BAB IX PENUTUP
2.3.1.2 Kesehatan
Klasifikasi Desa Siaga Aktif Purnama Mandiri Kabupaten Sidoarjo mengalami penurunan dari tahun 2019-2020, bermula dari tahun 2019-2020, bermula dari tahun 2019 capaiannya 121 %, sedangkan 2020 capaiannya mencapai 108 %. Hal ini disebabkan target yang terpasang di tahun 2019 lebih rendah dibanding dengan target yang terpasang di tahun 2020. Dari 353 desa/kelurahan di Kabupaten Sidoarjo, ada 6 (enam) desa/kelurahan yang terdampak lumpur lapindo, sehingga keberadaan Desa Siaga Aktif di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2019 hanya tercatat 347 desa/kelurahan.
Untuk tahun 2019, target desa siaga aktif purnama mandiri sebesar 41 % sedangkan tahun 2020 target desa siaga aktif purnama mandiri sebesar 50
%. Gambaran ringkas klasifikasi Desa Siaga Aktif bisa dilihat pada Gambar 2.37. berikut.
Gambar 2.37. Klasifikasi Desa Siaga Aktif Purnama Mandiri Kabupaten Sidoarjo (%) Tahun 2019-2020
Sumber: Dinas Kesehatan Sidoarjo, 2020
Data Prevalensi Balita Gizi Buruk, Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Prevalensi Balita kurang gizi di Kabupaten Sidoarjo telah mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan perkembangan yang baik karena jumlah balita yang mengalami gizi buruk, jumlah kematian ibu, dan jumlah kematian bayi semakin kecil dari tahun ke tahun.
Kematian Ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa kehamilan, persalinan dan masa nifas, kecuali kasus kecelakaan.
Angka Kematian Ibu (AKI) di kabupaten Sidoarjo dari tahun ke tahun menunjukkan fluktuatif, tahun 2016 AKI Kabupaten Sidoarjo sebesar 52,11%
per 100.000 kelahiran hidup, AKI pada Tahun 2017 meningkat sebesar 82,62%, dan terus menurun hingga Tahun 2019 menajadi 52,11%, meningkat pada Tahun 2020 sebesar 53,1%. selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2.38. berikut.
Gambar 2.38. Tren Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016 – 2020
sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, 2020
Kematian ibu hamil dan bersalin dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan dan pengetahuan, sosial budaya, sosial ekonomi, geografi dan lingkungan, aksesabilitas ibu pada fasilitas kesehatan serta kebijakan makro dalam kualitas pelayanan kesehatan.
Angka Kematian Bayi (AKB) menunjukkan keberhasilan pelayanan kesehatan pada bayi di suatu wilayah. Di Kabupaten Sidoarjo, target Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2020 adalah 3,8%, tahun 2019 sebesar 4,14%.
Jika dibanding dengan realisasi tahun 2018 sebesar 4,38 %, tahun 2017 sebesar 5,45% dan tahun 2016 sebesar 4,3%, maka capaian Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Sidoarjo tahun 2020 ini cukup baik. Selengkapnya, antara target dan realisasi AKB di Kabupaten Sidoarjo mulai tahun 2016 – 2020 dapat dilihat pada gambar 2.39 berikut.
Gambar 2.39. Realisasi Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016-2020
66,34
82,62
64,13
52,11 53,1
0 20 40 60 80 100
2016 2017 2018 2019 2020
4,3
5,45
4,38 4,14
3,8
0 1 2 3 4 5 6
2016 2017 2018 2019 2020
Sedangkan dalam hal pengendalian Gizi buruk atau stunting secara kinerja sangat berhasil. Hal ini terlihat dari data balita stunting yang persentasenya mengalami penurunan yang cukup drastis. Angka stunting Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2020 sebesar 7,84 persen dari yang sebelumnya sebesar 23 persen pada tahun 2019. Berikut adalah data balita stunting dan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 serta sebarannya pada tahun 2020:
Tabel 2.11. Persentase Perkembangan kasus Stunting Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016 - 2020
NO INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 1 Balita Stunting 19,4 16,9 23,74 23,00 7,84 2 Balita gizi buruk yang
mendapatkan
perawatan 100 100 100 100 100
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, 2021
Pada tahun 2022, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menetapkan lokus prioritas penangangan stunting di 7 (tujuh) Kecamatan dan 24 Desa/Kelurahan. Data lengkapnya bisa dilihat dalam tabel 2.12 di bawah ini:
Tabel 2.12. Lokus Prioritas Penanganan kasus Stunting Kabupaten Sidoarjo 2022
NO DESA/KELURAHAN KECAMATAN
1 Desa Kupang Jabon
2 Desa Kedungrejo Jabon
3 Desa Tambakkalisogo Jabon
4 Desa Panggreh Jabon
5 Desa Keboguyang Jabon
6 Desa Balongtani Jabon
7 Desa Kedungpandan Jabon
8 Desa Ngingas Waru
9 Desa Berbek Waru
10 Desa Tambakrejo Waru
11 Desa Tambaksumur Waru
NO DESA/KELURAHAN KECAMATAN
12 Desa Kepuhkiriman Waru
13 Desa Wedoro Waru
I4 Desa Kureksari Waru
15 Desa Sruni Gedangan
16 Desa Entalseiwu Buduran
17 Desa Siwalanpanji Buduran
18 Desa Larangan Candi
19 Desa Balongdowo Candi
20 Desa Wedoro Klurak Candi 21 Desa Bakungpringgodani Balongbendo
22 Kel. Pucanganom Sidoarjo
23 Kel. Bulusidokare Sidoarjo
24 Kel. Celep Sidoarjo
Sumber: Lampiran Keputusan Bupati Sidoarjo No. 188/344/438.1.1.3/2021
Kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit pada tahun 2020 bisa dinilai belum maksimal. Hal ini terlihat dari kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular yang rata-rata masih berada di bawah target. Penyebab dari kurang maksimalnya tindakan pencegahan dan pengendalian ini karena adanya pandemi Covid-19. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat data tabel 2.13 di bawah ini:
Tabel 2.13. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular Tahun 2020
Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi % Pembinaan dan
Pelayanan Pencegahan, Pengendalian Penyakit
Menular
Persentase orang dengan TB mendapat pelayanan TB sesuai standar
100 33,98 33,98
Persentase CFR DBD < 1 1,4 > 100 IR DBD per 100.000 < 47 6,5 98,75 RFT penderita kusta 90 88,88 98,88 Persentase bumil yang di
skrining Hepatitis B
90 80 88,88
Persentase orang beresiko terinfeksi HIV mendapat pemeriksaan HIV sesuai standar
100 61,92 61,92
Pencegahan dan pengendalian penyakit
Persentase desa/kel yg melaksanakan POSBINDU PT
50 199 199
Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi % tidak menular dan
kesehatan indra
Persentase penduduk umur 15 - 59 th mendptkan skrining kesehatan sesuai standar
100 57,18 57,18
Persentase penderita
Hipertensi mendpt pelayanan kesehatan sesuai standar
100 42,16 42,16
Persentase penderita Diabetes mendpt pelayanan kesehatan sesuai standar
100 78,46 78,46
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, 2021
Guna memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap sarana pelayanan kesehatan pemerintah Kabupaten Sidoarjo memiliki sarana dan prasarana Kesehatan sebanyak Rumah Sakit berjumlah 22, Rumah sakit bersalin berjumlah 11, Poliklinik berjumlah 110, puskesmas berjumlah 28, Puskesmas Pembantu berjumlah 59. Secara keseluruhan jumlah sarana prasarana Kesehatan di Kabupaten Sidoarjo mengalami kenaikan. Lebih jelas data dapat dilihat pada tabel. 2.14. sebagai berikut.
Tabel 2.14. Jumlah Sarana Prasarana Kesehatan Berdasarkan Desa/Kelurahan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2020
Sumber: Dinas Kesehatan Sidoarjo 2021, diolah
Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan yang Memiliki Sarana Kesehatan Menurut Kecamatan
Rumah Sakit Rumah Sakit Bersalin
Poliklinik Puskesmas Puskesmas Pembantu 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019
Tarik 1 1 - - 3 4 1 1 3 3
Prambon 1 1 1 1 8 5 1 1 3 3
Krembung - - - - 2 2 1 1 3 3
Porong 1 1 - - 4 4 2 2 3 3
Jabon - - - - 4 - 1 1 5 4
Tanggulangin - - - - 2 2 1 1 2 4
Candi - - - - 4 3 1 2 5 4
Tulangan 1 1 1 1 8 8 2 3 4 4
Wonoayu - - - - 2 3 1 1 4 4
Sukodono 2 2 - - 3 2 1 1 3 3
Sidoarjo 4 4 1 1 12 12 3 3 2 2
Buduran - - - - 8 7 1 1 4 4
Sedati 2 2 1 - 4 4 1 1 2 2
Waru 3 3 2 2 8 8 2 2 4 2
Gedangan 1 1 1 1 9 6 3 2 2 2
Taman 3 3 2 1 14 14 3 2 4 4
Krian 2 2 - - 12 7 2 2 3 3
Balongbendo 1 1 2 1 3 3 1 1 3 3
Total 22 22 11 8 110 94 28 28 59 57
Menurut WHO, perbandingan ideal Puskesmas terhadap Jumlah Penduduk adalah 1 : 30.000. Namun pada kenyataannya, jumlah Puskesmas di Kab. Sidoarjo sampai dengan saat ini hanya terdapat 27 unit Puskesmas yang tersebar di 18 kecamatan. Dari 27 Puskesmas tersebut, terbagi dalam ketegori Puskesmas rawat inap sebanyak 14 Puskesmas, dan Puskesmas non rawat inap sebanyak 12 Puskesmas. Dimana 1 unit Puskesmas harus melayani 87.777 penduduk. Kondisi yang demikian merupakan kondisi yang jauh dari jumlah ideal rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Kondisi keterbatasan jumlah Puskesmas ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Kabupaten Sidoarjo. Sehingga Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo memprioritaskan penambahan/pembangunan Puskesmas dari tahun ke tahun yang telah dtertuang dalam grand design pembangunan Puskesmas berikut:
Tabel 2.15. Grand Design Pembangunan Puskesmas Kabupaten Sidoarjo
Sumber: Dinas Kesehatan Sidoarjo 2021, diolah
Selain sarana dan prasarana, salah satu unsur yang berperan dalam
bertugas di sarana pelayanan kesehatan. Salah satu cara untuk mengukur ketersediaan tenaga kesehatan untuk mencapai target pembangunan kesehatan tertentu adalah melalui rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk. Kegiatan untuk mendukung ketersediaan SDM, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2020 telah merealisasikan jumlah tenaga Kesehatan yang diterbitkan ijin prakteknya sebanyak 2.070 izin dan melakukan pembinaan dan pengembangan SDM tenaga Kesehatan sebanyak 236 binaan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.40.
Gambar 2.40. Legalitas Tenaga Kesehatan dan Pengembangan SDM Kesehatan Tahun 2020
Sumber: Dinas Kesehatan Sidoarjo 2021
Seiring kemajuan teknologi dan tuntutan masyarakat dalam hal pelayanan, unit penyelenggara pelayanan publik dituntut untuk memenuhi harapan masyarakat dalam melakukan perbaikan pelayanan. Salah satu upaya yang dilakukan dalam perbaikan pelayanan publik adalah melakukan Survei Kepuasan Masyarakat kepada pengguna layanan atas pelayanan yang diberikan oleh RSUD. Perolehan nilai Survei Kepuasan Masyarakat atas pelayanan RSUD dapat ditunjukkan oleh tabel berikut.
1000 211
2070 236
0 500 1000 1500 2000 2500
Jumlah Tenaga Kesehatan yang diterbitkan ijin prakteknya
Pembinaan dan Pengembangan SDM Tenaga Kesehatan
Realisasi Target
Tabel 2.16. Nilai Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap RSUD Kabupaten Sidoarjo Tahun 2020
Keterangan TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019 2020 Nilai Survei Kepuasan
Masyarakat N/A B A B A A
Sumber: Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo 2021
Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) RSUD Kabupaten Sidoarjo dilaksanakan dengan merujuk pada Peraturan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Penilaian ini dilakukan terhadap sembilan unsur pelayanan yaitu persyaratan pelayanan, prosedur pelayanan, waktu pelayanan, biaya / tarif, spesifikasi produk pelayanan, kompetensi petugas, perilaku petugas, sarana prasarana, serta penanganan pengaduan, saran dan masukan pada 25 unit pelayanan / instalasi yang dinilai. Pada tahun 2020, SKM RSUD Kabupaten Sidoarjo telah mencapai target karena memperoleh predikat A (Sangat Baik) dengan nilai 90,771. Nilai SKM RSUD Kabupaten Sidoarjo di tahun 2020 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2019 yang mendapatkan nilai 90,303. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin puas dengan pelayanan yang diberikan oleh RSUD Kabupaten Sidoarjo.
Cakupan penduduk Kabupaten Sidoarjo yang telah memiliki jaminan kesehatan di tahu 2020 adalah 81,8 persen. Cakupan ini telah terjadi peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya, meskipun angka ini belum mencapai 100 %. Sampai saat ini Dinas Kesehatan Kab. Sidoarjo telah melakukan berbagai upaya guna mengoptimalkan pelayanan BPJS Kesehatan agar menjangkau seluruh masyarakat di Kabupaten Sidoarjo diantaranya yakni :
1. Sosialisasi Pembiayaan Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin;
2. Monev Pembiayaan Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin yang melibatkan 26 Puskesmas , 6 Rumah Sakit, BPJS, 18 Kecamatan, dan Lintas Sektor lainnya;
3. Menambah pagu anggaran untuk program jaminan kesehatan, dan;
4. Menambah jejaring FKTP yang bekerjasama dengan BPJS.
Tabel. 2.17. Cakupan Peserta Jaminan Kesehatan No Jenis Kepesertaan Peserta Jaminan Kesehatan
Jumlah %
PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN)
1 PBI APBN 379.651 jiwa 16,6
2 PBI APBD 117.813 jiwa 5,2
Sub Jumlah PBI 497.464 jiwa 21,8
Non PBI (NON PENERIMA BANTUAN IURAN)
3 PPU (Pekerja Penerima Upah) 646.445 jiwa 28,3
4 PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah) / Mandiri
389.598 jiwa 17,1
5 BP (Bukan Pekerja) 49.402 jiwa 2,2
Sub Jumlah Non PBI 1.085.445 jiwa 47,6
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.582.909 jiwa 81,8
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Sidoarjo
Covid-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019, dan penyebarannya sampai ke Indonesia pada awal tahun 2020, tepatnya setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan secara resmi kasus ditemukan pertama kali covid-19 di Istana Negara tanggal 02 Maret 2020. Kesiapan RSUD Kabupaten Sidoarjo sebagai rumah sakit rujukan bagi pasien Covid-19 antara lain adalah sebagai berikut:
Gambar 2.41. Denah RSUD Sidoarjo Dalam Penanganan Covid-19
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Sidoarjo
A. Menerapkan zonasi Covid-19 di RSUD Kabupaten Sidoarjo yang meliputi:
• Zonasi merah untuk pelayanan pasien Covid-19
• Zonasi kuning untuk pelayanan pasien non Covid-19
B. Pelayanan Rawat Jalan dengan Konsep Kluster (Asuhan Keperawatan, Periksa Dokter, Layanan Farmasi, Laboratorium, Radiologi, Rehabilitasi di Satu Area);
C. Pelayanan Covid-19 di IGD, Maternal Neonatal, Kamar Operasi, Hemodialisis, Radiologi, Laboratorium, Kamar Jenazah;
D. Mobilisasi SDM untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di Ruang Isolasi Covid-19;
E. Menyediakan Ruang Isolasi yang Cukup dengan Standar Ruang Isolasi Khusus (Tekanan Negatif – Hepafilter), ICU dan Ruang Isolasi Biasa;
F. Menyediakan Ruangan Khusus One Day Care (ODC) dan Tindakan Elektif.
Dari data info Covid-19 Sidoarjo, per tanggal 21 Juli 2021 pasien positif berjumlah 16.029, sembuh sebanyak 12.084 orang, meninggal sebanyak 652 orang, dan suspek berjumlah 6.463 orang.