• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kabupaten Gowa.

Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, diperoleh hasil t hitung sebesar 3.477 dengan signifikansi 0,004 sedangkan nilai t tabel untuk df = 253-2-1 = 250 adalah 1,284. Dan diperoleh hasil t hitung (3.477) >t tabel (1,284) dan nilai signifikan 0,004 < α = 0,05.

E. Pembahasan

1. Kompetensi Kepribadian Guru

Pada penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket atau kuisioner kepada 10 guru dan 253 siswa sehingga jumlah keseluruhan

56

responden adalah 263. Pada variabel kompetensi kepribadian guru terdiri dari 5 indikator. Dari indikator-indikator tersebut dibuat 15 pernyataan kuisioner.

Kuisioner yang dibagikan memiliki 5 alternatif jawaban dengan rentang skor 1-5 yakni pernyataan sangat setuju mendapatkan skor 5, pernyataan setuju mendapatkan skor 4, pernyataan kurang setuju mendapatkan skor 3, pernyataan tidak setuju mendapatkan skor 2, dan pernyataan sangat tidak setuju mendapatkan skor 1.

Berdasarkan data yang diperoleh tentang kompetensi kepribadian guru di SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa yang berhasil dikumpulkan dari responden sebanyak 10 guru, secara kuantitatif manunjukkan bahwa sebesar 3 guru atau 20% termasuk kategori kurang, sebesar1 guru atau 6.7%

termasuk kategori sedang, sebesar 11 guru atau 73.3% termasuk kategori baik.

Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kompetensi kepribadian guru di SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa termasuk dalam kategori baik dengan presentase 73.3% atau sejumlah 11 guru.

Menurut Usman dalam Kunandar (2015:43), kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi dan kemampuan seseorang, baik yang kualitatifmaupunkuantitatif. Kompetensi juga berarti sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

Jadi, dengan kata lain kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan.

Dalam Undang-Undang guru dan dosen, dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor dengan sebaik-baiknya.

Jadi secara ringkas dapat dipahami bahwa kompetensi merupakan sesuatu kemampuan atau keahlian yang wajib dimiliki oleh seseorang terkait dengan tugas keprofesionalannya.

Sedangkan yang dimaksud dengan kepribadian menurut Zakiyah Darajat (2016) adalah sesuatu yang abstrak, sukar dilihat atau diketahui secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan atau ucapan ketika menghadapi suatu persoalan atau melalui atasannya saja. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran.

Jadi, kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pada pasal 28, ayat 3 kompetensi kepribadian ialah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

58

Sedangkan menurut Samani, Mukhlas (Ma’Mur, 2016; 6) secara rinci kompetensi kepribadian mencakup hal-hal sebagai berikut ; 1) berakhlak mulia, 2) arif dan bijaksana, 3) mantap, 4) berwibawa, 5) stabil, 6) dewasa, 7) jujur, 8) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, 9) secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, 10) mau siap mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan tingkah laku pribadi guru itu sendiri yang nantinya harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-harinya.

2. Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh tentang motivasi belajar siswa di SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa yang berhasil dikumpulkan dari respondenter dapat (1) kategori kurang sebesar 2 siswa dengan nilai presentase 16.7%, (2) tidak ada siswa pada kategori cukup, (3) kategori sedang sebesar 1 siswa dengan nilai presentase 8.3%, (4) kategori baik 7 siswa dengan nilai presentase 58.3%. Dan (5) kategori baik sekali 2 siswa dengan nilai presentase 16.7%.

Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa di SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa termasuk dalam kategori sedang dengan presentase 61% atau sejumlah 44 siswa.

Definisi motivasi menurut Morgan dkk (Uno, 2016:54), mendefinisikan motivasi sebagai kekuatan yang menggerakkan dan mendorong terjadinya

perilaku yang diarahkan pada tujuan tertentu. Mc Donald dalam bukunya Hamalik mengatakan bahwa motivasi adalah sesuatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan Eggen dan Kauchak mendefinisikan motivasi sebagai kekuatan yang memberi energi, menjaga kelangsungannya, dan mengarahkan perilaku terhadap tujuan.

Jadi, motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuantertentu. Dengan kata lain, motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk Belajar.

3. Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa

Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana yang tujuannya untuk mengetahui sejauh mana hubungan sebab akibat antara variabel independent yaitu kompetensi kepribadian guru terhadap variabel dependent yaitu motivasi belajar siswa.

Hasil dari analisis menyatakan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan dari variabel kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa yang terbukti dalam analisa data menunjukkan bahwa nilai t hitung >ttabel (3.477> 1,284) maka H0 ditolak. Nilai koefisien regresi pada penelitian ini adalah positif yaitu 0.549, artinya terjadi hubungan positif antara kompetensi kepribadian guru dengan motivasi belajar

60

siswa sehingga semakin bagus kompetensi kepribadian guru maka semakin bagus pula motivasi belajar siswa.

Muchlas Samani (Uno, 2016:65) berpendapat bahwa kompetensi kepribadian merupakan modal dasar bagi guru, khususnya dalam perilaku sehari- hari. Kompetensi kepribadan seorang guru sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar, karena guru akan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi para siswa seperti kedekatan baik secara lahir maupun batin, yang semua itu memunculkan semangat untuk belajar. Jadi kompetensi kepribadian guru sangat berpengaruh terhadap semangat belajar siswa yang menunjang pula prestasi belajar siswa pada mata pelajaran yang bersangkutan. Tanpa adanya kompetensi kepribadian guru, kecil kemungkinan siswa untuk memperoleh prestasi belajar yang baik.

Dengan kompetensi kepribadian maka guru akan menjadi contoh dan teladan, membangkitkan motivasi belajar siswa serta mendorong/memberikan motivasi dari belakang.

Hal tersebut juga sesuai dengan semboyan yang diciptakan oleh Ki Hajar Dewantarayaitu “Ing ngarso sung tuladha, Ing Madya Mangun karso, Tut Wuri Handayani” artinya bahwa menjadi seorang guru ketika di depan harus menja diteladan yang baik, ketika di tengah membangkitkan motivasi belajar siswa dengan karya dan gagasan yang sesuai, serta menjadi seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan dari belakang.

Oleh karena itu pembentukan kepribadian guru sangat perlu untuk dikembangkan. Sikap dan kepribadian guru dapat dibentuk melalui tindakan baik

saat menempuh pendidikan maupun ketika dilingkungan masyarakat. Kompetensi kepribadian sangat penting dalam meningkatkan motivasi belajar anak, karena anak membutuhkan sosok yang dapat dijadikan teladan dan panutan.

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini pada dasarnya merupakan jawaban dari masalah penelitian yang diajukan. Berdasarkan analisa data, pengujian hipotesis, serta pembahasan hasil penelitian, maka kesimpulan yang dapat di tarik dari penelitian ini :

1. Berdasarkan data yang diperoleh tentang kompetensi kepribadian guru di SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa yang berhasil dikumpulkan dari responden sebanyak 10 guru, secara kuantitatif menunjukkan bahwa sebesar 3 guru atau 20% termasuk kategori kurang, sebesar 1 guru atau 6.7% termasuk kategori sedang, sebesar 11 guru atau 73.3% termasuk kategori baik. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kompetensi kepribadian guru di SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa termasuk dalam kategori baik dengan presentase 73.3% atau sejumlah 11 guru.

2. Berdasarkan data yang diperoleh tentang motivasi belajar siswa di SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa yang berhasil dikumpulkan dari responden terdapat (1) kategori kurang sebesar 2 siswa dengan nilai presentase 16.7%, (2) tidak ada siswa pada kategori cukup, (3) kategori sedang sebesar 1 siswa dengan nilai presentase 8.3%, (4) kategori baik 7 siswa dengen nilai prosentase 58.3%. Dan (5) kategori baik sekali 2 siswa dengen nilai prosentase 16.7%. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa di SMP

Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa termasuk dalam kategori sedang dengan prosentase 61% atau sejumlah 44 siswa.

3. Hasil dari analisis menyatakan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan dari variabel kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa yang terbukti dalam analisa data menunjukkan bahwa nilai t hitung >ttabel (3.477 > 1,284) maka H0 ditolak.

Nilai koefisienregresi pada penelitian ini adalah positif yaitu 0.549, artinya terjadi hubungan positif antara kompetensi kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa sehingga semakin bagus kompetensi kepribadian guru maka semakin bagus pula motivasi belajar siswa.

Dokumen terkait