• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG HARTA BERSAMA DAN KONSEP

B. KONSEP KEADILAN

Asal kata dari keadilan ialah adil. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adil artinya tidak sewenang-wenang, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Konsep keadilan pada dasarnya bersifat relatif, setiap orang berbeda dan tidak sama, adil menurut pihak yang satu belum tentu adil

45 Eni C. Singal, Pembagian Harta Gono Gini Dan Penetapan Hak Asuh Anak Akibat Perceraian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, Lex Crimen, Vol. 6, No. 5 Juli 2017, hlm. 91

46 Pasal 97 Kompilasi Hukum Islam

47 Pasal 37 UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

48 Kholil Nawawi, Harta Bersama Menurut Hukum Islam dan Perundang-Undangan di Indonesia, hlm. 15

30

menurut pihak yang lain. Seseorang dapat dikatakan adil jika skala keadilan diakui dan tidak melanggar ketertiban umum. Disetiap daerah skala keadilan berbeda-beda, masyarakat menentukan skala keadilan dan pastinya sejalan dengan ketertiban umum di dalam masyarakat tersebut.49

Secara umum, keadilan ialah melaksanakan hukum Allah, yaitu memutuskan, mengatur serta memerintahkan sesuai dengan ajaran syariat.

Setiap pemimpin bahkan para nabi wajib untuk berlaku adil. Dalam agama Islam keadilan merupakan asas sistem pemerintahan, baik itu kepada sesama muslim maupun kepada non-muslim. Hal tersebut dikarenakan keadilan merupakan tiang alam semesta di dunia dan akhirat.50

Adil dalam hukum Islam merupakan kata yang berasal dari bahasa arab yaitu „adl. „Adl merupakan kata benda yang berasal dari kata kerja „adala bermakna jujur atau meluruskan, menjauh (menjauh dalam arti meninggalkan yang salah dan menuju kebenaran), sama dan seimbang. Semua yang resmi, lurus serta sejalan dengan hukum Allah SWT di dalam Islam adalah adil.

Terkait keseimbangan dunia yang telah diatur oleh Allah SWT, menurut pandangan Islam keadilan merupakan suatu kebaikan yang mana Allah SWT telah menyediakan hukum-hukum di dalam Al-Qur‟an. Prinsip persamaan, proposional, pertengahan membawa keindahan di alam dan kebaikan untuk manusia. Menurut doktrin Islam, keadilan mewakili tujuan dasar dan akhir dari wahyu Tuhan, lalu dikonsepkan ada keadilan Tuhan terhadap ciptaannya dan keadilan manusia dengan sesamanya.51

Di Indonesia yang merupakan negara hukum, terdapat kekuasaan kehakiman dengan perantara peradilan untuk menciptakan serta menjamin warga negaranya mendapatkan keadilan.52 Dalam ajaran Islam, tujuan adanya pengadilan ialah untuk menegakkan keadilan berdasarkan

49 Agus Santoso, Hukum, Moral, dan Keadilan: Sebuah Kajian Filsafat Hukum, Ed. 1, Cet. 2, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), hlm. 85

50 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Jilid 8, Terj. Abdul Hayyie Al-Kattani dkk, (Jakarta: Gema Insani, 2011), hlm. (333

51 Agus Santoso, Hukum, Moral, dan Keadilan: Sebuah Kajian Filsafat Hukum, hlm. 86

52 Adi Sulistiyono dan Isharyanto, Sistem Peradilan di Indonesia: Dalam Teori dan Praktik, Cet. 1, (Depok: Prenadamedia Group, 2018), hlm. 1

pertimbangan-pertimbangan. Keadilan menjadi lambang dari penyelesaian sengketa dan perselisihan di antara manusia dan yang menjadi patokannya ialah pengimplementasian hukum Allah tanpa adanya diskriminasi antara penguasa dengan manusia.53

Banyak ayat yang memberikan perintah untuk menegakkan keadilan di dalam Al-Qur‟an. Bukan hanya Al-Qur‟an, keadilan juga ditegaskan oleh Rosulullah SAW. salah satu diantaranya firman Allah SWT dalam QS. An- Nahl ayat 90 sebagai berikut:

ٌْا َٚ ِشَىٌُّْْٕا َٚ ِء اَش ْحَفٌْا َِٓع ٝ َْٰٕٙ٠ َٚ ٝ ٰت ْشُمٌْا ِٜر ِئ اَرْ٠ِا َٚ ِْاَس ْحِ ْلَا َٚ ِيْذَعٌْاِت ُشُِْأَ٠ َ هاللَّ هِْا ُُْىهٍَعٌَ ُُْىُظِعَ٠ َِْْٟث

َْ ْٚ ُشهوَزَذ ٠ٓ

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, dan memberikan bantuan kepada kerabat. Dia (juga) melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat.

Rosulullah SAW juga bersabda yang artinya: ”Umat ini tetap dalam keadaan baik-baik saja selama ketika ia berkata, ia berkata dengan jujur, ketika memutuskan hukum perkara, ia memutuskan dengan adil, dan ketika dimintai belas kasihan, ia mengasihi”. (HR. Ahmad, Al-Bazzar dan Ath- Thabrani dari Abu Musa r.a).54

Menurut M. Quraish Shihab bahwa terdapat tiga kata keadilan di dalam Al-Qur‟an yaitu:55

a. Al-„Adl

Al-„Adl mempunyai makna “sama”. Kata ini secara tersirat memberikan penjelasan bahwa terdapat dua pihak atau lebih, karena jika hanya terdapat satu pihak saja maka tidak ada yang namanya persamaan.

b. Al-Qisth

53 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, hlm. 470

54 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, hlm. 333

55 Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an: Tafsir Maudu‟i Atas Pelbagai Persoalan Umat, Cet. 13, (Bandung: Mizan, 1996), hlm. 111

32

Al-Qisth memiliki arti “bagian” (wajar dan patut). Makna keadilan al- qits memberikan makna bahwa dalam pembagian antara kedua belah pihak tidak harus mendapatkan bagian yang sama.

c. Al-Mizan

Al-Mizan berasal dari kata wazn yang memiliki makna “timbangan”.

Mizan merupakan alat untuk menimbang, akan tetapi kata mizan dapat bermakna keadilan.

Adapun makna adil menurut M. Quraish Shihab di dalam Al-Qur‟an terdapat 4 kategori :56

a. Adil dalam arti sama

Makna adil dalam pengertian sama ialah memperlakukan seseorang dengan sama tanpa membeda-bedakannya sesuai dengan haknya.

Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa‟ ayat 58.

ِا ِد ٰٕ َِٰ ْلَا اُّٚد َؤُذ َْْا ُُْو ُشُِْأَ٠ َ هاللَّ هِْا اهّ ِعِٔ َ هاللَّ هِْا ۗ ِيْذَعٌْاِت ا ُُّْٛىْحَذ َْْا ِطاهٌٕا َْٓ١َت ُُْر َّْىَح اَرِا َٚ ۙاٍََِْٙ٘ا ٌٰٰٝٓ

ا ًشْ١ ِصَت ۢاًعْ١َِّس َْاَو َ هاللَّ هِْا ۗ ِٖٗت ُُْىُظِعَ٠ ٨٥

Artinya: Apabila kamu memutuskan perkara diantara manusia, maka hendaklah engkau memutuskan dengan adil. Sungguh, Allah yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.

Makna yang tertuang pada ayat ini ditujukan kepada hakim dalam bersikap dan berperilaku. Sebagai seorang hakim harus memperlakukan pihak yang bersengketa dengan posisi yang sama, misalnya ihwal tempat duduk, keceriaan wajah, penyebutan nama, kesungguhan untuk mendengarkan para pihak serta perilaku baik lainnya yang termasuk dalam proses pengambilan keputusan.

b. Adil dalam arti seimbang

Keseimbangan yang ditemukan pada suatu kelompok terdapat beragam-ragam bagian dalam arti tidak sama, akan tetapi bagian tersebut menuju kepada tujuan, selama syarat dan kadar terpenuhi oleh

56 Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an: Tafsir Maudu‟i Atas Pelbagai Persoalan Umat, hlm. 114-116

bagian tersebut. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam QS. Al- Infithor ayat 6-7.

ُِْۙ٠ ِشَىٌْا َهِّت َشِت َن هشَغ اَِ ُْاَسِْٔ ْلَا اَُّٙ٠َآٰٰ٠ َۙهٌََذَعَف َهى هَٛسَف َهَمٍََخ ِْٞزهٌا٦

٧

Artinya: Wahai manusia, apakah yang memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah? Yang menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu, dan mengadilkan kamu (menjadikan susunan tubuhmu seimbang).

Makna keadilan dalam arti seimbang memberikan arti bahwa keadilan identik dengan kesesuaian proporsional. Keseimbangan tidak harus sama, bisa saja bagian pihak yang satu lebih besar dari pada pihak lainnya. Akan tetapi besar kecilnya bagian tersebut dilihat dari fungsinya. Keseimbangan di dalam Al-Qur‟an juga dapat dilihat pada ayat waris. Pada ayat waris terlihat bahwa terdapat perbedaan kadar bagian laki-laki dan perempuan, namun perbedaan kadar bagian tersebut bukan berarti tidak adil, akan tetapi adil yang dimaksud ialah tercapainya tujuan.

c. Adil dalam arti perhatian terhadap hak individu dan memberikan hak tersebut kepada pemiliknya.

Maksud adil disini ialah lebih menempatkan sesuatu kepada tempatnya, dalam arti bahwa memberikan keadilan sesuai dengan hak- hak pemiliknya sesuai dengan jalan yang terdekat. Keadilan yang demikian melahirkan keadilan sosial.

d. Adil yang dinisbatkan kepada ilahi.

Maksud adil disini ialah memelihara kewajaran atas berlanjutnya eksistensi, tidak mencegah kelanjutan eksistensi dan perolehan rahmat sewaktu terdapat banyak kemungkinan untuk itu. Pada dasarnya keadilan ilahi ialah rahmat serta kebaikan yang diberikan Allah SWT.

Keadilan Allah dapat saja diperoleh tanpa dihalang-halangi selama makhluk dapat meraihnya.

Keadilan banyak sekali dipaparkan oleh para pakar filsuf, seperti Aristoteles dan Plato. Menurut mereka keadilan ialah:

34

1. Aristoteles

Aristoteles merupakan seorang filosof pertama yang telah merumuskan makna dari keadilan. Memberikan sesuatu sesuai dengan haknya merupakan konsep keadilan menurut Aristoteles.57 Pandangan Aristoteles mengenai keadilan terdapat dalam karyanya nicomachean ethics. Ia memandang bahwa keadilan seharusnya diartikan dengan makna kesamaan, akan tetapi bagi Aristoteles terdapat perbedaan yang sangat penting antara kesamaan numerik dan kesamaan proporsional. Kesamaan numerik memberikan kesamaan bahwa setiap manusia sebagai satu unit, misalnya semua warga adalah sama didepan hukum. sedangkan kesamaan proporsional merupakan kesamaan yang memberikan setiap orang berdasarkan haknya dan sesuai dengan kemampuan, kontribusi dan prestasinya.58

Menurut Aristoteles terdapat 2 macam keadilan, yaitu keadilan distributive dan keadilan korektif. Keadilan distributive berlaku dalam ranah hukum public, sedangkan keadilan korektif berlaku dalam ranah hukum perdata dan pidana.59

a. Keadilan distributive

Keadilan distributive fokus pada distribusi, honor, kekayaan dan barang-barang lain yang dapat diperoleh dalam masyarakat. ini bermakna bahwa dapat dikatakan adil boleh jadi merupakan distribusi yang sesuai dengan nilai kebaikannya.

b. Keadilan korektif

Keadilan korektif fokus pada pembenaran sesuatu yang salah, misalnya jika melakukan kesalahan maka keadilan korektif akan memberikan kompensasi terhadap pihak yang merasa dirugikan dan

57 Subhan Amin, Keadilan Dalam Perspektif Filsafat Hukum Terhadap Masyarakat, El- Afkar, Vol. 8, No. 1, Januari-Juni 2019, hlm. 6

58 Fuji Rahmadi P, Teori Keadilan (Theory Of Justice): Kajian Dalam Perspektif Filsafat Hukum Islam dan Barat, Jurnal Ilmu Syariah, Perundang-Undangan Dan Hukum Ekonomi Syariah, Januari-Juni 2018, hlm. 171

59 Rommy Haryono Djojoraharjo, Mewujudkan Aspek Keadilan Dalam Putusan Hakim di Peradilan Perdata, Jurnal Media Hukum dan Peradilan, Vol. 5, No. 1, 2019, hlm. 92

jika terdapat kejahatan maka akan diberikan hukuman yang sepantasnya terhadap orang yang melakukan kejahatan. Dalam hal ini keadilan korektif bertugas untuk membangun kesetaraan tersebut.

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa keadilan distributif mengacu pada suatu pembagian barang dan jasa yang sesuai dengan distribusinya, artinya pembagian dengan proporsi yang sama akan diberikan sama, sedangkan proporsi yang tidak sama akan diberikan berbeda.60 Terdapat suatu ungkapan “justice consists in treating equals equally and unequalls unequally, in proportion to their inequality”. Untuk hal-hal yang sama diperlakukan secara sama, dan yang tidak sama juga diperlakukan tidak sama, secara proporsional. Hal tersebut merupakan sesuai dengan ungkapan Aristoteles mengenai keadilan.61 Adapun mengenai keadilan korektif ialah adanya penggantian kerugian tujuan untuk memulihkan seperti keadaan yang semula agar dapat menyeimbangkan ketidakseimbangan karena ketidakadilan.62

2. Plato

Plato merupakan salah satu pakar filsuf dengan pemikiran yang idealis abstrak dan mengakui adanya kekuatan di luar kemampuan manusia, salah satuya ialah mengenai permasalahan keadilan. Keadilan menurut Plato merupakan hal yang berada di luar kemampuan manusia biasa.63 Keadilan menurut Plato lebih berfokus pada keselarasan. Keadilan merupakan ”the supreme virtue of the good state”, sedangkan orang yang adil ialah “the self diciplinedman whose passions are controlled by reasson”. Terdapat 2

60 Zakki Aldhidayati dan Ahmad, Melacak Keadilan Dalam Regulasi Poligami: Kajian Filsafat Keadilan Aristoteles, Thomas Aquinas, dan John Rawls, Undang: Jurnal Hukum, Vol. 2, No. 2, 2019, hlm. 417

61 Muhammad Helmi, Konsep Keadilan Dalam Filsafat Hukum dan Filsafat Hukum Islam, Jurnal Pemikiran Hukum Islam: Mazahib, Vol. XVI, No. 2 (Desember 2015), hlm. 137

62 Zakki Aldhidayati dan Ahmad, Melacak Keadilan Dalam Regulasi Poligami: Kajian Filsafat Keadilan Aristoteles, Thomas Aquinas, dan John Rawls, hlm. 418

63 Muhammad Helmi, Konsep Keadilan Dalam Filsafat Hukum dan Filsafat Hukum Islam, hlm. 135

36

macam keadilan menurut Plato, yaitu keadilan individual dan keadilan dalam negara.64

Bahder Johan Nasution menjelaskan pemikiran Plato, dimana penguasa berfungsi untuk membagikan fungsi dalam negara kepada orang yang sesuai dengan asas keserasian. Misalnya ialah pembagian suatu pekerjaan harus sesuai dengan ahlinya, sehingga hal inilah yang dimaksud dengan keadilan. Konsep keadilan Plato ialah dengan memberikan kepada setiap orang sesuai dengan haknya, ini diungkapkan dengan “giving each man his due”. Jika disesuaikan dengan hukum maka yang menjadi objek materialnya ialah nilai keadilan sebagai perlindungan hukum dan objek formalnya ialah normatif yuridis. Ini menunjukkan bahwa Plato memandang suatu permasalahan wajib memerlukan aturan undang-undang dan dalam hal ini harus mencerminkan keadilan.65

64 Bahder Johan Nasution, Kajian Filosofis Tentang Konsep Keadilan Dari Pemikiran Klasik Sampai Pemikiran Modern, Yustisia, Vol. 3, No.2, Mei -Agustus 2014, hlm. 120

65 Bahder Johan Nasution, Kajian Filosofis Tentang Konsep Keadilan Dari Pemikiran Klasik Sampai Pemikiran Modern, hlm. 120

37

Dokumen terkait