BAB IX PENUTUP
2.3.2 Layanan Urusan Wajib Non Dasar .1 Tenaga Kerja
2.3.2.2 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Dalam rangka mengoptimalkan implementasi pengarusutamaan gender dan hak anak, diperlukan upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak melalui perluasan akses terhadap perempuan untuk berperan aktif di semua bidang kehidupan serta pemenuhan hak anak.
Gambar 2.63. Perkembangan Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013-2020
Sumber: DP3AKB Sidoarjo 2020
Indikator untuk mengukur keberhasilan pengarusutamaan gender dan hak anak adalah jumlah perempuan yang bekerja, jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan, jumlah tindak kekerasan dalam rumah tangga.
Perkembangan pembangunan gender di Kabupaten Sidoarjo mengalami fluaktuasi setiap tahunnya, namun tingkat pembangunan gender masih tebilang tinggi yakni sebesar 94% ke atas. Secara rinci kinerja pembangunan kesetaraan gender baik dari sisi kebijakan pemerintah melalui pengarusutamaan gender (PUG) maupun peran Lembaga masyarakat dalam pemberdayaan perempuan terangkum dalam data gambar di bawah ini:
Gambar 2.64. Capaian Kinerja Pembangunan Gender Kabupaten Sidoarjo Tahun 2020
Sumber:DP3AKB Sidoarjo 93,53
94,20 94,28
93,33 93,33
93,79
94,13
92,80 93,00 93,20 93,40 93,60 93,80 94,00 94,20 94,40
2013 2014 2015 2017 2018 2019 2020
Peran perempuan dalam kancah dunia kerja maupun dalam dunia perpolitikan, akan membuat perempuan sebagai bahan pelampiasan kekerasan maupun pelecehan. Hal positif yang terjadi pada Kabupaten Sidoarjo adalah terus berupaya dalam menangani maksimal terselesaikannya kasus tindak kekerasan dan trafficking perempuan dan anak dari tahun 2018 hingga tahun 2020.
Gambar 2.65. Persentase Kasus Kekerasan dan Trafficking Perempuan dan Anak yang diselesaikan Tahun 2018-2020
Sumber: DP3AKB Kabupaten Sidoarjo, 2020
Bentuk-bentuk kekerasan yang berbasis gender menjadi beberapa agenda Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Permasalahan berbasis gender akan merugikan perkambangan fisik maupun non fisik terhadap korban dalam mencapai generasi SDM yang unggul. Pencapaian SDM Unggul menjadi prioritas nasional. Sehingga permasalahan berbasis gender harus segera ditekan hingga tanpa kasus.
Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
64,8 42,90
19,31
44,19
0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 Indek Pemberdayaan Gender (IDG)
Prosentase Lembaga / organisasi yang melaksanakan kebijakan PUG dan
Pemberdayaan Perempuan Prosentase Lembaga / organisasi yang
melaksanakan kebijakan pemenuhan hak anak
Prosentase Lembaga / organisasi yang melaksanakan kebijakan perlindungan
perempuan dan anak
tangga. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo berupaya menekan kasus kekerasan dalam rumah tangga, lihat gambar 2.61, kasus dari tahun 2016 berjumlah 119 hingga tahun 2020 menjadi 56 kasus. Perlu adanya upaya ekstra pemerintah daerah untuk menuju zero case.
Gambar 2.66. Jumlah Kekerasan dalam Rumah Tangga Tahun 2016-2020
Sumber: DP3AKB Kabupaten Sidoarjo, 2020
Selain kasus kekerasan dalam rumah tangga, terdapat kasus kekerasan pada anak yang juga harus diselesaikan demi mewujudkan SDM Unggul.
Kekerasan terhadap anak bisa berupa kekerasan fisik, psikologis, verbal, eksploitasi, penjualan anak, hingga penelantaran atau pengabaian terhadap kesejahteraannya. Hal ini rentan terjadi di rumah, sekolah, maupun dalam komunitas masyarakat. Efek kekerasan pada anak dapat menjerumuskan dalam bahaya alkohol dan penyalahgunaan narkoba pada korban kekerasan.
Pekerjaan rumah yang penting untuk segera diselesaikan, menuruut data pada gambar 2.62. Jumlah kasus kekerasan pada tahun 2016 hingga 2018 terus menurun dan pada tahun 2019 hingga tahun 2020 malah terjadi kenaikan. Pada tahun 2021 dan seterusnya pemerintah daerah harus lebih ekstra dalam melakukan pencegahan kasus kekerasan pada anak.
119
74
60 73
56
0 20 40 60 80 100 120 140
2016 2017 2018 2019 2020
Gambar 2.67. Jumlah Kekerasan terhadap Anak Tahun 2016-2020
Sumber: DP3AKB Kabupaten Sidoarjo, 2020
Sebuah pencapaian yang baik, kasus kekerasan dalam Kerja di Kabupaten Sidoarjo tidak terjadi (zero cases) selama tahun 2016-2020.
Penanggulangan dan antisipasi dalam kasusu ini harus menjadi bahan evaluasi dan pengembangan pada kasus-kasus kekerasan berbasis gender.
Lihat gambar 2.68 berikut.
Gambar 2.68. Jumlah Kekerasan dalam Kerja Tahun 2016-2020
Sumber: DP3AKB Kabupaten Sidoarjo, 2020
Kekerasan ekonomi atau financial abuse adalah kondisi di mana seseorang dibatasi kebebasannya, diintimidasi, dan dikendalikan lewat hal- hal yang berhubungan dengan finansial. Kasusk kekerasan ekonomi di Kabupaten Sidoarjo tidak lebih dari 11 kasus pada tahun 2016-2021. Lihat gambar 2.69. berikut.
27
16
11
16
19
0 5 10 15 20 25 30
2016 2017 2018 2019 2020
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
2016 2017 2018 2019 2020
Gambar 2.69. Jumlah Kekerasan dalam Ekonomi Tahun 2016-2020
Sumber: DP3AKB Kabupaten Sidoarjo, 2020
Perilaku pendekatan-pendekatan yang terkait dengan seks yang tak diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan seks, dan perilaku lainnya yang secara verbal ataupun fisik merujuk pada seks. Dampak pelecehan seksual dapat berakibat pada tekanan mental dan depresi yang sangat mendalam. Sehingga, akan menggangu Kesehatan fisik maupun mental. Perlu adanya Pendidikan usia dini dan budaya lapor bagi keluarga korban untuk menjadi pelajaran pada masyarakat luas. Kasus yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo tidak lebih 7 kasus pada kurun tahun 2016-2020. Lihat gambar 2.70
.
Gambar 2.70. Jumlah Pelecehan Seksual Tahun 2016-2020
Sumber: DP3AKB Kabupaten Sidoarjo, 2020
7 4
11 6
10
0 2 4 6 8 10 12
2016 2017 2018 2019 2020
3
2
1
7 7
2016 2017 2018 2019 2020
Kasus parah kejahatan seksual adalah kasus pencabulan dan pemerkosaan. Sepanjang tahun 2016-2020 terjadi kasus pencabulan dan kekerasan di Kabupaten Sidoarjo. Pada tahun 2016 kasus pencabulan sebanyak 56 kasus dan terus menurun hingga tahun 2019 menjadi 13 kasus, namun pada tahun 2020 meningkat 2 kasus menjadi 15 kasus dibandingkan tahun 2019. Kasus pemerkosaan pada tahun 2016-2020 tidak lebih dari 2 kasus, lebih jelasnya lihat gambar 2.67 dan 2.68. Dampak akibat pencabulan dan pemerkosaan sangat parah pada tumbuh kembang pribadi korban, antara lain hilangnya semangat hidup, depresi, dan bunuh diri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menanggulangi kasus tersebut yaitu pendidikan seksual harus diperkenalkan sejak usia dini, menindak tegas kasus pelecehan seksual, dan memberikan rasa aman dan tentram untuk lingkungan.
Gambar 2.71. Jumlah Pencabulan Tahun 2016-2020
Sumber: DP3AKB Kabupaten Sidoarjo, 2020 59
42
18
13 15
0 10 20 30 40 50 60 70
2016 2017 2018 2019 2020
Gambar 2.72. Jumlah Perkosaan Tahun 2016-2020
Sumber: DP3AKB Kabupaten Sidoarjo, 2020
Ada beberapa hal yang dapat dikategorikan sebagai perdagangan manusia, seperti bekerja tanpa dibayar, dan yang paling populer adalah eksploitasi seksual. Biasanya anak atau perempuan dijanjikan pekerjaan tertentu, tetapi akhirnya mereka malah dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial. Kasus Human Trafficking terjadi berakar pada masalah ekonomi pada masyarakat, sehingga dimanfaatkan oleh oknum tertentu demi keuntungan pribadi atau kelompok. Upaya penanggulangan dan antisipasi Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam menekan kasus ini terus diupayakan, sehingga kasus yang terjadi dalam kurun waktu 2016-2020 tidak lebih dari 4 kasus. Lihat gambar 2.69. berikut.
Gambar 2.73. Jumlah Human Trafficking Tahun 2016-2020
Sumber: DP3AKB Kabupaten Sidoarjo, 2020 1
0 0
2
0 0
0,5 1 1,5 2 2,5
2016 2017 2018 2019 2020
1
2
0 0
4
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
2016 2017 2018 2019 2020
Kasus penganiayaan yang melukai bagian anggota tubuh tertentu merupakan bentuk kriminalitas yang akan menggangu ketentraman dan ketertiban lingkungan masyarakat. Jumlah penganiayaan di Kabupaten Sidoarjo terus berkurang dari tahun 2016 berjumlah 11 kasus turun menjadi 2 kasus pada tahun 2018, pada tahun 2019 dan 2020 kasus penganiayaan terjadi 3 kasus. Lihat gambar 2.74 berikut.
Gambar 2.74. Jumlah Penganiayaan Tahun 2016-2020
Sumber: DP3AKB Kabupaten Sidoarjo, 2020