• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Benda Jaminan Pada Merek Terdaftar

Dalam dokumen BAB 1 (Halaman 52-61)

Merek merupakan salah satu bagian dari pada Hak Kekayaan Intelektual.

Berdasarkan jenis yang dikelompokkan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Merek masuk kedalam Kekayaan Intelektual industrial yang mana digunakan sebagai identitas dari pada produk yang diproduksi untuk diperjual belikan. Merek terkesan hanya sebuah tempelan pada produk, namun Merek memberikan peran penting sebagai pembeda antara produk dari milik seseorang/perusahaan satu dengan milik seseorang/perusahaan lainnya. Lebih dari itu Merek memiliki nilai ekonomi yang dapat diperhitungkan.

Jaminan mempunyai beberapa syarat atau dikenal dengan MAST Principles sebagai rumusan apakah sebauh benda dapat dijadikan jaminan , yaitu.69

2. Marketability (Pasar yang cukup luas)

3. Ascertainability Of value (standar harga tertentu) 4. Stability of value (nilai yang stabil)

5. Transferability (mudah dipindahtangankan)70

Sedangkan menurut Clifford Gomez, terdapat juga beberapa syarat sebagai pertimbangan benda yang mampu dijadikan sebagai jaminan :71

1. Marketability, pertimbangan didasarkan pada (a) jika memenuhi prinsip marketability, si peminjam (debitur) tidak mengalami kesulitan untuk membayar pinjamannya, (b) jika debitur gagal untuk membayar pinjamannya sesuai dengan tempo yang ditentukan, pihak bank dapat segera menjual barang jaminan tersebut;

2. Easy ascertainment of value, prinsip ini memungkinkan bahwa nilai dari jaminan tersebut berada pada harga tertentu;

3. Stability of value, mensyaratkan adanya nilai jaminan berada pada stabilitas harga tertentu;

69 Trisadini Prasastinah Usanti,(2013), Piutang Dalam Perspektif Hukum Jaminan,

70 https;//business-law.binus.ac.id./2018/04/02/merek-dagang-sebagai-jaminan-terkait-hukum- jaminan/ (diakses pada 24 Maret 2022, 23;01 WIB)

71 Clifford Gomez, (2011), Banking and finance; Theory Law and Practice, New Delhi: K Ghosh, PHI Learning Private Limitide, p. 332-333

4. Storability, prinsip ini merupakan salah satu bagain terpenting. Benda yang dijadikan dapat disimpan ditempat yang baik atau tempat yang yang aman;

5. Transportability, benda jaminan harus mudah untuk dipindahtangankan sehingga dapat dialihkan dari tempat yang tidak ada permintaan kepada tempat yang terdapat permintaan;

6. Durability, jaminan dapat bertahan lama. Benda yang mudah rusak atau busuk seperti sayuran, daging, ikan, dan buah buahan yang membutuhkan tempat penyimpanan khusus tidak dapat dijadikan jaminan;

7. Easy ascertainment of tittle, mensyaratkan bahwa adanya kemudahan dalam penamaan benda jaminan secara pasti;

8. Easy transferable tittle, penamaan jaminan harus mudah dialihkan.

Sehingga apabila debitur tidak dapat membayar kembali pinjamannya, pihak pemberi pinajaman dapat mengalihkan penamaan kembali sebagai jaminan dengan segera.

Prinsip diatas biasa digunakan sebagai penilain secara konsep atas sebuh benda yang akan dijadikan jaminan. Bila menelaah melalui prinsip tersebut terhadap Merek maka dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Merek Sebagai Benda Yang Dapat dialihkan (Transferability/transforability)

Merek merupakan benda tak berwujud yang memiliki nilai ekonomis dan dapat dialihkan. Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara

grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk dua dimensi dan/atau tiga dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.72

Hak Atas Merek akan diperoleh apabila Merek didaftarkan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM sebagai bentuk kepemilikan, Karena berdasarkan Pasal 499 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUHPer) Barang adalah benda atau hak yang dapat dijadikan objek hak milik, sehingga apabila Merek tidak didaftarkan, maka tidak akan lahir sifat kebendaannya. Pasal 503 KUHPer juga membagi benda menjadi benda bertubuh dan benda tidak bertubuh Selain itu, akibat dari pendaftaran Merek adalah pemilik Merek terdaftar mendapatkan hak eksklusif langsung dari negara untuk menggunakan sendiri Mereknya atau memberi izin kepada pihak lain untuk menggunakannya dalam jangka waktu tertentu.73 Adanaya hak eksklusif memberikan peluang bagi pemilik untuk leluasa menggunakannya termasuk secara komersial.

Pendaftaran Merek juga melahirkan sebuah hak yang dimiliki pemilik yaitu hak untuk mengalihkan Merek. Berdasarkan Pasal 41 ayat (1) UU Merek dan Indikasi Geografis Hak Atas Merek terdaftar dapat beralih atau

72 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis Pasal 1 ayat (1)

73Ibid, Pasal 1 ayat (5)

dialahkan karena pewarisan, wasiat, wakiaf, hibah, perjanjian, atau sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.

Pengalihan hak secara perjanjian dapat dimaknai bahwa Merek terdaftar mampu untuk dijadikan jaminan. Karena jaminan muncul sebagai akibat dari hadirnya perjanjian, baik perjanjian jual beli, sewa menyewa maupun perjanjian pinjam meminjam. Pasal 1319 KUHPer berbunyi “semua perjanjian baik yang mempunyai suatu nama khusus, maupun yang tidak terkenal dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan-peraturan umumyang termuat dalam bab iin dan bab yang lalu”

Kriteria jaminan diatas dapat seutuhnya dipenuhi oleh Merek.

Kepemilikan Merek yang menimbulkan akan sebuah hak menjadikannya sebagai golongan benda berdasarkan Pasal 499 KUHper, kepemilikan Merek juga menimbulkan hak yang membenarkan penggunaan secara menyeluruh bagi pemilik Merek terdaftar dalam kegiatan perdagangan dan mengirimkannya kepada pihak lain melalui perjanjian.

b. Marketability

Dalam roda kehidupan bisnis Indonesia beberapa Merek pernah dialihkan/diperjual belikan. Salah satunya Merek “Sariwangi” yang dibeli oleh Unilever dari PT. Sriwangi pada tahun 1989. Kondisi saat itu PT.

Sariwangi mengalami pailit. Kemudian Merek Buah Vita yang dimiliki salah satu UKM di Padalarang Bandunn dibeli oleh PT. Unilever dengan harga pembelian/transaksi kisaran 0,5 hingga 1 Miliar rupiah. Pengalihan Merek (jual beli) diatas memberikan gambaran bahwa Merek memiliki nilai

ekonomis dan merupakan bentuk aset tak berwujud yang dimiliki perusahaan.

Hal utama yang penting bagi bank adalah jaminan tersebut harus bersifat liquid atau mudah untuk diuangkan baik dari proses pengalihan secara hukum maupun proses penjualannya tidak butuh waktu lama. Karena semakin lama kredit macet itu berjalan maka bank akan semakin rugi.

Bank dalam menilai sebuah jaminan, ada dua faktor yang harus dipertimbangkan pertama adalah secured yang artinya jaminan dapat dilakukan pengikatan secara yuridis sehingga apabila terjadi wanprestasi jaminan dapat dieksekusi dan kedua Marketable yang artinya jaminan mudah untuk diuangkan atau dijual demi menyegerakan pemenuhan kewajiban debitur dalam melunasi kredit yang macet.74 Penjualan Merek tidak dapat dikategorikan Marketable, karena bentuk pengalihan Hak Atas Merek sangat membutuhkan waktu yang lama. Belum adanya badan khusus pelelangan jaminan Hak Kekayaan Intelektual terhadap kredit macet, tentunya Merek tersebut harus dilakukan penawaran kepada publik dan jikalau ada pihak yang tertarik untuk membeli, hal tersebut tidak menjamin transaksi akan berlangsung cepat. Karena pihak pembeli tentunya ingin mengetahui bagaimana kondisi dari Merek tersebut baik nilainya di pasaran, kemudian legalitasnya dan adakah permasalahan hukum yang sedang berjalan terhadap Merek tersebut. Ini sangat membutuhkan waktu yang lama.

74 Widya Marthauli Handayani, 2019, Keberlakukan Hukum Hak Cipta Sebagai Objek Jaminan Fidusia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Legislasi Indonesia Vol 16 No.2, p.215

Dalam pengklasifikasian jaminan menurut marketabilitasnya ada tiga jenis jaminan yaitu.

1. jaminan utama, merupakan jaminan paling marketable atau sale label (mudah diperjualbelikan). Contoh secara umum tanah dan bangunan, tanah kosong di pusat kota, emas batangan, deposit termasuk dalam kategori ini;

2. jaminan tambahan, adalah jaminan yang relatif sulit untuk diperjualbelikan, yaitu mobil, mesin industri, dan mesin lainnya; dan 3. jaminan pelengkap. Merupakan jaminan yang paling tidak marketable

seperti stok barang, tagihan piutang dagang. Selain itu personal guarantee dan corporate guarantee masuk kedalam kategori jaminan pelengkap.

Maka, tak heran apabila PT. Bank Negara Indonesia Tbk. (Persero) Jakarta meletakkan Merek sebagai jaminan tambahan. karena berdasarkan kriteria yang ada, saat ini Merek lebih kapable pada jenis jaminan tambahan.

c. Stability of value dan Storebility

Kestabilan nilai benda jaminan sangat penting bagi pemberi pinjaman (kreditur) sebagai bentuk keyakinan bahwa peminjam (debitur) mampu memenuhi kewajibanya. Beberapa jenis jaminan yang lazim digunkana seperti rumah, tanah, kendaraan bermotor, resi gudang, persediaan barang, memiliki bentuk kestabilan nilai di pasaran. Untuk proses penilaian benda tersebut juga telah dilakukan oleh KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik). Sehingga jelsa keadaan nilai benda jaminan tersebut pada saat itu. Sejalan dengan pendapat dari PT. Bank Negara Indonesia Cabang Tanjungpinang bahwa berbeda dengan aset berwujud seperti rumah atau kendaraan yang sudah memiliki cara penilaian (rumusan beban penyusutan

rumah/kendaraan). Merek belum memiliki rumus atau penghitungan atas nilainya secara pasti dan pada akhirnya value perusahaanlah yang akan menjadi titik penentu. Lembaga yang berwenang secara hukum untuk menilai Merek juga belum tampak wujudnya. harga pasaran Merek tidak selamanya stabil. Nilai Merek pada saat awal penerimaan jaminan oleh bank belum tentu sama seperti nilai ekonomis pada saat terjadi kemacetan kredit.

Penurunan bisa saja terjadi dan tidak menutup kemungkinan juga nilai Merek melebihi nilai awal. Saat ini kita hanya dapat menilai secara Psikologi, dimana semakin tinggi permintaan pasar terhadap Merek tersebut maka semakin tinggi nilai merek begitu juga sebaliknya.75

Permasalahan muncul pada kestabilan nilai Merek di pasaran dan standar penilain terhadap Merek yang hingga saat ini belum ditentukan secara pasti untuk digunakan dalam menaksir nilai Merek di pasaran.

Diperkuat dengan pendapat Sri Mulyani, secara praktik perbankan Hak Atas Merek sebagai jaminan fidusia belum mendapat pengakuan hukum, artinya Hak Atas Merek hanya sebagai jaminan tambahan bukan jaminan utama. Hal yang menyebabkan ini adalah :76

1) Tidak semua Hak Atas Merek mempunyai nilai ekonomi;

2) Permasalahan eksekusi Hak Atas Merek sebagai jaminan fidusia;

75 Hasil wawancara dengan administrasi kredit PT. BNI (Persero) Tbk, Bisnis Banking Division, Cabang Tanjungpinang, Kepulauan Riau pada tanggal 19 Maret 2022.

76 Ibid, p. 143

3) Kesulitan untuk menjaga dan memeriksa keutuhan objek jaminan fidusia baik jumlah maupun kualitasnya;

4) Nilai ekonomi Hak Atas Merek tidak bisa diprediksi.

Indonesia sendiri mempunyai pedoman penilaian aset takberwujud.

pedoman ini telah diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawasan Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-620/BL/2011 tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Aset Takberwujud Di Pasar Modal. Penilaian dapat dilakukan dengan Pendekatan Pasar (Market Based Approach), Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach), dan Pendekatan Biaya (Cost Based Approach). Pada penerimaan Merek “X”, BNI menggunakan metode pendekatan “cost” yang bisa dianalisis dari Laporan Keuangan yang dibuat oleh Akuntan Publik Perusahaan Merek

“X”.77 Namun, penggunaan metode dengan pendekatan pembiayaan juga belum cukup memberikan keyakinan kepada kreditur untuk menjadikannya sebagai sumber pembiayaan.Nilai dari Merek “X” yang tercantum dalam Akta Jaminan Fidusia adalah sejumlah USD 67.000.00078 (enam puluh tujuh juta Dolar Amerika) bila ditafsirkan dalam jumlah Rupiah dengan nilai kurs mata uang Dollar Amerika terhadap Rupiah Indonesia di tahun 2012 antara Rp9.000,00-Rp9.670,00 (per januari-desember)79 yaitu sebesar Rp 603.000.000.000,00 (enam ratus tiga milyar Rupiah)-Rp647.890.000.000,00

77 Ibid, p. 142

78 Ibid, p. 140

79 https://satudata.kemendag.go.id/exchange-rates (diakses tertanggal 27 Mei 2022 pukul 14:20 WIB)

(enam ratus empat puluh tujuh milyar delapan ratus Sembilan puluh juta Rupiah).

Dalam dokumen BAB 1 (Halaman 52-61)

Dokumen terkait