BAB II SIFAT DAN SUMBER LIMBAH BERBAHAYA
2.2 Klasifikasi Limbah B3
Pada awal 1994, kongres Amerika mengesahkan kembali undang-undang yang di bahas di atas.
a. Karakteristik Bahan Berbahaya dan Beracun
Untuk tujuan perundang-undangan dan peraturan di AS, zat yang berbahaya secara resmi tercatat dan ditentukan sesuai dengan karakteristik umum. Wewenang Resource Conservation and Recover Act (RCRA) United States Environmental Protection Agency/biro perlindungan lingkungan AS yaitu menentukan zat- zat yang berbahaya sesuai dengan karakteristik sebagai berikut:
Kemampuan terbakar, karakteristik zat cair yang uapnya kemungkinan terbakar karena keberadaan sumber pembakaran, non liquid yang akan menangkap api dari gesekan atau sentuhan dengan air dan terbakar dengan hebat atau terus menerus, gas-gas dipadatkan yang dapat terbakar, oksidator.
Corrosivity, karakteristik zat yang menunjukkan keasaman tinggi atau basis atau adanya satu tendensi menyebabkan karat pada baja.
Reaktivitas, karekteristik zat yang memiliki tendensi perubahan kimia hebat (contoh bahan peledak, bahan piroporik, bahan yang bereaksi dengan air, atau sianida, atau limbah mengandung sulfit).
Beracun, didefinisikan menurut sebuah prosedur ekstraksi standard diikuti oleh analisis kimia bagi zat spesifik.
Sebagai tambahan bagi klasifikasi menurut karakteristik, EPA menentukan lebih dari 450 limbah tercatat yang merupakan zat spesifik atau kelas zat-zat yang di ketahui berbahaya. Masing- masing zat seperti itu memiliki sebuah nomor limbah berbahaya EPA dalam format huruf diikuti oleh tiga nomor, di mana huruf yang berbeda di berikan pada zat masing-masing dari empat/huruf sebagai berikut:
Tipe F limbah dari sumber-sumber nonspesifik, misalnya limbah air lumpur pendinginan pemanasan metal di mana cyasida digunakan dalam proses (F012).
Tipe limbah K berasal dari sumber spesifik misalnya:
Cairan berat yang berasal dari distilasi ethylene diklorin dalam produksi ethylene diklorida (K019).
P-tipe limbah yang sangat berbahaya. Limbah ini didapati sangat fatal terhadap manusia dalam dosis yang rendah, atau mampu menyebabkan atau secara signifikan membantu peningkatan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Bahan-bahan ini kebanyakan jenis kimia spesifik misalnya fluorine (P056) atau 3- chloropropane nitrile (P027).
U-tipe limbah lainnya yang berbahaya, bahan-bahan ini sebagian besar adalah campuran misalnya kalsium kromat (U032) atau phthalic anhidrida (U190).
Dibandingkan dengan RCRA, CERLA memberikan difinisi agak luas tentang zat-zat berbahaya yang meliputi berikut:
Elemen, kumpulan, campuran cairan, atau zat-zat, yang lepas yang boleh jadi secara substansial membahayakan kesehatan publik, kesejahteraan publik atau lingkungan.
Elemen, kumpulan, campuran, cairan atau zat-zat dalam kuantitas yang dilaporkan ditentukan oleh CERCLA bagian 102.
Zat-zat tertentu atau polutan beracun yang di tentukan oleh Federal Water pollution Control Act.
Zat-zat kimia yang akan segera berbahaya ataupun campurannya yang menjadi topik aksi pemerintahan
dalam bagian 7 dari Toxic Subtances Control Act (TSCA).
Dengan pengecualian yang ditunda oleh kongres dalam Solid Waste Disposal Act, semua limbah berbahaya yang ditentukan atau memiliki karakteristik yang diidentifikasi oleh RCRA paragrap 3001.
b. Limbah Berbahaya
Setelah didefinisikan secara mendetail di atas, sekarang saatnya sampai pada yang lebih detail sehubungan dengan arti limbah berbahaya. Tiga pendeketan utama untuk mendefinisikan limbah berbahaya yaitu (1) sebuah diskripsi kualitatif pada asalnya, tipe, dan pendukungnya, (2) klasifikasi dengan dasar karaktristik terutama bedasarkan prosedur tes, dan (3) dengan cara konsentrasi zat-zat spesifik yang berbahaya. Limbah digolongkan menurut tipe umum, misalnya”spent halogenated solvents” atau pelarut terhalogenasi atau oleh sumber-sumber industri misalnya “picking liquor from steel manufacturing”atau mendapat cairan dari industri manufaktur baja.
Berbagai negara mempunyai definisi yang berbeda tentang limbah yang berbahaya. misalnya The Federal Republic of Germany Federal Act tentang Pembangunan Limbah (1972, yang diamandir tahun 1976) menyebutkan limbah khusus adalah khususnya berbahaya bagi kesehatan manusia, udara, air, atau eksplosif, mudah terbakar, atau boleh jadi menyebabkan penyakit. “The Ontario Waste Management Corporation” sebuah biro propinsi yang di bentuk lembaga konstitusi Ontorio, Kanada mendefinisikan limbah khusus adalah cairan industri dan limbah yang berbahaya yang tidak layak disuling dan dibuang pada sistem penyulingan
limbah, pembakaran atau di tanam di daratan yang karenannya memerlukan perlakuan khusus.
Limbah radioaktif adalah sebuah persoalan bagi berbagai negara yang memiliki pembangkitan listrik nuklir atau industri atau senjata nuklir yang signifikan. Di AS, limbah seperti itu di atur di bawah Neclear Regulatory Commission (NRC) dan depertemen energi/Departemen of Energi (DOE). Problem khusus dihadirkan oleh limbah campuran yang mengandung limbah kimia dan limbah radioaktif. Salah satu contoh baru baru ini tentang sebuah fasilitas yang disulitkan oleh radioaktif dan limbah campuran di AS adalah Rocky Flat di dekat Denver, Colorado, yang digunakan untuk memproduksi sanjata nuklir semenjak tahun 1950 an, kompleks ini memperkerjakan 6000 pekerja meliputi 384 are di tengah-tengah 6650 are daerah penyangga/buffer zone, dan mendiami 134 bangunan dengan luas area kira-kira 90.000 m2.Dalam tahun 1957 dan 1969, terjadi kebakaran lagi yang menyangkut plutonium.
Plutonium menyebar di daratan Rocky Flats, dan terjadi beberapa insiden pelepasan tritium pada sumber mata air minum. Diantara sebagian besar limbah yang harus ditangani di Rocky Flats adalah sebagai berikut:
Radionuclides: americium 241, plutonium 238, 239, 241, 242 thorium 232, tritium, uranium 233, 234, 238.
Logam beracun: berllium, cadmium, chromium, timbal, air raksa, nikel.
Pelaryt: bensin, karbon tetrachloride, chlorofrom, chlorometan, tetracholoroetheylene, 1,1,1-trichloroetane, trichloroethylene.
Berbagai campuran berbahaya: benzenedine, 1,3- butadeine, ethylene oxide, propylene oxide, formaldehyde hydrazine, nitric acid.
Problem besar sehubungan dengan limbah radioaktif adalah handford Nuclear Reservation terletak dekat Richland di negara bagian Washington. Ini adalah lokasi sebuah fasilitas besar untuk memproduksi plutonium yang di peruntukkan bagi senjata nuklir dari tahun 1940-an hingga kira-kira 1990. Proses ekstraksi uranium plutonium (purex) digunakan untuk mengekstraksi plutonium dari bahan bakar reakton nuklir neutron uranium tak teradisi. Produksi setiap kg limbah radioaktif tinggi dan kira-kira 200.000 liter limbah nuklir adalah tangki 101-SY yang mengandung 48 kg plutonium di dalam 4 juta liter lumpur yang berbahaya. Radioaktif di dalam tangki memanaskan isinya, dan reaksi kimia menghasilkan campuran gas hidrogen dan nitrogenoksida yang mudah meledak.
Pada interval kira-kira 90 hari, suatu gelembung-gelembung gas dilepaskan, dan isi tangki mendingin. Selama kejadian ini lapisan kerak di atas limbah naik kira-kira 30 cm. Ini benar-benar situasi yang menarik.
2.2.2. Identifikasi limbah B3 menurut PP No 18 Tahun 1999 Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumber dan karakteristiknya.
1. Jenis limbah B3 menurut sumbernya meliputi:
a. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;
b. Limbah B3 dari sumber spesifik;
c. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan bekas, kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah limbah B3 yang pada umumnya berasal bukan dari proses utamanya, tetapi dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegah korosi (inhibitior korosi), pelarut kerak, pengemasan dan
lain lain (contoh dapat dilihat pada lampiran 1). Limbah B3 dari sumber spesifik adalah limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan (contoh dapat dilihat pada lampiran 2). Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan, atau buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasai, karena tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau tidak dapat di manfaatkan kembali, maka suatu produk menjadi limbah B3 yang memerlukan pengelolahan seperti limbah B3 lainnya. Hal yang sama juga berlaku untuk sisa kemasan limbah B3 dan bahan-bahan kimia yang kadaluarsa (contoh dapat dilihat pada lampiran 3)
2. Daftar limbah dengan kode limbah D220, D221, D222, dan D223 dapat dinyatakan limbah B3 setelah di lakukan uji Toxicity Characteristic Leaching Prosedure(TCLP)dan/ atau uji karaktristik.
3. Memiliki salah satu atau lebih karakteristik sebagai berikut a. Mudah meledak
b. Mudah terbakar c. Bersifat reaktif d. Beracun
e. Menyebabkan infeksi dan f. Bersifat korosif.
4. Limbah yang termasuk limbah B3 adalah limbah lain yang apabila diuji dengan metode toksikologi memiliki LD50 di bawah ambang batas yang telah ditetepkan. Pengujian karaktristik limbah dilakukan sebelum limbah tersebut mendapat perlakuan pengolahan. Dalam ketentuan ini yang di maksud dengan:
a. Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu tekanan standar (25oC, 760 mmHg) dapat meledak atau melaluireaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.
b. Limbah mudah terbakar adalah limbah limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut:
1. Limbah yang berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau pada titik nyala tidak lebih dari 60oC (140oF) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.
2. Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar (25oC, 760 mmHg) dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus.
3. Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar.
4. Merupakan limbah pengoksidasi.
c. Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah-limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut:
1. Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan.
2. Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.
3. Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan
gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
4. Merupakan limbah sianida, sulfida atau amoniak yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
5. Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (25OC, 760 mmHg).
6. Limbah yang menyebabkan kebakaran karena lepas atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
d. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serus apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut, penentuan sifat racun untuk identifikasi limbah ini dapat menggunakan baku mulut konsentrasi TCLP (Toxicity Charactristic Leaching Prosedure) pencemar organik dan aroganik dalam limbah sebagaimana PP No. 18 tahun 1999. Apabila limbah mengandung salah satu pencemar yang trerdapat dalam lampiran 4, dengan konsentrasi sama atau lebih besar dari nilai dalam lampiran 4 tersebut, maka limbah tersebut merupakan limbah B3. Bila ini ambang batas zat pencemar tidak terdapat pada lampiran Tabel 4 tersebut maka dilakukan uji toksikologi.
Toxicity characteristic leaching procedure (TCLP) adalah metode ekstraksi sampel untuk analisis kimia digunakan sebagai metode analisis untuk mensimulasikan pencucian melalui tempat pembuangan akhir. Metodologi pengujian digunakan untuk menentukan apakah limbah adalah bersifat berbahaya (limbah B3 daftar D). TCLP terdiri dari empat prosedur mendasar yaitu persiapan sampel untuk pencucian, pencucian sampel, persiapan lindi untuk analisis dan analisis lindi. Prosedur TCLP biasanya berguna untuk mengklasifikasikan bahan limbah untuk pilihan pembuangan. Dalam prosedur TCLP pH bahan harus ditentukan, dan kemudian dicuci dengan asam asetat/larutan natrium hidroksida dengan perbandingan 1:20 campuran sampel dengan pelarut atau 100 g sampel dan 2000 mL larutan. Campuran dalam alat ekstraksi harus ditutup untuk mencegah senyawa volatile menguap, dan ekstraksi dilakukan selama 18 jam, kemudian disaring dan larutan dianalisis. Menurut EPA (Environmental Protection Agency) prosedur TCLP yaitu mengambil sub-sampel limbah diekstrak dengan larutan buffer asam asetat selama 18 ± 2 jam. Ekstrak yang diperoleh kemudian dianalisis untuk menentukan apakah memenuhi standar dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Konsentrasi maksimum bahan pencemar untuk karakterisasi racun
No. Bahan pencemar Konsentrasi maksimum (mg/L)
1 Arsenic 5.0
2 Barium 100.0
3 Benzene 0.5
4 Cadmium 1.0
5 Carbon tetrachloride 0.5
6 Chlordane 0.03
7 Chlorobenzene 100.0
8 Chloroform 6.0
9 Chromium 5.0
10 o-Cresol 200.0
11 m-Cresol 200.0
12 p-Cresol 200.0
13 Cresol 200.0
14 2,4-Dichlorobenzene 10.0
15 1,4-Dichlorobenzene 7.5
16 1,2-Dichloroethane 0.5
17 1,1-Dichloroethylene 0.7
18 2,4-Dinitrotoluene 0.13
19 Endrin 0.02
20 Heptachlor (dan hidroksida) 0.008
21 Hexachlorobenzene 0.13
22 Hexachloro-1,3-butadiene 0.5
23 Hexachloroethane 3.0
24 Lead 5.0
25 Lindane 0.4
26 Mercury 0.2
27 Methoxychlor 10.0
28 Methyl ethyl ketone 200.0
29 Nitrobenzene 2.0
30 Pentachlorophenol 100.0
31 Pyridine 5.0
32 Selenium 1.0
33 Silver 5.0
34 Tetrachloroethylene 0.7
No. Bahan pencemar Konsentrasi maksimum (mg/L)
35 Toxaphene 0.5
36 Trichloroethylene 0.5
37 2,4,5-Trichlorophenol 400.0
38 2,4,6-Trichlorophenol 2.0
39 2,4,5-TP (Silvex) 1.0
40 Vinyl chloride 0.2
41 Methoxychlor 10.0
42 Methyl ethyl ketone 200.0
43 Nitrobenzene 2.0
44 Pentachlorophenol 100.0
45 Pyridine 5.0
46 Selenium 1.0
47 Silver 5.0
48 Tetrachloroethylene 0.7
49 Toxaphene 0.5
50 Trichloroethylene 0.5
51 2,4,5-Trichlorophenol 400.0
52 2,4,6-Trichlorophenol 2.0
53 2,4,5-TP (Silvex) 1.0
54 Vinyl chloride 0.2
e. Limbah yang menyebabkan infeksi bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan dari tubuh manusia yang terkena infeksi, limbah dari labotarium atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular. Limbah ini berbahaya karena mengandung kuman penyakit yang dapat menular, limbah ini berbahaya karena mengandung kuman penyakit seperti hepatitis dan kolera yang di tularkan pada pekerja, pembersih jalan, dan masyarakat di sekitar lokasi pembuangan limbah.
f. Limbah bersifat korosif adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai berikut:
1. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.
2. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55oC.
3. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat baja.
Uji toksikologi dengan LD50 adalah perhitungan dosis (gram pencemar per kilogram) yang dapat menyebabkan kematian 50% populasi mahluk hidup yang di jadikan percobaan. Apabila LD50 lebih besar dari 15 gram per kilo gram berat badan maka limbah tersebut bukan limbah B3. Untuk melakukan uji toksikologi dengan bio essai dilaksanakan untuk limbah B3 yang tidak mempunyai dosis referensi dan/atau limbah B3 yang bersifat akut.
Adapun limbah B3 yang bersifat kronis di telaah dengan metodologi perhitungan dan atau berdasarkan hasil studi dan perkembangan ilmu pengetahuan yang ditetapkan oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan. Bilamana limbah tersebut dinyatakan limbah non B3, setelah dilakukan pengujian toksikologi, maka pengelolaannya dapat dilakukan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh instansi yang bertanggungjawab.
5. Pengawasan limbah berbahaya, polusi udara dan air
Agak berlawanan, tindakan-tindakan yang diambil untuk mengurangi polusi udara dan air mempunyai tendensi meningkat limbah berbahaya. Kebanyakan proses pemurnian air
menghasilkan lumpur ataupun cairan konsentrat yang memperlukan stabilisasi dan pembuangan. Proses penggosokan dengan udara/scrubbing air proses demikian pula menghasilkan lumpur. Pengendapan dan unit pengolahan limbah selalu mengontrol pencemaran udara atas segala hasil limbah padat yang signifikan jumlahnya, beberapa di antaranya berbahaya.