• Tidak ada hasil yang ditemukan

BaB XI PeNUTUP

Pasal 16 Keterlibatan ahli

1ang telah dsepakat atau telah dua kal berturut-turut tdak menghadr pertemuan medas tanpa alasan setelah dpanggl secara patut.

(2) Jka setelah proses medas berjalan, medator memaham bahwa dalam sengketa yang sedang dmedas melbatkan aset atau harta kekayaan atau kepentngan yang nyata-nyata berkatan dengan phak lan yang tdak dsebutkan dalarn surat gugatan sehngga phak lan yang berkepentngan tdak dapat menjad salah satu phak dalam proses rnedas, medator dapat menyampakan kepada para phak dan hakm pemerksa bahwa perkara yang bersangkutan tdak layak untuk dmedas dengan alasan para phak tdak lengkap.

Pasal 15

Tugas-Tugas Mediator

(1) Medator wajb mempersapkan usulan jadwal pertemuan medas kepada para phak untuk db ahas dan dsepakat.

(2) Medator wajb mendorong para phak untuk secara langsung berperan dalam proses medas.

(3) Apabla danggap perlu, medator dapat melakukan kaukus.

(4) Medator wajb mendorong para phak untuk menelusur dan menggal kepentngan mereka dan mencar berbaga plhan penyelesaan yang terbak bag para phak.

Pasal 16

menyelesakan perbedaan pendapat d antara para phak.

(2) Para phak harus lebh dahulu mencapa kesepakatan tentang kekuatan mengkat atau tdak mengkat dar penjelasan dan atau penJaan seorang ahl.

(3) Semua baya untuk kepentngan seorang ahl atau lebh dalarn proses medas dtanggung oleh para phak berdasarkan kesepakatan.

Pasal 17

Mencapai Kesepakatan

(1) Jka medas menghaslkan kesepakatan perdamaan, para phak dengan bantuan medator wajb merumuskan secara tertuls kesepakatan yang dcapa dan dtandatangan oleh para phak dan medator.

(2) Jka dalam proses medas para phak dwakl oleh kuasa hukum, para phak wajb menyatakan secara tertuls persetujuan atas kesepakatan yang dcapa.

(3) Sebelum para,phak menandatangan kesepakatan, medator memerksa mater kesepakatan pcrdamaan untuk menghndar ada kesepakatan yang bertentangan dengan hukum atau yang tdak dapat dlaksanakan atau yang memuat ktkad tdak bak .

(4) Para phak wajb menghadap kembal kepada hakm pada har sdang yang telah dtentukan untuk membertahukan kesepakatan perdamaan.

(5) Para phak dapat mengajukan kesepakatan perdamaan kepada hakm untuk dkuatkan dalam bentuk akta perdamaan.

(6) Jka para phak tdak mengkehendak kesepakatan perdamaan dkuatkan dalam bentuk akta perdamaan, kesepakatan perdamaan harus memuat klausula pencabutan gugatan dan atau klausula yang menyatakan perkara telah selesa.

Pasal 18

Tidak Mencapai Kesepakatan

(1) Jka setelah batas waktu maksmal 40 (empat puluh) har kerja sebagamana dmaksud dalam pasal 13 ayat (3), para phak tdak mampu menghaslkan kesepakatan atau karena sebab-sebab yang terkandung dalam pasal 14, medator wajb menyatakan secara tertuls bahwa proses Inedas telah gagal dan membertahukan kegagalan kepada hakm.

(2) Segera setelah menerma pembertahuan tersebut, hakm melanjutkan pemerksaan perkara sesua ketentuan hukum acara yang berlaku.

(3) Pada tap tahapan pemerksaan perkara, hakm pemerksa perkara tetap berwenang untuk mendorong atau mengusahakan perdamaan hngga sebelum pengucapan putusan.

(4) Upaya perdamaan sebagamana dmaksud dalam ayat (3) berlangsung palng lama 14 (empat belas) har kerja sejak har para phak menyampakan kengnan berdama kepada phak hakm pemerksa perkara yang bersangkutan.

Pasal 19

Keterpisahan Mediasi dan Litigasi

(1) Jka para phak gagal mencapa kesepakatan, pernyataan dan pengakuan para phak dalam proses medas tdak dapat dgunakan sebaga alat bukt dalam proses persdangan perkara yang bersangkutan atau perkara lan.

(2) Catatan medator wajb dmusnahkan.

(3) Medator tdak boleh dmnta menjad saks dalam proses persdangan perkara yang bersangkutan.

(4) Medator tdak dapat dkena pertanggungjawaban pdana maupun perdata atas s kesepakatan perdamaan hasl proses medas.

BaB IV

TeMPaT PeNYeLeNggaRaaN MeDIasI Pasal 20

(1) Medas dapat dselenggarakan d salah satu ruang PengadJan Tngkat Pertama atau d tempat lan yang dsepakat oleh para phak.

(2) Medator hakm tdak boleh menyelenggarakan medas d luarpengadJan.

(3) Penyelenggaraan medas d salah satu ruang Pengadlan Tngkat Pertama tdak dkenakan baya.

(4) Jka para phak memlh penyelenggaraan medas d tempat lan, pembayaan dbebankan kepada para phak berdasarkan kesepakatan.

BaB V

PeRDaMaIaN DI TINgKaT BaNDINg, KasasI, DaN PeNINJaUaN KeMBaLI

Pasal 21

(1) Para phak, atas dasar kesepakatan mereka, dapat rnenempuh upaya perdamaan terhadap perkara yang sedang dalam proses bandng, kasas, atau pennjauan kembal atau terhadap perkara yang dperksa pada tngkat bandng, kasas, dan pennjauan kembal sepanjang perkara tu belum dputus.

(2) Kesepakatan para phak untuk menempuh perdamaan wajb dsampakan sccara tertuls kepada Ketua Pengadlan Tngkat Pertama yang mengadl.

(3) Ketua Pengadlan Tngkat Pertama yang mengadl segera membertahukan kepada Ketua Pengadlan Tngkat Bandng yang berwenang atau Ketua Mahkamah Agung tentang kehendak para phak untuk menernpuh perdamaan.

(4) Jka perkara yang bersangkutan sedang dperksa d tngkat bandng, kasas, dan pennjauan kembal majels hakm

pemerksa dtngkat bandng, kasas, dan pennjauan kembal wajb menunda pemerksaan perkara yang bersangkutan selama 14 (ernpat belas) har kerja sejak menerma pembertahuan ten tang kehendak para phak menernpuh perdamaan.

(5) Jka berkas atau memor bandng, kasas, dan pennjauan kembal belum dkrrnkan, Ketua Pengadlan Tngkat Pertama yang bersangkutan wajb menunda pengrman berkas atau memor bandng, kasas dan pennjauan kembal untuk member kesempatan para phak mengupayakan perdamaan.

Pasal 22

(1) Upaya perdamaan sebagamana dmaksud dalam pasal 21 ayat (1) berlangsung palng lama 14 (empat belas) har kerja sejak penyampaan kehendak tertuls para phak dterma Ketua Pengadlan Tngkat Pertama.

(2) Upaya perdamaan sebagamana dmaksud dalam pasal2l dlaksanakan d pengadlan yang mengadl perkara tersebut dtngkat pertama atau d temp at lan atas persetujuan para phak.

(3) Jka para phak menghendak medator, Ketua Pengadlan Tngkat Pertama yang bersangkutan menunjuk seorang hakm atau lebh untuk menjad medator.

(4) Medator sebagamana dmaksud dalam ayat (3), tdak boleh berasal dar majels hakm yang memerksa perkara yang bersangkutan pada Pengadlan Tngkat Pertama, terkecual tdak ada hakm lan pada Pengadlan Tngkat Pertama tersebut.

(5) Para phak melalu Pengadlan Tngkat Pertama dapat mengajukan kesepakatan perdamaan secara tertuls kepada majels hakm tngkat bandng, kasas, atau pennjauan kembal untuk dkuatkan dalam bentuk akta perdamaan.

(6) Akta perdamaan dtandatangan oleh maj\ls hakm bandng, kasas, atau pennjauan kembal dalam

waktu selambat-lambatnya 30 (tga puluh) har kerja sejak d catat dalam regster nduk perkara.

(7) Dalam hal sebagamana dmaksud dalam Pasal 21 ayat (5) peraturan n, jka para phak mencapa kesepakatan perdamaan yang telah dtelt oleh Ketua Pengadlan Tngkat Pertama atau hakm yang dtunjuk oleh Ketua Pengadlan Pertama dan para phak mengngnkan perdamaan tersebut dkuatkan dalam bentuk akta perdamaan, berkas dan kesepakatan perdamaan tersebut dkrmkan ke pengadlan tngkat bandng atau MahkamahAgung.

BaB VI

KesePaKaTaN DI LUaR PeNgaDILaN Pasal 23

(1) Para pihak dengan bantuan mediator bersertifikat yang berhaslmenyelesakan sengketa d luar pengadlan dengan kesepakatan perdamaan dapat mengajukan perdamaan tersebut ke pengadlan yang berwenang untuk memperoleh akta perdamaan dengan cara mengajukan gugatan.

(2) Pengajuan gugatan sebagamana dmaksud dalam ayat (1) harus dserta atau dlampr dengan kesepakatan perdamaan dan dokumen-dokumen yang membuktkan ada hubungan hukum para phak dengan objek sengketa.

(3) Hakm dhadapan para phak hanya akan menguatkan kesepakatan perdamaan dalam bentuk akta perdamaan apabla kesepakatan perdamaan tcrsebut memenuh syarat-syarat sebagai berikut :

a. sesua kehendak para phak;

b. tdak bertentangan dengan hukum;

c. tdak merugkan phak ketga;

d. dapat deksekus.

e. dengan ktkad bak.

BaB VII

PeDOMaN PeRILaKU MeDIaTOR DaN INseNTIf Pasal 24

(1) Tap medator dalam menjalankan fungsnya wajb menaat pedoman perlaku medator.

(2) MahkamahAgung menetapkan pedoman perlaku medator.

Pasal 25

(1) Mahkamah Agung menyedakan sarana yang dbutuhkan bag proses medas dan nsentf bag hakm yang berhasl menjalankan fungs medator.

(2) Mahkamah Agung menerbtkan peraturan mahkamah agung tentang crtera keberhaslan hakm dan nsentf bag hakm yang menjalankan fungs medator.

BaB VIII

Dokumen terkait