• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kajian Pustaka 1. Hasil Belajar

4. Keterkaitan Antara Model Dengan Materi

luas dan secara bertahap mempersempit konstruk-konstruk itu; ada pula yang memulai dengan konstruk-konstruk yang lebih berbeda. Pembelajar dapat menggambarkan pola-pola siswa, apakah siswa fokus pada ciri-ciri atau konsep-konsep, apakah siswa melakukannya sekaligus dalam satu waktu atau beberapa saja, dan apa yang terjadi ketika hipotesis mereka tidak dibenarkan. Apakah siswa mengubah strategi. Intinya secara bertahap, siswa dapat membandingkan efektivitas setiap strategi yang telah mereka rancang dan terapkan. Secara ringkas tahapan ii dilakukan dengan:

1. Siswa mendeskripsikan pemikiran tentang materi sistem gerak 2. Siswa mendiskusikan peran sifat danhipotesis materi sistem gerak 3. Siswa mendiskusikan jenis dan ragam hipotesis

Berdasarkan tahapan diatas, dapat dirumuskan bahwa pada tahapan ini aktivitas guru adalah bertanya mengapa dan bagaiamana, selanjutnya membimbing diskusi. Sedangkan aktivitas siswa adalah menguraikan pemikirannya, kemudian mendiskusikan hipotesis dan atributnya, selanjutnya mendiskusikan berbagai pemikirannya.

yang dimaksud contoh positif dan contoh negatif ini adalah tes yang akan di buat oleh peneliti pada tes tersebut system gerak ini akan diberi label Ya atau Tidak pada masing-masing jenisnya.

Menurut Sumadi (2014:195) dalam penelitiannya tentang hasil penelitian model pembelajaran concept attainment menunjukkan bahwa penerapan model pencapaian konsep berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dengan menerapkan konsep ini, kedua kelas memiliki hasil belajar siswa yang sudah memenuhi indikatir keberhasilan yaitu minimal 80 % siswa memenuhi KKM yaitu 75.Ketuntasan hasil belajar siswa tinggi dikarenakan siswa termorivasi dan tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menngunakan modekl concept attainment.

5. Materi Sistem Gerak pada Manusia a. Fungsi rangka

Rangka merupakan sekumpulan tulang-tulang yang berfungsi untuk memberi bentuk tubuh, menyokong tubuh, tempat melekat otot, melindungi alat-alat tubuh lunak, melakukan fungsi gerak, tempat pembentukan sel darah dan tempat penyimpanan mineral dan lemak.

b. Jenis rangka

Macam-macam rangka berdasarkan fungsi dibedakan atas dua, yaitu:

1) Rangka aksial.

Rangka aksial berfungsi menjaga organ utama tubuh meliputi; tengkorak (tulang tempurung kepala), tulang punggung

(vertebra) dan tulang rongga dada yang berfungsi untuk melindungi organ jantung dan paru-paru

2) Rangka apendikular

Rangka apendikular merupakan rangka tubuh yang berhubungan dengan pergerakan, meliputi; gelang bahu (tulang selangka dan tulang belikat), anggota gerak atas (tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang pergelangan tangan, tulang pergelangan kaki, tulang telapak tangan dan tulang jari-jari tangan), gelang panggul dan tulang anggota gerak bawah (tulang paha, tulang betis, tulang kering, tulang tempurung lutut, tulang pergelangan kaki, tulang telapak kaki dan tulang jari-jari kaki).

c. Jenis-jenis tulang

1) Berdasarkan penyusunnya, tulang dibedakan atas;

a) Tulang rawan (kondrosit), dibentuk oleh kondroblas dan mengandung serabut-serabut kolagen dan elastik sehingga bersifat lentur. Tulang rawan terdiri dari tulang rawan hialin (ujung tulang rusuk, larig dan trakea), tulang rawan fibrosa (diantara tulang-tulang vertebra) dan tulang elastic (daun telinga dan epiglotis).

b) Tulang sejati, bersifat keras karena mengandung banyak mineral dan serabut-serabut protein dan dibedakan atas tulang kompak (tulang yang tersusun rapat dan padat), dan tulang spons (tulang yang tersusun longgar dan berongga-rongga).

2) Berdasarkan bentuk, tulang dibedakan atas tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, tulang sesamoid dan tulang tidak beraturan d. Persendian

Persendian atau artikulasi adalah hubungan antara dua tulang atau lebih dan dibedakan atas;

1) Sinartosis merupakan persendian yang tidak memungkinkan adanya pergerakan, contoh antartulang pada tengkorak.

2) Amfiartrosis merupakan persendian yang masih adanya pergerakan, contoh hubungan antara tulang rusuk dan ruas-ruas tulang belakang

3) Diartrosis, merupakan persendian dengan adanya pergerakan secara bebas, dibedakan menjadi sendi engsel, sendi putar, sendi pelana, sendi peluru dan sendi luncur.

e. Cara kerja otot dan mekanisme kontraksi otot

1) Cara kerja otot, dibedakan menjadi antagonis (berlawanan, contoh;

otot bisep dan trisep) dan sinergis (saling mendukung, contoh; otot tulang rusuk saat bernapas).

2) Mekanisme kontraksi otot rangka terjadi karena pergeseran filament aktin dan myosin

f. Jenis gerak otot rangka

Macam-macam gerak otot rangka dapat dibedakan atas fleksi (gerakan menekuk), ekstensi (gerakan meluruskan), abduksi (gerak tungkai yang arahnya menjauhi garis tengah), adduksi (gerak tungkai

yang arahnya menjauhi sumbu tubuh), pronasi (gerak menukar legan sehingga telapak tangan menghadap ke belakang), supinasi (gerak lengan menengadah keatas), inversi (gerak memiringkan telapak kaki ke arah dalam) dan eversi (gerak memiringkan telapak kaki kearah luar)

g. Kelainan dan gangguan

Kelainan dan gangguan pada sistem gerak, antara lain; fraktura (retak atau patah tulang), dislokasi (gangguan persendian yang menyebabkan sendi bergeser dari kedudukan semula), keseleo (gangguan persendian akibat gerakan mendadak sehigga ligament tertarik, tetapi tidak menyebabkan bergesernya persendian), gangguan pada ruas-ruas tulang belakang (lordosis, kifosis dan skoliosis), rakitis (penyakit tulang akibat kekurangan vitamin D), mikrosepalus (gangguan pertumbuhan tulang tengkorak karena kekurangan zat kapur pada bayi), otrofi (penurunan fungsi otot dalam berkontraksi), hipertrofi (kebalikan dari otrofi, menyebabkan otot berkembang lebih besar), kram (hilangnya kemampuan otot utuk berkontraksi).

Hasil beljar terdiri dari 3 ranah.Dimana ranah itu meliputi rana kognitif dari hasil belajar menurut bloom meliputi penguasaan konsep, ide, pengetahuan factual, dan berkenaan dengan keterampilan- keterampilan intelektual.Tujuan pembelajaran terkait dengan ranah kognitif ini secara umum dirumuskan dengan mendeskripsikan perilaku peserta didik. Yang kedua Ranah Afektif, berkenaan dengan

sikap dan nilai dibedakan menjadi 5 aspek, yakni penerimaan, jawaban atau respons, penilaian,organisasi, dan internalisasi, Secara umum kategori afektif dan karakteristik perilaku yang diekspresikan pada peserta didik adalah sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.Yang ketiga Ranah Psikomotorik, hasil belajar yang diekspresikan dalam bentuk keterampilan menyelesaikan tugas-tugas manual dan gerakan fisik ataukemampuan bertindak. Hasil belajar ranah ini mencakup aspek social seperti keterampilan berkomunikasi dan kemampuan mengoperasikan alat-alat tertentu (Jufri, 2013:60-68)

Persendian atau artikulasi adalah hubungan antara dua tulang atau lebih dan dibedakan atas;

1) Sinartosis merupakan persendian yang tidak memungkinkan aanya pergerakan, contoh antartulang pada tengkorak.

2) Amfiartosis merupakan persendian yang masih adanya pergerakan, contoh hubungan antara tulang rusuk dan ruas-ruas tulang belakang.

3) Diartrosis merupakan persendian dengan adanya pergerakan secara bebas, dibedakan menjadi sendi engsel, sendi putar, sendi pelana, sendi peluru dan sendi luncur.

h. Cara kerja otot dan mekanisme kontraksi otot

1) Cara kerja otot, dibedakan menjadi antagonis (berlawanan, contoh;

otot bisep dan trisep) dan sinergis (saling mendukung, contoh; otot tulang rusuk saat bernapas).

2) Mekanisme kontraksi otot rangka terjadi karena pergeseran filament aktin dan myosin

3) Sumber energi kontraksi otot lainya berasal dari glikogen (gula otot) yan terdapat di otot

i. Jenis Gerak Otot Rangka

Macam-macam gerak otot ragka dapat dibedakan atas fleksi (gerakan menekuk), ekstensi (gerakan meluruskan), abduksi (gerak tugkai yang arahnya menjauhi garis tengah), adduksi (gerak tungkai yang arahnya menjauhi sumbu tubuh), pronasi (gerak menukar lengan sehingga telapak tangan menghadap kebelakang), supinasi (gerak lengan menengadah keatas), inversi (gerak memiringkan telapak kaki ke arah dalam) dan eversi (gerak memiringkan telapak kaki ke arah luar).

Gambar 2.1 Jenis-Jenis Otot

https://seputarilmu.com/2018/12/sistem-otot-manusia.html

j. Kelainan dan gangguan pada sistem gerak

1) Gangguan pada tulang dan susunan ruas tulang belakang

a) Fraktura, yait patah tulang, dapat timbul karena terjadi benturan yang keras.

b) Rakitis, yaitu ganggua pada pembentukan tuang karena kekurangan vitamin D, akibatnya tulang menjadi lentur dan mudah membengkokkan bahkan memendek.

c) Osteoporosis yaitu keroposnya tulang akibat kekurangan kalsium

d) Nekrosa, yaitu kerusakan pada selaput periosteum tulang e) Osteosarkoma (kanker tulang)

f) Layuh semu yaitu kerusakan pada bagian cakra epifise karena infeksi bakteri sifilis pada saat anak dalam kandungan.

Akibatnya, tulang menjadi tidak bertenaga

g) Kifosis, yaitu kelainan bentuk tulang belakang sehingga penderita terlihat bongkok.

h) Lordosis, yaitu kelainan pada tulang belakang yang membengkok kebelakang

i) Skoliosis, yaitu kelainan tulang belakang membengkok kea rah samping kanan dan kiri, tampak seperti huruf S.

2) Gangguan pada persendian

a) Rematik, yaitu radang sendi yang disebabkan oleh pengapuran pada tulang rawan penghubung sendi sehingga membatasi gerak dan menimbulkan rasa nyeri.

b) Asam urat (gout), yaitu radang (pembengkakan) sendi yang disebabkan oleh penimbunanasam urat persendian, terutama pada ruas jari-jari.

c) Osteoarthritis, yaitu radang sendi yang disebabkan bantal tulang rawan dalam persendian pecah sehingga terjadi pergesekan antartulang keras.

d) Artritis Sika, yaitu radang sendi yang disebabkan berkurangnya minyak synovial akibat terinfeksi bakteri gonore dan bakteri sifilis.

e) Lupus eritematous (lupus), yaitu suatu kondisi yang terkait dengan radang sendi yang menyebabkan demam, ruam dan bengkak persendian.

f) Bursitis yaitu kondisi menyakitkan yang diakibatkan oleh peradangan pada bursa (kantong pembungkus minyak sinovial) g) Dislokasi (terkilir) yaitu perubahan kedudukan sendi yang

biasanya diikuti pembengkakan

h) Ankilosis, yaitu persendian sulit digerakkan karena sudah lama tidak digunakan

3) Gangguan pada otot

a) Distrofi, yaitu pengejangan otot bersifat menurun yang ditandai dengan tidak adanya selaput pembungkus otot.

b) Kejang otot, yaitu pengejangan otot karena berkontraksi secara terus-menerus sehingga organ yang terkena menjadi tidak dapat berfungsi.

c) Atrofi, yaitu otot tidak dapat digerakkan karena terjadi penyusutan ukuran otot akibat telah lama tidak digunakan, misalnya pada kasus kelumpuhan.

Dokumen terkait