• Tidak ada hasil yang ditemukan

25

kehidupan sosial yang terjadi di lokasi penelitian. Pendekatan sosiologis ini bertujuan untuk memudahkan peneliti untuk menjelaskan fenomena sosial yang terjadi di lokasi penelitian.

b. Pendekatan Teologis merupakan suatu pendekatan yang normative-subyektif terhadap agama. Pada umumnya pendekatan ini dilakukan dari dan oleh penganut suatu agama dalam usahanya menyelidiki agama lain.37 Pendekatan penelitian yang didasarkan pada agama dan ketuhanan sehingga peneliti menggunakan pendekatan ini untuk mendekati masalah-masalah yang ada dengan menganalisis secara teologis mengenai kerukunan umat beragama antara masyarakat penganut Islam dan Kristen di Kelurahan Malino.

C. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data.38 Berdasarkan sumbernya data dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data pertama atau informan di lokasi penelitian.39 Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan informan yang dianggap relavan dan menjadikannya sebagai narasumber agar bisa memberikan keterangan terkait penelitian yang akan dilakukan.diantaranya yaitu:

37Indo Santalia, Ilmu Perbandingan Agama (Makassar: Alauddin University Press, 2012), h. 32.

38Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif R&d (Cet. VII; Bandung: Alfabeta, 2009), h. 137.

39Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), h. 129.

27

a. Tokoh agama Islam dan Kristen di Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.

b. Tokoh pemerintahan di Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.

c. Tokoh masyarakat Islam dan Kristen di Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau telah dikumpulkan dari sumber data kedua. Data ini juga diperoleh dari perpustakaan, laporan atau literatur lainnya. Data yang dimaksud oleh peneliti adalah kajian pustaka yang berupa buku-buku, laporan, jurnal, hingga situs yang berkaitan dengan informasi yang sedang dicari.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian diperlukan metode-metode untuk mengumpulkan data. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menggunakan data deskriktif berupa tulisan maupun lisan dari orang-orang yang diamati.40Adapun metode yang digunakan yaitu:

1. Observasi (pengamatan)

Observasi atau pengamatan adalah pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mengamati atau mencatat suatu peristiwa yang disaksikan secara

40Husaini Husman, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial(Cet. II;

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 52-69.

langsung,41teknik ini peneliti gunakan untuk mengetahui kenyataan yang ada di lapangan. Pada penelitian ini peneliti mengamati secara langsung kehidupan sosial keagamaan masyarakat dan bentuk kerukunan antara umat beragama di Kelurahan Malino.

2. Interview (wawancara)

Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka.42 Terkait dengan hal ini penulis telah mempersiapkan daftar-daftar pertanyaan secara garis besar agar lebih terarah dan tersusun dengan baik sehingga memudahkan penulis untuk mengarahkan penulis dalam menyajikan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan judul pembahasan. Oleh karena itu, penulis terlebih dahulu menentukan informan dengan kriteria-kriteria tertentu (purposive sampling) sesuai dengan penelitian yang akan peneliti bahas pada data primer bahwa informan tersebut adalah orang yang paham dan memiliki wawasan tentang kerukunan antara umat beragama.43

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data pelengkap dari observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Dokumentasi ini dilakukan agar penulis memperoleh data seakurat mungkin dan tidak bersifat spekulatif. Dokumentasi yang dilakukan penulis dapat memperkuat keaslian data yang diperoleh dengan cara merekam proses wawancara pada informan dan memotret apa-apa yang dianggap penting

41Rosady Ruslan, Metode Penelitian Relations dan Komunikasi, Eds 1 (Cet. V; Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 221.

42Sudaryono, Metodologi Penelitian(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2017), h. 212.

43Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, h. 337.

29

untuk data penelitian. Adapun alat yang digunakan untuk memperoleh bukti dokumentasi yaitu handphone untuk mengambil gambar dan video melalui kamera dan juga untuk merekam percakapan antara peneliti dan informan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat-alat yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian selama di lokasi tersebut. Penulis merupakan instrumen kunci dalam penelitian ini,oleh sebab itu maka dalam pengumpulan data penulis membutuhkan beberapa instrumen sebagai alat untuk mendapatkan data yang valid dan akurat dalam penelitian ini. Adapun alat yang digunakan yaitu:

1. Pedoman wawancara.

2. Alat tulis menulis seperti buku, pulpen atau pensil sebagai alat untuk mencatat informasi yang diperoleh pada saat wawancara.

3. Kamera dan alat perekam suara untuk mengambil gambar selama peneliti berada dilapangan dan merekam suara dari informan ditempat penelitian.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Metode kualitatif deskriptif adalah menggambarkan dan memaparkan data dari hasil penelitian, baik yang bersumber dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pada umumnya analisis kualitatif tidak digunakan sebagai alat mencari data, akan tetapi digunakan untuk menganalisis proses sosial yang terjadi secara langsung dari fakta-fakta yang terjadi di lokasi. Dengan demikian, analisis

kualitatif digunakan untuk memahami sebuah proses dan fakta yang terjadi bukan sekedar untuk menjelaskan fakta tersebut.44

Analisis data dalam sebuah penelitian sangat dibutuhkan karena merupakan bagian yang sangat penting untuk menentukan beberapa langkah penelitian sebelumnya. Dalam penelitian kualitatif, analisis data harus mengumpulkan fakta-fakta yang terjadi dilapangan. Kemudian peneliti akan mengatur, mengurutkan serta mengelompokkan lalu kemudian dianalisa. Analisis data dapat dilakukan sepanjang proses penelitian. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah tahap teknik analisis data kualitatif yang merupakan penyederhanaan, pengelolaan, dan membuang data yang tidak penting sehingga data tersebut bisa menghasilkan informan yang sesuai.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan informasi-informasi yang lebih sederhana dan mudah untuk dipahami sehingga pembaca lebih mudah memahami dalam menghasilkan kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan adalah tahap akhir dalam teknik analisis data kualitatif, hal ini dilakukan untuk mencari suatu makna dalam data yang dikumpulkan dengan mencari suatu perbedaan dan persamaan. Serta menyimpulkan ringkasan dari keseluruhan penelitian.

44Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, h. 144.

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Profil Kabupaten Gowa

Sumber: Website Resmi Kabupaten Gowa

Kabupaten Gowa adalah salah satu daerah tingkat II yang berada di wilayah Sulawesi Selatan,dan Ibukota dari Kabupaten ini terletak di Sungguminasa. Kabupaten Gowa memiliki luas wilayah 1.883,32 km² atau setara dengan 3,01% dari luas wilayah Sulawesi Selatan dan memiliki penduduk ± 652.941 jiwa, bahasa sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Gowa ini adalah bahasa Makassar. Masyarakat di daerah ini mayoritas beragama Islam, dan Kabupaten ini berada pada 12°38.16' Bujur Timur dari Jakarta dan 5°33.6' Bujur Timur dari Kutub Utara. Sedangkan letak wilayah administrasinya

terletak di antara 12°33,19' sampai 13°15,17' Bujur Timur dan 5°5' hingga 5°34,7' LintangSelatan dari Jakarta.

Kabupaten yang terletak di bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan berbatasan dengan 7 Kabupaten/Kota lain, yaitu di sebelah Utara berbatasan dengan Kota Makassar dan Maros, kemudian di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, Bulukumba, dan Bantaeng. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan Jeneponto sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Kota Makassar dan Takalar.

Kabupaten Gowa terbagi menjadi 18 wilayah Kecamatan dengan jumlah Desa/Kelurahan sebanyak 169 dan 726 Dusun/Lingkungan. Wilayah dari Kabupaten Gowa sebagian besar berada di daerah dataran tinggi yang berbukit- bukit, yaitu sekitar 72,26% meliputi 9 Kecamatan yang terdiri atas Kecamatan Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu. Sedangkan27,74% berada di dataran rendah yang meliputi 9 Kecamatan terdiri atas Kecamatan Somba Opu, Bontomarannu, Pattalassang, Pallangga, Barombong, Bajeng, Bajeng Barat, Bontonompo, dan Bontonompo Selatan.

Kabupaten Gowa memiliki total wilayah seluas 35,30% dan mempunyai kemiringan tanah lebih dari 40 derajat, yaitu pada Kecamatan Parangloe, Tinggimoncong, Bungaya, Bontolempangan dan Tompobulu dengan bentuk topografi wilayah yang sebagian bear terletak di dataran tinggi. Wilayah Kabupaten Gowa juga dilalui oleh 15 sungai besar dan kecil yang sangan potensial sebagai sumber tenaga listrik dan untuk pengairan dan salah satu sungai

34

terbesar di Sulawesi Selatan adalah sungai Jeneberang dengan luas 881 km2 dan panjang 90 km.45

2. Profil Kecamatan Tinggimoncong

Sumber: Website Resmi Kecamatan Tinggimoncong

Kecamatan Tinggimoncong merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Gowa dengan batas-batas yang terdiri atas:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Maros

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tombolo Pao c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Parigi d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parangloe

Luas wilayah Kecamatan Tinggimoncong tercatat 2.415 km² atau 12,26%

dari luas wilayah Kabupaten Gowa yaitu terbagi dalam 1 Kelurahan dan 6 Desa.

45Website Resmi Kabupaten Gowa, http://gowakabgo.id/profile, diakses pada tanggal 14 November 2021.

3. Profil Kelurahan Malino

Kelurahan Malino merupakan salah satu dari 5 kelurahan yang ada di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Kelurahan ini adalah kelurahan induk dan menjadi ibu kota dari Kecamatan Tinggimoncong. Keseluruhan dari wilayah kelurahan merupakan daerah dataran tinggi dengan batas wilayah sebelah Utara Kelurahan Gantarang, sebelah Selatan Kelurahan Buluttana, Sebelah Timur Kelurahan Pattapang, dan sebelah Barat Desa Parigi.46

Tabel 1 Batas Wilayah Desa

Batas Desa/Kelurahan Kecamatan

Sebelah Utara Kelurahan Gantarang Tinggimoncong Sebelah Selatan Kelurahan Buluttana Tinggimoncong Sebelah Timur Kelurahan Pattapang Tinggimoncong

Sebelah Barat Desa Parigi Tinggimoncong

Sumber Data: Profil Kelurahan Malino Tahun 2021

Hal ini yang menjadi objek penelitian adalah di Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncong. Berdasarkan dokumen profil Kelurahan Malino terletak di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Daerah yang terletak 90 km dari Kota Makassar.

a. Kondisi Geografis

Luas wilayah Kelurahan Malino secara keseluruhan mencapai 19,59 km.

Kelurahan ini memiliki ketinggian 1.500 mdi dari permukaan laut, sedangkan

46Profil Kelurahan Malino Tahun 2021

36

curah hujan berkisar antara 2.000 mm dengan keadaan suhu rata-rata mulai dari 10°C sampai 26°C bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2 Kondisi Geografis

No Kondisi Geografis Keterangan

1 2 3 4

Luas wilayah Kelurahan Malino Tinggi tempat dari permukaan laut Curah hujan rata-rata pertahun Keadaan suhu rata-rata

19,59 km 1.500 mdi 2.000 mm 10°C-26°C Sumber: Profil Kelurahan Malino Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas wilayah Kelurahan Malino berada di dua iklim tropis dengan suhu rata-rata mencapai 10°C- 26°C serta memiliki dua tipe musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Musim hujan biasanya terjadi mulai bulan Desember sampai bulan April sementara musim kemarau terjadi pada bulam Mei sampai bulan November hal ini berputar pada setiap tahunnya, kemudian memiliki curah hujan rata-rata yang mencapai 2.000 mm setiap tahunnya.

b. Demografi Penduduk

1) Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan data sekunder dari kantor PLT. UPTD di Kelurahan Malino jumlah penduduk pada bulan November 2021 sebanyak 6.420 jiwa. Adapun jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kelurahan Malino dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3

Jumlah Penduduk di Kelurahan Malino

Jenis Kelamin Jumlah %

Laki-laki 3.222 51%

Perempuan 3.198 49%

Jumlah 6.420 100%

Sumber: Data Kantor PLT. UPTD di Kelurahan Malino Tahun 2021 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa data pada jumlah penduduk di Kelurahan Malino pada tahun 2021 yaitu sebanyak 6,420 jiwa dengan presentase jumlah penduduk laki-laki sebanyak 3,222 yaitu sekitar 50% dan presentase jumlah penduduk perempuan sebanyak 3,198 atau sekitar 49%.47

Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, pendidikan dapat diperoleh dibangku sekolah secara formal maupun informal di lingkungan keluarga dan masyarakat. Di samping itu, tingkat pendidikan dapat menjadi faktor pendorong seseoranguntuk berkreasi dengan aktivitas yang lebih baik.Kondisi prasarana pendidikan formal dan tingkat pendidikan masyarakat di Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncong, dapat dilihat berdasarkan jumlah lembaga pendidikannya pada tabel berikut:

47Lihat Profil Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.

38

Tabel 4

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat pendidikan

Jenis Kelamin

Jumlah

% Laki-laki Perempuan

1. Tidak Tamat SD 204 197 401 6%

2. Masih SD 363 330 693 10%

3. Tamat SD 552 569 1.121 20%

4. Masih SLTP 178 186 364 5%

5. Tamat SLTP 311 326 637 9%

6. Masih SLTA 154 140 294 4%

7. Tamat SLTA 710 611 1.321 30%

8. Masih AK/PT 49 78 127 2%

9. Tamat AK/PT 167 192 359 4.5%

10. Tidak Sekolah 534 569 1.103 16%

Jumlah 3.222 3.198 6.420 100%

Sumber: Data Kantor PLT. UPTD Kelurahan Malino Tahun 2021 Berdasarkan tabel diatas,dapat dilihat bahwa dari segi tingkat pendidikan masyarakat di Kelurahan Malino tergolong relatif sedang, karena masih ada masyarakat yang sama sekali tidak menempuh pendidikan. Hal ini bisa dilihat bahwa di Kelurahan Malino tercatat sebanyak 1.103 atau 30% yang tidak sekolah dan yang tidak tamat sekolah dasar (SD) sebanyak 401 atau 6%.Adapun

masyarakat yang melanjutkan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi masih minim dikarenakan faktor perekonomian.48

2) Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Kondisi perekonomian pada suatu daerah pada dasarnya berbeda-beda, begitu pula pada sumber mata pencaharian masyarakat di Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Dalam bidang sumber daya alam maupun sumber daya manusia, maka daerah tersebut dari segi perekonomian bisa berkembang sangat baik. Hal ini dapat mengurangi angka masyarakat yang hidup di bawah rata-rata. Adapun angka perekonomian setiap rumah tangga di daerah tersebut,terbagi atas: petani, pagawai negeri sipil, buruh tani, peternak, perawat swasta, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya lihat pada tabel berikut:

Tabel 5

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah %

1. Petani 418 327 745 12%

2. Nelayan 0 0 0 0

3. Pedagang 72 45 117 1.8%

4. PNS/TNI/POLRI 158 63 221 3.4%

5. Pegawai/Swasta 220 136 356 5%

6. Wiraswasta 323 255 578 9%

7. Pensiunan 76 59 135 3%

8 Pekerja lepas 552 100 652 10%

48Lihat Profil Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.

40

9. Lainnya 22 32 54 0.8%

10. Tidak bekerja 1.381 2.181 3.562 55%

Jumlah 3.222 3.198 6.420 100%

Sumber: Data Kantor PLT. UPTD Kelurahan Malino Tahun 2021 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa presentase mata pencaharian tertinggidi Kelurahan Malino terbanyak umumnya pada sektor pertanian sebanyak 745 atau 12% sedangkan presentase terendah berprofesi sebagai buruh sebanyak 54 sekitar 0,8%. Adapun masyarakat yang tidak mampu bekerja adalah masyarakat yang berusia lanjut dan mengalami kecacatan fisik dan mental.49

3) Penduduk Menurut Agama/Aliran Kepercayaan

Agama atau kepercayaan merupakan kehidupan keagamaan masyarakat di Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa khususnyadi Kelurahan Malino itu sendiri mayoritas masyarakatnya beragama Islam, namun ada beberapa masyarakat yang juga menganut agama Kristen. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6

Jumlah Penduduk Menurut Agama/Aliran Kepercayaan

Agama Laki-laki Perempuan

Islam 3.122 3.125

Kristen Protestan 32 54

Kristen Katolik 40 47

49Lihat Profil Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.

Jumlah 3.194 3.226

Sumber: Data Kantor PLT. UPTD Kelurahan Malino Tahun 2021 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah presentase menurut agama di Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa mayoritas menganut agama Islam dengan jumlah laki-laki dan perempuannya sebanyak 6.247 atau sekitar 62%, sedangkan untuk jumlah presentase yang menganut agama Kristen Protestan sebanyak 86 atau sekitar 8% dan Kristen Katolik sebanyak 87 atau sekitar 9%, di Kelurahan Malino sendiri pada umumnya masyarakat menganut 3 agama yaitu Islam, Kristen Katolik dan Kristen Protestan.50

4). Jumlah Tempat Ibadah

Tabel 7

Jumlah Tempat Ibadah

Masjid Mushollah Gereja

15 2 3

Sumber: Data Kantor Kelurahan Malino 2021

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa di Kelurahan Malino memiliki jumlah tempat ibadah sebanyak 20 yang dimana terdiri dari 15 mesjid, 2 mushollah dan 3 gereja, yang dimana mesjid merupakan tempat ibadah bagi masyarakat yang menganut agama Islam sedangkan gereja merupakan tempat ibadah bagi masyarakat yang beragama Kristen.51

50Lihat Profil Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.

51Lihat Profil Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.

42

B. Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat di Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa

Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncong pada dasarnya terdapat 3 jenis kepercayaan yang dianut oleh masyarakat setempat yaitu agama Islam, Kristen Katolik, dan Kristen Protestan hal ini bisa dilihat pada tabel 6 di atas.

Perbedaan keyakinan dalam menganut agama di daerah ini tidak pernah menimbulkan konflik yang berlatar sentimen agama, bahkan dari segi kerukunan umat beragamanya sampai saat ini masih terjalin sangat baik. Hal ini bisa terwujud karena penduduknya saling menerapkan sikap saling menghargai, saling menghormati, menjalin hubungan yang harmonis dalam berinteraksi sosial dan tidak pernah saling mengganggu pada saat melalukan kegiatan keagamaan pada masing-masing agama yang dianutnya. Oleh karena itu, untuk lebih memperjelas tentang kehidupan sosial keagamaan masyarakat di Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncog Kabupaten Gowa maka penulis menguraikan sebagai berikut:

1. Kehidupan Sosial Masyarakat Penganut Agama Islam dan Kristen

Kehidupan sosial masyarakat yang menganut agama Islam dan Kristen di Kelurahan ini secara umum berjalan dengan sangat baik dan harmonis baik antara sesama penganut agama Islam maupun dengan umat Kristiani. Umat Islam sendiri tidak pernah merasa terganggu dengan keberadaan umat Kristiani, apalagi padasaat menjalankan kegiatan sosial yang dimana daerah ini masyarakatnya mayoritas penganutnya beragama Islam, namun penganut agama Islam tidak pernah mempermasalahkan hal itu begitu pula sebaliknya. Umat Kristiani tidak

pernah merasa terdiskriminasi karena tinggal di tengah-tengah masyarakat yang penduduknya mayoritas beragama Islam.

Penganut agama Islam menyadari bahwa setiap manusia diciptakan berbeda-beda, baik dari segi suku, agama, ras dan antargolongan (SARA), namun perbedaan tersebut tidak pernah menjadi penghalang untuk saling menyambung tali persaudaraan antarsesama masyarakat yang non-muslim, karena bagi mereka agama bukanlah hal yang menjadi penghalang untuk saling berinteraksi sosial dengan masyarakat yang berbeda keyakinan dengannya. Sementara umat Kristiani memiliki tingkat solidaritas yang sangat tinggi dalam merajut tali persaudaraan baik antarsesama umat Kristiani maupun dengan umat Islam.

Umat Kristiani sangat menerapkan sikap toleransi antara umat beragama untuk menghindari konflik antaragama. Walaupun masyarakat Malino mayoritas beragama Islam, akan tetapi umat Kristiani tidak pernah merasa terkucilkan dalam berinteraksi sosial karena hubungan antarumat beragamanya terjalin dengan sangat baik dan harmonis. Salah satu bukti harmonisnya kehidupan sosial masyarakat di Kelurahan Malino bisa dilihat dari:

a. Interaksi

Interaksi sosial adalah salah satu kunci dari semua kehidupan sosial dalam masyarakat, oleh karena itu tanpa interaksi sosial tidak mungkin adanya kehidupan bersama. Salah satu cara mempererat tali persaudaraan dan saling toleransi antara umat beragama adalah dengan adanya komunikasi yang baik antara sesama umat Islam maupun umat Kristiani di Kelurahan Malino, karena

44

dengan berinteraksi yang baik akan membuat suasana semakin kondusif dan tetap harmonis.

Dari hasil wawancara oleh Bapak Muslimin selaku Sekretaris Lurah di Kelurahan Malino mengatakan bahwa:

Alhamdulillah dari segi interaksi sosial masyarakat di Kelurahan Malino ini sangatlah baik, karena ketika kita saling bertemu diluar entah itu di pasar, ataupun tidak sengaja bertemu dijalan dengan masyarakat yang berbeda agama kita saling tegur menegur, saling sapa menyapa, dan saling menanyakan kabar satu sama lain.52

Sesuai pernyataan dari bapak Muslimin, maka sangat jelas bahwa Allah swt menciptakan manusia dengan keadaan yang berbeda-beda untuk saling mengenal, saling menghargai, tolong menolong satu sama lain dan tidak menjadikan perbedaan sebagai permusuhan. Umat Islam di Kelurahan Malino juga sangat menghargai keberadaan masyarakat non-muslim dan mengakui bahwa mereka sangat menjunjung tinggi sikap toleransi antara umat beragama dan tidak membeda-bedakan antara umat Islam dan umat Kristiani dalam berinteraksi sosial. Pernyataan ini juga di perkuat oleh Ibu Murni yang mengatakan bahwa:

Alhamdulilah sampai saat ini masyarakat setempat saling berinteraksi dengan sangat baik, kami juga mengedepankan nilai-nilai sosial terhadap sesama pemeluk agama begitupun sebaliknya. Sehingga pada saat masyarakat setempat akan melakukan kegiatan-kegiatan sosial ataupun kegiatan keagamaan maka mereka saling memberikan bantuan satu sama lain. Dengan adanya interaksi yang baik antara umat beragama maka akan menciptakan suasana yang damai dalam lingkungan bermasyarakat.53

Berbeda juga dengan yang diungkapkan oleh Ibu Winda Taneo yang mengatakan bahwa:

52Muslimin (40 Tahun), Sekretaris Lurah di Kelurahan Malino, Wawancara, 24 Oktober 2021, di Kantor Kelurahan Malino.

53Murni (45 Tahun), Penganut Agama Islam, Wawancara, 03 Oktober 2021, di Kediamannya.

Untuk menjaga kerukunan umat beragama kita harus menjalin komunikasi yang baik antara umat beragama dan harus kita kedepankan, baik untuk sesama umat Kristiani maupun sesama umat Islam. Disini komunikasi harus bersifat saling membangun tanpa harus melecehkan sesama pemeluk beragama, karena dengan adanya komunikasi yang tidak baik biasanya akan menimbulkan kesalahpahaman yang akan menimbulkan perpecahan. Misalnya, kami harus saling memberikan arahan yang baik ketika ada sebuah masalah yang terjadi dalam lingkungan di sekitar kami, saling berdiskusi untuk mencari jalan keluarnya.54

Sedangkan menurut Bapak Kaslan dg. Sitakka mengenai interaksi sosial mengatakan bahwa:

Sejauh yang saya lihat, masyarakat disini saling berinteraksi dengan sangat baik karena jika mereka saling bertemu di acara-acara pernikahan ataupun acara keagamaan yang melibatkan adanya semua pemeluk agama mereka saling bertegur sapa satu sama lain dengan sangat sopan, seakan-akan tidak ada perbedaan yang membatasi mereka, mereka juga saling mendukung dalam hal pekerjaan dan ketika mereka bertemu seakan-akan tidak ada perbedaan diantara mereka.55

Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa masyarakat di Kelurahan Malino sangat antusias untuk menjunjung tinggi sikap toleransi dengan berinteraksi sangat baik antara sesama umat Islam maupun umat Kristiani. Hasil wawancara terhadap beberapa informan mengenai interaksi sosial berada dalam suasana yang baik, harmonis dan rukun jika dilihat dari cara masyarakat setempat saling berkominikasi satu sama lain. Hal seperti inilah yang sangat diharapkan oleh masyarakat pada umumnya agar kerukunan umat beragama selalu terpelihara dengan baik agar bisa terhindar dari adanya konflik ataupun perpecahan antara sesama pemeluk agama.

54Winda Taneo (32 Tahun), Penganut Agama Kristen, Wawancara, 03 November 2021, di Kediamannya.

55Kaslan dg. Sitakka (49 Tahun), Penganut Agama Islam, Wawancara, 03 November 2021, di Kediamannya.