• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI UNIT PATROLI SAT SAMAPTA POLRES JEPARA GUNA MENCEGAH TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR

N/A
N/A
Ilham Dzaki

Academic year: 2024

Membagikan "OPTIMALISASI UNIT PATROLI SAT SAMAPTA POLRES JEPARA GUNA MENCEGAH TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR "

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

BERMOTOR

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Ilmu Kepolisian (S.Tr.K)

Oleh:

KEVIN ARDIANSYAH ARDINAL NO. AK 19.030

AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG

2023

(2)

i

OPTIMALISASI UNIT PATROLI SAT SAMAPTA POLRES JEPARA GUNA MENCEGAH TINDAK

PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Ilmu Kepolisian (S.Tr.K)

Oleh:

KEVIN ARDIANSYAH ARDINAL NO. AK 19.030

AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG

2023

(3)

ii

Tugas Akhir Taruna Akademi Kepolisian KEVIN ARDIANSYAH ARDINAL telah dipertahankan dihadapan sidang Dewan Penguji

pada tanggal April 2023 Ketua,

Dr. NUR ROCHAETI, S.H., M.Hum.

NIP 195903281986032001

Penguji 1,

ERY SUSANTO, S.H., M.H.

KOMBESPOL NRP 67040403

Penguji 2,

Drs. PARLUATAN SIREGAR, M.H.

KOMBESPOL NRP 66020565

(4)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Disetujui untuk dipertahankan:

Semarang, April 2023 Pembimbing Materi

Drs. PARLUATAN SIREGAR, M.H.

KOMBESPOL NRP 66020565

(5)

iv Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Kevin Ardiansyah Ardinal No. Ak. : 19.030

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini benar-benar merupakan karya saya dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga lain.

Jika dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia diberikan sanksi akademis sesuai ketentuan yang berlaku.

Semarang, April 2023 Penulis,

KEVIN ARDIANSYAH ARDINAL BRIGTAR NO. AK 19.030

(6)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayahnya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, tak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan Tugas akhir ini. Tugas akhir ini merupakan salah satu tahapan proses untuk menyusun Tugas Akhir yang merupakan salah satu persyaratan bagi penulis dalam akhir pendidikan Diploma IV pada Akademi Kepolisian dan juga untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kepolisian (S.Tr.K) dari Lembaga Pendididkan Akademi Kepolisian.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam Tugas Akhir ini terutama kepada:

1. Inspektur Jendral Polisi Drs. Suroto, M.Si Gubernur Akademi Kepolisian yang telah membantu dalam pelaksanaan penulisan.

2. Komisaris Besar Polisi Drs. Parluatan Siregar, M.H pembimbing yang telah mengarahkan dalam menulis Tugas akhir.

3. Ajun Komisaris Besar Polisi Supriyanto, S.H, S.IK, M.H Danyontar Tk.IV/PMT yang telah membimbing dalam penyusunan Tugas Akhir.

4. Ajun Komisaris Besar Polisi Warsono, S.H, S.IK, M.H Kapolres Jepara yang telah mengizinkan penulis untuk mengambil data dan meneliti di wilayah hukum polres Jepara.

5. Ajun Komisaris Polisi Muhammad Syafruddin, S.H Kasat Samapta Polres Jepara beserta anggota satuan samapta polres Jepara yang telah membantu penulis dalam menjawab setiap pertanyaan dan mengumpulkan data.

(7)

vi

7. Seluruh pihak baik senior, rekan-rekan dan sahabat yang selalu memberikan masukan dan dukungan bagi penulis yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu sehingga mengantarkan penulis untuk menyelesaikan Tugas akhir ini.

Tak ada gading yang tak retak begitu pun dengan Tugas akhir ini tentu masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan Tugas akhir ini.

Akhirnya kata, penulis juga berharap Tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat memperluas wawasan ilmu di bidang kepolisian serta dapat membangun kualitas Polri yang Presisi.

Semarang, April 2023 Penulis

KEVIN ARDIANSYAH ARDINAL BRIGTAR NO. AK 19.030

(8)

vii

MOTTO DAN DEDIKASI

“Berusaha, Berdoa, dan Tawakkal”

Dengan tidak mengurangi rasa syukurku Kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, kupersembahkan karya tulisku ini dengan penuh ambisi, semangat, dan keikhlasan untuk:

a. Kedua Orang tua, Joni Ardinal dan Yuhelfa Hendriza beserta keluarga yang selalu memberikan dukungan serta doa disetiap langkah yang saya jalani

b. Almamaterku Akademi Kepolisian c. Dosen dan Pengasuh yang telah

mendidikan dengan penuh kesabaran d. Rekan-rekanku satu angkatan 54,

Batalyon Promoter.

(9)

viii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TUGAS AKHIR ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ...iv

KATA PENGANTAR ... v

MOTTO DAN DEDIKASI ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan ... 6

1.3 Maksud Dan Tujuan Peneliti ... 7

1.4 Ruang Lingkup ... 8

1.5 Metode Penelitian ... 9

1.5.1 Pendekatan Penelitian ... 9

1.5.2 Jenis Penelitian ... 9

1.5.3 Fokus Penelitian ... 10

1.5.4 Lokasi Penelitian ... 11

1.5.5 Sumber Data ... 11

1.5.6 Teknik Pengumpulan Data ... 13

1.5.7 Validitas Data ... 15

1.5.8 Teknik Analisis Data ... 16

1.6 Sistematika Penulisan ... 18

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kepustakaan penelitian ... 20

(10)

ix

2.2 Kepustakaan Konseptuan... 24

2.2.1 Teori ... 24

2.2.1.1 Teori manajemen ... 24

2.2.1.2 Teori analisis SWOT ... 27

2.2.2 Konsep ... 28

2.2.2.1 Konsep patroli ... 28

2.2.2.2 Konsep curanmor ... 30

2.2.2.3 Konsep optimalisasi ... 32

2.3 Kerangka Berpikir ... 33

BAB III KONDISI FAKTUAL 3.1 Kondisi Awal ... 35

3.1.1 Kondisi Umum Polres Jepara ... 35

3.1.2 Keadaan Umum Satuan Samapta Polres Jepara… . 39 3.1.2.1 Personel Satuan Samapta ... 39

3.1.2.2 Anggaran Satuan Samapta ... 40

3.1.2.3 Sarana dan Prasarana Satuan Samapta ... 41

3.1.3 Kondisi Pencurian Kendaraan Bermotor di Wilayah Hukum Polres Jepara… ... 42

3.1.4 Kondisi Patroli Samapta di Wilayah Hukum Polres Jepara…… ... 45

3.1.5 Manajemen Operasional Pelaksanaan Patroli Satuan Samapta Polres Jepara Dalam Mencegah Tindak Pidana Pencuria Kendaraan Bermotor Di Wilayah Hukum Polres Jepara ... 49

3.1.5.1 Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan Patroli ... 50

3.1.5.2 Pengorganisasian Kegiatan Patroli ... 52

3.1.5.3 Pelaksanaan Kegiatan Patroli ... 54

3.1.5.4 Pengendalian Kegiatan Patroli ... 55

3.1.6 Deskripsi keadaan Sumber Daya Organisasi Sat Samapta Dalam Melaksanakan Patroli di Wilayah Hukum Polres Jepara ... 56

(11)

x

4.1.1 Manajemen Operasional Pelaksanaan Patroli Satuan Samapta Polres Jepara Dalam Mencegah Tindak Pidana Pencuria Kendaraan Bermotor Di Wilayah

Hukum Polres Jepara ... 66

4.1.2 Deskripsi keadaan Sumber Daya Organisasi Sat Samapta Dalam Melaksanakan Patroli di Wilayah Hukum Polres Jepara … ... 78

4.2 Pemecahan Masalah… ... 86

4.2.1 Manajemen Operasional Pelaksanaan Patroli Satuan Samapta Polres Jepara Dalam Mencegah Tindak Pidana Pencuria Kendaraan Bermotor Di Wilayah Hukum Polres Jepara …… ... 86

4.2.2 Deskripsi keadaan Sumber Daya Organisasi Sat Samapta Dalam Melaksanakan Patroli di Wilayah Hukum Polres Jepara ... 94

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 98

5.2 Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 104

RIWAYAT HIDUP ... 128

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Kasus Kejahatan Konvensional Polres Jepara... 4

Tabel 2.1 Perbandingan Kepustakaan Penelitian ... 23

Tabel 2.2 Matriks SWOT ... 27

Tabel 3.1 Struktur Organisasi Polres Jepara ... 36

Tabel 3.2 Data Personel Polres Jepara ... 37

Tabel 3.3 Data Tindak Pidana Polres Jepara ... 38

Tabel 3.4 Data Personel Sat Samapta Polres Jepara ... 40

Tabel 3.5 Anggaran Sat Samapta Polres Jepara ... 41

Tabel 3.6 Data Sarpras (Alut/Alsus) Pada Satuan Samapta...41

Tabel 3.7 Jumlah Kasus Pencurian Kendaraan Bermotor ... 42

Tabel 3.8 Data Kasus Curanmor Berdasarkan Waktu Kejadian ... 43

Tabel 3.9 Data Personel Unit Turjawali Satuan Samapta ... 47

Tabel 3.10 Pembagian Piket Unit Patroli Satuan Samapta ... 47

Tabel 3.11 Jumlah Pelaksanaan Patroli Satuan Samapta 2020-2022 ... 49

Tabel 4.1 Jadwal Patroli Rancangan Penulis ... 95

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Triangulasi Sumber ... 15

Gambar 1.2 Triangulasi Teknik ... 16

Gambar 1.3 Teknik Analisis Data Kualitatif ... 17

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 34

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Polres Jepara ... 36

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Satuan Samapta Polres Jepara ... 39

Gambar 3.3 Peta Kerawanan Kasus Curanmor Diwilayah Kabupaten Jepara Tahun 2022 ... 44

Gambar 3.4 Jadwal Piket Patroli ... 46

Gambar 3.5 Rencana Kegiatan Unit Turjawali ... 50

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penghadapan penelitian dan daftar nama taruna ... 104

Lampiran 2 Surat keterangan pelaksanaan magang dan penelitian ... 107

Lampiran 3 Berita Acara Perubahan Usulan Permasalahan ... 108

Lampiran 4 Pedoman Wawancara dengan Kapolres Jepara ... 109

Lampiran 5 Pedoman Wawancara dengan Kasat Samapta Jepara ... 111

Lampiran 6 Pedoman Wawancara dengan Anggota Samapta Jepara ... 113

Lampiran 7 Pedoman Wawancara dengan Tokoh Masyarakat ... 115

Lampiran 8 Pedoman Observasi ... 117

Lampiran 9 Lembar Observasi ... 118

Lampiran 10 Dokumentasi kegiatan penelitian ... 121

Lampiran 11 Lembar kontrol bimbingan ... 127

(15)

xiv ABSTRAK

OPTIMALISASI UNIT PATROLI SAT SAMAPTA POLRES JEPARA GUNA MENCEGAH TINDAK PIDANA PENCURIAN

KENDARAAN BERMOTOR

Kevin Ardiansyah Ardinal, 19.030, [email protected] Tugas akhir ini berisi terkait optimalisasi patroli satuan samapta Polres Jepara guna pencegahan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor.

Tugas akhir ini memiliki latar belakang yaitu karena tingginya angka pencurian kendaraan bermotor yang tinggi pada beberapa tahun terakhir yakni rentang waktu tahun 2018 hingga tahun 2022 di wilayah hukum Polres Jepara dimana pada waktu tersebut telah terlaksananya kegiatan patroli Satuan Samapta Polres Jepara secara rutin. Penelitian tugas akhir ini bertujuan untuk mendeskripsikan permasalahan keadaan sumber daya organisasi guna mendukung patroli Satuan Samapta Polres Jepara dan permasalahan pelaksanaan patroli Satuan Samapta Polres Jepara guna pencegahan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor dan mengatasi permasalahan tersebut dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang terstruktur.

Saat menganalisis persoalan-persoalan penelitian digunakan konsep optimalisasi, pencegahan kejahatan, teori manajemen POAC dan 6M, dan teori SWOT untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi.

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, serta pengumpulan data secara field research dengan cara wawancara, observasi, serta studi dokumen.

Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan patroli oleh Satuan Samapta Polres Jepara guna pencegahan pencurian kendaraan bermotor dinilai tidak optimal karena tidak berada pada kondisi ideal sesuai aturan yang mengatur. Dimulai dari keadaan sumber daya organisasi yang mana kualitas dan kuantitas personel yang masih kurang ideal, anggaran BBM yang belum dapat mencukupi kebutuhan patroli, metode yang tidak variatif, serta beberapa alat yang digunakan patroli dalam kondisi rusak. Pada pelaksanaan patroli, perencanaan yang masih belum terkhusus pada kejahatan dengan angka tertinggi yaitu pencurian kendaraan bermotor, pimpinan jarang mengambil arahan, rute patroli yang kurang beragam, penggunaan kendaraan patroli yang tidak beragam, serta masyarakat yang kurang waspada terhadap keamanan lingkungannya.

Saran untuk pimpinan Polres Jepara pada waktu yang akan datang untuk melakukan dikjur ataupun sertifikasi pada anggota patroli terkait fungsinya dan melakukan penambahan personel untuk pemerataan pembagian tugas, serta ditambahkannya anggaran BBM agar wilayah dan ragam pelaksanaan patroli menjadi lebih besar dan diharapkan dapat lebih optimal.

Kata Kunci: Optimalisasi, Patroli, Satuan Samapta, Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor, Polres Jepara

(16)

xv ABSTRACT

OPTIMIZATION OF THE SAMAPTA PATROL UNIT POLRES JEPARA TO PREVENT THE CRIME OF MOTOR VEHICLE

THEFT

Kevin Ardiansyah Ardinal, 19.030, [email protected] This research contains about the optimization of the patrol of the Samapta Unit of the Jepara Police Resort to prevent crime of motor vehilce theft. This research is motivated by the high number of motor vehicle theft cases in the last few years, between 2018 to 2022, in the jurisdiction of the Jepara Police where routine patrols have been carried out by the Samapta Unit Jepara Police. The purpose of this research is to describe the problem of condition of organizational resources to support the Samapta unit Jepara police patrols and problem of the implementation of these patrols for the prevention of motor vehicle theft cases, so that after understanding both of these aspects, deficiencies in the Samapta Unit Jepara Police can be identified and solved with structured problem-solving step.

In analyzing the research problems, it used optimization concepts, crime prevention, POAC and 6M management theory, and SWOT theory are used to analyze influencing factors. This research used a qualitative approach, as well as field research data collection through interviews, observation, and document study.

The result of the research is the implementation of patrol by Samapta Unit Jepara Police for the prevention of motor vehicle theft is rated not optimal as it’s not reached the ideal conditions as stipulated by the regulations. This includes the condition of organizational resources, where personnel quality and quantity are still less than ideal, the fuel budget is insufficient to meet patrol needs, methods that are not varied, and several patrol tools that are in poor condition. In the implementation of patrols, planning is still not specific to the highest crime rate which one is theft by weighting, leadership lack direction, patrol routes are not varied enough, the use of patrol vehicles is not evenly distributed, and people who are less aware of the safety of their environment.

The recommends for the Jepara resort Police leaders in the future are provide training or certification to patrol members regarding their functions, add personnel for task distribution, and increase the fuel budget to expand the patrol area and execution, with the hope of achieving more optimal results.

Keywords: Optimization, Patrol, Samapta Unit, motor vehicle theft, Jepara police resort.

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Rumusan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan rumusan sebagai pedoman, tujuan, dan cita-cita bangsa Indonesia. Susunannya terdiri atas pembuka, isi , dan penutup memiliki banyak makna, terkhusus pada alenia ke-4 yang menyebutkan tujuan terbentuknya NKRI yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Sehingga dari hal ini akan menjadi dasar bagi negara untuk menjaga seluruh rakyatnya. Meninjau salah satu Pasal dalam dasar negara, Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 dalam amandemen pada tahun 2002, tertulis dengan pasti bahwa NKRI merupakan negara berlandaskan hukum. Pasal ini menerangkan dalam menjalankan arah dan tujuan negara selalu berlandaskan dengan hukum yang berlaku. Salah satu implementasi Pasal ini merupakan terbentuknya Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai instrumen negara dalam menegakkan hukum seperti yang termuat pada UU No 2 Tahun 2002.

Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) merupakan Institusi di Indonesia yang bertanggung jawab langsung di bawah presiden. Tugas Polri adalah untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, memberikan pengayoma, serta memberikan perlindungan kepada masyarakat (UU No 2 Tahun 2002 mengenai Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal (2). Fungsi ini khususnya dalam memberantas kejahatan yang terjadi. Polri memiliki tugas pokok yang sudah diatur dalam Undang- Undang No 2 Tahun 2002 mengenai Kepolisian Negara Republik Indonesia

(18)

2

Pasal 13, yaitu:

a. Memelihara Keamanan dan Ketertiban masyarakat.

b. Memberikan perlindungan, pengayoman, serta pelayanan kepada masyarakat

c. Menegakan Hukum

Berdasarkan tugas pokok di atas, poin pertama sejalan dengan Pasal 14 (1) polri dalam menjalankan tugas pokoknya seperti dalam Pasal 13, Kepolisian Negara Republik Indonesia memiliki tugas dalam melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana serta memberikan pertolongan yang menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Satu konsep program POLRI yang telah diterapkan yaitu Presisi atau prediktif, responsibilitas, dan trahnsparansi berkeadilan. Konsep tersebut adalah implementasi lanjut dari konsep Promoter yang digalangkan oleh Jendral Polisi (Purn) Prof. Dr. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A, P.hD.

Konsep Promoter mengedepankan pendekatan pemolisian dengan orientasi masalah, di lain sisi konsep presisi mengedepankan pendekatan pemolisian secara prediktif dengan harapan masyarakat dapat menganalisa serta mencegah adanya gangguan kamtibmas sedini mungkin. Konsep presisi dalam program prioritas kapolri menuntut adanya peningkatan kinerja POLRI dalam memelihara kamtibmas melalui kegiatan preemtif, preventif, dan represif. Ketiga pendekatan ini memiliki tupoksi masing-masing dengan fungsi yang berbeda. Pendekatan pre-emtif dilaksanakan oleh fungsi binmas, lantas, ataupun intelijen. Pendekatan preventif dilaksanakan oleh fungsi samapta, kemudian pendekatan represif dilaksanakan oleh fungsi_reserse_kriminal_bersma lalu lintas melalui upaya penegakan_hukum. Dalam hal ini polri mengutamakan preventif dengan harapan sebisa mungkin tidak melakukan tindak kekerasan dalam proses penegakan hukum.

(19)

Berlandaskan peraturan Kabaharkam Polri Nomor 1 Tahun 2017, patroli merupakan kegiatan kepolisian yang dilakukan oleh anggota polri guna mencegah adanya gangguan akibat terdapatnya kemungkinan gangguan, ambang gangguan, serta gangguan nyata. Patroli dilaksanakan dengan menyambangi, mengawasi, menjelajahi, serta memperhatikan keadaan yang dinilai dapat menyebabkan gangguan. Dengan artian, kegiatan patroli merupakan kegiatan bergerak dari satu tempat menuju tempat lain untuk mencegah tindak kriminal yang terjadi.

Kabupaten_Jepara_merupakan_salah satu kabupaten yang berada Provinsi Jawa Tengah terletak di utara_Pulau_Jawa. Letaknya sangatlah dekat dengan garis pantai sehingga ekonomi kelautan merupakan sumber mata percaharian masyarakat. Berdasarkan hasil proyeksi kependudukan kabupaten Jepara pada tahun 2020 jumlah penduduk yang tinggal sebanyak 1.184.947 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 1.120 jiwa per km. Namun, suatu permasalahan sejak dahulu yang meresahkan masyarakat kabupaten Jepara yaitu pencurian kendaraan bermotor.

Satuan Samapta merupakan fungsi kepolisian yang bergerak dalam pendekatan preventif. Samapta bertugas dalam mencegah adanya gangguan kamtibmas akibat bahaya yang terjadi. Represif tahap awal serta represif terbatas seperti tipiring juga merupakan beberapa tindakan yang dilakukan oleh samapta. Tetapi pada kegiatan patroli, hal ini menjadi salah satu contoh kegiatan Satuan samapta dalam pendekatan preventif terhadap tindak pidana yang biasanya terjadi dikalangan masyarakat.

Curanmor atau pencurian kendaraan bermotor merupakan salah satu tindak pidana dengan angka yang_masih tinggi di Indonesia. Menurut Pasal 362,363, dan 365 KUHP, sasaran utama dari kejahatan ini yaitu kendaraan motor, roda dua ataupun roda empat. Selaras dengan Pasal 362 KUHP, dijelaskan bahwa “Barangsiapa mengambil suatu barang, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud

(20)

4

memilikinya secara melawan hukum, diancam pencurian dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak sembilan ratus rupiah.

Curanmor dinilai menghasilkan kerugian yang tidak sedikit bagi masyarakat, ditinjau dari nilai ekonomis dari barang yang dicuri yaitu kendaraan roda empat. Hal ini menjadi suatu permasalahan yang mengganggu kamtibmas secara signifikan. Curanmor terjadi dipengaruhi oleh beberapa_faktor, entah itu_internal maupun eksternal. Faktor internal merupakan hal yang melekat pada diri pelaku seperti, tekanan dari sisi ekonomi yang mendorong adanya niat melakukan pencurian. Di lain sisi, faktor eksternal yang menjadi penyebab tingginya kasus curanmor yaitu keteledoran pemilik kendaraan dalam memarkir tidak pada tempatnya dan menjadikan tingginya peluang untuk dapat dilakukannya tindak pencurian.

Tabel 1.1

Data Kasus Kejahatan Konvensional Polres Jepara 2018-2021

Sumber: Urmintu Satreskim Polres Jepara, 2022

Pada Kabupaten Jepara, terdapat banyak kasus tindak pidana, salah satunya Curanmor. Kasus Curanmor menduduki peringkat ke 2 dari seluruh data kejahatan konvensional tahun 2021 yang terekap. Hal ini menunjukkan konsistensi tindak kriminal curanmor selalu memberi kontribusi dan belum

(21)

dapat tertangani dengan cukup baik karena masih tinggi dan menjadi penyumbang kejahatan konvensional dari tahun ke tahun. Angka kasus curanmor yang terjadi yaitu 25 kasus laporan yang terjadi. Hal ini menunjukkan perlunya satuan samapta dalam mencegah tindak pidana curanmor pada Kabupaten Jepara.

Program polri dalam preventif terkhusus untuk mencegah Curanmor telah dilakukan oleh satuan khusus fungsi Samapta melalui kegiatan patroli.

Patroli samapta adalah kegiatan bergerak yang dilaksanakan oleh anggota samapta dari suatu tempat menuju tempat lainnya agar mencegah timbulnya tindak kriminal yang tidak diinginkan serta memberi rasa aman kepada masyarakat. Berdasarkan Kabaharkam Polri Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 10 ada berbagai macam patroli, yakni :

1. Patroli Jalan Kaki 2. Sepatu roda 3. Segway 4. Sepeda

5. Kendaraan bermotor 6. Transportasi air 7. Satwa

8. Udara

Tindakan pencegahan yang dilakukan oleh Polri dapat dilaksanakan melalui fungsi teknis samapta salah satunya dengan

1. Menghilangkan potensi adanya niat dan kemungkinan kesempatan tindak kejahatan untuk mencegah munculnya gangguan kamtibmas.

2. Menghadirkan polisi di tengah-tengah masyarakat

3. Menyajikan pelayanan terbaik untuk masyarakat dalam mencegah gangguan kamtibmas dan kamseltibcar lantas

4. Tercapai dan terwujudnya pemeliharaan kamtibmas

5. Meningkatkan peran dan partisipasi seluruh elemen masyarakat dalam mewujudkan kamtibmas

(22)

6

6. Memberikan pelayanan masyarakat berupa Tindakan kepolisian yang dilakukan oleh petugas patroli

7. Terwujudnya rasa aman masyarakat

Patroli memiliki sifat dalam deteksi, preventif, dan represif terbatas yang masing-masing memiliki tujuan untuk mencari, mencegah, dan menindak semua bentuk upaya kejahatan atau pidana dalam masyarakat.

Patroli yang umumnya sering dilakukan, salah satunya yaitu patroli roda 2 (R2), dimana petugas mengendarai sepeda motor. Patroli roda 2 memberikan kelebihan mengenai efektivitas patroli karena dapat lebih leluasa dan fleksibel dari segi waaktu dan kualitas dalam menyusuri jalan- jalan yang sulit terjangkau, seperti jalan sempit atau kecil.

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Patroli_merupakan salah satu usaha polri satuan samapta Polres Jepara untuk mencegah dan mengurangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor yang masih tinggi akibat kurang optimalnya usaha sebelumnya.

Dari kasus dapat dinilai bahwa diperlukan optimalisasi fungsi kegiatan patroli satuan samapta dalam mencegah pencurian kendaraan bermotor sehingga tercapai kamtibmas. Hal inilah yang mendasari penulis akhirnya mengangkat dan meneliti kasus ini dengan tulisan yang berjudul

OPTIMALISASI UNIT PATROLI SAT SAMAPTA POLRES JEPARA GUNA MENCEGAH TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR”.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijabarkan diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan mengangkat permasalahan mengenai “MENGAPA UNIT PATROLI SAT SAMAPTA POLRES JEPARA BELUM OPTIMAL DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR”. Dari pokok permasalahan ini maka yang menjadi persoalan dalam penelitian ini adalah

(23)

sebagai berikut:

1. Bagaimana manajemen operasional pelaksanaan kegiatan patroli Satuan Samapta Polres Jepara guna pencegahan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di wilayah hukum Polres Jepara?

2. Bagaimana pengoptimalan sumber daya organisasi Satuan Samapta Polres Jepara dalam pelaksanaan kegiatan patroli guna pencegahan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di wilayah hukum Polres Jepara?

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud

Maksud_dilaksanakannya penelitian_tugas akhir yaitu_sebagai wadah mengidentifikasi gambaran terkini terkait manajemen operasional dalam pelaksanaan patroli Satuan Samapta Polres Jepara dan pengoptimalan sumber daya organisasi Satuan Samapta Polres Jepara dalam pencegahan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor.

1.3.2 Tujuan

Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah untuk menjawab perumusan masalah yang sudah ditentukan diatas. Tujuan dari penelitian ini yaitu:

a. Mendeskripsikan manajemen operasional dalam pelaksanaan patroli Satuan Samapta guna pencegahan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di wilayah hukum Polres Jepara.

b. Mendeskripsikan pengoptimalan sumber daya organisasi Satuan Samapta Polres Jepara dalam pelaksanaan kegiatan patroli guna pencegahan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor.

(24)

8

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian kali ini terdiri atas dua yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi. Ruang lingkup wilayah yaitu suatu batasan wilayah dalam penelitian yang dilakukan, sedangkan ruang lingkup materi yaitu suatu batasan materi yang dibahas pada tugas akhir. Pada dasarnya hal ini bertujuan agar permasalahan yang dibahas dapat mengembang keluar tetapi tetap terfokus pada permasalahan yang dibahas. Oleh karena itu adanya batasan-batasan yang dijelaskan dalam ruang lingkup sebagai berikut.

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah pada penelitian ini yang menjadi batasan secara administratif yaitu Kabupaten Jepara yang berada dibawah hukum Polres Jepara. Pada penelitian ini subjek dari penelitian melibatkan anggota Polres Jepara dari Kapolres hingga anggotanya. Adapun waktu penelitian yang dilakukan selama 3 bulan di tempat penelitian yang dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan studi dokumen.

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi pada penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana optimalisasi patroli Satuan samapta Polres Jepara dalam pencegahan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor.

Maka dari itu untuk dapat membatasi pokok pembahasan supaya tidak meluas diperlukan batasan-batasan sebagai berikut.

a. Manajemen operasional dalam pelaksanaan patroli guna pencegahan tindak pidana pencurian kendaaraan bermotor oleh unit patroli Satuan Samapta Polres Jepara.

b. Pengoptimalan sumber daya organisasi dalam pelaksanaan patroli guna pecengahan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor oleh unit patroli Satuan Samapta Polres Jepara.

(25)

1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan dan jenis penelitian merupakan sebuah teknik yang dipilih dalam penulisan tugas akhir dan digunakan penulis agar saat melaksanakan penelitian dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan menurut tujuan awal yang diharapkan. Suatu penelitian merupakan kegiatan mencari, menyelidik, dan mencoba secara ilmiah pada bidang khusus.

Pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan tujuan memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian, misalnya berupa, perilaku, presepsi, motivasi, tindakan secara holistic dana disajikan deskripsi berupa kata dan bahasa, pada suatu konteks alamiah dengan memanfaatkan metode ilmiah (Moleong, 2014)

Dalam penggunaan pendekatan penelitian menggunakan penelitian kualitatif yang menganalisis data secara induktif dan menekankan generalisasi pada hasil penelitian. Perlu dilakukan pertimbangan dari peneliti, seperti perlunya pendekatan langsung kepada subjek penelitian, merekam secara naratif menggunakan bentuk pernyataan-pernyataan sehingga diperoleh data yang faktual. Oleh karena itu, data penelitian dengan pendekatan kualitatif memiliki kepekaan dalam menganalisis gejala dan situasi sosial di lapangan yang dijadikan penelitian. Hal ini diimplementasikan dalam penelitian ini untuk menjelaskan optimalisasi giat patroli satuan samapta dalam pencegahan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di wilayah hukum Polres Jepara.

1.5.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif sesuai menurut pendekatan kualitatif menurut Hardani dan tim pada bukunya Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Hardani et al, 2020:39) adalah

(26)

10

penelitian ilmiah dengan mengdeskripsikan terhadap pada akan menghimpun dan mengolah data yang bersifat kualitatif, yaitu data yang diambil secara deskriptif dari gejala sosial yang diteliti yang akan dicek dari satu sumber dengan sumber lainnya dalam rangka menjawab pertanyaan hingga hasil informasinya dirasa cukup, kompleks dan benar sehingga bisa dijadikan hasil penelitian. Studi kasus yang dipadu bersama Field Reaserch (penelitian lapangan Penelitian studi kasus merupakan pilihan yang tepat apabila objek penelitian berupa proses, aktivitas, ataupun peristiwa. Studi kasus yang digunakan merupakan studi kasus deskripsi untuk memberikan gambaran gejala, fakta, ataupun realitas untuk menanggapi suatu permasalahan yang terjadi maupun yang akan terjadi dengan teknik mencari jawaban dan ide baru.

Di sisi lain, Field Research merupakan penelitian dengan metode mendatangi secara langsung untuk melihat dan menilai kondisi di lapangan sehingga dapat membantu memahami dan mengerti masalah yang diangkat secara utuh dan mendalam, ataupun jenis penelitian berupa pendekatan luas pada penelitian kualitatif, dengan peneliti datang langsung untuk melakukan pengamatan suatu fenomena, lalu membuat catatan lapangan yang bersifat ekstensif dan dibuat kodengan serta dianalisis dengan berbagai cara (Moleong, 2012).

1.5.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah pemfokusan konsentrasi terhadap tujuan penelitian yang diteliti. Hal ini merupakan gambaran umum dari penelitian sehingga dapat mengarahkan jalannya penelitian sesuai dengan harapan peneliti. Semakin rinci fokus penelitian yang diungkap secara eksplisit maka akan semakin mempermudah proses pengamatan yang dilakukan. Dalam menentukan fokus penelitian harus memenuhi beberapa syarat seperti harus jelas (semua orang memiliki pemahaman yang sama terhadap rumusan masalah), fleksibel ( masalah tersebut dapat diteliti dan dilakukan dengan efisien), etis (hasilnya tidak menjatuhkan martabat orang lain), serta

(27)

signifikan (hasil kajiannya mampu memberi kontribusi nyata yerhadap perkembangan ilmu dan perumusan kebijakan lain).

Fokus dalam penelitian ini berfokus pada permasalahan penelitian penulis yaitu mengapa patroli Satuan Samapta Polres Jepara guna pencegahan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor masih belum optimal yang meliputi manajemen operasional dalam pelaksanaan kegiatan patroli guna mendukung patroli Satuan Samapta Polres Jepara dan pengoptimalan sumber daya organisasi dalam pelaksanaan patroli Satuan Samapta Polres Jepara guna pencegahan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor beserta faktor-faktornya.

1.5.4 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Polres Jepara yang terletak di Jl. K. S.

Tubun No.2, Demaan VIII, Demaan, Kec. Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah sesuai dengan keputusan lembaga Akademi Kepolisian terkait dengan keputusan pembagian tempat penelitian taruna TK. IV detasemen 54 Batalyon Promoter.

1.5.5 Sumber Data

Sumber data penelitian yang dapat dijadikan bahan dalam menyusun informasi pada penelitian yang menggunakan metode kualitatif ini merupakan tindakan, kata-kata sumber data tertulis, dokumentasi statistik. Sumber data ini meliputi dua sumber yaitu sumber data primer dan sekunder. Tujuannya untuk meminimalisasi adanya kesalahan berupa kesalahan dari dokumen yang didapatkan maupun ingatan informan saat pengambilan data yang mampu mempengaruhi kevalidan hasil penelitian.

1.5.5.1 Sumber data primer

Sumber data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli dengan melakasanakan pengukuran, perhitungan dalam

(28)

12

bentuk observasi, angket, wawancara, dan teknik lain (Hardani et al., 2020).

Peneliti mengumpulkan informasi melalui teknik wawancara dan observasi pada semua pihak yang berhubungan dengan fosuk penelitian untuk menjawab pertanyaan riset atau penelitian yang dilakukan. Informasi dari beberapa pihak yang terkait memiliki peran penting karena data ini diperoleh dari orang-orang yang memiliki wewenang dalam menyampaikan informasi dan mengetahui lebih dalam mengenai topik penelitian secara detail dan akurat. Narasumber yang memberikan data primer pada penelitian adalah sebagai berikut:

a. Kapolres Jepara

b. Kasat Samapta Polres Jepar

c. KBO Satuan Samapta Polres Jepara d. Kanit patroli Polres Jepara

e. Anggota unit patroli Satuan Samapta Polres Jepara f. Masyarakat Kabupaten Jepara

1.5.5.2 Sumber data sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang didapatkan tidak langsung atau melalui media seperti dokumen-dokumen grafis (table, catatan, notulen, rapat, dll), foto-foto, film, rekaman, video, benda dan lainnya yang digunakan dalam melengkapi data primer (Siyoto, 2015). Data sekunder dapat membantu peneliti memperoleh informasi tambahan selain informasi utama serta meminimalkan waktu dan uang yang dikeluarkan sehingga mampu mengevaluasi data primer yang digunakan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa:

a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

b. Perkabaharkam Nomor 1 tahun 2017 tentang patroli c. Intelijen Dasar Polres Jepara

d. Data Kriminalitas Satreskrim Polres Jepara Tahun 2018,2019,2020, dan 2021.

e. Peta Kerawanan Daerah Jepara

(29)

f. Renja Th.2021 Polres Jepara

g. Data Sarana Dan Prasarana Satuan Samapta Polres Jepara

h. Dokumen Administrasi Kegiatan Patroli (Rencana Kegiatan, Laporan Pelaksanaan Tugas, Surat Perintah, Jadwal Patroli, dll.)

1.5.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam proses pengumpulan data penelitian kualitatif mengedepankan kecermatan dan keakuratan dengan tujuan akhir hasil penelitian yang valid. Teknik pengumpalan berupa observasi, wawancara, dan studi dokumen.

1.5.6.1 observasi

Pada tugas akhir ini pada tahap observasi mengacu kepada buku Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Hardani et al, 2020:125), observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang sistematis terhadap obyek penelitian mau secara langsung ataupun tidak langsung.

Penulis menggunakan observasi secara langsung pada kegiatan penelitian ini yaitu patroli Satuan Samapta Polres Jepara guna pencegahan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor sehingga dapat mengetahui fakta- fakta secara langsung dan membandingkan dengan data lain yang penulis dapat.

Tahap awal pada observasi, peneliti akan mengumpulkan data atau informasi sebanyak-banyaknya. Lalu pada tahapan selanjutnya, peneliti akan lebih melakukan observasi terfokus, mengerucutkan data sehingga dapat ditemukan pola perilaku yang memiliki keterkaitan yang konstan.

Dalam teknik ini diperlukan perlatan seperti tape recorder, peralatan tulis serta kamera untuk mengumpulkan data. Teknik observasi diharapkan peneliti untuk dapat melihat langsung keadaan yang terjadi sehingga diperoleh data yang terjamin dan orisinil. Peneliti menggunakan pengamatan langsung menemukan fakta-fakta yang ada dilapangan dan juga karena dinilai lebih efektif dan efisien. Teknik ini dilakukan untuk menilai pelaksanaan kegiatan Unit Patroli Sat Samapta Polres Jepara

(30)

14

dalam mencegah tindak pidana pencurian bermotor secara langsung yang menjadi fokus penelitian yang diamati oleh peneliti. Dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan serta evaluasi.

1.5.6.2 wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data informasi yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara lisan, berhadapan fisik dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Menurut Sugiyono (2020:114) wawancara merupakan pertemuan dua orang yang saling bertukar informasi dengan tanya jawab yang akhirnya mendapatkan makna dalam suatu topik tertentu. Tujuannya yaitu mendapatkan informasi yang spesifik dan akurat mengenai hal yang sedang diteliti

Dalam penelitian ini tahapan yang harus dilakukan sebelum melaksanakan wawancara, peneliti akan mempersiapkan pedoman wawancara sesuai teori yang telah diuraikan, penjelasan teori detail akan digunakan sebagai dasar wawancara. Alat yang perlu disiapkan berupa alat perekam dan alat tulis untuk mencatat. Peneliti menggunakan wawancara semiterstruktur dengan harapan mampu mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari narasumber, tetapi tetap menciptakan suasana yang tidak tegang dengan tetap memeperhatikan pedoman wawancara. Pertanyaan yang dibuat oleh peneliti merupakan pertanyaan terhadap manajerial dan situasi kondisi pada pelaksanaan patroli.

1.5.6.3 Studi dokumen

Studi dokumen adalah teknik dokumentasi tersusun atas kata dokumen memiliki makna barang-barang tertulis, dengan cara mencatat data yang telah tersedia, merupakan teknik yang paling dibanding teknik pengumpulan data yang lain. Analisis data menggunakan studi dokumen merupakan dokumen yang relevan dengan pelaksanaan penelitian, yang mampu dijadikan pembanding dari data teknik observasi dan wawancara sebelumnya. Peneliti menganalisis dokumen mengenai penerapan Peraturan Kabaharkan Polri Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Patroli. Alasan

(31)

dipilihnya teknik ini yaitu efektif dan efisien dalam biaya, waktu, dan tenaga serta beberapa dokumen merupakan sumber yang diakui secara sah di Indonesia seperti peraturan hukum yang masih berlaku. Dalam teknik ini, strudi dokumentasi yang dimaksudkan yaitu mencakup studi mengenai seluruh dokumen yang berkaitan dengan satuan samapta Polres Jepara dan patroli berupa dokumen jumlah personel, rencana kegiatan, laporan hasil pelaksanaan, dan lain sebagainya.

1.5.7 Validitas Data

Pengujian Validitas data perlu dilakukan untuk mengetahui keabsahan atau keakuratan data dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik triangulasi, hal ini memberi informasi apakah data yang diterima sudah sesuai dengan penelitian dan menunjukkan keakuratan. Validitas adalah derajat ketepatan antara data pada objek penelitian dengan data yang diberikan peneliti (Sugiono, 2014). Sedangkan triangulasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menyatukan beberapa teknik pengumpulan data dan sumber data yang diperoleh (Sugiono, 2009).

Triangulasi dibagi menjadi 4 macam teknik oleh Denzin (dalam Moleong, 2019:330), yaitu:

a. Triangulasi sumber merupakan teknik pengecekan kredibilitas data dengan memeriksa data yang telah didapat dari beberapa sumber Gambar 1.1 Triangulasi Sumber

Sumber: Sugiyono, 2021:126

Sebagai penguji kredibilitas data mengenai pelaksanaan kegiatan patroli, pengumpulan data dilaksanakan dari bermacam-macam pelaksanaan kegiatan patroli yang berbeda serta dilakukan kegiatan

WAWANCARA

NARASUMBER A NARASUMBER B NARASUMBER C

(32)

16

wawancara kepada beberapa sumber yang berbeda yang disebut dengan narasumber.Penulis melakukan wawancara terhadap Kepala Jepara, Kepala Satuan Samapta Polres Jepara, Kepala Unit Turjawali Polres Jepara, Anggota Unit Turjawali Polres Jepara, dan masyarakat setempat di Kabupaten Jepara. Kemudian untuk bentuk dari triangulasi teknik adalah sebagai berikut.

b. Triangulasi teknik merupakan teknik pengecekan data dari sumber yang sama, namun dengan teknik yang berbeda, seperti membandingkan antara teknik wawancara, observasi, dan telaah dokumen dalam penelitian ini.

Gambar 1.2 Triangulasi Teknik

Sumber: Sugiyono, 2021:126

c. Triangulasi waktu merupakan teknik pengecekan data dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Penelitian dilaksanakan sesuai dengan situasi.

d. Triangulasi teori menggunakan beberapa teori dasar yang berbeda untuk menganalisis data temuan penelitian. Seperti dalam penelitian ini menggunakan Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2021, Peraturan Kabaharkan Nomor 1 Tahun 2017 tentang Patroli, dan teori Manajemen.

1.5.8 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan mencari serta Menyusun data yang diperoleh dengan urut yang dilaksanakan ketika proses pengumpulan data dan setelah usai pengumpulan data. Kemudian data yang didapat melalui teknik pengumpulan data akan dijabarkan, disusun menjadi suatu

WAWANCARA OBSERVASI STUDI DOKUMEN

SUMBER DATA SAMA

(33)

pola, dipisahkan antara data penting dan tidak penting sehingga dapat ditarik kesimpulan yang mampu dipahami dan memecahkan masalah yang diangkat. Selain itu ada beberapa tahapan analisis data yaitu reduksi data, sajian data serta penarikan kesimpulan. Menurut Miles dan Huberman (1992) analisis data yang digunakan hingga saat ini, terbagi menjadi 2 tahapan sebagi berikut:

Gambar 1.3 Teknik Analisis Data Kualitatif

Sumber: Sugiyono, 2021:143 1.5.8.1 Reduksi data

Reduksi data adalah teknik analisis data dengan cara pemilihan, penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang sudah didapatkan sehingga dapat dibuat sebuah kesimpulan (Patilima, 2004).

Kesimpulan ini merupakan hasil analisis yang merangkum dan menulis secara naratif data yang terkumpul dan ditemukan sehingga tercapai tujuan penelitian, Reduksi data dalam penelitian mengenai giat patroli Satuan Samapta Polres Jepara dalam pencegahan pencurian kendaraan bermotor ini akan memisahkan data yang dipakai yang dianggap penting dengan data_yang tidak_penting dengan demikian data_yang awalnya cukup banyak akan semakin terperinci.

1.5.8.2 Sajian data

Penyajian data merupakan tahapan analisis setelah dilakukan reduksi data. Tahapan ini biasanya berupa bagan, teks naratif, table, maupun grafik yang pada penelitian kualitatif kali ini penulis akan menggunakan teks naratif berupa uraian ringkas, hubungan antar kategori, dan bentuk lain dalam penyajiannya untuk memungkinkan menarik

Pengumpulan data

Penyajian data

Reduksi data Penarikan

kesimpulan

(34)

18

kesimpulan dan menganalisis berdasarkan pemahaman penulis.

1.5.8.3 Penarikan kesimpulan

Tahap terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan serta verifikasi. Kesimpulan_diperoleh setelah proses reduksi dan penyajian data. Tahapan ini akan memunculkan jawaban dari rumusan masalah yang telah dirumuskan dengan hasil yang kredibel berdasarkan data yang lengkap. Kesimpulan pada awalnya akan bersifat sementara dan berubah apabila bukti datau data yang diperoleh masih kurang kuat dan lengkap untuk pengumpulan data selanjutnya. Sebaliknya, saat bukti-bukti sudah lengkap dan kuat maka kesimpulan dari bukti valid ini disebut dengan kesimpulan yang kredibel.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penelitian Tugas Akhir yang berjudul

“Optimalisasi Unit Sat Samapta Polres Jepara Guna Mencegah Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor”.

a) BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini termuat pemaparan umum tentang situasi kamtibmas di Polres Jepara. Peningkatan jumlah kasus Curanmor sejak tahun 2018 seperti termuat pada bab ini telah mendorong penulis untuk meneliti serta menganalisis persoalan yang muncul. Penjelasan yang termuat di dalam bab ini antara lain latar belakang, Permasalahan atau objek penelitian, maksud dan tujuan penulisan tugas akhir, ruang lingkup permasalahan serta tahapan penulisan.

b) BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai kepustakaan_penelitian yang dijadikan sumber penelitian, meliputi penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang dibuat oleh penulis agar mengetahui mengenai yang dibahas dari penelitian sebelumnya. Lalu pada kepustakaan konseptual menjelaskan konsep dan juga teori yang berhubungan dengan permasalahan penulis dan dilanjutkan dengan kerangka berfikir.

(35)

c) BAB III KONDISI FAKTUAL

Kondisi faktual yang berhasil ditemukan penulis akan dituangkan dalam bab ini. Data yang berkaitan dengan persoalan akan dielaborasi menggunakan teori yang relevan sehingga dapat memberikan deskripsi dari persoalan yang ada. Dalam bab ini juga akan dipaparkan faktor-faktor yang turut mempengaruhi masing–masing persoalan. Deskripsi masing- masing persoalan inilah yang akan menjadi dasar dalam menentukan pemecahan masalah dengan turut mempertimbangkan faktor yang ada.

d) BAB IV LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

Langkah-langkah permasalahan berisi mengenai dari kondisi yang diharapkan oleh penulis beserta langkah-langkah pemecahan masalah yang akan digunakan oleh penulis terhadap persoalan-persoalan yang ada.

e) BAB V SIMPULAN SARAN

Bab ini merupakan bagian penutup Tugas Akhir taruna yang memuat uraian singkat dari seluruh pembahasan sebagai simpulan dan gagasan baru penulis tentang pokok bahasan sebagai saran.

(36)

20

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Kepustakaan Penelitian

Kepustakaan Penelitian berdasarkan Keputusan Gubernur Akademi Kepolisian Nomor: Kep / 153 / X / HUK / 4.5 / 2021 mengenai Pedoman Penelitian Ilmiah Taruna Akademi Kepolisian merupakan literatur yang menyajikan mengenai hasil penelitian sebelumnya baik berupa jurnal ilmiah, dokumen tugas akhir, majalah polisi, skripsi dan tesis. Dalam hal ini penulis menelaah hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan sebelumnya. Data informasi yang diperoleh tersebut relavan dan sangat berhubungan dengan fokus permasalahan peneliti. Hal tersebut dimaksudkan dengan tujuan agar bisa menjadi pembanding dengan permasalahan yang memiliki kemiripan sehingga bisa memperbaiki kekurangan terhadap penelitian sebelumnya. Berikut ini merupakan kepustakaan penelitian yang digunakan :

a. Rachmat Hidayat (2017), taruna Akademi Kepolisian Angkatan 48 Batalyon Hastadharana. Judul Skripsi: “OPTIMALISASI PATROLI RODA DUA SATUAN SABHARA DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH HUKUM POLRES PEKALONGAN”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : Pelaksanaan patroli Satuan Sabhara Polres Pekalongan dalam upaya mencegah tindak pidana Curanmor belum optimal karena dalam pelaksanaannya belum sesuai dengan SOP yang berlaku. Kemudian terdapat fasilitas yang kurang memadai.

Penelitian yang dilakukan oleh Rachmat Hidayat mempunyai perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, perbedaannya yaitu:

(37)

• Penelitian yang dilakukan Rachmat Hidayat berlokasi di Polres Pekalongan, sedangkan lokasi dalam penelitian ini adalah Polresta Jepara.

• Penelitian oleh Pekalongan dilakuan pada tahun 2017, sedangkan penelitian peneliti dilakukan pada tahun 2022.

Penelitian yang dilakukan oleh Hendrianto dan peneliti memiliki kesamaan, yaitu:

• Sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif dalam penulisan dan menggunakan variabel sama yaitu patroli dan pencurian kendaraan bermotor.

• Sama-sama terfokus pada pengoptimalan giat patroli untuk mencegah tindak pidana pencurian kendaraan bermotor.

b. Adhitya Rizki Ridhotomo (2018), taruna Akademi Kepolisian Angkatan 49 Batalyon Prawira Hirya. Judul skripsi: “PERAN PATROLI UNIT SABHARA DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DI TARAGON KIDUL.”

Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa pelaksanaan patroli yang dilaksanakan oleh Satuan Sabhara Polsek Taragong kidul guna mencegah kejadian pencurian kendaraan bermotor di wilayah hukum Polsek Taragon kidul sudah dilakukan dengan beberapa tahapan yang terstruktur. Disamping itu juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja patroli tersebut entah dari faktor internal ataupun faktor eksternal.

Penelitian Aditya Rizki Ridhotomo mempunyai perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan, perbedaannya terletak pada:

• Penelitian yang dilakukan oleh Aditya Rizki Ridhotomo memiliki perbedaan tempat atau lokasi penelitian dari lokasi peneliti.

• Penelitian yang dilakukan oleh Aditya Rizki Ridhotomo berlokasi di Polsek Taragong kidul, sedangkan lokasi penelitian ini yaitu Polres Jepara.

(38)

22

Penelitian Aditya Rizki Ridhotomo dan peneliti memiliki kesamaan, yaitu:

• Sama-sama memilih pendekatan kualitatif dan membahas upaya preventif yang dilakukan dalam mencegah tindak Curanmor.

• Sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif dalam penulisan.

c. Rahmad Andhira Fajri (2020), taruna Akademi Kepolisian Angkatan 51 Batalyon Adnyana Yuddhaga. Judul Skripsi: “PERAN PATROLI DIALOGIS OLEH SATUAN SABHARA POLRESTA CIREBON UNTUK MENCEGAH TINDAK KEJAHATAN CURANMOR DALA RANGKA TERCIPTANYA HARKAMTIBMAS.”

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : Pelaksanaan patroli Satuan Sabhara Polresta cirebon dalam upaya mencegah tindak pidana pencurian kendaraan bermotor sudah dilakukan berdasarkan Peraturan Kabaharkam No 1 tahun 2017 mengenai Patroli. Kemudian terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan patroli, berupa faktor internal ataupun faktor eksternal.

Penelitian Rahmad Andhira Fajri mempunyai perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, perbedaannya yaitu:

• Penelitian Rahmad Andhira Fajri berlokasi di Polresta cirebon, sedangkan lokasi penelitian ini berada di Polres Jepara.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmad Andhira Fajri dan peneliti memiliki kesamaan, yaitu:

• Sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif dalam penulisan dan menggunakan variabel sama yaitu patroli dan pencurian kendaraan bermotor.

Sama-sama terfokus pada pengoptimalan giat patroli dalam mencegah tindak pidana Curanmor.

(39)

Tabel 2.1 Perbandingan Kepustakaan Penelitian

No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan

1. Rachmat Hidayat

(2017), taruna Akademi Kepolisian Angkatan 48 Batalyon Hastadharana

OPTIMALISASI PATROLI RODA DUA SATUAN SABHARA DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH

HUKUM POLRES PEKALONGAN

1. Memfokuskan pada

optimalisasi dalam mencegah pencurian kendaraan bermotor 2. Penelitian

kualitatif

1. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017

2. Penelitian di wilayah hukum Polres pekalongan

2. Aditya Rizki Ridhotomo (2018), taruna Akademi Kepolisian Angkatan 49 Batalyon Prawira Hirya

PERAN PATROLI UNIT SABHARA DALAM

MENCEGAH TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DI TARAGONG KIDUL

1. Menggunakan pendekatan kualitatif 2. Membahas

tentang upaya preventif yang dilakukan untuk mencegah tindak pencurian kendaraan bermotor

Lokasi penelitian di wilayah

hukum polsek Taragong kidul

(40)

24

2.2 Kepustakaan Konseptual

Kepustakaan konseptual berdasarkan Keputusan Gubernur Akademi Kepolisian Nomor: Kep / 153 / X / HUK / 4.5 / 2021 mengenai Pedoman Penelitian Ilmiah Taruna Akademi terdapat didalamnya beberapa konsep, teori, prinsip, pendapat dan/atau gagasan dari seseorang, yaitu yang memiliki kemampuan untuk disiplin ilmu atau pengetahuan yang ditekuninya berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti penulis. Dalam menjelaskan fokus permasalahan, penulis menggunakan konsep dan teori berikut ini:

2.2.1 Teori

Teori ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan permasalahan yang terjadi di dalam penelitian ini, dibutuhkan teori-teori untuk memprediksi dan memahami permasalahan yang terjadi.

2.2.1.1 Teori manajemen

Teori manajemen ini memiliki pengertian menurut para ahli sangat 3. Rahmad

Andhira Fajri (2020), taruna Akademi Kepolisian Angkatan 51 Batalyon Adnyana Yuddhaga

PERAN PATROLI DIALOGIS OLEH SATUAN

SABHARA POLRESTA CIREBON KOTA UNTUK

MENCEGAH TINDAK KEJAHATAN CURANMOR DALAM RANGKA TERCIPTANYA HARKAMTIBMAS

1. Fokus kepada pencegahan tindak kejahatan curanmor

2. Penelitian kualitatif/

1. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2020

2. Penelitian di wilayah hukum Polresta cirebon

(41)

bervariasi tergantung pada persepsi masing-masing ahli tersebut.

Manajemen adalah sebuah proses khusus. Proses ini meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta pengawasan atau pengendalian. Proses ini dilaksanakan guna mencapai tujuan yang diinginkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. George R. Terry dalam buku Principles of Management (Terry, 1968) mengklasifikasikan fungsi manajemen menjadi 4 bagian. Proses tersebut sering disebut dengan nama POAC, yaitu:

a. Planning (perencanaan)

Perencanaan merupakan pemilihan fakta-fakta dan pemakaian perkiraan-perkiraan dengan cara merumuskan kegiatan yang akan dibutuhkan untuk merealisasikan tujuan. Sebuah perancanaan merujuk kepada administrasi yang menjadi pondasi dasar untuk pelaksanaan tindakan-tindakan lainnya. Tahap perencanaan meliputi pemilihan strategi, pemilihan metode yang efektif dan efisien, menentukan sarana dan prasarana yang diperlukan serta alokasi anggaran yang dibutuhkan.

b. Organizing (pengorganisasian)

Pengorganisasian merupakan proses penentuan, pengelompokkan, dan penyusunan komponen-komponen yang ada didalam organisasi yang kemudian dilakukan pengaturan sehingga pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tujuan awal yang diinginkan. Dalam tahap pengorganisasian dilakukan pembagian tugas , wewenang serta tanggung jawab tiap anggota agar mencapai tujuan yang di inginkan.

c. Actuating (pelaksanaan)

Hal-hal yang telah dipersiapkan akan dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan pada proses sebelumnya untuk mencapai tujuan dengan ikhlas dan relavan dengan perencanaan dari pihak pimpinan sebelumnya.

(42)

26

d. Controlling (pengawasan)

Pengawasan merupakan tahapan yang dilaksanakan dengan mengamati serta mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

Tujuan dilakukannya pengawasan, akan diketahui faktor-faktor apa saja yang ada dalam proses sebelumnya baik faktor penghambat maupun pendukung. Dengab diketahuinya faktor-faktor tersebut, diharapkan pelaksanaan manajemen kedepannya dapat diperbaiki atau dikoreksi demi pencapaian yang lebih maksimal dikedepannya.

Pada penjelasan proses Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC), dapat kita pahami bahwa manajemen sangat dibutuhkan didalam suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Kinerja dari setiap anggota dapat berjalan lebih optimal melalui proses manajemen yang baik. Manajemen akan menjadi suatu proses yang sangat efektif untuk memperkecil kemungkinan kegagalan dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan optimal. Menurut Terry dalam (Badrudin 2013:21-22), ada enam alat manajemen (tools of management) yaitu:

1. Man (sumber daya manusia), berupa SDM organisasi. faktor manusia merupakan manajemen yang krusia. SDM berperan dalam pembuatan tujuan dan proses dalam mencapai tujuan.

2. Money (anggaran), berupa perhitungan rasional mengenail biaya perlatan dan bahan yang diperlukan, tenaga kerja, dan juga hasil yang diperoleh.

3. Material (bahan baku), yaitu peralatan perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas, berupa alat administrasi patroli. Tujuan digunakannya material agar mendukung serta memudahkan dalam manajemen pelaksanaan tugas

4. Method (metode) merupakan sistem kerja yang memperlancar pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan dimana satu dengan yang lain saling mempengaruhi.

(43)

5. Machines (mesin) merupakan mesin ataupun alat yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam manajemen pelaksanaan tugas yang telah ditentukan

6. Market (pasar) yaitu suatu target dalam hal tujuan daripada manajemen yang dilaksanakan itu sendiri dalam hal mencapai target atau tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.

2.2.1.2 Teori analisis SWOT

Teori analisi SWOT merupakan suatu alat untuk dipergunakan pada pengambilan keputusan tahap awal. Analisis SWOT disini juga digunakan sebagai pendahuluan pada perencanaan yang strategis yang mengidentifikasi unsur-unsur yang terdiri dari strengh (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang), threat (ancaman) (Groenendjik & Dopheide, 2003).

Tabel 2.2 Matriks SWOT INTERNAL

EKSTERNAL

Strength (Kekuatan)

Weakness (Kelemahan)

Opportunity (Peluang)

Strategi SO Menggunakan kekuatan dalam memanfaatkan Peluang

Strategi WO Mengambil

keuntungan peluang untuk mengatasi kelemahan

Threats (Ancaman)

Strategi ST Menggunakan kekuatan dalam mengatasi ancaman

Strategi WT

Menghindari ancaman dan meminimalkan kelemahan

(44)

28

Matriks SWOT dapat dipergunakan sebagai alat identifikasi mengenai bagaimana kekuatan dan kelemahan internal organsisasi dihubungkan kepada peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi akan membuat strategi alternatif terbaik untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Berikut adalah keterangan yang ada pada tabel matriks SWOT diatas:

a. Analisis SO dalam strategi SO, bagaimana kekuatan dalam organisasi dapat digunakan dalam mengambil keuntungan dari peluang yang ada;

b. Analisis ST dalam strategi ST, bagaimana kekuatan dalam organisasi dapat mengatasi ancaman yang menghambat tercapainya tujuan organisasi;

c. Analisis WO dalam strategi WO, bagaimana kelemahan dalam organisasi dapat diatasi dengan peluang yang ada;

d. Analisis WT dalam strategi WT, bagaimana kelemahan dapat diatasi untuk menangkal ancaman yang menghambat tercapainya tujuan organisasi.

2.2.2 Konsep

Untuk mempermudah arti dari kata dan kalimat dalam penelitian, maka disajikan beberapa konsep yang digunakan untuk penelitian ini.

2.2.2.1 Konsep patroli

Kegiatan patroli diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pemelihara Kemanan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Patroli. Pengertian patroli terdapat pada Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi:

Patroli merupakan salah satu kegiatan kepolisian untuk mencegah terjadinya gangguan Kamtibmas akibat adanya potensi gangguan, ambang gangguan, serta gangguan nyata dengan mendatangi, menyambangi, mengamati, menjelajahi, mengawasi, dan memperhatikan kondisi yang dinilai mampu menimbulkan gangguan yang membutuhkan peran Polri untuk melaksanakan tindak kepolisian.

(45)

Kemudian pada Pasal 2 dalam peraturan yang sama menjelaskan tujuan dilaksanakannya patroli, dengan bunyi:

a. meniadakan kemungkinan adanya niat dan kesempatan untuk mencegah timbulnya gangguan Kamtibmas;

b. menghadirkan polisi di tengah-tengah masyarakat;

c. memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dalam mengantisipasi gangguan Kamtibmas serta keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcar Lantas), serta memberikan kemudahan akses pelaporan masyarakat;

d. terwujudnya pemeliharaan Kamtibmas;

e. meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan Kamtibmas;

f. memberikan pelayana masyarakat berupa tindakan kepolisian yang dilakukan oleh Petugas Patroli dalam rangka memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat;

g. terwujudnya rasa aman masyarakat; dan

h. mendorong revitalisasi fungsi Patroli terutama pada tingkat Kepolisian Sektor (Polsek) dalam rangka pengisian personel yang lebih menitik- beratkan pada pemenuhan jumlah Petugas Patroli

Terlihat dari tujuan patroli diatas dapat disimpulkan bahwa patroli merupakan kegiatan Polri yang menjadi ujung tombak dari terpeliharanya keamanan, keamanan, dan ketertiban masyarakat. Dalam pelaksanaanya, kejahatan yang dilakukan oleh manusia terus terus berkembang dan mulai memanfaatkan kemajuan teknologi. Hal ini yang menimbulkan adanya modus operandi kejahatan yang baru dan semakin bervariasi sehingga dalam pelaksanaan patroli tidak dapat lagi dilaksanakan dengan cara atau metode yang itu-itu saja. Oleh karena itu pelaksanaan patroli dilakukan dalam beberapa metode yang tertulis dalam Peraturan Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Perkabaharkam) Nomor 1 Tahun 2017 Pasal 6 dijelaskan bahwa patroli dilakukan dengan metode:

(46)

30

a. berjalan/bergerak adalah berpindahnya/bergeraknya Petugas Patroli dari satu tempat menuju tempat lain berdasarkan wilayah yang ditentukan saat Patroli.

b. berhenti, yaitu berhentinya Petugas Patroli pada suatu tempat tertentu saat dilangsungkan Patroli untuk melakukan dialog, pengamatan, dan/atau penilaian karena menemukan hal-hal yang mampu menimbulkan gangguan Kamtibmas.

c. Berdialog adalah komunikasi dua arah antar Petugas Patroli dengan masyarakat untuk memperoleh bahan keterangan, informasi mengenai hal-hal yang menjadi kekhawatiran masyarakat dan/atau memberikan informasi Kamtibmas dalam melaksanakan patroli.

d. Observasi merupakan kegiatan untuk melakukan pengamatan terhadap objek tertentu untuk mencegah dan mengurangi tindak kejahatan dengan menggunakan semua indera, sehingga mampu diperoleh gambaran yang jelas terhadap objek sasaran patroli.

e. Penilaian merupakan kegiatan pengambilan kesimpulan ssetelah petugas patroli melakukan observasi.

f. Pencarian yaitu kegiatan menemukan informasi atas hasil penilaian petugas patroli yang disimpulkan guna mencegah gangguan Kamtibmas (Pasal 6).

2.2.2.2 Konsep curanmor

Pencurian kendaraan bermotor merupakan tindak pidana pencurian dengan obyek kejahatan yaitu kendaraan bermotor. Menurut Pasal 362 KUHP, Pencurian merupakan seseorang yang mengambil batang yang merupakan milik orang lain dan dengan maksud ingin memiliki barang tersebut dengan melawan hak, dihukum karena pencurian dengan hukuman penjara terlama lima tahun atau denda sebanyak-banyaknya sembilan ratus rupiah.

Kemudian pada Pasal 363 KUHPidana, mengatur hal-hal yang memberatkan, antara lain:

(47)

1. Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun a. Pencuri ternak;

b. Pencurian pada waktu kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi, atau gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan atau bahaya perang;

c. Pencurian waktu malam di sebuah rumah atau perkarangan tertutup yang terdapat rumah, yang dilakukan oleh orang yang berada disitu tidak diketahuinya atau tidak dikehendaki oleh yang berhak;

d. Pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih;

e. Pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan, atau untuk sampa pada barang yang diambil, dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat, atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.

2. Apabila pencurian yang diterangkan butir 3 diikuti dengan salah satu butir 4 dan 5, diancam penjara paling lama Sembilan tahun.

Pada Pasal 365 KUHP menjelaskan Pasal pencurian dengan kekerasan diatur bahwa Pasal tersebut merupakan Pasal pemberatan atas Pasal, berikut bunyi Pasal tersebut:

1. Diancam dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan tahun, pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya untuk tetap menguasai barang yang dicuri.

2. Diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun:

a. jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, di jalan umum, atau dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan;

Gambar

Gambar 1.2 Triangulasi Teknik
Gambar 1.3 Teknik Analisis Data Kualitatif
Tabel 2.1 Perbandingan Kepustakaan Penelitian
Tabel 2.2 Matriks SWOT  INTERNAL
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah kebijakan yang dilakukan Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor adalah

Pertama, proses penyidikan tindak pidana pencurian dengan pemberatan terhadap pelaku pencurian kendaraan bermotor di Polres Karanganyar dimulai dengan tahap

Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Dengan Kekerasan Kendala yang dihadapi Polri dalam penegakan hukum terhadap. tindak pidana pencurian kendaraan bermotor dengan

Peran polisi dalam menangani kasus tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di Kota Yogyakarta tampak dari upaya yang dilakukan polisi baik secara represif maupun preventif..

tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di wilayah Kabupaten Kulon. Progo dapat dibagi menjadi

Salah satu bentuk kejahatan yang dapat merugikan masyarakat adalah pencurian kendaraan bermotor. Tindak pidana curanmor adalah tindak pidana pencurian dengan obyek

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru Malang) penelitian ini dilakukan untuk dapat

Salah satu bentuk kejahatan yang dapat merugikan masyarakat adalah pencurian kendaraan bermotor. Tindak pidana curanmor adalah tindak pidana pencurian dengan obyek