• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KONDISI FAKTUAL

3.1.4 Kondisi Patroli Samapta di Wilayah Hukum Polres

46

Jepara telah melalui rangkaian perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian dan evaluasi. Satuan Samapta Polres Jepara dalam pelaksanaan giat patroli membentuk jadwal patroli setiap harinya dengan membagi pada unit turjawali dalam pelaksaan piket patroli dengan pola lima banding delapan yang dimana maksudnya adalah dilaksanakan selama delapan jam per hari dengan sistem lima hari dalam seminggu kemudian pelaksanaannya dibagi menjadi tiga gelombang.

Gambar 3.4 Jadwal Piket Patroli

Sumber: Urmintu Satuan Samapta Polres Jepara Tahun 2022

Unit patroli Satuan Samapta Polres Jepara memiliki 10 orang anggota dimana terdiri dari 9 orang anggota patroli dan 1 Kanit yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.9

Data Personel Unit Turjawali Satuan Samapta

No Nama Pangkat Jabatan

1. Mas’an IPDA Kanit Turjawali

2. Dhyan Pujo Kartiko Bripka Ka Jaga I

3. M.Syaifullah Brigadir Ka Jaga II

4. Mustofa Brigadir Ka Jaga III

5. Nafizi Mubarok Bripda Anggota RU I

6. Dimas Setiadi Bripda Anggota RU I

7. Ibnu Mumtaz Bripda Anggota RU II

8. Robi Yahya Bripda Anggota RU II

9. Ibnu Adam Bripda Anggota RU III

10. M Wahyu Bripda Anggota RU III

Sumber: Urmintu Satuan Samapta Polres Jepara Tahun 2022

Dalam pelaksanaan patroli dilakukan pembagian piket patroli yang dilaksanakan setiap hari selama 1x24 jam secara rutin dari piket, lepas piket, dan cadangan. Kepada setiap regu yang terjadwal dalam piket patroli tersebut, maka pada hari itu melaksanakan patroli sebanyak 3 kali dalam sehari terhitung mulai dari pagi, siang dan sore, serta malam hari. Berikut merupakan tabel pembagian jadwal piket unit patroli Satuan Samapta Polres Jepara.

Tabel 3.10

Tabel Pembagian Piket Unit Patroli Satuan Samapta Polres Jepara

1 2 3 4 5 6 7

REGU I P LP C P LP C P

REGU II C P LP C P LP C

REGU III LP C P LP C P LP

Keterangan:

48

P: Piket

LP: Lepas Piket C: Cadangan

Sumber: Urmintu Satuan Samapta Polres Jepara

Pada proses pelaksanaan, petugas patroli yang mendapat piket hari itu melaksanakan patroli dengan rute ke daerah kerawanan yang ada di Jepara seperti perkantoran, perbankan, jalan umum, pertokoan, serta di sekitar jalan umum Jepara. Patroli Samapta Polres Jepara dilakukan hanya sampai wilayah polsek-polsek sekitar Polres yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Polres. Untuk Polsek sendiri masing-masing melaksanakan patroli juga di wilayahnya masing-masing dan saling beririsan dengan patroli oleh Satuan Samapta Polres Jepara yang wilayah hukum polseknya masih sekitaran Polres Jepara. Sesuai dengan keterangan dari Kanit Turjawali Samapta Polres Jepara IPDA Mas’an (wawancara, 11 Oktober 2022)

“Untuk pelaksanaan patroli dari polres dilakukan di wilayah yang tidak terlalu jauh dengan Polres saja. Namun setiap polsek juga melaksanakan patroli di wilayahnya masing-masing, jika polsek yang dekat polres maka sering bertemu dengan patroli dari polres juga setiap melaksanakan giat patroli.”

Patroli yang telah dilaksanakan oleh Satuan Samapta Polres Jepara berdasarkan anggaran serta rengiat yang ada. Untuk jumlah patroli Satuan Samapta Polres Jepara yang telah dilakukan guna pencegahan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor dipaparkan dalam tabel.

Tabel 3.11

Jumlah Pelaksanaan Patroli SatSamapta Polres Jepara Tahun 2020-2022

NO BULAN

WAKTU PATROLI

JUMLAH PATROLI 07.00-

15.00

15.00- 23.00

23.00- 07.00

1 JANUARI 176 176 168 520

2 FEBRUARI 140 160 160 460

3 MARET 120 154 168 442

4 APRIL 180 180 180 540

5 MEI 186 186 186 558

6 JUNI 180 180 180 540

7 JULI 186 186 186 558

8 AGUSTUS 186 186 186 558

9 SEPTEMBER 180 180 180 540

10 OKTOBER 186 186 186 558

11 NOVEMBER 120 120 120 360

12 DESEMBER 124 124 124 372

JUMLAH 2060 2060 2060 6180

Sumber: Urmintu Satuan Samapta Polres Jepara Tahun 2022 3.1.5 Manajemen Operasional Pelaksanaan Patroli Samapta Guna

Pencegahan Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor di Wilayah Hukum Polres Jepara

Pada pelaksanaan patroli untuk mencegah tindakan pencurian kendaraan bermotor, anggota dan Patroli Satuan Samapta Polres Jepara dianalisis menggunakan Teori Manajemen, yang dikenal dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling). Kemudian dalam pelaksanaan patroli di Polres Jepara sejauh ini sesuai dengan pengertian yang dimaksud dalam pengertian patroli itu yakni merupakan sebuah usaha preventif yang di laksanakan oleh anggota polres Jepara yang bertujuan sebagai tindak pencegahan pencurian kendaraan bermotor. Kegiatan

50

patroli tersebut dimulai dari tahap-tahapan tersebut, yakni:

3.1.5.1 Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan Patroli

Dalam tahap ini mengenai kesiapan pelaksanaan dalam kegiatan patroli meliputi administrasi patroli, petugas patroli, dan perlengkapan patroli satuan ataupun kelompok. Dalam administrasinya juga yang paling pertama disiapkan adalah rencana kegiatan patroli. Berikut rencana kegiatan patroli yang dijabarkan.

Gambar 3.5 Rencana Kegiatan Unit Turjawali

Sumber : Urmintu Satuan Samapta

Hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Turjawali Satuan Samapta Polres Jepara adalah sebagai berikut:

Ketika sebelum melakukan patroli, sebagai kanit turjawali/padal saat pelaksanaan kegiatan patroli saya melakukan arahan kepada anggota patroli yang berdinas pada hari itu meliputi sasaran, bentuk, wilayah, dan area patroli, serta cara bertindak. Serta juga saya memerintahkan anggota untuk menyiapkan administrasi seperti rencana kegiatan dan surat perintah. Setelah itu, saya melakukan pengecekan terhadap kelengkapan perorangan dan satuan secara menyeluruh agar dapat menjalankan tugas dengan baik. Terakhir saya membagi peta kekuatan anggota yang saya punya karena, saya menyadari personel

yang saya miliki kurang sehingga saya menyusun jadwal patroli secara efesien agar dalam pelaksanaan patroli efektif dan tepat sasaran. Biasanya patroli yang dilakukan oleh Samapta ini jam 11.00- 03.00 WIB.

Pernyataan wawancara tersebut diperkuat dengan hasil wawancara kepada anggota patroli BRIPDA IM, sebagai berikut:

Pada pelaksanaan kegiatan patroli yang dilaksanakan, kanit turjawali selalu melaksanakan APP terlebih dahulu kepada para anggota yang bertugas pada malam itu. Biasanya, pak kanit menegaskan tentang SOP yang berlaku, sasaran, serta daerah tempat terjadinya aksi curanmor. Tidak lupa juga pak kanit melakukan cek kelengkapan perorangan dan satuan sebelum berangkat patroli.

Pada tahap persiapan, telah dilakukan dengan baik oleh Satuan Samapta. Akan tetapi, penyusunan sasaran kerawanan curanmor belum tepat sasaran. Hal itu didukung hasil wawancara KBO Satuan Samapta, sebagai berikut:

Kendalanya di tempat terjadinya curanmor yang tidak pasti, walaupun kita telah memiliki beberapa tempat kerawanan yang sering menjadi kasus curanmor. Akan tetapi, curanmor ini juga terjadi ketika ada kesempatan yang terjadi disuatu tempat. Kami melakukan penyusunan sasaran patroli berdasarkan pelaporan dari kejadian- kejadian sebelumnya yang pernah terjadi.

Perencanaan dilakukan untuk mengidentifikasi dan mempersiapkan hal-hal yang mampu menentukan strategi, wilayah, metode, dan sasaran yang akan digunakan serta jenis, pola waktu, bentuk, dan sifat patroli yang akan menjadi penentu keberhasilan pelaksanaan patroli. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat 1 wilayah yang menjadi sasaran, semuanya memiliki masalah keamanan dan kerawanan yang berbeda, dengan rincian 4 wilayah tinggi kejahatan, 6 wilayah sedang kejahatan, dan 5 wilayah rendah kejahatan. Maka dari itu, dalam pelaksanaan patroli difokuskan sesuai dengan urgensi tingkat kejahatan yang didapatkan dari peta kerawanan kasus curanmor di wilayah Jepara tahun 2022. Dalam pelaksanaannya, rute yang dilalui tidak terdapat variasi pembaruan, hal ini

52

menyebabkan rute patroli kadang telah dapat terbaca oleh pelaku tindak kejahatan.

Berdasarkan keadaan yang sering terjadi di Jepara yaitu bercuaca hujan, maka patroli biasanya dilaksanakan menggunakan kendaraan bermotor roda 4, sedangkan kendaraan beroda 2 digunakan saat cuaca cerah. Pelaksanaan patroli dilakukan pada 15 zona wilayah, masing- masing memiliki kerawanan dan potensi gangguan kamtibmas yang berbeda tingkatannya. Hal ini selaras dengan pernyatan Kanit Turjawali Polres Jepara, IPDA Ma’san, dalam wawancara pada tanggal 22 November 2022.:

Pelaksanaan patroli yang dilakukan oleh satuan Samapta Polres Jepara dilakukan pada 15 zona wilayah yang telah didata tingkat kejahatan dan kerawanan kamtibmasnya. Terdapat 10 unit satuan patroli yang tiap unitnya terdiri dari 10 anggota. Tiap unit saling bergantian melakukan patroli. Dikarenakan cuaca yang sering hujan, patroli yang dilakukan lebih sering menggunakan kendaraan bermotor roda 4 daripada roda 2.

Jenis giat patroli yang dilakukan hanyalah patroli menggunakan kendaran bermotor roda 2 dan 4. Sedangkan untuk kegiatan patroli sepeda, jalan kaki, transportasi air, sepatu roda, satwa, dan udara tidak dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan wilayah Kabupaten Jepara.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, patroli dilakukan dengan roda 4 (empat) walaupun tidak sedang hujan . Kendaraan yang digunakan dalam patroli, sangat layak pakai dan sedikit atau bahkan jarang yang mengalami kerusakan.

3.1.5.2 Pengorganisasian Kegiatan Patroli

Upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan patroli samapta Polres Jepara yaitu melalui kerja sama dengan satuan unit fungsi lain. Tahapan pengorganisasian kegiatan pelaksanaan patroli tetunya harus dilakukan pada langkah awal sebelum pelaksanaan. Tahap pengorganisasian membagai anggota dalam mendapatkan peran dan tugas masing-masing. Pembagian ini melalui proses yang cermat

berdasarkan pertimbangan Kanit turjawali.

Perorganisasian merupakan tahap yang harus dilakukan sebagai upaya pengoptimalan hasil dengan cari pembagian kerja yang mampu terimplementasi dengan baik. Kuantitas dan kualitas personel patroli merupakan hal yang ditemukan dalam penelitian ini. Dalam pelaksanaannya, petugas patroli selalu melakukan persiapan terlebih dahulu, hal ini ditujukan agar para personel memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam pelaksanaannya tiap unit patroli memiliki 10 anggota yang tentunya belum dinilai optimal bila dibandingkan dengan jumlahnya zona sehingga patroli dilaksanakan dengan mempertimbangkan tingkat kerawanan zona berdasarkan data, hal ini dilakukan dengan tujuan agar pembagian kerja mampu terlaksana dengan baik. Pengorganisasian yang baik diharapkan mampu memberikan hasil yang optimal terhadap pelaksanaan patroli. Hal yang menjadi temuan dalam pengorganisasian adalah terkait kuantitas dan kualitas personel patroli. Mempersiapkan petugas yang akan melaksanakan patroli sangat penting untuk memastikan bahwa masing-masing anggota memahami terkait apa tugas dan tanggung jawabnya dalam pelaksanaan patroli. Dalam pelaksanaan patroli, Unit Turjawali memiliki jumlah personel tiap unit patroli sebanyak 10 personel (9 anggota dan 1 kanit) yang dinilai belum optimal dalam pelaksanaannya pada 15 zona yang harus didatangi. Hal ini tentu berdampak pada kualitas pelaksanaan patroli karena kuranngnya kemampuan dari para petugas patroli. Tiap unit melakukan patroli secara bergantian ke 15 zona wilayah yang memiliki kejahatan. Selaras dengan keterangan kasat Samapta (wawancara, AKP M Syaifuddin, S. H), bahwa:

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan patroli di wilayah hukum Polres Jepara yaitu dengan langkah awal pengorganisasian. Saya sebagai kasat Samapta memiliki tugas yang harus dilakukan dalam situasi di lapangan yang kekurangan personel, dari sini saya harus mampu untuk membagi tugas para anggota dengan sama rata walaupun yang terdata satu unit dan menyiasatinya permasalahan kurangnya personel dengan

54

mengambil beberapa personil tambahan seperti anggota dalmas untuk melaksanakan kegiatan patroli. Sebagai kasat, saya juga melakukan kerjasama bersama fungsi lain seperti intel, reskrim, dan lantas untuk saling bertukar informasi mengenai situasi kamtibmas di masyarakat dalam melaksanakan patroli bersama.

Berdasarkan wawancara dari kanit turjawali satuan Samapta polres Jepara adalah sebagai berikut:

Dalam pelaksanaan lapangan, Personel samapta saya bagi menjadi beberapa bagian dengan rincian, seperti bagian pengamanan pelaku dalam kejadian tindak pidana, bagian pencatatan identitas, dan bagian pengaturan arus lalu lintas dalam mencegah penumpukan atau kemacetan yang bisa terjadi.

3.1.5.3 Pelaksanaan Kegiatan Patroli

Tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan kegiatan patroli, setelah melaksanakan tahapan perencanaan dan pengorganisasian. Sebelum dilakukan patroli, biasanya akan dilaksanakan pengarahan dari pimpinan terhadap personel yang melaksanakan patroli mengenai rencana dan tujuan kegiatan, sasaran kegiatan, batasan waktu pelaksanaan, larangan dan kewajiban yang harus dipatuhi oleh semua anggota.

Tujuan dilaksanakan Acara Pengarahan Pimpinan dari kanit merupakan adanya hasil yang optimal dari pelaksanaan patroli. Walaupun demikian ternyata dalam implementasinya masih ditemukan permasalahan seperti:

a. Patroli yang dilakukan belum sesuai dengan rute perencanaan karena personel lebih sering mendahulukan kepentingan pribadi.

b. Pelaksanaan patroli menggunakan kendaraan bermotor roda 2 (dua) sering tidak dilaksanakan meskipun tidak ada gangguan cuaca . c. Kurangnya komunikasi antara petugas patroli dengan masyarakat

pada saat pelaksanaan patroli di lapangan.

Pelaksanaan patroli ini merupakan tindakan preventif Polres Jepara untuk mencegah tindak pidana Curanmor memiliki peran signifikan. Hal ini

memperkecil niat pelaku untuk melangsungkan pencurian karena mampu memberikan pandangan ketatnya penjagaan polisi. Pelaksaan patroli Polres Jepara diharapkan mampu menghasilkan output yang maksimal dan pelaksanaannya dapat optimal sesuai aturan hukum berupa Peraturan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri Nomor 1 Tahun 2017.

Upaya optimalisasi tahap pengorganisasian pelaksanaan kegiatan patroli Polres Jepara difokuskan pada bentuk formasi dan melakukan pelaksanaan sesuai SOP, hal ini disampaikan oleh Kanit Turjawali Samapta Polres Jepara, IPDA Ma’san,sebagai berikut:

Saya membuat kebijakan patroli terkait anggota yang melaksanakan patroli. Setelah terbagi menjadi beberapa unit yang bertujuan agar memaksimalkan kerja, tujuan, dan keselamatan seluruh aspek meliputi anggota, pelaku, dan masyarakat. Saya menekankan lebih kepada pelaksanaan patroli yang harus ditaati anggota, yaitu sesuai sop yang berlaku dalam mendatangi tempat- tempat rawan seperti kade, jalanan sepi, dan juga daerah pantai.

Berdasarkan observasi penulis terhadap pelaksanaan patroli terkait anggota yang melaksanakan patroli berbeda dengan kebijakan dan tujuan awal. Anggota masih belum memiliki kemampuan petugas patroli. Hal ini selaras dengan pendapat Kanit Turjawali yang mengatakan bahwa “Dalam pelaksanaan patroli, petugas cenderung terkesan hanya menggugurkan kewajibannya tanpa melakukan observasi dan peninjauan situasi yang menjadi sasaran patroli dengan baik dan benar.”

3.1.5.4 Controlling ( Pengendalian )

Pengendalian pelaksanaan patroli yang diterapkan di Polres Jepara yaitu meliputi, inspeksi mendadak, pemantauan, supervisi, dan pelaporan.

Supervisi dilakukan secara terjadwal dan bertahap dengan sasaran berupa sumber daya manajemen, dukungan anggaran, dan aspek manajemen.

Evaluasi dilakukan setelah terlaksananya kegiatan patroli, hal ini bertujuan agar terdapat presepsi yang sama mengenai pencapaian, maupun kekurang yang ada. Analisa dan evaluasi berlandaskan pada ketentuan hukum Perkabarhakrkam Nomor 1 Tahun 2017 yang terbagi dalam beberapa waktu, mulai dari, setiap selesai patroli, harian, mingguan dan bulanan. Namun, pada penelitian terhadap temuan kekurangan aspek

56

bagian ini, mengenai kurangnya pelaksanaan konsolidasi yang dilakukan oleh pimpinan untuk analisa dan evaluasi kegiatan patroli. Hal ini dinilai penting karena berguna untuk mengecek kembali personel dan perlengkapan patroli yang telah selesai digunakan. Hal yang menjadi temuan pada tahap pengendalian adalah setelah pelaksanaan kegiatan patroli, pimpinan sangat jarang sekali melaksanakan konsolidasi untuk melakukan analisa dan evaluasi terhadap kegiatan patroli. Padahal kegiatan ini berguna untuk pengecekan kondisi dari personel patroli maupun perlengkapan yang digunakannya.

Pendukung dari data tersebut juga ditambahkan pernyataan Kanit Turjawali Satuan Samapta Polres Jepara,sebagai berikut:

Analisa dan evaluasi terhadap pelaksanaan patroli dilakukan mingguan. Anev dilakukan setiap apel pada hari tertentu, bertempat di Polres Jepara. Sedangkan, pelaksanaan anev bulanan, dilakukan analisa dan evaluasi tiap bulannya, pada akhir bulan tanggal 30/31, dilaksanakan di dalam Polres Jepara. Hal yang perlu disiapkan pada saat pelaksanaan anev, meliputi surat perintah, daftar absensi, laporan hasil anev, dan notulensi yang dibuat selama pelaksanaan anev.

Pelaksanaan kegiatan patroli Samapta Polres Jepara, berdasarkan oleh Perkabaharkan Nomor 1 tahun 2017 mengenai patroli. Hal ini meliputi tahapan yang mencakup secara umum, persiapan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, serta analisa dan evaluasi telah dilakukan.

Namun, dari hasil observasi peneliti, setiap bagian tahapan masih memiliki kekurangan masing-masing yang mempengaruhi proses pelaksanaan patroli Polres Jepara.

3.1.6 Deskripsi keadaan Sumber Daya Organisasi Sat Samapta Polres Jepara Dalam Melaksanakan Patroli

Pencegahan kasus Curanmor di wilakayah hukum Polres Jepara dengan kegiatan patroli membutuhkan kinerja yang sesuai dengan peraturan. Kinerja yang optimal dari tiap anggota patroli satuan samapta sangat dibutuhkan. Ketika kinerja anggota unit patroli bahkan unit patrolinya

belum optimal, maka perlu dilakukan optimalisasi kinerja. Dalam menganalisis kondisi faktual dan upaya optimalisasi yang dilakukan oleh unit Patroli satuan samapta Polres Jepara, penulis menggunakan teori Sumber Daya Organisasi (SDO) sebagai kondisi faktual yang mendukung optimalisasi giat patroli, sebagai berikut:

a. Man ( Manusia )

Manusia merupakan subjek dan penggerak utama yang melaksanakan suatu aktivitas dengan tujuan mencapai tujuan suatu organisasi. Keberhasilan dan proses suatu kegiatan yang mencakup baik atau buruknya suatu kegiatan sangatlah tergantung pada sumber daya yang ada dalam suatu organisasi tersebut. Dilihat dari segi kualitas, anggota Satuan Samapta Polres Jepara khususnya Sub Unit Patroli hanya minoritas personel yang telah mendapatkan pelatihan turjawali. Hal ini jelas mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan personel didalam melaksanakan pelaksanaan giat patroli. Upaya optimalisasi yang dilakukan oleh Unit Patroli Satuan Samapta dalam meningkatkan kinerja personelnya adalah dengan mengirimkan anggotanya untuk menjalani kejuruan Samapta Jawa Timur. Hal ini dilakukan secara rutin oleh Kasat Samapta yang dengan berkala mengirimkan 3 personelnya untuk menjalani dikjur selama 3 bulan. Dengan adanya upaya pengiriman ini, diharapkan mampu meningkatkan kinerja patroli. Upaya lain yang dilakukan adalah dengan menugaskan anggota polri untuk mengikuti pelatihan Samapta di Polda Jawa Tengah tiap bulannya. Hal ini disampaikan oleh Kasat Samapta, AKP M.Syaifuddin, S.H:

Polres Jepara mengirimkan anggotanya seperti tahun-tahun lalu, secara berkala untuk mengikuti pendidikan kejuruan di Pusdik Jawa Timur. Anggota yang diberangkatkan merupakan anggota yang telah lebih dari 3 tahun menjalani dinas. Hal ini bukan tanpa alasan, tujuannya agar pada akhirnya anggota yang selesai pendidikan di Pusdik mampu memberikan ilmunya kepada anggota yang lain. Selain itu, kami juga diamanahi tugas dari Direktorat Polda Jawa Tengah untuk mengirimkan personel Samapta untuk mengikuti pelatihan di Semarang seperti tahun sebelumnya.

58

Menilik hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis, didapatkan hasil bahwa tingkat kedisiplinan anggota polres cukup tinggi karena pimpinan selalu memeberikan contoh kepada anggotanya dan cukup tegas dalam mengarahkan setiap tugas yang wajib dilaksanakan. Hal ini tentu mempengaruhi motivasi anggota dan berujung pada meningkatnya kinerja dari Satuan Samapta Polres Jepara dalam pelaksanaan patroli guna mencegah kasus Curanmor.

b. Money (Anggaran)

Anggaran merupakan faktor yang sangat penting guna menunjang segala aktivitas dalam mencapai dan melaksanakan rencana kegiatan dan tujuan organisasi. Tanpa adanya anggaran, suatu kegiatan akan terganggu pelaksanaannya bahkan bisa sama sekali tidak dapat diselenggarakan.

Dalam pelaksanaanya, anggara yang didapatkan masing-masing satuan kerja tidaklah sama. Pelaksanaan kegiatan Satuan Samapta mendapatkan anggaran pertahunnya sebanyak Rp766.110.000, masing-masing dialokasikan untuk:

1. Patroli Samapta anggaran sebesar Rp280.000.000

2. Pemeliharaan dan perawatan satwa anggaran sebesar Rp100.375.000

3. Pengamanan objek vital anggaran sebesar Rp385.735.000

Dalam setahun untuk pelaksanaan giat patroli akan mendapatkan anggaran sebesar Rp 280.000.000,00 untuk melaksanakan kegiatan patroli. Anggaran ini mencakup untuk pelaksanaan patroli dalam kota, patroli bersama polsek jajaran, patroli perbankan, patroli perkantoran, patroli dialogis, hingga patroli malam hari. Dari anggaran yang diberikan, unit patroli memiliki kemampuan dalam optimalisasi sehingga kegiatan patroli dapat berjalan optimal. Disamping itu, Kanit Turjawali juga memberikan uang saku, uang makan, dan dana satuan kepada personel patroli. Hal ini tentunya meningkatkan motivasi personel patroli agar

melaksanakan tugasnya selama patroli dengan optima. Anggaran yang diberikan dalam pelaksanaan giat patroli dirasa sudah cukup dan tidak mengalami kendala. Informasi selaras dengan wawancara bersama Kanit Turjawali:

Anggaran yang didapatkan oleh anggota polri merupakan uang makan, uang saku, dan dana satuan yang diberikan setiap bulannya, anggaran ini di luar anggaran inti dari polres untuk kegiatan patroli tiap tahunnya. Harapannya adalah, dari uang tambahan yang diberikan, para personel patroli lebih memiliki motivasi dalam melaksanakan tugasnya. Walaupun sudah seharusnya anggota polri memiliki motivasi dalam menjalankan tugasnya. Anggaran ini dimaksudkan sebagai bentuk perhatian kepada anggota.

Faktor yang menjadi penghambat patroli adalah anggaran BBM yang dinilai masih kurang untuk mewujudkan kegiatap patroli yang optimal. BBM untuk roda 4 khususnya yang sering digunakan dalam musim penghujan seperti ini. letak lokasi Polres Jepara yang jauh dari berbagai zona yang menjadi sasaran patroli menjadi faktor pendukung. Kurangnya anggaran BBM untuk melaksanakan pelaksanaan patroli sesuai zona kerawanan menyebabkan tidak optimalnya kegiatan patroli. Hal ini juga disampaikan, Kanit Turjawali (wawancara, 25 November 2022), yang menyatakan:

Dalam pelaksanaan patroli roda 4 (empat) yang sering dilakukan ini anggaran BBM yang diberikan masih belum memadai dengan sasaran patroli yang akan dilakukan. Terlebih dalam melakukan kegiatan patroli yang jaraknya cukup jauh dan banyak tentunya diperlukan anggaran yang memadai.

c. Method (Metode)

Metode merupakan cara yang digunakan suatu organisasi dalam melaksanakan suatu kegiatan, meliputi bagaimana cara anggota personel bertindak dalam melaksanakan patroli di lapangan. Pelaksanaan patroli Satuan Samapta Polres Jepara haruslah memiliki petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis. Hal ini didasarkan dalam Peraturan Kabaharkam Nomor 1 Tahun 2017 tentang Patroli. Peraturan ini menjelaskan mengenai

60

definisi kegiatan patroli adalah menerima dan mempelajari data daerah rawan kriminalitas, konsep penggelaran personil di daerah rawan, menyiapakan kelengkapan dan perlengkapan untuk pelaksanaan patroli, memerintahkan anggota untuk melaksanakan kegiatan patroli di daerah rawan, serta membuat laporan hasil kegiatan. Peraturan ini merupakan bentuk optimalisasi dalam meningkatkan metode giat patroli yang dilakukan. Terdapat 9 regu yang melaksanakan kegiatan patroli sesuai dengan jadwal piket menuju 15 zona kerawanan kamtibmas yang telah ditentukan. Selain itu, terdapat juga surat Bukti Koordinasi Tugas yang selalu dibawa oleh personel patroli untuk rute sesuai dengan yang telah ditentukan. Upaya optimalisasi lain yaitu mengenai penjangkauan wilayah yang cukup dilakukan koordinasi dengan Unit Samapta Polsek dalam melaksanakan patroli pencegahan tindak pidana Curanmor.

Patroli rutin dilakukan Satuan Samapta Polres Jepara lebih sering menggunakan kendaraan roda 4, waupun bukan merupakan musim penghujan juga. Hal ini dirasa kurang efektif dan efisien meninjau bahwa pelaksanaan patroli menggunakan kendaran berdoa dua diyakini akan lebih bermanfaat dan cocok jika dilaksanakan di wilayah Kabupaten Jepara yang termasuk dalam kategori padat penduduk, rawan kemacetan, serta memiliki jalur lalu lintas yang luamyan kecil. Kendaraan bermotor roda dua dapat memasuki gang kecil di lingkungan masyarakat sehingga lebih mudah dalam menjangkau zona sasaran serta lebih efisien dari segi waktu tempuhnya. Walaupun, untuk sekarang patroli roda dua jarang sekali dilakukan karena wilayah Kabupaten Jepara saat ini memiliki curah hujan yang cukup tinggi serta dengan mempertimbangkan aspek kesehatan dan keselamatan para personel patroli. Namun pada kenyataannya, meskipun cuaca sedang tidak hujan, Patroli tetap dilaksanakan menggunakan kendaraan bermotor roda empat.

Dokumen terkait