• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA "

Copied!
225
0
0

Teks penuh

Judul Skripsi: Pengaruh model pembelajaran investigatif berbantuan Torso Media terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem gerak di Kelas XI SMA Negeri 14 Gowa. Pengaruh model pembelajaran investigatif berbantuan Torso Media terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem gerak di Kelas XI SMA Negeri 14 Gowa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Probing Prompting berbantuan Torso Media terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem gerak di Kelas XI SMA Negeri 14 Gowa.

Latar Belakang

Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti akan menggunakan model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu model pembelajaran eksploratif. Dalam penelitian ini, selain menggunakan model pembelajaran exploratory prompting, penulis juga memilih media batang tubuh sebagai media pembelajaran. Diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem gerak dengan menggunakan model pembelajaran Probing Prompting. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Probing Prompting Berbantuan Media Torso Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Gerak Kelas XI SMA NEGERI 14 Gowa”.

Rumusan Masalah

Sejalan dengan itu, Rahmawati (2014) menyimpulkan bahwa penggunaan torsomedia menghasilkan peningkatan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa yang signifikan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Probing Prompting berbantuan media batang tubuh pada materi sistem gerak kelas XI di SMA Negeri 14 Gowa. Adakah pengaruh model pembelajaran Probing Prompting berbantuan media torso terhadap hasil belajar siswa pada materi Sistem Gerak di Kelas XI SMA Negeri 14 Gowa?

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan suatu pola yang dijadikan pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran adalah suatu pola interaksi antara siswa dan guru di dalam kelas, yang berkaitan dengan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas (Asfuri, 2020). Sistem pendukung dalam model pembelajaran meliputi sarana dan prasarana yang menunjang kelancaran pelaksanaan pembelajaran.

Model pembelajaran Probing Prompting

Kerangka tubuh manusia terdiri dari tulang-tulang yang saling terhubung membentuk sendi melalui ligamen. Tulang Tidak Beraturan, yaitu tulang yang bentuknya tidak beraturan dengan struktur tulang yang sama dengan tulang pendek. Menurut Sutajaya (2017) Rangka merupakan rangkaian tulang yang menopang dan melindungi organ lunak tubuh.

Gambar 2.1 Kerangka Manusia  (Sumber : www.blogspot.com)
Gambar 2.1 Kerangka Manusia (Sumber : www.blogspot.com)

Media Pembelajaran

Kifosis, yaitu kelainan tulang belakang yang membungkuk ke depan, akibat kebiasaan duduk/bekerja dengan posisi membungkuk. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, namun mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif. Media pembelajaran dalam pengajaran diprioritaskan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa untuk memahami pemahaman yang diberikan oleh guru.

Kerangka Berpikir

Guru dan siswa dapat dengan jelas menggambarkan nama, bentuk dan letak organ tubuh manusia karena bagian-bagian tersebut dapat dipisahkan/dihilangkan untuk keperluan demonstrasi di depan kelas (Rahmawati, 2014). Siswa kemudian meninjau kembali apa yang mereka ketahui tentang lokasi dan fungsi organ utama tubuh manusia. Selain menggunakan model pembelajaran tersebut, penelitian ini juga menggunakan media tubuh bagian atas sebagai alat untuk membantu siswa dan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar lebih efektif.

Penelitian yang Relevan

Penelitian Sahayu (2018) berjudul “Dampak Model Probing yang Didukung Media Pembelajaran Sederhana Terhadap Hasil Belajar IPA”. Hal ini terlihat dari model pembelajaran probing dan prompting berbantuan LKS terstruktur yang memberikan kontribusi sebesar 31,78% terhadap hasil belajar siswa. Model penelitian terbimbing dengan teknik probing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika di SMA.

Hipotesis

𝟏 : Parameter hasil belajar siswa setelah diajar menggunakan model pembelajaran Probing Prompting pada siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa. 𝑯𝟎: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Probing Prompting yang didukung media batang tubuh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas XI SMA Negeri 14 Gowa. 𝑯𝟏 : Terdapat pengaruh model pembelajaran Probing Prompting yang didukung media batang tubuh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas XI SMA Negeri 14 Gowa.

Jenis Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Kelas yang digunakan sebagai kelas kontrol adalah XI IPA 1 sedangkan sampel yang digunakan sebagai kelas eksperimen 01 : Pre-test pada kelas eksperimen 02 : Post-test pada kelas eksperimen 03 : Pre-test pada kelas kontrol O4 : post-test tes di kelas kontrol.

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa
Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa

Defenisi Operasional Variabel

Variabel bebasnya adalah model pembelajaran Probing Prompting berbantuan media dan variabel terikatnya adalah hasil belajar biologi siswa. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa yang dicapai setelah siswa diajar dengan menerapkan model pembelajaran probing stimulus melalui tes hasil belajar pilihan ganda yang diberikan sebanyak 30 soal pada materi drivetrain. yang telah dipelajari sebelumnya.

Prosedur Penelitian

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Analisis Statistik Deskriptif

Data yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk mengetahui homogenitas data, peneliti menggunakan uji One Way Anova dengan software SPSS for Windows Release 25.0. H0 : Tidak ada pengaruh model Probing Prompt. dengan bantuan media tubuh bagian atas terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem gerak kelas XI SMA Negeri 14 Gowa.

Tabel 3.4  Kriteria dan Skala Penilaian Penetapan KKM
Tabel 3.4 Kriteria dan Skala Penilaian Penetapan KKM

Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.4 gambaran ketuntasan hasil belajar biologi kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tahap pre-test menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen seluruh siswa berada pada kategori tidak tuntas atau mendapat nilai di bawah KKM, begitu pula seluruh siswa berada pada kategori tidak tuntas atau mendapat nilai di bawah KKM. siswa kelas kontrol berada pada kategori tidak tuntas. Berdasarkan tabel 4.5 gambaran ketuntasan hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tahap post test di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada kedua kelas. Untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Hasil Belajar Pretest dan  Posttest Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen  Statistik
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Hasil Belajar Pretest dan Posttest Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Statistik

Chart Title

Analisis Statistik Inferensial

Uji normalitas dilakukan terhadap dua jenis data, yaitu data nilai Pretest dan Posttest kelas eksperimen dan nilai Pretest dan Posttest kelas kontrol. Diperoleh nilai sebesar 0,094 untuk data kontrol pre-test dan 0,051 untuk data kontrol post-test. Dengan demikian, baik data kontrol pre-test maupun post-test dikatakan berdistribusi normal karena lebih dari 0,05. Untuk mengetahui homogenitas data, peneliti menggunakan uji Homogeneity of Variances pada One-way Anova, program statistik SPSS versi 25.0. Analisis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E.2.

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas hasil uji homogenitas pretest dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai sig (two-tailed) data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 0,147, sedangkan nilai sig (two-tailed) data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 0,161. Nilai pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen yaitu sebesar 0,162 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen. .

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Y), dimana variabel bebas dalam penelitian ini mempunyai pengaruh model pembelajaran yaitu Probing prompting terhadap hasil belajar siswa. . Untuk mengetahui uji hipotesis data, peneliti menggunakan uji t independen pada program statistik SPSS versi 25.0. Untuk menentukan uji hipotesis menggunakan uji T independen dengan tingkat signifikansi 0,05, jika nilai Sig (2-tailed) < 0,05 maka hipotesis diterima dan jika Sig.

Berdasarkan data pada Tabel 4.7, hasil uji hipotesis dengan uji Independent Sample T-test menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tercapai.

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas                        Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pembahasan

Berdasarkan uji n-gain menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan Model Probing Prompting berbantuan media torso lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang tidak menggunakan Model Probing Prompting. dibantu dengan media batang tubuh dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran Probing Prompting ini terbukti melatih siswa berpikir aktif dengan membuat hubungan antar. Hal ini diperkuat dengan penelitian Sahayu (2019) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terhadap hasil belajar antara kelompok siswa yang diberi model pembelajaran exploratory prompt dan kelompok siswa yang tidak diberikan model pembelajaran exploratory prompt dalam pembelajaran biologi.

Menurut Huda (2014), model pembelajaran Probing Prompting merupakan serangkaian pertanyaan yang mengeksplorasi ide-ide siswa sehingga mampu menghubungkan pengetahuan dan pengalaman siswa dengan pengetahuan baru yang dipelajari. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Probing Prompting berbantuan media otak terhadap hasil belajar siswa. Hal ini diketahui dari hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak menerapkan model pembelajaran Probing Prompting berbantuan media bust.

Penerapan model pembelajaran Probing Prompting memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa, terbukti dengan post-test yang diberikan di akhir. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Widyastuti (2014) yang menyatakan bahwa model pembelajaran Probing prompting berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep biologi siswa. Berdasarkan berbagai uraian dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran Probing prompting yang didukung media batang tubuh dalam proses pembelajaran menimbulkan daya tarik bagi siswa.

Oleh karena itu, penggunaan Model Pembelajaran Insentif Probing berbantuan media tubuh bagian atas mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa mengenai sistem gerak di kelas XI SMA Negeri 14 Gowa.

Simpulan

Saran

Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai model pembelajaran Probing Prompting yang dapat bermitra dengan media pembelajaran. Model pembelajaran PQ4R (Predict, Question, Read, Reflect, Recite dan Review) Dengan Pop Up pada mata pelajaran Tematik Kurikulum 2013 terhadap kreativitas belajar siswa. Dampak Penggunaan Media Pembelajaran Torso Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pencernaan Manusia di SMP Negeri 19 Palembang.

Pengaruh strategi pembelajaran eksploratif materi Bryophyta terhadap hasil belajar Siswa SMA Negeri 2 Siau Timur. Pengaruh model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Teknik Investigasi terhadap hasil belajar fisika di SMA. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe insentif Pobing berbantuan media flashcard terhadap hasil belajar terpadu.

Meningkatkan hasil belajar siswa melalui strategi pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran IPS di Kelas V SDN 2 Limbo Makmur Kecamatan Bumi Raya. Penggunaan model pembelajaran trial prompt untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas XI IPA MAN 1 kota Bengkulu. Menggunakan promosi pembelajaran berbasis uji coba untuk meningkatkan prestasi belajar siswa IV. kelas di SD Negeri 2 Antosari kecamatan Selemadeg Barat.

Pengaruh media audiovisual terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem gerak di MAN 1 Pidie. Lampiran A.3 Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan.

KISI-KISI SOAL SISTEM GERAK

129 Lampiran C.3 Soal prates Jaringan dan soal pascates. sendi rotator cuff dan sadel, sendi rotator cuff di lutut, dan sendi sadel di pinggul dan pinggul. sendi engsel dan timah, sendi engsel pada lutut, dan sendi timah antara pinggul dan pinggul. sendi pelana dan bola, sendi pelana pada jempol kaki, dan sendi bola antara pinggul dan panggul. Mekanisme kontraksi otot pada manusia. Mekanisme kontraksi otot pada manusia. Terdapat sambungan antara tulang trapesium labrum dan tulang metakarpal ibu jari.Jelaskan hubungan sendi yang terjadi pada struktur tulang. memungkinkan pergerakan dalam satu arah. memungkinkan gerakan di kedua arah. memungkinkan pergerakan ke segala arah. Sambungan geser memungkinkan gerakan rotasi pada bidang datar. Hasil pengamatan: struktur tulang belakang terdiri dari 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang belakang, 5 ruas tulang belakang pinggang, 5 ruas ruas tulang belakang, 4 ruas tulang belakang ekor.

Hipotesis yang benar dari praktikum di atas adalah …. a. Struktur tulang belakang terdiri daripada tulang belakang, tulang lumbar, sakrum dan coccyx. b) Struktur tulang belakang terdiri daripada tulang leher, tulang pinggang, sakrum dan coccyx. c. Struktur tulang belakang terdiri daripada tulang leher, tulang belakang, tulang lumbar, sakrum dan coccyx. d) Struktur tulang belakang terdiri daripada tulang leher, tulang. 143 punggung, lumbar dan . tulang ekor. e. Struktur tulang belakang terdiri daripada tulang leher, tulang belakang, sakrum dan coccyx. Rangka paksi terdiri daripada.. a. tulang belakang, tengkorak dan tulang rusuk. b. tulang belakang dan sternum c. tulang kaki, tulang lengan dan bahu. d. tapak tangan, tapak kaki dan pinggul. e. tulang pinggul, tulang bahu dan tulang belakang.

Sendi pivot, persendian antara tulang kepala dan tulang atlas d.Sendi geser, persendian antar tulang palmar. Kerangka aksial terdiri dari... a. tulang belakang, tengkorak dan tulang rusuk b. tulang belakang dan tulang dada c. tulang kaki, tulang lengan dan bahu d. telapak tangan, telapak kaki dan pinggul. e.tulang pinggul,tulang bahu dan tulang belakang 29.Salah satu ciri penyakit rakhitis adalah...a. tarikan ligamen akibat gerakan tiba-tiba b.terjadi pengeroposan tulang. c. sendi rusak d. radang sendi e. tulang kekurangan vitamin D. 30. Sambungan engsel b. Sambungan pelana c. Sambungan geser d. Sambungan bola e. yang terjadi akibat terjatuh atau terbentur dengan benda keras.

Hasil pengamatan: struktur tulang belakang terdiri dari 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang belakang, 5 ruas tulang belakang pinggang, 5 ruas ruas tulang belakang, 4 ruas tulang belakang ekor.

HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Gambar

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Probing Prompting
Gambar 2.1 Kerangka Manusia  (Sumber : www.blogspot.com)
Gambar 2.2 kerangka pikir penelitian
Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa
+7

Referensi

Dokumen terkait

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Revy Audyna NIM : 105351132316 Jurusan : Pendidikan Bahasa Inggris Judul Skripsi