BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. LandasanTeori
4. Kualitas Audit
3. Perusahaan perdagangan
Perusahaan jenis perdagangan ialah perusahaan yang dalam menjalankan usahanya ia mengumpulkan kemudian menyalurkan barang hasil produksi dari produsen kepada konsumen.
4. Perusahaan jasa
Jenis perusahaan ini menjalankan usahanya dibidang jasa dan yang mana keuntungannya akan diperoleh dari imbalan setelah menyediakan jasa.
yang terjadi dalam system akuntansi klien dan memberikan laporan dalam laporan keuangan auditan. Dimana dalam melaksanakan tugas seoarang auditor harus selalu berpegang pada pedoman standar auditing dank ode etik akuntan publik yang relevan. Kualitas audit juga didefenisikan sebagai karekteristik atau gambaran praktik dan hasil audit menurut standar auditing daan standar pengendalian mutu yang menjadi ukuran jalannya profesi auditor. Kualitas audit berkaitan dengan seberapa baik suatu pekerjaan diselesaikan dari pada dengan kriteria yang sudah ditetapkan (Sari, 2015)
Menurut,(Anggraeni, 2019)Langka-langka yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas audit di antarannya sebagai berikut:
1. Meningkatkan pendidikan profesionalnya.
2. Mempertahankan independensi dalam sikap mental.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan audit, menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
4. Melakukan perencanaan pekerjaan audit dengan baik
5. Memahami struktur pengendalian interen kluen dengan baik.
6. Memperoleh bukti audit yang cukup dan kompoten.
7. Membuat laporan audit yang sesui dengan kondisi klien atau sesui dengan hasil temuan.
Kualitas audit seharusnya berhubungan dengan pekerjaan auditor sehingganya atas dasar kualitas pekerjaan auditor yang di ukur kualitas memang tidak akan sama di setiap kantor akuntan terlebih antara kantor
dengan ukuran yang berbeda secara signifikan. Kualitas audit yang biasa diberikan oleh kantor akuntan yang besar yang telah berkelas internasional dengankantor yang hanya berskala lokal atau regional pasti akan berbeda. Kualitas auditor yang telah berpengalaman mengaudit di suhu industri memang akan berbeda dengan auditor yang tidak akan berpengalaman mengaudit di industri tersebut. Akan tetapi, hal ini tidak berarti bahwa kualitas audit atau kualitas auditor bisa diukur dengan ukuran kantor akuntan atau spesialisasi kantor akuntan (Susanti, 2017).
Menurut (Machfuzhoh, 2021), kualitas audit adalah kemungkinan (joint probality) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggan yang ada dalam sistem akuntansi klien. (Berikang et al., 2018) kualitas audit adalah probilitas bahwa auditor tidak akan melaporkan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan yang mengandung kekeliruan material.
Kualitas audit dapat digunakan untuk mendeteksi adanya tindakan kecurangan maupun error dalam sebuah laporan keuangan perusahaan.
Kualitas audit yang baik dapat mendeteksi adanya perilaku manajemen laba perusahaan sehingga semakin baik kualitas auditnya maka semakin baik pula laba perusahaan. Kualitas laba perusahaan dapat diukur menggunakan tingkat akrual deskripsioner pada perusahaan tersebut.Akrual deskripsioner dapat mendeteksi tingkat aktifitas manajemen laba.Tingkat aktual deskrisioner yang tinggi menunjukkan tingginya manajemen laba. Semakin tinggi manajemen laba, maka
kualitas laba perusahaan akan menurun dimana kualitas laba perusahaan berhubungan positif dengan kualitas audit (Adhi Pratama Ishak & Dedy Perdana, 2015).
b. Pengukuran kualitas audit
Ade (Widiastuty, 2010), Menurut peraturan badan pemeriksa keuangan republic Indonesia No.1 tahun 2007, sehubungan dengan standar Audit Negara (SPKN) pengukuran kualitas audit dapat dilakukan berdasrkan ktiteria sebagai berikut:
1. Kualitas proses (skeptisisme dan akurasi hasil audit)
Keuntungan yang dihasilkan dari pekerjaan pemeriks aan tidak dihasilkan dari hasil atau rekomendasi pemeriksaan ysng dilaporkan, tetapi dari efektifitas penyelesaian yang dilakukan oleh pihak yang akan diperiksa. Selian itu, audit harus dilakukan dengan hati-hati berdasarkan prosedur dan masih skeptik.
2. Kualitas hasil (kejelasan laporan, manfaat audit, nilai rekomendasi) Manajemen pihak yang diaudit bertanggung jawab untuk mengikuti rekomendasi dan menerapkan dan memelihara sistem informasi dan proses informasi untuk memantau status tindak lanjut yang direkomendasikan oleh auditor.
3. Kualitas tindak lanjut hasil audit
Auditor harus merekomendasikan agar manajemen terus memantau status tindak lanjut berdasarkan rekomendasi auditor. Kepatuhan yang
berkelanjutan denga hasil audit utama dan rrekomendasi dapat membantu auditor memastikan manfaat audit yang dilakukan.
c. Faktor yang mempengaruhi kualitas audit 1. Kompetensi
Audit harus dilakukan oleh suatu atau lebih orang yang memiliki keahlian teknis dan pelatihan yang memadai sebagai suditor. Standar umum ketiga menyatakan bahwa auditor harus menggunakan keterampilan profesional mereka dengan cermat dan seksama ketika melaksanakan audit dan menyiapkan laoran mereka (perawatan profesional yang sesui).
2. Tekanan waktu
Dengan setiap kegiatan pemeriksaan, pemeriksaan menemukan kendala dalam menentukan waktu untuk publikasi hasil pemeriksaan yang benar dan sesui dengan aturan yan ditetapkan.Tekanan waktu yang dialami auditor dapat berdampak pada penurunan kualitas karena auditor diharuskan untuk mencapai hasil audit yang baik dalam waktu yang dijanjikan kepada pelanggan.
3. Pengalaman kerja
Saat melakukan audit untuk memperoleh pendapat, auditor harus selalu bertindak sebagai ahli di bidang akuntansi dan audit. Mencapai pengetahuan spesialis ini dimulai dengan pelatihan formal, yang dilengkapi dengan pengalaman kemudian dalam praktik ujian.Pengalaman profesional auditor hokum ketika melakukan
pemeriksaan terkait dengan durasi pekerjaannya sebagai auditor hokum dan jumlah tugas pemeriksaan yang dilakukan.
4. Etika
Etika merupakan prinsip dan tindakan moral yang membentuk dasar dari tindakan sendiri sehingga apa yang mereka lakukan dipandang oleh masyarakat sebagai terpuji dan meningkatkan martabat dan kehormatan seseorang.
5. Indenpendensi
Indenpendensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, dan tidak dikendalikan oleh pihak lain dan tidak bertanggung jawab pada orang lain. Indenpensi juga berarti bahwa auditor jujur ketika memertimbangkan fakta-fakta dan bahwa ada pertimbangan obyektif yang tidak memihak bagi auditor dalam merumuskan dan mengungkapkan pendapatan.