• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORETIS .................................................................. 12-24

C. Kerukunan Beragama dalam Agama Islam dan Kristen

20

artinya setiap manusia mempunyai kebebasan dalam memilih agama yang akan dianutnya tanpa ada paksaan dari siapa pun. Menerima setiap orang dengan apa adanya tanpa melihat dari sisi mana pun artinya menerima orang lain tanpa melihat kekurangan dan kelebihannya. Selalu berpikir positif artinya setiap orang perlu menanamkan dalam dirinya pikiran yang positif agar tidak selalu berpikiran negatif pada orang lain.28

Kerukunan umat beragama merupakan hasil dialog yang dilakukan antara pemeluk agama. Selain dialog, interaksi yang baik juga merupakan sumber pendukung terciptanya kerukunan antar umat beragama. Salah satu contoh dialog antara umat beragama yaitu pada tanggal 9-16 September 1974 di Kairo, disana diadakan pertemuan antara delegasi dari Vatikan dan Majelis Tertinggi untuk kepentingan-kepentingan Islam. Utusan dari Vatikan yaitu Kardinal Sergio Pignedoli dan lima orang imam sebagai anggota dari kebangsaan Arab.

Sedangkan delegasi dari pihak Islam adalah ulama dan tokoh Islam yang dipimpin oleh Muhammad Tewfik Oweida. Kedua belah pihak ini kemudian membicarakan tentang ari “Imam Ketuhanan pada masa depan, dan bagaimana menyampaikan dakwah pada remaja”. Dari pertemuan ini terjalinlah persahabatan antara Islam dan Kristen.29

orang Islam sebagai satu persaudaraan, dimana antara yang satu dengan yang lain seakan-akan berada di dalam satu ikatan. Sebagaimana Allah swt berfirman dalam Q.S Al-Imran/3: 103 yang berbunyi:







Terjemahanya:

103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.30

Ayat ini menjelaskan bahwa berpegang teguhlah kamu, yakni upayakanuntuk saling menguatkan antara satu dengan yang lain melalui tuntunan Allah. Jika diantara kalian tergelincir, bantulah mereka agar semua dapat bergantung kepada tali agama Allah. Karena itu bersatu padulah dan janganlah kamu bercerai berai dan ingatlah nikmat Allah kepadamu. Karena sesungguhnya persudaraan antara sesama mukmin terjalin bukan saja oleh persamaan iman tetapi juga bagaikan atas dasar persaudaraan seketurunan.31

Dikatakan juga bahwa umat Islam bagaikan satu bangunan yang saling menunjang satu sama lain. Pelaksanaan Ukhuwah Islamiyah dapat menjadi aktual

30Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya(t.c; Bandung: Al- Qur‟an Al- Qosbah, 2020), h. 63.

31M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an (Cet. I;

Jakarta: Lentera Hati, 2009), h. 205-208.

22

bila dihubungkan dengan masalah solidaritas sosial. Sedangkan bagi umat islam ukhuwah islamiyah adalah sesuatu yang masyru’ artinya diperintahkan oleh agama. Kata persatuan, kesatuan, dan solidaritas akan terasa lebih tinggi bobotnya bila disebut dengan ukhuwah. Jadi, apabila kata ukhuwah dirangkaikan dengan kata islamiyah, maka ia akan menggambarkan satu bentuk dasar persaudaraan islam yang merupakan suatu potensi yang objektif.32

Ada beberapa ajaran islam yang mengungkapkan hidup damai, rukun dan toleran diantaranya yaitu:

1. Manusia adalah mahluk sosial yang diciptakan berbeda-beda.

2. Perbedaan keyakinan tidak dapat dipungkiri.

3. Tidak ada paksaan dalam beragama.

4. Mengikuti keteladanan Rasulullah.

Kerukunan di lingkungan umat Kristen Katolik dan Kristen Protestan selama lebih dari dasawarsa tidak mengalami permasalahan yang berarti dan menunjukkan semangat keberagaman yang menggembirakan. Mengenai nilai-nilai kerukunan yang terdapat di dalam umat Kristen yang perlu di ingat yaitu tercapainya kesatuan pelayanan bersama yang berpusat pada kasih kristus. Di depan mata ada kebhinekaan masyarakat, pluralisme agama, kemiskinan maupun kekayaan yang dapat mengganggu iman dan kepercayaan seseorang. Dengan adanya banyak krisis isu perlu disadari bahwa sudah banyak masalah yang dapat diselesaikan meskipun hasilnya belum memuaskan. Begitu pula dengan situasi ke Kristenan yang memprihatinkan karena berkaitan dengan pertumbuhan, baik yang

32Hamawati. Op. Cit, h. 19.

bersifat kuantitas maupun kualitas. Perlu lebih krisis dalam menilai pertumbuhan yang bersifat ke dalam artinya yang berkaitan dengan gereja-gereja, agar tidak terlalu gegabah dalam mengatakan sudah banyak yang diperbuat untuk kesatuan pelayanan.

Di samping itu masyarakat dituntut bersama atas misi yang sama terhadap pelayanan untuk menjadi berkat bagi setiap orang. Kesatuan pelayanan itu didasarkan atas ketaatan dan kesetiaan kepada misi yang dipercayakan sebagai umat dan menerima tugas yang satu dari kristus untuk dunia.33 Oleh karena itu untuk mencapai suatu kebenaran, manusia perlu menyadari batasan-batasan maupun kemampuan-kemampuannya untuk bisa mengatasinya. Seseorang tidak memiliki kebenaran secara sempurna dan utuh, akan tetapi seseorang bisa bersama-sama menuju pada kebenaran itu.

Selain bersatu, kekristenan juga dituntut bukan sekadar menjadi bagian dari penduduk atau tempat tinggal saja namun juga diminta untuk mengusahakan kesejahteraan dalam membangun kebersamaan serta mengupayakan kerukunan.

Sebab, kerukunan antarumat beragama tidak mungkin lahir begitu saja tanpa dari semua umat mengusahakan. Bahkan, kerukunan tidak dapat terealisasikan jika mempertahankan sikap ekslusif dan fanatisme buta yang didasari dari sikap fundamentalisme yang tidak berdasar dan bar-bar. Keperdulian terhadap keyakinan umat beragama lain dan perasaan orang lain dalam membangun silaturahmi sebagai pemicu kebaikan dalam meningkatkan kebersamaan adalah cara yang tepat dalam menjalin komunikasi dan mempererat kasih.

33Firdaus Ahmad, “Komunikasi Lintas Budaya dan Agama, Upaya Membangun Paradigma Dialog Bebas Konflik, Potret Kerukunan Umat Beragama di Indonesia”. (Puslitbang, Kehidupan Beragama Badan Litbang dan Diklat Keagamaan Jakarta: 2005), h. 95.

24

Dalam agama Katolik maupun agama lainnya selalu diajarkan untuk berbuat kasih terutama dalam bersikap rukun antarsesama. Kitab Mazmur 133:1-3 merupakan nyanyian Daud, nyanyian tersebut dilantunkan ketika orang-orang israel mendaki bukit zion untuk bersyukur kepada Allah atas kelimpahan rahmat yang telah mereka alami. Dalam ayat tersebut sebagai umat Kristiani ada hikmahnya yaitu bisa membangun kerukunan antarumat beragama dengan memandang penganut agama lainnya sebagai saudara yang bergerak menuju wujud tertinggi yang sama yakni Allah.34 Kitab Mazmur ini dapat dikatakan sebagai kitab semua pengungkapan, karena semuanya ada dalam rangkuman kitab Mazmur ini, terutama dalam membahas mengenai kerukunan dalam persaudaraan yang terdapat dalam Mazmur 133:1-3 yang berisi:

“nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Zion. Sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama- lamanya.”

Dari ayat di atas, terutama pada ayat yang pertama dikatakan dengan jelas bahwa perintah Tuhan kepada umatnya yaitu supaya hidup rukun. Dengan melaksanakan kehidupan yang rukun akan mendatangkan berkat dari Tuhan ke dalam kehidupan manusia, sampai-sampai bisa menjadi berkat pula bagi sesama.

Hal ini digambarkan di dalam ayat 2-3. Melalui ayat tersebut telah dijelaskan

34Yonatan Alex Arifianto, “Kerukunan Umat Beragama dalam Bingkai Iman Kristen di Era Disrupsi”. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat (2021): h. 5.

bahwa kebersamaan merupakan salah satu pintu menuju berkat ilahi. Tuhan tidak hanya memerintah umat manusia untuk beribadah saja, tetapi juga beribadah dalam kebersamaan dan kesatuan. Ibadah yang benar memang hanya untuk Tuhan, tetapi bukan berarti hanya tertuju kepada Tuhan. Relasi antarsesama juga harus diperhatikan, supaya keharmonisan ada dalam diri setiap manusia.35

Agama apapun yang di anut oleh masyarakat, terutama agama Islam dan Kristen kerukunan, kedamaian dan ketentraman umat beragama harus tetap tampil dengan citra ibadah yang kokoh, serta akhlak yang baik agar di dalam menegakkan agama menunjukkan tingkat kerukunan yang dapat dikatakan cukup tinggi.

Al-kitab berasal dari bahasa Yunani yaitu bliblia yang artinya buku yang berasal dari roh kudus awal mula perbedaan al-kitab Katolik dan Protestan pada jaman gereja perdana, orang-orang Yahudi dan para rasul memiliki kitab yang berbeda satu sama lain. Hal ini dikarenakan kitab-kita masih berpencar seperti kitab Markus yang hanya dipegang oleh Markus, kitab Yohanes dipegang oleh Yohanes, dan kitab lainnya. Ketidakteraturan ini dianggap dapat mengakibatkan generasi-generasi Kristen selanjutnya merasa kesulitan dalam memahami ajaran dan menafsirkan isi dari kitab-kitab tersebut. Maka dari itu, dibentuk suatu upaya untuk mengumpulan dan menyusun semua kitab menjadi satu yang disebut kononisasi yaitu menentukan kitab yang akan masuk ke dalam al-kitab.

Pada penyusunan al-kitab terdapat sumber yang mengatakan bahwa setelah reformasi gereja, Martin Luther membuang tujuh kitab yang dianggap

35Lembaga Alkitab Indonesia, “Alkitab Deuterokanonika”. (Jakarta: LAI), h. 5.

26

sebagai kitab aproika, yaitu kitab yang tidak dikenal sehingga al-kitab protestan saat ini menjadi 66 kitab. Sedangkan dalam ajaran Katolik ke tujuh kitab ini dinamakan kitab Deuterokaninika kemudian gereja Katolik kembali menetapkan kitab tersebut sebagai kitab suci. Kitab Deuterokaninika ini terdiri dari kitab Yudith, kitab Tobit, kitab Makabe I, Makabe II, kitab kebijaksanaan, kitab putera Sirakh, dan kitab Baruch. Kitab-kitab inilah yang akhirnya menjadi perbedaan antara al-kitab Katolik dan Protestan.

Dalam ajaran agama Kristen Katolik juga terdapat konsep kerukunan, sebagaimana tercantum dalam Mukadimah Deklarasi yaitu: “Dalam zaman kita ini dimana bangsa manusia makin hari makin erat bersatu, hubungan antara bangsa menjadi kokoh, gereja lebih seksama mempertimbangkan bagaimana hubungannya dengan agama-agama Kristen yang lain. Karena tugasnya memilihara persatuan dan perdamaian di antara manusia dan juga di antara para bangsa, maka di dalam deklarasi ini gereja mempertimbangkan secara istimewa apakah kesamaan manusia dan apa yang menarik mereka untuk hidup berkawan”.36 Isi dari deklarasi ini menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia itu memiliki hak yang sama, tidak boleh membeda-bedakan meskipun berbeda agama. Dengan demikian sikap saling menghargai sangat dianjurkan agar kehidupan menjadi rukun.

Sebagaimana halnya agama Islam dan Kristen Katolik, dalam agama Protestan juga menganjurkan umatnya agar senantiasa hidup dalam kerukunan dan harmonis. Dalam agama Protestan aspek kerukunan umat beragama dapat tercipta

36Jirhanuddin, Perbandingan Agama: Pengantar Studi Memahami Agama-Agama (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 205.

melalui Hukum Kasih yang merupakan bagian dari norma dan pedoman hidup yang terdapat dalam al-Kitab. Hukum tersebut ialah mangasihi Allah dan mengasihi sesama manusia, dimana dalam agama Protestan Kasih adalah hukum utama yang dalam kehidupan orang Kristen.

25