• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.2 Kepustakaan Konseptuan

2.2.2 Konsep

28

Matriks SWOT dapat dipergunakan sebagai alat identifikasi mengenai bagaimana kekuatan dan kelemahan internal organsisasi dihubungkan kepada peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi akan membuat strategi alternatif terbaik untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Berikut adalah keterangan yang ada pada tabel matriks SWOT diatas:

a. Analisis SO dalam strategi SO, bagaimana kekuatan dalam organisasi dapat digunakan dalam mengambil keuntungan dari peluang yang ada;

b. Analisis ST dalam strategi ST, bagaimana kekuatan dalam organisasi dapat mengatasi ancaman yang menghambat tercapainya tujuan organisasi;

c. Analisis WO dalam strategi WO, bagaimana kelemahan dalam organisasi dapat diatasi dengan peluang yang ada;

d. Analisis WT dalam strategi WT, bagaimana kelemahan dapat diatasi untuk menangkal ancaman yang menghambat tercapainya tujuan organisasi.

Kemudian pada Pasal 2 dalam peraturan yang sama menjelaskan tujuan dilaksanakannya patroli, dengan bunyi:

a. meniadakan kemungkinan adanya niat dan kesempatan untuk mencegah timbulnya gangguan Kamtibmas;

b. menghadirkan polisi di tengah-tengah masyarakat;

c. memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dalam mengantisipasi gangguan Kamtibmas serta keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcar Lantas), serta memberikan kemudahan akses pelaporan masyarakat;

d. terwujudnya pemeliharaan Kamtibmas;

e. meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan Kamtibmas;

f. memberikan pelayana masyarakat berupa tindakan kepolisian yang dilakukan oleh Petugas Patroli dalam rangka memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat;

g. terwujudnya rasa aman masyarakat; dan

h. mendorong revitalisasi fungsi Patroli terutama pada tingkat Kepolisian Sektor (Polsek) dalam rangka pengisian personel yang lebih menitik- beratkan pada pemenuhan jumlah Petugas Patroli

Terlihat dari tujuan patroli diatas dapat disimpulkan bahwa patroli merupakan kegiatan Polri yang menjadi ujung tombak dari terpeliharanya keamanan, keamanan, dan ketertiban masyarakat. Dalam pelaksanaanya, kejahatan yang dilakukan oleh manusia terus terus berkembang dan mulai memanfaatkan kemajuan teknologi. Hal ini yang menimbulkan adanya modus operandi kejahatan yang baru dan semakin bervariasi sehingga dalam pelaksanaan patroli tidak dapat lagi dilaksanakan dengan cara atau metode yang itu-itu saja. Oleh karena itu pelaksanaan patroli dilakukan dalam beberapa metode yang tertulis dalam Peraturan Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Perkabaharkam) Nomor 1 Tahun 2017 Pasal 6 dijelaskan bahwa patroli dilakukan dengan metode:

30

a. berjalan/bergerak adalah berpindahnya/bergeraknya Petugas Patroli dari satu tempat menuju tempat lain berdasarkan wilayah yang ditentukan saat Patroli.

b. berhenti, yaitu berhentinya Petugas Patroli pada suatu tempat tertentu saat dilangsungkan Patroli untuk melakukan dialog, pengamatan, dan/atau penilaian karena menemukan hal-hal yang mampu menimbulkan gangguan Kamtibmas.

c. Berdialog adalah komunikasi dua arah antar Petugas Patroli dengan masyarakat untuk memperoleh bahan keterangan, informasi mengenai hal-hal yang menjadi kekhawatiran masyarakat dan/atau memberikan informasi Kamtibmas dalam melaksanakan patroli.

d. Observasi merupakan kegiatan untuk melakukan pengamatan terhadap objek tertentu untuk mencegah dan mengurangi tindak kejahatan dengan menggunakan semua indera, sehingga mampu diperoleh gambaran yang jelas terhadap objek sasaran patroli.

e. Penilaian merupakan kegiatan pengambilan kesimpulan ssetelah petugas patroli melakukan observasi.

f. Pencarian yaitu kegiatan menemukan informasi atas hasil penilaian petugas patroli yang disimpulkan guna mencegah gangguan Kamtibmas (Pasal 6).

2.2.2.2 Konsep curanmor

Pencurian kendaraan bermotor merupakan tindak pidana pencurian dengan obyek kejahatan yaitu kendaraan bermotor. Menurut Pasal 362 KUHP, Pencurian merupakan seseorang yang mengambil batang yang merupakan milik orang lain dan dengan maksud ingin memiliki barang tersebut dengan melawan hak, dihukum karena pencurian dengan hukuman penjara terlama lima tahun atau denda sebanyak-banyaknya sembilan ratus rupiah.

Kemudian pada Pasal 363 KUHPidana, mengatur hal-hal yang memberatkan, antara lain:

1. Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun a. Pencuri ternak;

b. Pencurian pada waktu kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi, atau gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan atau bahaya perang;

c. Pencurian waktu malam di sebuah rumah atau perkarangan tertutup yang terdapat rumah, yang dilakukan oleh orang yang berada disitu tidak diketahuinya atau tidak dikehendaki oleh yang berhak;

d. Pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih;

e. Pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan, atau untuk sampa pada barang yang diambil, dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat, atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.

2. Apabila pencurian yang diterangkan butir 3 diikuti dengan salah satu butir 4 dan 5, diancam penjara paling lama Sembilan tahun.

Pada Pasal 365 KUHP menjelaskan Pasal pencurian dengan kekerasan diatur bahwa Pasal tersebut merupakan Pasal pemberatan atas Pasal, berikut bunyi Pasal tersebut:

1. Diancam dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan tahun, pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya untuk tetap menguasai barang yang dicuri.

2. Diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun:

a. jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, di jalan umum, atau dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan;

32

b. jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan berkelompok;

c. jika masuk ke tempat melangsungkan kejahatan dengan merusak atau memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu;

d. jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat

3. Jika perbuatan mengakibatkan kematian, maka diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan mengakibatkan luka berat atau kematian dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, disertai pula oleh salah satu hal yang diterangkan dalam no. 1 dan 3

2.2.2.3 Konsep optimalisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) optimalisasi disusun dari kata optimal yang berarti terbaik atau tertinggi, serta optimalisasi memiliki makna suatu proses meninggikan atau meningkatkan suatu hal atau kegiatan yang sudah berjalan sebagai hasil dari evaluasi oleh anggota yang merupakan wujud penerapan prinsip manajemen pada organisasi.

Dalam lingkungan institusi polri, optimalisasi ini sangat penting seiring semakin modern zaman, sehingga dapat kita lihat kejahatan sudah semakin berkembang terlihat dari modus kejahatan serta tindak pidana yang membuat anggota Polri harus selalu mengadakan evaluasi setiap kegiatannya untuk menyempurnakan hal tersebut, hal ini dilakukan agar kedepannya Polri mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan rasa nyaman, tenteram, dan tertib dapat menjalani kegiatannya tiap hari.

Optimalisasi diterapkan kedalam fungsi kepolisian melalui inovasi baru yang menjadi evaluasi sebelumnya untuk melakukan kegiatan

ataupun penyempurnaan pelaksanaan dari program yang sudah ada dalam rangka mewujudkan tujuan yang diharapkan masyarakat. Contoh dari optimalisasi program yang dilakukan oleh fungsi kepolisian adalah penerapan sistem ETLE atau e-tilang yang bertujuan untuk memudahkan masayarakat dalam melakukan kegiatannya.

Dokumen terkait