• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Kajian Pustaka

2. Komunikasi

a. Pengertian Komunikasi

Menurut Upe(1998:1)Kata komunikasidalam bahasa Inggris berasal darikata communicare, yaitu dalam bahasa latin yang mempunyai arti

“berpartisipasi” atau “memberitahukan” sedangkan perkataan “communis” berarti

“milik bersama” atau berlaku aman.

Kamus Bahasa Indonsia umum yang dilarang oleh W. J. S.

Poerwadarminta (dalam Upe, 1998:1) pengertian komunikasi adalah perhubungan. Sedangkan dalam ensiklopedia, komunikasi adalah penyelemggaraan tata hubungan menyampaikan warta dari satu pihak ke pihak yang lain dalam suatu organisasi atau instansi. Komunikasi merupakan suatu kegiatan usaha manusia untuk menyampaikan apa yang menjadi pikiran dan perasaannya, harapan ataupun pengalaman kepada orang lain. Proses komunikasi adalah proses pengoperan dari penerima lambang yang mendukung arti.

Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran”, “kita mendiskusikan makna”, dan “kita mengirimkan pesan”. Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas

(community) yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas merujuk pada sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu dan mereka berbagi makna dan sikap.

Deddy Mulayana, M.A,Ph.D. dalam bukunya Ilmu Komunikasi (2005:42).

Menurut Bernard Bereksin dan Gary A. Steiner komunikasi ialah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.

Komunikasi menurutHovland, Janis, dan Kelly (1953:12) berartisebuah proses dimana seorang individu sebagai komunikator menyampaikan stimulant yang biasanya verbal untuk mengubah perilaku orang lainnya.

Berdasarkan pendapat diatas, maka keterampilan komunikasi merupakan suatu teknik atau cara penyampaian pesan informasi dari seseorang kepada orang lain baik secara verbal maupun non verbal. Penyampaian pesan dapat dilakukan dengan menggunakan symbol, benda atau tingkah laku.

b. Fungsi dan Tujuan Komunikasi

Menurut Widjaja(2008:9) fungsi komunikasi meliputi:

1. Informasi: Pengumpulan, penyimpanan, pemprosesan, penyebar berita, data, gambar, fakta, dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi dengan jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain dapat mengambil keputusan yang tepat.

2. Sosialisasi (pemasyarakatan) : Penyedian sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan oang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat

yang efektif sehingga ia sadar akan berfungsi sosialnya sehingga dia dapat aktif didalam masyrakat.

3. Motivasi: Menjelaskan setiap tujuan masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong untuk menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

4. Perdebetan dan Diskusi: Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyakut kepentingan bersama ditingkat nasional dan lokal.

5. Pendidikan: Pengalihan ilmi pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukakan watak dan pendidikan keterampilan dan kemakhiran yang diperlukan pada suatu bidang kehidupan.

6. Memajukan Kebudayaan: Penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan budaya masa lalu, perkembangan kebudayaan denan memperluas horizon seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetikanya.

7. Hiburan: Penyebar luasan sinyal, symbol, suara, dan image dari drama, tari, kesenian, kesusasteraan, musik, olaraga, permainana dan lain-lain untuk reaksi, kesenangan kelompok dan individu.

8. Integrasi: Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

Menurut Widjaja(2008: 10) komunikasi mempunyai beberapa tujuan antara lain sebagai berikut:

a) Supaya hal yang disampaikan dapat dimengerti sehingga komunikasi seseorang harus dapat menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan menngikuti apa yang dilaksanakan.

b) Memahami oramg lain. Seseorang sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat apa yang diinginkan.

c) Supaya gagasan dapat diterima seseorang harus berusaha agar gagasannya dapat diterima orang lain dengan persuasif.

d) Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu. Mengerakkan sesuatu dapat bermacam- macam bisa berupa kegiatan. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud disini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk melakukannya.

c. Bentuk Komunikasi

Menurut syarti (2007 :21) bentuk komunikasi terdiri atas:

1. Komunikasi verbal dan non verbal

Komunikasi verbal yaitu komunikasi yang melalui baik lisan maupun tulisan. Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang mengunakan anggota badan atau bahasa tubuh, seperti gerakan tangan, jari, mata, kepala dan lain-lain.

Alasan pengunaan kumnikasi ini biasanya berkaitan dengan masalah waktu dan situasi saat komunitas terjadi.

2. Komunikasi lisan dan tulisan

Berdsarkan pesan yang disampaikan, komunikasi dapat berbentuk lisan dan tulisan. Jenis ini banyak yang dipraktekan sehari-hari khususnya dalam komunikasi antar pribadi. Pemilihan komunikasi liasn atau tertulis dipengaruhi oleh faktor waktu, kecepatan, biaya, preferensi, pribadi keterangan individu didalam berkomunikasi. Komunikasi tertulis adalah tertulis memiliki keuntungan atau kerugian, sebagai contoh komunikasi tertulis, keuntungannya pesan –pesan dapat disimpan, tetapi kegiatannya memakan waktu dibandingkan dengan komunikasi lisan. Salah satu kebaikan dari komunikasi tertulis adalah penulis mempunyai kesempatan untuk merencanakan dan mengendalikan pesan-pesan mereka.

d. Tahap-Tahap Komunikasi

Cutlip dan Center dalam buku teknik komunikasi (dalam Upe 1998:104) mengemukakan bahwa untuk berkomunikasi yang efektif harus dilaksanakan dengan melalui empat tahap yaitu:

a) Fact-finding

Fact–finding adalah mencari atau mengumpulkan fakta atau data sebelum seseorang melakukan suatu kegiatan atau tindakan.

b) Planning

Berdasarkan fakta/data tadi dibuatlah rencana tentang apa yang akan dilakukan didalam menghadapi problem-problem itu untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

c) Communication

Setelah renncana itu disusun dengan sebaik-baiknya sebagai hasil pemikiran yang matang berdasarkan data yang telah dikumpulkan, kemudian melakukan opservasirnya.

d) Evaluation

Mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan adalah perlu untuk menilai apakah tujuan itu tercapai ?apakah perlu diadakan lagi ovserpasi atau menggunakan cara-cara lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

e. Proses Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proeses yang terdiri dari suatu rangkaian yang saling berhubungan dengan tujuan akhir mempengaruhi perilaku, sikap dan kepercayaa.Proses komunikasi merupakan proses penyampaian dari pengirim kepada penerima menggunakan isyarat tangan atau menggunakan sarana komunikasi tertentu lainnya. Menrurut Syarti (2007) komponen dalam proses komunikasi terdiri atas :

1. Pengirim (sender)

Proses komunikasi diawali oleh pengirim sebagai sumber pesan.pengirim dalam keorganisasian dapat berupa karyawan biasa, manajer atau pihak luar yang memberi gagasan memaksa, informasi dan bertujuan mengadakan komunikasi.pengirim dalam hal ini telah menentukan makna apa yang akan disampaikan, agar apa yang akan disampaikan itu dapat tersusun dengan baik, maka sender perlu menyusun sebuah rencana yang berisi makna utama apa yang nantinya akan disampaikan.

2. Penyandian (encoding)

Proses selanjutnya, sender memiliki informasi atau pesan yang akan disampaikan adalah membuat sandi (penyandian). Tindakan pemberian arti simbol-simbol pada pemikiran. Penyandian itu perlu karena informasi hanya dapat dikirim dari seseorang kepada orang lain lewat perwakilan atau sandi. Bentuk utama dari sandi adalah bahasa.

3. Saluran Komunikasi (communication channel)

Channel merupakan media tempat pesan disampaikan. Biasanya digunakan lebih dari satu media ketika orang-orang berkomunikasi dalam sebuah organisasi, mereka biasanya menggabungkan tampilan vocal (saluran pendengaran) dan pandangan ( saluran penglihatan), sentuhan (saluran peraba), penciuman (saluran penciuman) dan perasa (saluran saraf) yang digunakan dalam saluran pesan dalam komunikasi. Pesan yang telah dibuat melalui sandi kemudian dikirim kepada penerima (receiver) fungsi saluran komunikasi disini adalah sebagai alat penyampaian pesan.

4. Pengertian Sandi (decoding)

Pesan yang diterima kemudian di interpretasikan dan diterjemahkan ke dalam informasi yang mempunyai arti.Pengertian dipengaruhi oleh pengalaman penerima, penilaian pribadi mengenai simbol dan gerakan tubuh yang dipakai dan harapan. Menciptakan gelombang suara yang penuh arti adalah sandi yang tepat, yang pantas untuk penyandian dengan melalui satu sumber, menterjemahkan gelombang suara kedalam pemikiran merupakan penguraian sandi(decoding).

5. Pencitraan (reciever)

Bila pesan tidak sampai pada penerima maka komunikasi itu belum terjadi.Artinya pesan yang dikirim harus diterima baik (dipahami) oleh penerima oleh karena itu pesan yang dikirimkan harus jelas kepada siapa pesan itu diajukan.

6. Umpan Balik (feedback)

Sebuah rangkaian umpan balik feedback ( memberi saluran ) tanggapan penerima yang memungkinkan sender untuk menentukan apakah peasn telah diterima dan menghasilkan tanggapan yang dimaksudkan bagi orang lain, umpan balik komunikasi itu mungkin datang dengan berbagai macam cara, dalam situasi tatap muka, umpan balik bisa terjadi secara langsung melalui tanda-tanda atau sandi dengan diberikannya reaksi ini kepada pengirim (sender), pengirim akan dapat mengetahui apakah pesan yang dikirimkan tersebut diinterprestasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim diinterprestasikan sama oleh si penerima berarti komunikasi tersebut efektif.

7. Kegaduhan (noise)

Kegaduhan (noise) merupakan sifat yang melekat pada komunikasi, kegaduhan atau kendala-kendala dalm berkomunikasi akan selalu ada. Kegaduhan dapat timbul dalam saluran komunikasi atau metode pengirim seperti udara dan kertas. Kegaduhan juga dapat terjadi secara internal (kurang perhatian penerima) atau eksternal (gangguan suara lain).

f. Kesulitan Komunikasi

Dalam kesulitan komunikasi menurut Anas (2006: 8-9) kesulitan siswa dalam berkomunikasi adalah hambatan-hambatan ditentukan oleh ketidak mampuannya untuk mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin dismpaikan, menciptakan kesan yang diinginkan, atau mempengaruhi orang lain sesuai kehendak. Keefektifan komunikasi siswa dapat ditingkatkan dengan cara berlatih mengunkapkan maksud keinginan siswa, menerima umpan balik tentang bertingkah laku, dan memodifikasi tingkah laku.

Jika siswa mengalami kesulitan omunikasi di sekolah, maka hal ini dapat dikatakan bahwa komunikasinya tidak efektif.Dengan kata lain, siswa tidak mampu menyampaikan pikiran dan perasaannya denagan orang lain, atau disebut tidak efektif. Ketidak efektifan remaja ini dapat terjadi baik dengan orang tua, guru, konselor, dan teman-temannya. Siswa yang komunikasinya engalami kesulitan, maka akan mengganggu optimalisasina sebagai siswa di sekolah, hal tersebut akan menyebabkan siswaa memiliki masalah, baik masalah akademik maupun pribadi-sosial.

3. Keterampilan Komunikasi Dasar 1. Mengespresikan Perasaan

a. Pengertian perasaan

Perasaan adalah reaksi internal kita terhadap aneka pengalaman kita.Perasaan ini disertai perubahan-perubahan fisiologis tertentu, seperti denyut jantung yang meningkat, dan juga memiliki tanda-tanda luar, seperti menitikkan air mata karena haru bahagia. Perasaan selalu merupakan pengalaman internal, dan dia menggunakan bentuk-bentuk tingkah laku terbuka tertentu untuk

mengkomunikasikannya kepada orang lain.sebaliknya, sering kita juga mengalami kesulitan mengendalikan pengkapa perasaan kita.

Johson (1981) mengemukakan suatu model lima tahap pengungkapan perasaan dalam komunikasi. Menurutnya, setiap kali kita berkomunikasi dengan orang lain maka sebenarnya paling sedikit terjadi lima macam proses sebagai berikut (dalam Supratiknya, 1995:51) :

1) Kita mengamati (sensing) tinkah laku lawan komunikasi kita. Alat-alat inderayang kita miliki, kita mengumpulkan informasi tentang lawan komunikasi kita.

2) Kita menafsirkan (interpresting) semua informasi yang kita terim dari lawan komunikasi kita itu. Kita menentukan makna dari kata-kata dan perbuatan.

3) Kita mengalami perasaan tertentu (feeling) sebagai reaksi terhadap penafsiran kita atas informasi yang kita terima dari lawan komunikasi kita.

4) Kita akan terdorong untuk menanggapi (intending) perasaan kita itu.

Dalam diri kita terbentuk intensi yang akan mendorong dan mengarahkan kita untuk berbuat sejalan dengan perasaan kita.

5) Mengungkapkan (expressing) perasaan kita itu. Kita merasa kasihan, berniat menghiburnya. Sekalipun menerima kata-kata keras, kita justru mendekati dan meneguhkannya sebagai ungkapan rasa simpati terhadap lawan kita itu.

b. Mengungkapkan perasaan secara verbal dan non verbal

Ada dua cara mengungkapkan perasaan, yaitu secara verbal dan secara non verbal. Yang dimaksud secara verbal adalah dengan mengungkapkan kata-kata, baik yang secara langsung mendeskripsikan perasaan yang kita alami maupun tidak. Sedangkan yang dimaksud secara non verbal adalah dengan menggunakan isyarat lain kata-kata, misalnya sorot mata, raut muka dan sebagainya. Dalam kenyataan sehari-hari, kedua cara tersebut sebenarnya susah dipisahkan sebab lazimnya hadir bersama-sama.

Cara kita mengungkapkan perasaan antara lain tergantung pada kesadaran dan penerimaan kita terhadap perasaan kita tersebut, serta kemampuan kita untuk mengungkapkan secara konstruktif. Adapun dalam bentuk-bentuk sebagai berikut Jonson (dalam Supratiknya 1995:56) :

a) Mencap atau memberikan label.

b) Memerintah c) Bertanya d) Menuduh e) Menyindir f) Memuji g) Mencela

h) Memberikan sebutan

Untuk mengungkapkan perasaan secara jelas, maka kita perlu mendeskripsikannya. Setidak-tidaknya ada empat cara mendeskripsikan perasaan Jonson (dalam Supraktiknya, 1995:57):

a) Mengindentifikasikan atau menyebut nama perasaan itu.

b) Mengunakan kiasan perasaan

c) Menunjukkan bentuk tindakan yang dilakukan terdorong oleh perasaan yang sedang dialami.

d) Menggunakan kata-kata.

Selanjutnya, menurut Jonson (1981),perilaku nonverbal memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

a) Merupakan kebiasan,maka bersifat otomatis dan jarang kita sadari.

b) Berfungsi mengungkapkan perasaan-perasaan kita yang sebenarnya, kendati dengan kata-kata kita berusaha menyembunyikannya.

c) Komunikasi nonverbal merupakan sarana utama untuk mengungkapkan emosi.

d) Memiliki makna yang berlainan pada berbagai lingkungan budaya yang berbeda.

e) Memiliki makna yang berbeda dari orang ke orang atau pada orang yang sama namun berlainan.

Sehubungan dengan kaitan antara komunikasi nonverbal dan pengungkapan perasaan, masalahnya adalah bahwa sering sukar memastikan apa yang sesungguhnya dirasakan orang lain berdasarkan komunikasi nonverbalnya.

Menurut Jonson (1981), kesulitan bersumber dari setidaknya dua sebab utama:

a) Fakta bahwa pesan-pesan nonverbal memang bersifat kabur.

b) Kontradiksi atau pertentangan yang sering terjadi antara pesan-pesan nonverbal dengan pesan verbalnya.

2. Kepercayaan Diri

a. Arti dan unsur kepercayaan

Kepercayaan mutlak diperlukan agar suatu relasi tumbuh dan berkembang.Kepercayaan meliputi unsur-unsur sebagai berikut(Jonson,1981):

1) Kita berada disituasi dimana pilihan untuk mempercayai orang lain dapat menimbulkan akibat-akibat yang menguntungkan maupun merugikan bagi aneka kebutuhan dan tujuan atau kepentingan kita.

2) Akibat-akibat yang menguntungkan atau merugikan tersebut tergantung pada perilaku orang lain.

3) Penderitaan karena akibat yang merugikan akan lebih besar dibandingkan manfaat karena akibat yang mengutungkan.

4) Kita punya cukup keyakinan bahwa orang lain akan bertingkah laku sedemikian rupa sehingga yang timbul adalah akibat-akibat menguntungkan.

b. Mempercayai dan dipercayai

Mempercayai artinya rela menghadapi resiko menerima akibat-akibat menguntungkan atau merugikan dengan mengunakan dirinya rentan dihadapan orang lain. Sedangkan dipercaya berarti rela menanggapi orag lain yang ambil resiko dengan cara menunjukkan jaminan bahwa orang lain tesebut akan menerima akibat-akibat yang menguntungkan.

Jadi menunjukkan penerimaan, dukungan, dan kerja sama maupun membalas pembukaan diri orang lain secara tepat adalah aspek-aspek penting dari sifat dapat dipercaya dalam relasi antar pribadi.

Tentang penerimaan ada dua hal yang perlu dicatat:

1) Penerimaan terhadap orang lain biasanya merupakan hasil atau akibat dari, dan hanya bisa dimulai dengan penerimaan diri.

2) Penerimaan (dari orang lain) merupakan kunci untuk mengurangi kecemasan dan rasa takut bahwa diri kita menjadi rentan terhadap serangan dari orang lain.

Jalaludin Rahmat (1994) dalam semua faktor yang mempengaruhi komunikasi antarpribadi faktor inilah yang paling penting. Bila seseorang, dia akan lebih mudah untuk membuka diri atau melakukan penyingkapan diri.

Kepercayaan inilah yang menentukan efektifitas komunikasi secara ilmiah, kata percaya didefenisikan sebagai mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko

Ada tiga faktor yang berhubungan dengan sikap percaya:

1) Karakteristik dan maksud orang lain

Seseorang akan lebih menaruh kepercayaan kepada seseorang yang dianggap memiliki kemampuan, keterampilan atau pengalaman dalam bidang tertentu.kita akan menaruh kepercayaan pada orang-orang seperti itu, hal ini disebabkan pengaruh persepsi kita pada maksud orang lain dalam hubungannya dengan maksud kita. Kita akan lebih percaya pada orang-orang yang mempunyai maksud sama dengan kita.

2) Hubungan kekuasaan

Kepercayaan akan tumbuh jika orang-orang mempunyai kekuasaan terhadap orang lain. Sesorang akan percaya pada orang lain yang tunduk pada orang tersebut.

3) Sifat dan kualitas komunikasi

Bila komunikasi bersifat terbuka, bila maksud dan tujuan sudah jelas, bila ekspektasi sudah dinyatakan, maka akan tumbuh percaya.

3. Penerimaan

Yang dimaksud menerima diri adalah memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri, atau lawannya, tidak bersikap sinis terhadap diri sendiri.

Kaitan antara penerimaan diri adalah meliputi tiga hal:

a) Semakin besar penerimaan diri kita, semakin besar pula pembukaan diri kita.

b) Semakin besar pembukaan diri kita, semakin besar penerimaan orang lain atas diri kita.

c) Semakin besar penerimaan orang lain atas diri kita, semakin besar penerimaan diri kita.

d) Semakin besar penerimaan diri kita, semakin besar penerimaan diri kita.

Agar mampu membuka atau mengungkapkan aneka pikiran, perasaan, dan reaksi kita kepada orang lain, pertama-tama yang harus melihat bahwa diri sendiri dan pembukaan diri yang akandilakukan tersebut diterima orang lain. Kalau diri sendiri menolak dirisendiri, maka pembukaan diri akan rasakan terlalu riskan.

Selain itu, demi penerimaan diri sendiri maka mulai diri sendiri harus bersikap

tulus, jujur, dan autentik dalam membuka diri. Bila diri menyembunyikan sesuatu tentang diri sendiri, penerimaan yang ditunjukkan oleh orang lain atas diri kita justru bisa mengurangi penerimaan diri kita, sebab kita tahu bahwa yang disukai dan diterima oleh orang lain adala “topeng” , bukan dirinya yang “sebenarnya”.

Penerimaan dirinya memang dibangun lewat pemahaman bahwa orang lain menerima diri saya .Menkomunikasikan penerimaan terhadap orang lain merupakan sesuatu yang vital untuk membangun dan melestarikan hubungan pribadi yang erat. Ada dua keterampilan yang diperlukan untuk mengkomunikasikan penrimaan terhadap orang lain:

1. Memparafrasekan atau mendengarkan dengan penuh pemahaman. Artinya, memahami aneka pikiran, perasaan, dan reaksi orang lain dari sudut pandangan orang yang bersangkutan, menunjukkan bahwa secara tulus kita berusaha memahaminya tanpa memberikan penilaian, menunjukkan bahwa kita menaruh minat, mempedulikannya, dan menerimanya.

2. Menunjukkan kehangatan dan rasa suka atau senang. Kehangatan dalam hubungan dengan orang lain sampai taraf tertentu mutlk diperlukan bagi pertumbuhan psikologi.

4. Self-Disclosure (pembukaan diri) a. Pengertian Self-Disclosure

Pembukaan diri atau Self-Disclosureadalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang berguna untuk memahami tanggapan kita terhadap situasi masa kini tersebut Johnson (Supratiknya,

1995:15).membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukan, atau perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan. Sementara Malik (2005:76) mengatakan “pengungkapan diri (Self-Disclosure) adalah proses menghadirkan diri yang mewujudkan dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi kepada orang lain”.

Morton (dalam sear,dkk, 1991) mengemukakan pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi persaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi dalam pengungkapan diri in bersifat deskriftif dan evaluatif.

Prayitno (1997:31) mengemukakan bahwa terdapat asas-asas Bimbingan dan Konseling dimana salah satu asa tersebut adalah adanya kertbukaan, asas keterbukaan yaitu, asa yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagi informasi dan materi diluar yang berguna bagi pengembangan dirinya.

Berdasarkan pendapat diatas, maka Self-Disclosure adalah adanya sikap membuka diri kepada orang lain, memberikan reaksi kepada orang lain secara spontan dan tanpa dalih perasaan dan pikiran yang dimiliki. Dalam pengungkapan diri atau terbuka dapat berupa berbagai topik seperti informasi perilaku, sikap, perasaan, keinginan, memotivasi dan ide yang sesuai dan terdapat didalam diri orang yang bersangkutan. Kedalaman dalam pengunngkapan diri seseorang tergantung pada situasi dan orang yang diajak untuk berintaksi. Menurut Johnson (Supraktiknya, 1995:15) pembukaan diri memiliki dua sisi yaitu : Bersikap

terbuka kepada anda + bersikap terbuka bagi anda= Relasi yang terbuka. Menurut Johnson (Supraktiknya, 1995:15) beberapa manfaat dan dampak pembukaan diri terhadap hubungan antar pribadi adalah sebagai berikut:

a) Pembukaan diri merupakan dasar bagi hubungan yang sehat antara dua orang.

b) Semakin kita bersikap terbuka kepada orang lain, semakin orang lain tersebut akan suka pada diri kita. Akibatnya ia akan semakin membuka diri kepada kita.

c) Orang yang rela membuka diri kepada orang lain terbukti cenderung memiliki sifat sebagai berikut: kompeten, terbuka, ekstrover, fleksibel, adaptik, dan intelegen, yakni sebagian dari diri orang yang masak dan bahagia.

d) Membuka diri kepada orang lain merupakan dasar relasi yag memungkinkan komunikasi intim baik dengan diri kita sendiri maupun dengan orang lain.

e) Membuka diri berarti bersikap regalistik. Maka, pembukaan diri kita haruslah jujur, tulus dan autentik.

b. Fungsi Self-Disclosure

Menurut derlega dan Grzelak (dalam Sears, dkk, 1991), ada lima fungsi Self- Disclosure yaitu:

a) Eksperesi (Expretion)

Dalam kehidupan ini kadang-kadang kita mengalami suatu kekecewaan atau kesalahan yang menyangkut pekerjaan ataupun yang lainnya. Untuk

Dalam dokumen SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassar (Halaman 42-73)

Dokumen terkait