• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Konseling yang Digunakan Dalam Konseling Pranikah

BAB II PAPARAN DATA dan TEMUAN

C. Konsep Konseling yang Digunakan Dalam Konseling Pranikah

menuju pada tahap pelaksanaan konseling pranikah, dalam meningkatkan psikologi calon pengantin diberikan materi-materi tentang pernikahan dan lain-lain dengan metode dan media yang digunakan petugas KUA yang sudah dijelaskan oleh kepala KUA sendiri, sehingga dalam pelaksanaannya berjalan lancar berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti melihat bahwa calon pengantin dan pengantin yang sudah mengikuti pelaksanaan konseling pranikah sudah merasakan manfaat dari konseling di kehidupan berumah tangganya dari penuturan pasangan Saleh dan Nurjannah, Artomo dan Ami, Rumdhan dan Ismi, Jupri dan Ayu, dan pasangan Asri dan Handayani, sehingga mereka mampu membangun keluarga yang sakinnah, mawaddah, dan warrahmah.

C.Konsep Konseling yang digunakan dalam Konseling Pranikah dalam

pernikahan dibawah umur, dan lain-lain. seperti itu jelasnya. Adapun mengenai metode yang kami gunakan sama halnya dalam pembahasan pada model pelaksanaan konseling pranikah dengan metode ceramah dan tanya jawab, kemudian terkait media disini kami menggunakan lisan dan memberikan buku panduan pernikahan. Hal yang sama juga kami terapkan pada konseling kelompok perbedaanya pada objek atau peserta konselingnya, pada konseling kelompok kami tujukan pada remaja awal”.107

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh penghulu yang ada di KUA Kecamatan Batulayar yakni Bapak H. Mujtahidin ia mengatakan:

“Konsep konseling yang diterapkan di sini menggunakan konsep konseling individu dan kelompok, konseling individu yang digunakan disini calon pengantin yang hendak menikah yang dimana setelah calon pengantin memenuhi tahap pra pelaksanaan dan mengisi formulir dan sebagainya barulah pihak kami menginformasikan kepada pasangan calon pengantin untuk melakukan konseling individu di ruangan khusus yang membahas seputar gambaran tentang pernikahan.

Sedangkan konseling kelompok disini kami lakukan di remaja-remaja yang akan memasuki usia pernikahan”.108

Adapun mengenai konsep konseling individu dan kelompok menurut beberapa ahli sebagaimana Prayitno mengatakan

“Konseling individual adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara peserta konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami kesulitan yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien”.109

Sedangkan konsep konseling kelompok menurut Tatik Romlah ia mengartikan

“Konseling kelompok adalah upaya untuk membantu individu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya tersebut bersifat pencegahan serta perbaikan agar individu yang bersangkutan dapat menjalani perkembangannya dengan lebih mudah”.110

107 Suhaidi, Wawancara, Kepala KUA Kecamatan Batulayar, 21 November 2019.

108 H. Mujtahidin, wawancara, KUA Kecamatan Batulayar, 21 November 2019.

109 Prayitno, Konseling Perorangan, (Padang, Universitas Negeri Padang, 2005) hal.52.

110 http://kamilahnoor.wordpress.com diakses pada tanggal 25 November jam 22:37.

Konseling kelompok merupakan layanan konseling kelompok yang berupa informasi tentang kehidupan berumah tangga aspek-aspek usia pernikahan yang ideal yang ditujukan kepada kumpulan calon atau bakal pengantin yang sudah memasuki usia pernikahan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala KUA Kecamatan Batulayar yakni Bapak Suhaidi, S. Hi beliau menjelaskan bahwa:

“Konseling kelompok disini kami targetkan pada sebuah lembaga seperti pondok pesantren yang menjadi sasarannya adalah anak-anak remaja yang telah memasuki syarat kelayakan sebagaimana Firman Allah yang memerintahkan kepada seluruh wali nikah untuk menikahkan perwaliannya yang telah memenuhi syarat kelayakan, syarat kelayakan ini tinjauannya sangat luas yang pertama, aspek kelayakan usia, aspek kelayakan dari sisi pendidikan (agama), aspek kelayakan dari sisi nafkah (zahir dan batin), yang keempat aspek kelayakan dari sisi kesehatan.”111

Hal yang sama di ungkapkan oleh ibu Bq. Hasnawati sebagai penyuluh di KUA Kecamatan Batulayar, ia mengatakan bahwa:

“Konseling Kelompok yang di adakan di KUA kami pusatkan kepada remaja-remaja yang teah memasuki usia pernikahan, disini kami memberikan bimbingan secara kelompok yang membahas tentang pernikahan dengan bahasa-bahasa agama tentunya”.112

Bapak H. Mujtahidin selaku penghulu di KUA Kecamatan Batulayar juga berpendapat bahwa:

“Bimbingan klasikal atau konseling kelompok yang diterapkan KUA hanya diberikan kepada remaja-remaja yang telah memasuki usia perkawinan, yang pantas mendapatkan informasi-informasi tentang pernikahan dalam Islam itu sendiri seperti apa”.113

Konseling individu yang diberikan kepada calon pengantin yang datang ke KUA Kecamatan Batulayar, yang hendak melaksanakan akad, diberikan

111 Suhaidi, wawancara, KUA Kecamatan Batulayar, 22 November 2019.

112 Hasnawati, wawancara, KUA Kecamatan Batulayar, 22 November 2019.

113 H. Mujtahidin, wawancara, KUA Kecamatan Batulayar, 22 November 2019.

bimbingan pernikahan secara individu pada setiap calon pasangan yang hendak melakukan pernikahan.Adapun materi yang diberikan kepada calon pengantin tentang pernikahan, keluarga berencana dan keluarga sakinah dan lain-lain.114

Sedangkan konsep konseling kelompok yang dilaksanakan oleh KUA Kecamatan Batulayar kepada remaja yang sudah memasuki usia pernikahan diberikan konseling kelompok, yang dimana materi yang diberikan disini mengenai gambaran kehidupan setelah menikah, bahaya penikahan dibawah umur dan lain-lain.115

Berdasarkan wawancara dan observasi peneliti dengan pegawai yang ada di KUA Kecamatan Batulayar diatas memang usia pernikahan memang sangat penting dalam membangun sebuah rumah tangga karena usia juga berpengaruh pada sisi psikis setiap individu dan kelompok, yang dimana tingkat emosi seseorang ada yang bisa terkontrol dan ada yang tidak bisa, karena kadang usia yang masih terlalu muda untuk memasuki dunia keluarga kadang bisa mengakibatkan percekcokan dan berujung perceraian.116

Sebagaimana ungkapan beberapa pasangan pengantin yang telah peneliti wawancarai mereka berpendapat bahwa:

“Saya menikah dulu pada usia 23 tahun sedangkan suami saya sekitar 29 tahun selama menjalankan kehidupan rumah tangga pasti ada kesulitan yang kami lalui, akan tetapi alhamdulillah kami bisa melewatinya sampai sekarang kami baik-baik saja”.117

114 Observasi, Peneliti, KUA Kecamatan Batulayar, 22 November 2019.

115 Ibid.

116 Ibid.

117 Saleh dan Nurjannah (pasangan pengantin), wawancara, Batulayar, 23 November 2019.

Hal yang sama juga dipaparkan oleh pasangan Artomo dan Ami yang sudah menjalani rumah tangga hampir 2 tahun lamanya, ia mengatakan bahwa:

“Kami sampai sekarang merasa bahagia karna disaat menikah dulu kami sama-sama sudah dewasa dan sudah siap untuk membangun sebuah keluarga suka duka kami lalui bersama”.118

Dari beberapa pendapat pasangan diatas yang peneliti telah wawancarai bahwa memang usia pernikahan sangat mempengaruhi tingkat emosional dan tingkah laku seseorang.119

Konseling individu dan kelompok yang digunakan KUA Kecamatan Batulayar merupakan konsep konseling yang sangat efektif dimana calon pengantin secara khusus di berikan pengarahan tentang hak dan kewajiban menjadi suami istri, sedangkan remaja yang memasuki usia pernikahan diberikan motivasi dan gambaran tentang kehidupan setelah pernikahan dan dampak pernikahan dini, sebagaimana ungkapan beberapa pasangan pengantin dan remaja yang sudah melakukan konseling individu dan kelompok di KUA Kecamatan Batulayar,

“Waktu itu saya dan suami saya masuk di sebuah ruangan khusus yang ada di KUA untuk diberikan informasi seputar pernikahan, dan bagaimana menjadi suami dan isteri yang bertanggung jawab, begitulah seingat saya dulu.”120

Hal yang sama juga di rasakan oleh pasangan Saleh dan Nurjannah, mereka berpendapat bahwa:

“Seingat saya dulu kami diberikan pencerahan kemudian di suruh bertanya jika ada yang masih mengganjal, disebuah ruangan khusus di KUA.”121

118 Artomo dan Ami (pasangan pengantin 2018), wawancara, Batulayar, 26 Oktber 2019.

119 Observasi, Batulayar 26 Oktober 2019.

120 Artomo dan Ami, Wawancara, pasangan suami istri, Batulayar 23 November 2019.

121Saleh dan Nurjannah, Wawancara,pasangan suami istri, Batulayar 23 November 2019.

Pasangan Jupri dan Ayu juga berpendapat bahwa :

“Sebelum kami melangsungkan akad nikah beberapa hari sebelumnya kami dipanggil ke KUA dan di masukkan di ruangan dan berikan ceramah tentang pernikahan setelah itu kami diberikan tanya jawab oleh petugas KUA”.122

Pendapat yang sama juga dikatakan oleh pasangan calon pengantin Asri dan Handayani mengenai konseling individu:

“Memang seperti itu kami diberiakan layanan khusus pada sebuah ruangan yang didalam ruanagn tersebut kami diberikan pemahaman dan pertanyaan seputar pernikahan”.123

Adapun terkait konsep konseling kelompok yang digunakan KUA Kecamatan Batulayar peneliti melakukan wawancara kepada Selfia dan Haekal yang pernah mengikuti konseling kelompok mereka menuturkan bahwa:

“Sebelum saya mengikuti konseling kelompok ini saya tidak mengetahui apa-apa tentang bahayanya pernikahan dini, saya mengira berkeluarga itu mulus, tidak ada lika likunya, disana kami diberikan ceramah oleh petugas KUA”.124

Hal yang sama juga disambung oleh Haekal:

“Awalnya saya malas mengikuti acara-acara seperti itu, akan tetapi lama-lama saya merasa senang karna banyak penegtahuan yang kami belum tahu, karna saya merasa itu sangat penting untuk saya kedepannya.125

Adapun mengenai konsep konseling individu dan konseling kelompok yang sudah dilaksanakan oleh pihak KUA, ibu Baiq Hasnawati selaku penyuluh di KUA mengatakan:

“Dengan adanya kegiatan tersebut kami berharap masalah kawin cerai-kawin cerai dikecamatan batulayar ini sedikit berkurang, dan jumlah pernikahan dibawah umur kedepannya tidak ada, itu harapan

122 Jupri dan Ayu, Wawancara, Pasangan pengantin, 23 November 2019.

123 Asri dan Handayani, Wawancara, pasangan pengantin, 23 November 2019.

124 Selfia, Wawancara, Remaja Dewasa Awal, Batulayar, 25 November 2019.

125 Haekal, Wawancara, Remaja Dewasa Awal, Batulayar, 25 November 2019.

kami. Dan agar tujuan pernikahan itu tercapai membina keluaga yang sakinnah, mawadah, dan warrahmah”.126

Sedangkan pak H. Mujtahidin selaku penghulu mengatakan:

“Kami berharap peserta konseling pranikah baik itu individu maupun kelompok agar bisa menjadi atau membina rumah tangga dan keluarganya, dan menjadikan pernikahan sebagai jambatan menuju surga yang diridhai, karna pernikahan itu adalah menyatukan kedua belah pihak menjadi ikatan yang suci”.127

Kemudian disambung lagi oleh kepala KUA Kecamatan Batulayar pak Suhaidi mengatakan

“Setelah kami memberikan nasehat-nasehat perkawinan semoga semua peserta bisa menerapkannya pada kehidupan sehari-hari ketika dalam berumah tangga maupun yang belum berumah tangga agar lebih mendalami psikologi atau menyiapkan mental sebelum memasuki dunia pernikahan”.128

Dari beberapa pasangan yang peneliti telah wawancarai bahwa konsep konseling yang digunakan di KUA Kecamatan Batulayar menggunakan konsep konseling individu dan kelompok yang dimana konseling ini berupa bantuan yang diberikan petugas KUA terhadap pasangan pengantin dan remaja dewasa awal berupa nasihat-nasihat pernikahan yang secara perorangan dan kelompok, yang dimana juga pihak KUA memberikan tanya jawab kepada peserta jika ada yang masih diragukan atau mengganjal di hati dan pikiran mereka masing- masing.129

126Baiq Hasnawati, Wawancara, Penyuluh KUA Kecamatan Batulayar, 26 November 2019.

127 H. Mujtahidin, Wawancara, Penghulu, KUA Kecamtan Batulayar, 26 November 2019.

128 Suahidi, Wawancara, Kepala Kua Kecamatan Batulayar, 26 November 2019.

129 Observasi, 26 Novemeber 2019.

BAB III

Dokumen terkait