keterangan data yang bertentangan antara satu dengan yang lainnya.

2. Coding

Memberikan kode pada setiap data yang ada menggunakan angka. Kode diberikan kepada variabel-variabel yang diteliti. Dalam pengkodean penelitian ini sebagai berikut : a. Pengetahuan

1) Diberi kode 0 dikategorikan Baik, apabila hasil presentase 76%-100%

2) Diberi kode 1 dikategorikan Cukup, apabila hasil presentase 56%- 75%.

3) Diberi kode 2 dikategorikan Kurang, apabila hasil presentase < 56%.

b. Sikap

1) Diberi kode 1 dikategorikan Sikap Positif, apabila nilai

≥ mean/ median.

37

2) Diberi kode 2 dikategorikan Sikap Negatif, apabila nilai < mean/ median.

2. Entry Data

Setelah semua jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode angka, dimasukkan dalam program atau

“software” komputer. Maka pemprosesan data dilakukan dengan cara mengentry data dari lembar kuesioner ke dalam komputer untuk dianalisis.

3. Data Cleaning (pembersihan data)

Apabila semua data dari setiap responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan- kemungkinan adanya kesalahan- kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau dikoreksi.

4. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan untuk meringkas data yang diperoleh ke dalam tabel-tabel yang telah disiapkan. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan dan diproses dengan menggunakan tabel tertentu. Tabulasi data dalam penelitian ini menggunakan sistem komputerisasi.

G. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan untuk mengetahui tentang distribusi frekuensi masing-masing variabel yang diteliti. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap.

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam penelitian ini menggunakan rumus uji-t dependen untuk melihat apakah ada pengaruh penyuluhan tentang stunting terhadap pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki balita di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Jika p-value < 0,05 berarti ada penyuluhan tentang stunting terhadap pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki balita di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebaliknya jika p-value > 0,05 berarti tidak ada penyuluhan tentang stunting terhadap pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki balita di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

39

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini mengenai “Pengaruh Penyuluhan Tentang Stunting Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Yang Memiliki Balita di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur” didapatkan hasil yang disajikan dalam bentuk presentase yang diperoleh dari responden secara langsung pada saat penelitian. Hasil penelitian dianalisis dengan analisis univariat dan analisis bivariat untuk mengetahui pengaruh antara variabel yang diteliti.

1. Analisis Univariat

a. Gambaran Pengetahuan Sebelum Dilakukan Penyuluhan Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Sebelum Dilakukan Penyuluhan

No Pengetahuan F Presentase %

1 Baik 0 0

2 Cukup 1 3,3

3 Kurang 29 96,7

Total 30 100

Berdasarkan tabel 5.1 diatas diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang sebelum dilakukan penyuluhan tentang stunting sebanyak 29 responden (96,7%).

b. Gambaran Sikap Sebelum Dilakukan Penyuluhan Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Sikap Sebelum Dilakukan Penyuluhan

No Sikap F Presentase %

1 Positif 15 50

2 Negatif 15 50

Total 30 100

Berdasarkan tabel 5.2 diatas diperoleh hasil bahwa sebelum dilakukan penyuluhan tentang stunting responden memiliki sikap positif sebanyak 15 responden (50%) dan sikap negative sebanyak 15 responden (50%).

c. Gambaran Pengetahuan Setelah Dilakukan Penyuluhan Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Setelah Dilakukan Penyuluhan

No Pengetahuan F Presentase %

1 Baik 14 46,7

2 Cukup 15 50

3 Kurang 1 3,3

Total 30 100

Berdasarkan tabel 5.1 diatas diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup setelah dilakukan penyuluhan tentang stunting sebanyak 15 responden (50%).

41

d. Gambaran Sikap Setelah Dilakukan Penyuluhan Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Sikap Setelah Dilakukan Penyuluhan

No Sikap F Presentase %

1 Positif 18 60

2 Negatif 12 40

Total 30 100

Berdasarkan tabel 5.2 diatas diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif setelah dilakukan penyuluhan tentang stunting sebanyak 18 responden (60%).

2. Analisa Bivariat

a. Pengaruh Penyuluhan Tentang Stunting Terhadap Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Hasil penelitian didapatkan berdasarkan uji statistik pada variabel pengetahuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang stunting terhadap pengetahuan ibu yang memiliki balita di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan menggunakan uji t-dependen sebagai berikut :

Tabel 5.5

Pengaruh Penyuluhan Tentang Stunting Terhadap Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten

Tanjung Jabung Timur Paired Differences

95% CI of the Difference

Mean Sig. (2-tailed)

Lower Upper

Pair 1 Sebelum-Sesudah 4,75 2,825 5,394 0,008

Berdasarkan tabel 5.5 tentang pengaruh penyuluhan tentang stunting terhadap pengetahuan ibu yang memiliki balita di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan jumlah responden 30 orang didapatkan mean 4,75 dengan peningkatan nilai yang ditandai adanya hasil p-value 0,008 dimana p-value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan memberikan intervensi berupa penyuluhan tentang stunting terhadap pengetahuan ibu yang memiliki balita di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada nilai pre-test dan post- test yang dilakukan.

b. Pengaruh Penyuluhan Tentang Stunting Terhadap Sikap Ibu Yang Memiliki Balita Di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara

43

Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Hasil penelitian didapatkan berdasarkan uji statistik pada variabel sikap untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang stunting terhadap sikap ibu yang memiliki balita di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan menggunakan uji t- dependen sebagai berikut :

Tabel 5.6

Pengaruh Penyuluhan Tentang Stunting Terhadap Sikap Ibu Yang Memiliki Balita Di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Paired Differences

95% CI of the Difference Mean

Lower Upper

Sig. (2-tailed)

Pair 2 Sebelum-Sesudah 33,85 2,095 4,124

0,000

Berdasarkan tabel 5.6 tentang pengaruh penyuluhan tentang stunting terhadap sikap ibu yang memiliki balita di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan jumlah responden 30 orang didapatkan mean 33,85 dengan peningkatan nilai yang ditandai adanya hasil p-value 0,000 dimana p-value < 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan memberikan intervensi berupa penyuluhan tentang stunting terhadap sikap ibu yang memiliki balita di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada nilai pre-test dan post-test yang dilakukan.

B. PEMBAHASAN

1. Pengaruh Penyuluhan Tentang Stunting Terhadap Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa terdapat pengaruh penyuluhan tentang stunting terhadap pengetahuan ibu yang memiliki balita di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan nilai p = 0,008 dimana < 0,05. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyurin dkk (2019) dimana p- value 0,009 dengan peningkatan pengetahuan responden dilihat dari hasil pretest responden yang memperoleh rata-rata nilai 6,44 dan hasil posttest responden memperoleh nilai rata-rata 7,38. Penelitian lain yang sejalan dilakukan oleh Rini (2020) diperoleh ada perbedaan signifikan tingkat pengetahuan ibu sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang stunting dengan media audiovisual dengan p- value 0,000 dimana 22 responden (55%) memiliki pengetahuan kurang

45

tentang pencegahan stunting saat pretest menjadi 5 responden (12,5%) saat posttest.

Tingkat pengetahuan yang memadai merupakan dasar pengembangan daya nalar seseorang dan jalan untuk memudahkan menerima motivasi dan selanjutnya memberikan implikasi pada sikap dan perilaku seseorang. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu penciuman, penglihatan, pendengaran dan raba (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan sendiri biasanya didapatkan dari informasi baik yang didapatkan dari pendidikan formal maupun informasi lain seperti radio, TV, internet, koran, majalah, penyuluhan dan lain-lain. Upaya kesehatan penanganan stunting yang dapat dilakukan yaitu pada tingkat pencegahan adalah melalui upaya promosi kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang stunting. Hal ini perlu dilakukan mengingat pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Rosita, 2020).

Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan yang bertujuan mengubah perilaku kurang sehat menjadi sehat yang artinya dapat mengubah pengetahuan responden yang kurang baik menjadi baik.

Tujuan dari pemberian penyuluhan kesehatan adalah agar tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam

membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Penelitian Olsa (2017) menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara sikap dan pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada anak di Kecamatan Nanggalo Kota Padang. Penelitian lain yang dilakukan Rahmawati dkk (2019) menyebutkan bahwa faktor yang paling dominan terhadap stunting adalah pengetahuan dengan p- value 0,025. Sebagaimana penelitian yang menyebutkan bahwa, perilaku pemberian makanan balita dipengaruhi oleh pengetahuan gizi ibu.

Pengetahuan gizi ibu adalah salah satu faktor yang mempunyai pengaruh signifikan pada kejadian stunting. Oleh karena itu, upaya perbaikan stunting dapat dilakukan dengan peningkatan pengetahuan tentang gizi sehingga dapat memperbaiki perilaku pemberian makan pada anak. Salah satu upaya peningkatan pengetahuan dapat dilakukan melalui penyuluhan kesehatan (Danna, 2019).

Menurut asumsi peneliti, pengetahuan ibu tentang stunting dapat dengan mudah diperoleh apabila ibu memiliki motivasi untuk mengetahui tentang stunting. Sumber informasi dapat diperoleh dari TV, radio, majalah, koran, pamlet atau leaflet dari fasilitas pelayanan kesehatan. Diperlukan adanya kegiatan edukasi tentang stunting yang dilakukan oleh pihak puskemas yang bekerja sama dengan perangkat desa di wilayah kerjanya masing-masing. Responden dengan

47

pengetahuan yang kurang meskipun telah dilakukan penyuluhan dapat disebabkan karena ibu kurang

focus dalam menyimak materi atua penjelasan narasumber, atau motivasi ibu yang kurang sehingga hanya sekedar hadir saat penyuluhan.

2. Pengaruh Penyuluhan Tentang Stunting Terhadap Sikap Ibu Yang Memiliki Balita Di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa terdapat pengaruh penyuluhan tentang stunting terhadap sikap ibu yang memiliki balita di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan nilai p = 0,000 dimana < 0,05. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kustiani dan Misa (2018) dimana terdapat perbedaan persentase sikap yang bermakna dengan nilai p = 0,008 sebelum dan sesudah dilakukan intervensi yang ditunjukan dengan adanya peningkatan sikap positif pada ibu yang memiliki balita setelah diberikan penyuluhan tentang stunting.

Pengetahuan memegang peranan penting bagi seseorang dalam menentukan sikap. Adanya penigkatan pengetahuan yang ditunjang oleh pendidikan dan pengalaman, mempunyai dampak dalam menentukan sikap terhadap apa yang dilakukan pada anak

balita. Informasi yang diberikan pada penyuluhan dapat menambah pengetahuan ibu tentang stunting pada anak. Semakin sering ibu mendapat informasi kesehatan khususnya tentang gizi, maka semakin baik pula pengetahuan ibu tentang stunting pada anak (Fatimah, 2021).

Upaya dalam peningkatan pengetahuan gizi melalui penyuluhan gizi merupakan langkah yang tepat dilakukan oleh tenaga kesehatan dan didukung oleh pihak yang peduli, artinya semakin baik pengetahuan ibu tentang stunting maka pertumbuhan anak juga akan membaik yang ditentukan sikap positif ibu. Penyuluhan dan pendidikan yang diberikan dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap seseorang dalam bertindak sehingga menjadi pola perilaku yang berubah kearah yang lebih baik.

Maka peran ibu sangat penting dalam upaya meningkatkan status gizi balita. Hal ini dapat menentukan sikap untuk memutuskan hal yang baik untuk anaknya yang berhubungan pemberian makanan untuk pencegahan stunting. Adanya sikap positif masyarakat tentang pencegahan stunting dapat timbul karena adanya kesesuaian reaksi atau respon terhadap stimulus yaitu pengetahuan tentang pencegahan stunting (Ramdhaniati, 2018).

Penelitian lain yang sejalan dilakukan oleh Arnita dkk (2020) dengan hasil menunjukkan sikap berhubungan dengan pencegahan stunting pada balita dimana p-value 0,030, disertai dengan pencegahan primer melalui promosi kesehatan dalam memberikan pemahaman tentang stunting sehingga terjadi perubahan sikap yang diharapkan

49

dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Penelitian sejalan lainnya oleh Paramita dkk (2021) didapatkan sikap berhubungan secara signifikan terhadap perilaku ibu mengenai atunting dengan p-value 0,011. Sikap yang positif yang diperoleh ibu dapat dipengaruhi oleh faktor pengalaman yaitu emosional dilibatkan dalam pengalaman pribadi sehingga sikap terbentuk. Secara umum, kebudayaan telah mempengaruhi sikap seseorang terhadap menanggapi berbagai masalah. Pengetahuan ibu mengenai stunting kurang namun sikap ibu mengenai stunting positif karena ibu melakukan pencegahan stunting secara tidak sadar, tanpa tahu bahwa hal tersebut bisa mencegah stunting sehingga pengetahuan ibu mengenai stunting kurang. Ibu tidak mengetahui bahwa yang dilakukan/ sikapnya itu ternyata baik. Sikap ini termasuk komponen afektif yaitu berdasarkan emosi atau perasaan (Suryagustin & Jumielsa, 2018).

Sikap positif yang dimiliki ibu tidak terlepas dari pengetahuan atau informasi yang telah diperoleh dan pengetahuan yang dimiliki ibu sangat baik atau dalam kategori tinggi sehingga hal tersebut membentuk sikap positif atau penilaian ibu yang baik terhadap kejadian stunting. Sikap ibu terhadap stunting adalah persepsi ibu mengenai dampak stunting terhadap balita yang dapat menghasilkan sikap positif atau negatif dari ibu berdasarkan informasi yang diterima (Kustiani &

Misa, 2018).

Selain itu, menurut sikap terbentuk dari beberapa komponen diantaranya adalah kemampuan kognitif. Kognitif merupakan komponen sikap yang berfungsi untuk membuat penilaian kepada suatu objek yang berasal dari luar yang akan menghasilkan sebuah nilai yang akan dikombinasi dari informasi yang telah diterima dan afektif merupakan perasaan yang diberikan kepada suatu hal yang diterima berdasarkan hasil penilaiannya (Yuliani dkk, 2018).

Menurut asumsi peneliti, ketidakpahaman ibu mengenai stunting berpengaruh dengan usaha ibu untuk menanggapi stunting. Sikap mempengaruhi perilaku kesehatan ibu seperti pemenuhan gizi pada anak dapat menyebabkan kesalahan persepsi dan buruknya pengetahuan ibu. Mutu maupun kualitas gizi yang kurang maka makanan yang dimakan balita disebabkan karena ketidaktahuan mengenaik dampak stunting dan sikap ibu yang tidak peduli dengan perkembangan anak. Upaya yang dapat dilakukan adalah pihak puskesmas bekerja sama dengan posyandu di wilayah kerjanya untuk mengadakan program kerja rutin untuk melakukan penyuluhan maupun pelatihan yang berkaitan dengan stunting sehingga diharapkan kesadaran ibu akan kesehatan anaknya meningkat sehingga motivasi dalam memantau tumbuh kembang akan juga kan semakin meningkat.

Dengan demikian sikap negative yang muncul yang berkaitan dengan stunting akan berkurang dan sikap positif dari ibu akan meningkat.

51

Tabel 5.7

Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak

Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas

(z-score) Berat badan menurut

umur (BB/U) anak usia 0-60 bulan

Berat badan sangat kurang < -3 SD

Berat badan kurang -3 s/d -2 SD

Berat badan normal -2 s/d +1 SD

Resiko berat badan lebih > +1 SD Panjang badan atau

tinggi badan

menurut umur (PB/U atau TB/U) anak usia 0-60 bulan

Sangat pendek < -3 SD

Pendek -3 s/d -2 SD

Normal -2 s/d +3 SD

Tinggi > +3 SD

Berat badan menurut Panjang badan atau tinggi badan (BB/PB atau BB/TB) anak usia 0-60 bulan

Gizi buruk < -3 SD

Gizi kurang -3 s/d < -2 SD

Gizi baik (normal) -2 s/d +1 SD

Berisiko gizi lebih > +1 SD s/d +2 SD

Gizi lebih > +2 SD s/d +3 SD

Obesitas > +3 SD

Indeks massa tubuh Gizi buruk < -3 SD

menurut umur

(IMT/U) anak usia 0- 60 bulan

Gizi kurang -3 s/d < -2 SD

Gizi baik (normal) -2 s/d +1 SD

Berisiko gizi lebih > +1 SD s/d +2 SD

Gizi lebih > +2 SD s/d +3 SD

Obesitas > +3 SD

Indeks massa tubuh

menurut umur

(IMT/U) anak usia 5- 18 tahun

Gizi buruk < -3 SD

Gizi kurang -3 s/d < -2 SD

Gizi baik (normal) -2 s/d +1 SD

Gizi lebih +1 SD s/d +2 SD

Obesitas > +2 SD

Sumber : PMK No 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah :

1. Sebagian besar pengetahuan ibu yang memiliki balita di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebelum dilakukan penyuluhan tentang sunting adalah berpengetahuan kurang sebanyak 29 responden (96,7%) dan setelah dilakukan penyuluhan tentang sunting berpengetahuan cukup sebanyak 15 responden (50%).

2. Sebagian besar sikap ibu yang memiliki balita di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebelum dilakukan penyuluhan tentang sunting adalah memiliki sikap positif dan sikap negative sama besar sebanyak 15 responden (50%) dan setelah dilakukan penyuluhan tentang sunting memiliki sikap positif sebanyak 18 responden (60%).

3. Terdapat pengaruh penyuluhan tentang sunting terhadap pengetahuan (p-value 0,008) dan sikap (p-value 0,000) ibu yang memiliki balita di Posyandu Anggrek Kelurahan Muara Sabak Ulu Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Dokumen terkait