• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA KELAS XI SMAN 8 GOWA

N/A
N/A
Noven Flori

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA KELAS XI SMAN 8 GOWA"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

Judul Skripsi : Pengaruh Konsep Model Attainment Learning Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Materi Sistem Gerak Manusia Kelas XI SMAN 8 Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Concept Attainment terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas XI SMAN 8 Gowa pada sistem gerak manusia.

Gambar      Halaman
Gambar Halaman

Latar Belakang

Model pembelajaran pencapaian konsep merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu konsep tertentu. Berdasarkan jurnal Penelitian Sumadi (2014), terlihat dari hasil data siswa yang menunjukkan bahwa hasil belajar sebanyak (52%) siswa yang mencapai KKM dan setelah menerapkan model pembelajaran konsep prestasi, hasil belajar siswa meningkat sebesar

Rumusan Masalah

Atas dasar permasalahan di atas, penulis berusaha sekuat tenaga melaksanakan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran yang berasumsi bahwa siswa dapat melatih kemampuan berpikir induktif dan berpikir analitis. Oleh karena itu, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Concept Attainment Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 8 Gowa pada Materi Sistem Gerak Manusia” diteliti.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kajian Pustaka 1. Hasil Belajar

Sintaks Model Pembelajaran Concept Attainment

Siswa mengidentifikasi contoh tambahan yang tidak diberi tanda ya dan tidak. definisi sifat/karakteristik antara contoh positif dan negatif. peran properti dan hipotesis. Siswa membandingkan ciri-ciri atau ciri-ciri pada contoh positif dan contoh negatif.

Keterkaitan Antara Model Dengan Materi

Macam-macam gerak otot rangka dapat dibedakan menjadi fleksi (gerakan menekuk), ekstensi (gerakan kemudi), abduksi (gerakan tungkai menjauhi garis tengah), adduksi (gerakan tungkai menjauhi sumbu tubuh), pronasi (gerakan otot rangka). menggerakkan kaki sehingga telapak tangan menghadap ke belakang), supinasi (gerakan lengan menghadap ke atas), inversi (gerakan memiringkan telapak kaki ke dalam), dan eversi (gerakan memiringkan telapak kaki ke arah luar). Akibatnya tulang menjadi lemah.. g) Kifosis, yaitu kelainan bentuk tulang belakang sehingga penderita tampak bengkok. h) Lordosis, yaitu kelainan pada tulang belakang yang membungkuk ke belakang.. i) Skoliosis, yaitu kelainan pada tulang belakang yang membungkuk ke samping kanan dan kiri, berbentuk huruf S. 2) Gangguan persendian.. a) Rematik, yaitu peradangan sendi yang disebabkan oleh pengapuran tulang rawan penghubung sendi sehingga membatasi pergerakan dan menimbulkan nyeri.

Gambar 2.1 Jenis-Jenis Otot
Gambar 2.1 Jenis-Jenis Otot

Penelitian yang Relevan

Menurut Sumadi, dalam penelitiannya mengenai hasil penelitian model pembelajaran konsep pencapaian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran konsep pencapaian berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa tinggi karena siswa termotivasi dan tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pencapaian konsep.

Kerangka Berpikir

Hipotesis Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Desain Penelitian
  • Variabel Penelitian
  • Prosedur penelitian a. Observasi

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu model pencapaian konsep, dan variabel terikat yaitu hasil belajar kognitif siswa. Hasil belajar kognitif yang disebutkan dalam penelitian ini merupakan hasil tes setelah menggunakan model Concept Attachment.

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.1 Desain Penelitian

InstrumenPenelitian

Teknik Pengumpulan Data

Hasil belajar siswa merupakan nilai yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa setelah pelaksanaan proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Tes digunakan sebagai instrumen penelitian untuk memperoleh gambaran/informasi tentang bagaimana model pembelajaran Concept Attainment mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa.

Teknik Analisis Data

Statistik deskriptif

Statistik inferensial

Kemudian dari hasil data yang diperoleh dicari selisih hasil posttest dan pretest dengan menggunakan uji N-Gain. Apabila syarat pengujian hipotesis terpenuhi yaitu data yang diperoleh berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen, maka memenuhi syarat pengujian hipotesis menggunakan statistik uji t dengan taraf signifikansi α = 0,05. HO : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Concept Attainment terhadap hasil belajar kognitif siswa pada Sistem Gerak Manusia.

H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran Concept Attainment terhadap hasil belajar kognitif siswa pada Sistem Gerak Manusia. Sebaliknya jika Sig (2-tailed) > α = 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Concept Attainment terhadap hasil belajar siswa.

Tabel 3.5 : Kriteria Indek N-Gain
Tabel 3.5 : Kriteria Indek N-Gain

Hasil Penelitian

Analisis Statistik Deskriptif

Berdasarkan tabel data sebaran frekuensi dan persentase terlihat bahwa seluruh siswa pada kelas eksperimen termasuk dalam kelas tuntas atau mendapat nilai di bawah KKM, dan seluruh siswa pada kelas kontrol juga termasuk dalam kelas tuntas. Selama penelitian berlangsung terdapat perubahan pada siswa kelas eksperimen setelah menggunakan model pembelajaran Concept Attainment dan pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Jika skor hasil belajar dikelompokkan ke dalam empat kelas interval penilaian, maka diperoleh distribusi dan frekuensi hasil belajar biologi siswa setelah diberikan perlakuan seperti terlihat pada Tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Distribusi frekuensi dan persentase skor hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen dan kelas eksperimen. kelas kontrol (posttest).

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan persentase di atas terlihat bahwa hasil belajar pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan frekuensi tertinggi adalah sebesar 36,4%. Sedangkan hasil belajar pada kelas kontrol mempunyai frekuensi tertinggi sebesar 51,5%, sedangkan hasil belajar pada kelas kontrol Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan persentase diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan frekuensi diberikan.

Tabel 4.1  Hasil  Statistik  Deskriptif  Hasil  Belajar  Biologi  Kelas  Eksperimen  dan  Kelas  Kontrol  Sebelum  Diberikan  Perlakuan (Pretest)
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Sebelum Diberikan Perlakuan (Pretest)

Analisis Statistik Inferensial

Dari tabel 4.9 terlihat bahwa data hasil belajar baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol mempunyai nilai >0,05 sehingga dapat disimpulkan kelompok datanya homogen. Uji normalitas gain berguna untuk mengetahui perbandingan hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kontrol. Dari tabel di atas terlihat bahwa data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen berada pada kategori tinggi, karena rata-rata nilai N-Gain diatas 0,7.

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y), dimana variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh model pembelajaran yaitu Concept Attainment terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji hipotesis dengan uji Independent Sample T-test Hasil belajar siswa diperoleh nilai sig sebesar 0,02<0,05 untuk hasil belajar siswa ditolak dan diterima yaitu terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan konsep Model Pembelajaran Prestasi untuk Siswa Kelas XI SMAN 8 Gowa.

Tabel 4.10 Hasil Uji Rata-Rata Nilai Normalitas Gain (N-Gain)
Tabel 4.10 Hasil Uji Rata-Rata Nilai Normalitas Gain (N-Gain)

Pembahasan

Pencapaian Konsep siswa mampu menyampaikan hasil diskusi kelompok, lebih aktif dan menyenangkan, siswa mendengarkan penjelasan rekannya, siswa menjadi berani berbicara di depan temannya, peserta siswa aktif bertanya sehingga siswa dapat mempelajari informasi baru dari rekan-rekannya dari kelompok. Hasil di atas sejalan dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Kiswandi dkk dalam Jurnal Pendidikan Matematika Unnes yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran lainnya. Hal ini dikarenakan kemampuan pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pencapaian konsep lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran lainnya.

Pembelajaran dengan menggunakan model pencapaian konsep mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang ada pada materi pembelajaran, hal ini dikarenakan dalam pembelajaran siswa lebih aktif dalam membangun pengetahuannya, dimana dalam proses pembelajaran siswa diajak berdiskusi mengenai materi yang dipelajari. dengan pertanyaan berbeda. oleh guru untuk membantu siswa membangun pengetahuannya. Menurut Putri dalam majalah Tatsqif menyatakan bahwa perolehan konsep adalah suatu model pembelajaran yang dirancang untuk mengorganisasikan atau mengorganisasikan data agar konsep-konsep penting dapat dipelajari secara akurat dan efisien.

Kesimpulan

Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ pada sistem lokomotor dengan kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsional yang dapat terjadi pada sistem lokomotor manusia. Membuat kerangka ikan, katak atau ayam/burung yang diawetkan secara berkelompok dan membuat laporan tertulis tentang struktur dan fungsi sel-sel penyusun jaringan pada sistem lokomotor. Menganalisis dan menyimpulkan hasil pengamatan, percobaan terhadap struktur, fungsi sel darah, plasma darah, golongan darah, struktur dan fungsi jantung, hal-hal yang mempengaruhi kerja jantung serta hubungan struktur dan fungsi sel darah. dengan berbagai gangguan pada sistem peredaran darah.

Membahas data hasil observasi/eksperimen, menganalisis informasi tentang kelainan yang mungkin terjadi pada sistem pencernaan manusia dari berbagai sumber dan menghubungkan konsep dengan hasil observasi/eksperimen dan menarik kesimpulan. Hasil analisis pengaruh gaya hidup terhadap kelainan struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan pada sistem ekskresi dan hubungannya. Melaksanakan percobaan/permainan cara kerja kulit, telinga, lidah, mata, hidung untuk menunjukkan cara kerja syaraf pada tubuh, demonstrasi pemodelan siswa secara berkelompok untuk menunjukkan gerak reflek, letak titik buta, letak reseptor rasa pada lidah dan menghubungkan proses perambatan impuls pada sistem saraf, merinci langkah-langkah perambatan impuls secara fisik, kimia, biologis pada sistem saraf dan menghubungkannya dengan pergerakan otot sebagai organ efektor kerja saraf.

KompetensiInti

RPP)

TujuanPembelajaran

MateriPembelajaran

Langkah-langkahPembelajaran

Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk membandingkan sifat-sifat dan ciri-ciri pada contoh yang diberi label. Mengerjakan pekerjaan secara terburu-buru bersama sekelompok teman, dengan hasil yang kurang tepat. Mengerjakan pekerjaan dengan hati-hati bersama sekelompok teman, dengan hasil yang kurang tepat.

Kompetensi Inti

KompetensiDasar

  • Menganalisis hubungan antara struktur jaringan

MetodePembelajaran

KI2 : Menghargai dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), bertanggung jawab, akuntabel dan proaktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar. , bangsa, negara bagian, kawasan regional, dan kawasan internasional.

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

  • Kompetensi Dasar
  • Tujuan Pembelajaran
  • Materi Pembelajaran
  • Metode Pembelajaran
  • Sumber Belajar
  • Langkah-langkah Pembelajaran
    • Penilaian proses dan Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian : Tes tertulis
  • Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e pada lembar jawaban!

Alasannya tidak ada gesekan dan suara keras di tulang belakang saat berlari adalah. Dari pernyataan di atas, yang bukan merupakan pernyataan tentang tulang belakang adalah... . a.. 7. Pernyataan tentang osifikasi manakah yang paling tepat... . A. Osifikasi endokondral terjadi pada tulang pipih. B. Osifikasi intramembran terjadi pada tulang tabung.. c. Pada osifikasi intramembran, tulang rawan digantikan oleh tulang keras. e. Osifikasi antar tulang rawan didahului oleh diferensiasi sel mesenkim. Kepala dapat menoleh ke kiri atau ke kanan karena adanya persendian pada... a. tulang belakang leher dengan tulang paha. B. tulang atlas dengan tulang tengkorak. C. tulang atlas dengan tulang belakang leher. D. tulang rahang dengan tulang belakang leher. e. rahang dengan tulang tengkorak.

Hubungan antar tulang yang dihubungkan oleh tulang rawan hialin terdapat pada... . satu. hubungan antar tulang belakang. b.hubungan antar tulang tengkorak. c.hubungan antar ruas-ruas jari tangan. d.hubungan antar ruas jari kaki. sendi loncatan adalah... a. sendi engsel pada lutut, sendi pelana pada pergelangan kaki. b.sambungan bola antara paha dan pinggul, sambungan putar pada mata kaki. c.sendi putar pada lutut, sendi pelana pada paha dengan pinggul. d.sendi engsel pada lutut, sendi bola antara paha dan pinggul. e.sendi pelana ibu jari, sendi bola antara paha dan pinggul. Kram atau kejang otot dapat terjadi karena... a. otot keras, kaya asam laktat dan suhu dingin. b.tulang retak,otot lelah dan suhu panas. c.infeksi sendi tulang, kedinginan dan kurang tenaga. d.otot dan tulang melekat, tenaga cukup dan sejuk. e.infeksi sendi, suhu dingin dan kekurangan tenaga. Jawaban yang benar dari pernyataan dan alasan di atas adalah... a. pernyataan dan penyebab sebenarnya keduanya menunjukkan adanya hubungan. c.pernyataan benar, alasan salah. d.pernyataan salah, alasan yang benar. e.pernyataan dan pembenaran yang salah.

Hasil pengamatan: struktur tulang belakang terdiri dari 7 ruas tulang belakang leher, 12 ruas tulang belakang, 5 ruas tulang pinggang, 5 ruas tulang belakang, 4 ruas tulang ekor.

Gambar 1. Depan Sekolah SMA Negeri 8 Gowa
Gambar 1. Depan Sekolah SMA Negeri 8 Gowa

Gambar

Gambar      Halaman
Tabel 2.1 Syintaks Model Pembelajaran Concept Attainment
Gambar 2.1 Jenis-Jenis Otot
Gambar 2.1 Kerangka Pikir  Guru menggunakan model  pembelajaran konvensional yang  berlebihan sehingga siswa kurang
+7

Referensi

Dokumen terkait

v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Herlina Suciati NIM : 208180056 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Tadris Ilmu

v SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Anisa Rahmah NPM : 1811060054 Jurusan / Prodi : Pendidikan Biologi Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Menyatakan

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : MUNIKA RIKANI NIM : 10535 5903 14 Jurusan : Pendidikan Bahasa Inggris Judul Skripsi : Using Concept Sentence Method

iv NIM : 105 4400 097 15 Jurusan : Pendidikan Biologi Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Role Playing Terhadap Minat

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : YUNIARTI Nim : K.105 19 1418 11 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul Skripsi : Sikap Empati Guru Sebagai Usaha

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN iv SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Siti Hadidan Rena NIM : 105450006415

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : ARMAYANTI NIM : 10540 9140 14 Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

ii PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Mar‟atus Solikhah NIM : 1323301068 Jenjang : S-1 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama