(enam ratus empat puluh tujuh milyar delapan ratus Sembilan puluh juta Rupiah).
c. Harus ada Perjanjian Konsensuil, artinya debitur meminjam sejumlah uang dan berjanji akan menyerahkan hak miliknya secara fidusia sebagai jaminan kepada kreditur,
d. Harus ada Perjanjian Kebendaan secara constitutum possessorium, artinya barang jaminan tetap berada dalam kekuasaan debitur,
e. Harus ada Perjanjian Pinjam Pakai.
Dapat disimpulkan bahwa jaminan fidusia merupakan bentuk perjanjian yang ada apabila didahului dengan perjanjian utang piutang.
Kemudian dengan adanya asas kepercayaan dimana pemberi jaminan fidusia tetap dapat mengusai atau menggunakan objek jaminan fidusia sesuai yang diperjanjikan.
Pembebanan objek dengan jaminan fidusia harus didaftarkan ke lembaga jaminan fidusia agar melahirkan sebuah hak yang dikenal dengan hak yang didahulukan (preferen). Hak ini merupakan hak yang diberikan kepada Penerima Fidusia sebagai jaminan pengembalian utang. Ini dikarenakan Penerima Fidusia telah memberikan kepercayaan secara penuh kepada Pemberi Fidusia untuk menguasai objek jaminan fidusia, sehingga pencipta undang-undang memeberikan jaminan kepada Penerima Fidusia melalui sistem pendaftaran ini dan dampak dari sistem pendaftaran ini memberikan prioritas utama kepada Penerima Fidusia untuk mendapatkan kembali dana yang dikeluarkannya kepada Pemberi Fidusia baik di dalam maupun di luar kepailit atau likuidasi..
1) Objek Jaminan Fidusia
Berdasarkan Undang-undang No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia, menerangkan beberapa benda yang dapat dijadikan bojek jaminan fidusia, yaitu :
a. Benda tersebut dapat dialihkan dan dimiliki secara hukum, b. Benda berwujud dan benda tidak berwujud,
c. Benda bergerak,
d. Benda tidak bergerak yang tidak dapat diikat dengan Hak Tanggungan, e. Benda tidak bergerak yang tidak dapat diikat dengan Hipotek,
f. Benda yang sudah ada, maupaun benda yang akan diperoleh kemudian,
g. Satu-satuan benda, atau satu jenis benda,
h. Lebih dari satu-datuan benda, atau lebih dari satu jenis benda, i. Hasil dari benda yang telah menjadi objek jaminan fidusia,
j. Hasil klaim asuransi dari benda yang menjadi objek jaminan fidusia k. Benda persediaan.
Secara konsep jaminan fidusia, Merek dapat masuk kedalam kriteria objek jaminan fidusia. Merek memiliki sifat kebendaan setelah ia didaftarkan dan merupakan benda yang tak berwujud (immateriil), Hadirnya sifat kebendaan pada Merek, maka melekat pula asas-asas pada hukum kebendaan, yaitu dapat dipertahankan terhadap siapapun juga, absolut (mutlak), droit de preference, droit de suite, dan dapat dialihkan.
Secara praktik, penerapan Merek sebagai objek jamian fidusia dalam dunia perbankan Indonesia telah ada. Berdaarkan penelitian yang dilakukan Sri Mulyani yang berjudul “Realitas Pengakuan Terhadap Hak Atas Merek Sebagai Jaminan Fidusia Pada Praktik Perbankan Di Indonesia” bahwa PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Jakarta (Selanjutnya disebut BNI) menerima sebuah Merek sebagai jaminan tambahan dengan pengikatan secara fidusia notariil. Alasan BNI menerimanya sebagai jaminan tambahan bukan sebagai jaminan utama karena kestabilan nilai merek tidak bisa diprediksi atau tidak terjamin seterusnya.80
Pengguanaan Merek sebagai objek jaminan telah diterapkan oleh Negara Singapura melalui Lembaga IPOS (Intellectual Property Office of Singapura). MelaluI IPOS, Singapura mengembangkan skema pembiayaan ini. IPOS akan menunjuk 3 (tiga) bank, yaitu DBS, OCBC, dan OUB untuk memberikan kredit perbankan. Bersama PFIs (Participating Finansial Institution), IPOS mendorong lembaga keuangan di Singapura guna menerima aset-aset HKI sebagai jaminan. Proses diawali dengan pemeriksaan oleh PFIs untuk memastikan pemohon sudah memnuhi standart kelayakan dan melakukan penilaian kredit. PFIs juga menjadi pintu pertama untuk mendapatkan pemeriksaan pertama kali untuk penilaian kredit. Pemohon kemudian melengkapi formulir permohonan penilaian aset HKI yang dapat diambil pada kantor IPOS. Penilaian aset HKI dilakukan oleh lembaga penilai aset HKI dari panel penilai (Panel of Values/POV)
80 Loc.cit, Sri Mulyani p. 139
untuk pemilaian aset HKI dan pemohon harus mendapatkan laporan penilain aset HKI dari lembaga penilai yang ditunjuk. Setelah itu, pemohon mengirim dokumen pendukung lainnya, laporan penilaian bersamaan dengan kedua formulir ke PFIs untuk aplikasi pinjaman dalam waktu empat minggu sejak tanggal laporan penilaian. Setelah dinyatakn berhasil, selanjutnya penandatanganan surat penawaran dan tarik dana di dalamnya terhidung enam bulan sejak tanggal surat penawaran.81
Amerika Serikat Pendefinisian Hak Kekayaan Intelektual diatur pada Pasal 9 Uniform Commercial code (UCC). Dalam Pasal tersebut memang tidak tertera secara tersurat bahwa Hak Kekayaan Intelektual dapat dijaikan jaminan, namun bila ditelaah dengan tersirat Hak Kekayaan Intelektual dapat dijadikan jaminan. Anjanette Reymond menambahkan bahwa berkaitan dengan paten, merek, hak cipta dan rahasia dagang memang tidak disebutkan dalam Pasal 9-12 UCC secara spesifik. Tetapi, Official Comment memasukkannya kedalam definisi yang terkandung pada General Intangible.82
Negara-negara tersebut menjadi gambaran bagi Indonesia untuk mengatur ketentuan bahwa Merek terdaftar dapat dijadikan objek jaminan fidusia. Melihat telah adanya praktik penerimaan Merek sebagai jaminan kredit perbankan pada PT. Bnak Negara Indonesia Jakarta yang dijadikan jaminan tambahan dan diikat dengan jaminan fidusia serta Bank Muamalat
81 Loc.cit, Trias Palupi Kurnianingrum, p. 35 82 Ibid, Indra Rahmatullah, p.113
Indonesia, Surabaya yang meletakkan Merek sebagai jaminan tambahan hanya saja diikat dengan gadai.
Belum adanya pengakuan hukum terhadap objek jaminan Merek memberi keraguan pada setiap lembaga pembiayaan termasuk bank. Bila dilihat dari alasan atau pendapat dari Sri Mulyani dan BNI Tanjungpinang, semua berpuncak pada belum kuatnya posisi Merek sebagai objek jaminan pada isistem hukum Indonesia. Belum diaturnya ketentuan Merek sebagai objek jaminan serta pembebanan objek Merek menjadi salah satu faktornya, Selain itu, pengaturan terkait skema pembiayaan, Standart Penilaian Merek, serta skema pembiyaan yang belum diatur tentu memberikan rasa waspada bukan hanya pada bank tetapi juga peminjam.
Perkembangan objek jaminan yang merupakan hasil dari perkembangan sosial masyarakat Indonesia maupun dunia, seharusnya mampu membuka mata pemerintah untuk memberikan perhatiannya kepada objek jaminan tak berwujud ini. Menurut P.S. Atiyah, modernisasi dan dinamisme hukum merupakan suatu proses yang harus terjadi karena tiga alasan. Pertama, adalah dinamisme hukum dibutuhkan untuk mengimbangi lajunya perubahan sosial, ekonomi dan teknologi. Kedua, adalah dinamisme hukum dibutuhkan untuk mengantisipasi perubahan sistem nilai di dalam masyarakat. Dan ketiga, adalah dinamisme hukum dibutuhkan oleh karena
konstruksi hukum memang membuat hukum memiliki kebutuhan yang konstan untuk terus menerus dipernaiki dan disesuaikan.83
83 Loc.cit, Indra Rahmatullah, p. 117
68 BAB 5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitiaan yang telah dilakukan penulis, berikut kesimpulan yang diperoleh Merek secara konsep jaminan kebendaan dapat dikategorikan sebagai benda bergerak namun tak berwujud, karena Merek merupakan salah satu bagian dari pada Hak Kekayaan Intelektual yang dikategorikan sebagai benda bergerak namun tidak berwujud. Tetapi, hingga saat ini ketentuan Merek sebagai objek jaminan belum diatur dalam perundang- undangan Indonesia. Beberapa syarat benda jaminan berdasarkan pendapat Clifford Gomez terpenuhi oleh Merek, meskipun terdapat beberapa hal yang tidak sepenuhnya dimiliki Merek. Aturan yang belum mengatur Merek sebagai objek jaminan melemahkan posisi Merek sehingga banyak bank belum berani untuk memeberikan dana dengan objek jaminan Merek, walaupun ada hanya dijadikan jaminan tambahan.
5.2. Saran
Pembebanan Hak Kekayaan Intelektual sebagai objek jaminan pembiayaan merupakan langkah yang baik. Hak Cipta dan Paten telah dengan tegas dinyatakan dapat dibebankan sebagai objek jaminan. Merek sebagai salah satu bidang yang dilindungi dalam Hak Kekayaan Intelektual juga memiliki bentuk yang sama dengan Hak Cipta dan Paten. Namun hingga saat ini