BAB IX INDEKS KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN (RSNI T-01-2005)
10.9 Lampiran
Adapun lampiran pada pemeriksaan ini meliputi :
1) Form Praktikum Uji Pelapukan Agregat dengan CCL4
2) Foto Alat pengujian
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM JALAN RAYA & TRANSPORTASI
Jalan A. Yani Km. 36 Kampus UNLAM Telp. (0511) 4773858 Banjarbaru 70174
PELAPUKAN AGREGAT DENGAN CCL4 (SNI 03-3407-2008)
NO. CONTOH:
HARI / TANGGAL: 2 Maret 2023 PELAKSANA: Kelompok IV
SUMBER CONTOH : - JENIS CONTOH: -
UNTUK: Praktikum Perkerasan Jalan Uji Pelapukan Agregat dengan CCL4
Ukuran lubang Ayakan
Berat contoh
asli (kg)
Susunan butir dalam
% berat dari contoh asli
Berat benda uji awal
(gr)
Berat benda uji
tertahan ayakan (gr)
Berat bagian benda uji yang hilang Lewat 150 mikron
(No. 100) 0,64 5,0* Tak diuji Tak diuji 0
Antara
300 mikron - 150 mm
1,44 11,4* Tak diuji Tak diuji 0 Antara
600 mikron - 300 mikron
3,29 26,0 100 94,71 5,29
Antara
1,2 mm - 600 mikron
3,19 25,2 100 93,99 6,01
Antara
2,4 mm – 1,2 mm 2,15 17,0 100 90,64 9,36
Antara
4,75 mm – 2,4 mm 1,37 10,8 100 87,59 12,41
Antara
9,5 mm – 4,75 mm 0,58 4,6** Tak diuji 87,59 12,41
Jumlah 12,6 100 700 654,52 45,48
(A) (B) (A-B)
Gambar 10. 1 Peralatan Uji Magnesium Sulfat
BAB XI
PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN (SNI 2456:2011)
11.1 Maksud dan Tujuan
Metode uji ini dimaksudkan untuk mengukur konsentrasi aspal. Nilai Penetrasi yang tinggi menunjukkan konsistensi aspal yang lunak.
11.2 Ruang Lingkup
Cara uji penetrasi aspal ini mencakup penentuan nilai penetrasi dari bahan- bahan bitumen semi-solid dan solid. Jarum-jarum penetrasi, cawan dan kondisi pengujian dijelaskan pada cara uji ini untuk menentukan nilai penetrasi sampai dengan 500. Cara uji ini tidak mencakup masalah keselamatan yang berhubungan dengan penggunaannya. Pengaturan keselamatan dan kesehatan kerja serta penerapannya menjadi tanggung jawab pengguna.
11.3 Pengertian
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan percobaan penetrasi bahan- bahan bitumen adalah sebagai berikut :
1) Aspal, bitumen yang diperoleh dari residu pada proses penyulingan minyak bumi.
2) Penetrasi, kekerasan yang dinyatakan sebagai kedalaman masuknya jarum penetrasi standar secara vertikal yang dinyatakan dalam satuan 0,1 mm pada kondisi beban, waktu dan temperatur yang diketahui.
11.4 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu : 1) Penetrometer
Ada dua macam penetrometer yaitu penetrometer manual dan
a. Pengukur waktu. Pada penetrometer manual diperlukan stopwatch sedangkan pada penetrometer otomatis tidak diperlukan stopwatch karena pengukur waktu otomatis sudah terangkai dalam alat penetrometer.
b. Saat pengujian tombol pada pemegang jarum penetrometer manual harus ditekan selama 5±0,1 detik sampai waktu ditentukan, sedangkan tombol pada pemegang jarum penetrometer otomatis ditekan hanya pada saat permulaan pengujian yang akan berhenti secara otomatis setelah waktu yang ditentukan (5±0,1 detik). Kedua alat ini terdiri dari :
1. Alat penetrometer yang dapat melepas pemegang jarum untuk bergerak secara vertikal tanpa gesekan dan dapat menunjukkan kedalaman masuknya jarum ke dalam benda uji sampai 0,1 mm terdekat;
2. Berat pemegang jarum 47,5 gram ± 0,05 gram. Berat total pemegang jarum beserta jarum 50 gram ± 0,05 gram.
Pemegang jarum harus mudah dilepas dari penetrometer untuk keperluan pengecekan berat;
3. Penetrometer harus dilengkapi dengan waterpass untuk memastikan posisi jarum dan pemegang jarum tegak (90o) ke permukaan;
4. Berat beban 50 gram ± 0,05 gram dan 100 gram ± 0,05 gram sehingga dapat digunakan untuk mengukur penetrasi dengan berat total 100 gram atau 200 gram sesuai dengan kondisi pengujian yang diinginkan.
2) Jarum Penetrasi
Adapun spesifikasi jarum yang digunakan pada percobaan, yaitu : a. Harus terbuat dari stainless steel dan dari bahan yang kuat, Grade
440-C atau yang setara, HRC 54 sampai 60. Ukuran dan bentuk jarum seperti tertera pada Gambar 1 Lampiran A;
b. Jarum standar memiliki panjang sekitar 50 mm sedangkan jarum panjang memiliki panjang sekitar 60 mm (2,4 in);
1. Diameter jarum antara 1,00 mm sampai dengan 1,02 mm;
2. Ujung jarum berupa kerucut terpancung dengan sudut antara 8,7˚ dan 9,7o;
3. Ujung jarum harus terletak satu garis dengan sumbu badan jarum;
4. Perbedaan total antara ujung jarum dengan permukaan yang lurus tidak boleh melebihi 0,2 mm;
5. Diameter ujung kerucut terpancung 0,14 mm sampai 0,16 mm dan terpusat terhadap sumbu jarum;
6. Ujung jarum harus runcing, tajam dan halus;
7. Panjang bagian jarum standar yang tampak harus antara 40 sampai 45 mm sedangkan untuk jarum panjang antara 50 mm - 55 mm (1,97 – 2,17 in);
8. Berat jarum harus 2,50 gram ± 0,05 gram;
9. Jarum penetrasi yang akan digunakan untuk pengujian mutu aspal harus memenuhi kriteria tersebut di atas disertai dengan hasil pengujian dari pihak yang berwenang.
3) Cawan Benda Uji
Terbuat dari logam atau gelas yang berbentuk silinder dengan dasar yang rata dan berukuran sebagai berikut :
Untuk pengujian penetrasi di bawah 200:
- Diameter, mm 55
- Tinggi bagian dalam, mm 35
Untuk pengujian penetrasi antara 200 dan 350:
- Diameter, mm 55 - 75
- Tinggi bagian dalam, mm 45 - 70 Untuk pengujian penetrasi antara 350 dan 500:
- Diameter, mm 55
- Tinggi bagian dalam, mm 70 4) Bak Perendam
Terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10 liter dan dapat
ketelitian tidak lebih dari 0,1oC. Bejana atau bak perendam harus dilengkapi dengan pelat dasar berlubang yang terletak tidak kurang dari 50 mm di atas dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm di bawah permukaan air dalam bejana.
Apabila pengujian dilakukan dalam bak perendam maka harus dilengkapi dengan penahan yang cukup kuat untuk dudukan penetrometer. Air perendam dapat ditambah garam apabila diinginkan pengujian pada temperatur rendah. Ujung termometer direndam pada batas pelat dasar dalam bak perendam.
5) Pengatur Waktu
Untuk penetrometer yang dijalankan secara manual dapat digunakan pengukur waktu apa saja seperti stopwatch atau pengatur waktu elektrik yang terkalibrasi dan mempunyai skala terkecil 0,1 detik atau kurang dengan kesalahan tertinggi 0,1 detik untuk setiap 60 detik.
Untuk penetrometer otomatis kesalahan tidak boleh lebih dari 0,1 detik.
6) Termometer
a. Termometer harus dikalibrasi dengan maksimum kesalahan skala tidak melebihi 0,1oC atau dapat juga digunakan pembagian skala termometer lain yang sama ketelitiannya dan kepekaannya;
b. Termometer harus sesuai dengan SNI 19-6421-2000 Spesifikasi Standar Termometer;
c. Termometer yang sesuai dan umum digunakan:
Tabel 11. 1 Spesifikasi Termometer
No. ASTM Rentang
17 C 19 sampai dengan 27oC 63 C 8 sampai dengan +32oC 64 C 25 sampai dengan 55oC
d. Termometer yang digunakan untuk bak perendam harus dikalibrasi secara periodik dengan cara sesuai ASTM E77.
11.5 Benda Uji
Benda uji yang digunakan adalah aspal sebanyak 100 gram yang bersih dan bebas dari air serta minyak ringan.
Persiapan Benda Uji
Persiapan benda uji pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1) Apabila contoh tidak cukup cair, maka panaskan contoh dengan hati- hati dan aduk sedapat mungkin untuk menghindari terjadinya pemanasan setempat yang berlebih. Lakukan pemanasan ini sampai contoh cukup cair untuk dituangkan. Pemanasan contohtidak boleh lebih dari 90˚C di atas titik lembeknya, pemanasan tidak boleh lebih dari 60menit, lakukan pengadukan untuk menjamin kehomogenan contoh, dan jangan sampaiada gelembung udara dalam contoh;
2) Tuangkan benda uji aspal ke dalam 2 (dua) cawan (duplo) benda uji sampai batas ketinggian pada cawan benda uji;
3) Dinginkan benda uji, tinggi benda uji tidak kurang dari 120% dari kedalaman jarum padasaat pengujian penetrasi. Tuangkan benda uji ke dalam cawan yang terpisah untuk setiapkondisi pengujian yang berbeda. Jika diameter cawan benda uji kuran dari 65 mm dannilai penetrasi diperkirakan lebih besar dari 200 maka tuangkan benda uji ke dalam empatcawan untuk setiap jenis kondisi pengujian;
4) Dinginkan pada temperatur antara 15 sampai dengan 30˚C selama 1 sampai dengan 1,5 jam untuk benda uji dalam cawan kecil (55 mm x 35 mm) dan 1,5 jam sampai dengan 2 jam untuk benda uji dalam cawan yang besar, dan tutup benda uji dalam cawan benda ujiagar bebas dari debu;
5) Letakkan benda uji ke dalam bak perendam pada temperatur pengujian selama 1 jam sampai dengan 1,5 jam untuk cawan benda uji kecil (55 mm x 35 mm) dan 1,5 jam sampai dengan 2 jam untuk cawan benda uji besar.
Kondisi Pengujian
Apabila kondisi pengujian tidak ditentukan maka temperatur, berat total dan waktu pengujian adalah 25°C, 100 gram dan 5 detik. Kondisi lain dapat digunakan untuk pengujian khususantara lain seperti kondisi pada Tabel 6. 2 berikut :
Tabel 11. 2 Kondisi Lain Untuk Pengujian Khusus Temperatur
(˚C)
Berat Total
(gram) Waktu (detik)
0 200 60
4 200 60
45 50 5
46,1 50 5
11.6 Cara Pengujian
Cara Pengujian pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1) Periksa pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan bersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain yang sesuai kemudian keringkan dengan lap bersih dan pasangkan pada pemegang jarum. Apabila diperkirakan nilai penetrasi lebih besar dari 350 disarankan menggunakan jarum penetrasi yang panjang;
2) Letakkan pemberat 50 gram pada pemegang jarum untuk memperoleh berat total 100 gram ± 0,1 gram kecuali disyaratkan berat total yang lain;
3) Bila pengujian dilakukan penetrometer dalam bak perendam, letakkan cawan berisi benda uji langsung pada alat penetrometer. Jaga cawan benda uji agar tertutupi air dalam bak perendam.
4) Pastikan kerataan posisi alat penetrometer dengan memeriksa waterpass pada alat;
5) Turunkan jarum perlahan-lahan sampai jarum menyentuh permukaan benda uji. Hal ini dilakukan dengan cara menurunkan jarum ke permukaan benda uji sampai ujung jarum bersentuhan dengan bayangan jarum dalam benda uji. Agar bayangan jarum dalam benda uji tampak jelas gunakan lampu sorot dengan watt rendah (5 watt) agar tidak mempengaruhi temperatur benda uji. Kemudian aturlah
angka 0 pada arloji penetrometer sehingga jarum penunjuk berada pada posisi angka 0 pada jarum penetrometer;
6) Segera lepaskan pemegang jarum selama waktu yang disyaratkan (5 detik ± 0,1 detik) atau yang disyaratkan lain seperti pada Tabel 6.2.
Apabila wadah benda uji bergerak pada saat pengujian maka pengujian dianggap gagal;
7) Atur (putar) arloji penetrometer untuk mengukur nilai penetrasi dan bacalah angka penetrasi yang ditunjukkan jarum penunjuk pada angka 0,1 mm terdekat;
8) Lakukan paling sedikit tiga kali pengujian untuk benda uji yang sama, dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak tidak kurang 10 mm dari dinding cawan dan tidak kurang 10 mm dari satu titik pengujian dengan titik pengujian lainnya.
11.7 Perhitungan
Berdasarkan hasil pemeriksaan satu jenis aspal diperoleh data angka penetrasi dari 5 kali pembacaan sebagai berikut :
Tabel 11. 3 Data Hasil Pengujian PENETRASI PADA 25°C 100
GRAM 5 DETIK
PEMBACAAN PADA ALAT
Titik 1 63 mm
Titik 2 60 mm
Titik 3 61 mm
Titik 4 60 mm
Titik 5 64 mm
Rata-Rata 61,6 mm
Maka harga rata-rata dari penetrasi adalah 61,6 m 11.8 Kesimpulan
Selisih harga angka penetrasi dari pembacaan-pembacaan tersebut tidak melampaui angka toleransi (angka toleransi yang dimaksud sebesar 4 mm).
Penetrasi aspal yang terjadi tidak boleh melebihi yang diizinkan yaitu 60-70 (SNI
angka penetrasinya 61,6 mm dimana masuk dalam angka penetrasi yang diizinkan.
11.9 Lampiran
Adapun lampiran pada pemeriksaan ini meliputi : 1) Form Praktikum Pemeriksaan Penetrasi Aspal 2) Foto Alat dan Saat Pengujian
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM JALAN RAYA & TRANSPORTASI
Jalan A. Yani Km. 36 Kampus UNLAM Telp. (0511) 4773858 Banjarbaru 70174
PEMERIKSAAN PENETRASI ASPAL (SNI 2456:2011)
NO CONTOH :
HARI/TANGGAL : 2 Maret 2022 PELAKSANA : Kelompok IV
SUMBER CONTOH : Aspal Shell Singapore
JENIS CONTOH: Aspal
UNTUK: Praktikum Perkerasan Jalan
PERLAKUAN PEMBACAAN
WAKTU CATATAN
CONTOH DIPANASKAN PEMBACAAN SUHU
OVEN TEMPERATUR : 110° CELCIUS
MULAI : 10.04
6 Menit SELESAI JAM : 10.10
DIDIAMKAN PADA SUHU RUANG
MULAI : 10.12 60 Menit
SELESAI JAM : 11.12 (1 Jam)
DIRENDAM PADA SUHU 25°
CELCIUS
PEMBACAA SUHU WATERBATH TEMPERATUR : 25°
CELCIUS
MULAI : 11.12 60 Menit
SELESAI JAM : 12.12 (1 Jam)
PENETRASI SUHU 25°
CELCIUS
PEMBACAAN SUHU PENETROMETER TEMPERATUR 25°
CELCIUS
MULAI : 12.15
7 Menit SELESAI : 12.32
TITIK 1 66
TITIK 2 63
TITIK 3 65
TITIK 4 65
TITIK 5 64
RATA-RATA 64,6
BAB XII
PEMERIKSAAN BERAT JENIS BITUMEN DAN TER (SNI 06-2441-2011)
12.1 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari Pemeriksaan Berat Jenis Aspal yaitu:
Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan pengujian berat jenis aspal padat dan dengan piknometer.
Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk menentukan berat jenis aspal padat.
12.2 Peralatan
Peralatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut : 1) Termometer,
2) Bak perendam yang dilengkapi pengatur suhu dengan ketelitian (25oC ± 0,1oC),
3) Piknometer 30 ml,
4) Air suling sebanyak 1000 ml, 5) Bejana gelas, kapasitas 1000 ml.
12.3 Benda Uji
Benda uji adalah contoh aspal padat sebagai ± 100 gram.
12.4 Proses Percobaan
Urutan cara pengujian ini adalah sebagai berikut :
1) Isilah bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas piknometer yang tidak terendam 40 mm; kemudian rendam dan jepit lah bejan atersebut dalam bak perendam sehingga perendam sekurang - kurangnya 100 mm, aturlah suhu bak perendam padasuhu 25oC,
2) Bersihkan, keringkan, dan timbanglah piknometer dengan ketelitian 1 mg,
3) Angkatlah bejana dari bak perendam dan isilah piknometer dengan air suling kemudian tutuplah piknometer tanpa ditekan,
4) Letakkan piknometer ke dalam bejana dan tekanlah penutup sehingga rapat kembalikan bejana berisi piknometer ke dalam bak perendam diamkan bejana tersebut di dalam bak perendam selama sekurang - kurangnya 30 menit, SNI 06-2441-1991 kemudian angkatlah dan keringkan dengan lap, timbanglah piknometer dengan ketelitian 1 mg, 5) Panaskan contoh bitumen kerasatauter sejumlah 100 gram, sampai
menjadi cair dan aduklah untuk mencegah pemanasan setempat, pemanasan tidak boleh lebih dari 30 menit pada suhu 111°C di atas titik lembek aspal,
6) Tuangkan benda uji tersebut kedalam piknometer yang telah kering hingga terisi ¾ bagian,
7) Biarkan piknometer sampai dingin, selama tidak kurang dari 40 menit dan timbanglah dengan penutupnya dengan ketelitian 1 mg,
8) Isilah piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutuplah tanpa ditekan, diamkan agar gelembung – gelembung udara keluar, 9) Angkatlah bejana dari bak perendam dan letakkan piknometer di
dalamnya dan kemudian tekanlah penutup hingga rapat masukkan dan diamkan bejana ke dalam bak perendam selama sekurang - kurangnya 30 menit. Ankat keringkan, dan timbanglah piknometer.
12.5 Perhitungan dan Pelaporan
Perhitungan dapat dilakukan dengan tata cara sebagai berikut.
Hitunglah berat jenis dengan rumus : δ= (C−A)
(B−A)−(D−C) δ= (32,7−16,7)
(43,5−16,7)−(44,2−32,7)=1,046gram
δ = berat jenis aspal
A = berat piknometer (dengan penutup) (gram) B = berat piknometer berisi air (gram)
C = berat piknometer berisi aspal (gram)
D = berat piknometer berisi aspal dan air (gram)
Catatan : Laporan berat jenis aspal padat sampai tiga angka dibelakang koma.
12.6 Kesimpulan
Dari uji berat jenis aspal padat dengan menggunakan piknometer didapatkan berat jenis aspal (δ) untuk pekerjaan perencanaan campuran serta pengendalian mutu perkerasan jalan sebesar 1,046 gram/cm3. Berat jenis aspal ini telah memenuhi spesifikasi berat jenis aspal menurut SNI 06-2441-2011 yaitu sebesar 1,0 gram/cm3.
12.7 Lampiran
Adapun lampiran pada pemeriksaan ini meliputi :
1) Form Praktikum Pemeriksaan Berat Jenis Aspal Padat.
2) Foto Alat dan Saat Pengujian
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM JALAN RAYA & TRANSPORTASI
Jalan A. Yani Km. 36 Kampus UNLAM Telp. (0511) 4773858 Banjarbaru 70174
PEMERIKSAAN BERAT JENIS BITUMEN DAN TER (SNI 06-2441-2011)
NO CONTOH : HARI/TANGGAL :
PELAKSANA : Kelompok XXIII
SUMBER CONTOH : Aspal Shell Ex SNG
JENIS CONTOH: Aspal Keras Penetrasi 60/70
UNTUK: Praktikum Perkerasan Jalan Data percobaan pemeriksaan Berat Jenis Aspal
PERLAKUAN PEMBACAAN
WAKTU CATATAN
CONROH DIPANASKAN PEMBACAAN SUHU
OVEN TEMPERATUR : 110° CELCIUS
MULAI : 08.45
12 Menit SELESAI JAM : 09.03
DIDIAMKAN PADA SUHU RUANG
MULAI : 09.45 60 Menit
SELESAI JAM : 10.45 (1 Jam)
DIRENDAM PADA SUHU 25°
CELCIUS
PEMBACAA SUHU WATERBATH TEMPERATUR : 25°
CELCIUS
MULAI : 10.45 60 Menit
SELESAI JAM : 11.45 (1 Jam)
PENETRASI SUHU 25°
CELCIUS
MULAI : 11.45
SELESAI JAM : 11.50
5 Menit
PEMBACAAN SUHU PENETROMETER TEMPERATUR 25°
CELCIUS
Gambar 12.1 Picnometer 30 ml Gambar 12.2 Oven
Gambar 12.3 Neraca Ohauss Gambar 12.4 Thermometer
Gambar 12.5 Benda Uji (Aspal Shell) Gambar 12.6 Air Suling
BAB XIII
CARA UJI TITIK LEMBEK ASPAL DENGAN ALAT CINCIN DAN BOLA (RING AND BALL)
(SNI 2434 : 2011)
13.1 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball).
Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian titik lembekaspal dengan cincin dan bola (ring and ball).
Tujuan
Tujuan percobaan ini ialah untuk menentukan angka titik lembek aspal yang berkisar dari 30C sampai dengan 157C dengan cara Ring and Ball.
13.2 Ruang Lingkup
Cara uji meliputi penentuan titik lembek aspal antara 30oC sampai dengan 157oC menggunakan alat cincin dan bola yang direndam pada air suling (untuk titik lembek antara 30oC sampai dengan 80oC), direndam pada gliserin (untuk titik lembek di atas 80oC sampai dengan 157oC) atau direndam pada Ethylene Glycol (untuk titik lembek antara 30oC sampai dengan 110 oC). Nilai hasil uji pada standar ini dinyatakan dalam satuan derajat Celcius (oC). Standar tidak mencantumkan semua yang berkaitan dengan keselamatan kerja, bila ada menjadi tanggung jawab pengguna standar ini.
13.3 Pengertian
Yang dimaksud dengan :
a) Aspal : Bitumen yang diperoleh dari residu pada proses penyulingan
b) Titik lembek : Temperatur pada saat bola baja dengan berat tertentu,mendesak turun lapisan aspal yang tertahan dalam cincin berukuran tertentu, sehingga aspal menyentuh pelat dasar yang terletak di bawah cincin pada jarak 25,4 mm, sebagai akibat kecepatan pemanasan tertentu.
13.4 Peralatan
Peralatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Cincin; dua cincin yang terbuat dari bahan kuningan, bentuk dan dimensi cincin seperti terlihat pada gambar 1 .
2. Pelat persiapan benda uji; dengan permukaan halus terbuat dari bahan kuningan ukuran 50 mm x 75 mm
3. Dua bola baja dengan diameter 9,5 mm, setiap bola mempunyai berat3,5g0,05g.
4. Pengarah bola; dua pengarah bola terbuat dari bahan kuningan, untuk meletakkan bola ditengah cincin, satu untuk setiap bola, bentuk dan dimensi. (lihat Gambar A2).
5. Bejana perendam; gelas kimia tahan panas, mempunyai ukuran diameter dalam tidak kurang dari 85 mm dan tinggi tidak kurang dari 120 mm dari dasar bejana yang mendapat pemanasan.
CATATAN 1. Gelas kimia (Griffin beaker) bentuk pendek kapasitas 800 ml, sesuai untuk persyaratan gelas tahan panas.
6. Dudukan benda uji yang terdiri dari; pemegang cincin dan peralatannya, terbuat dari bahan kuningan, digunakan untuk meletakkan 2 cincin berisi lapisan aspal yang diletakkan pada posisi horizontal seperti pada Gambar A3, cara meletakkan pemegang cincin dan peralatannya dapat dilihat pada Gambar A4. Jarak dari pelat dasar ke pemegang cincin adalah 25 mm dan jarak dari pelat dasar ke dasar bejana perendam adalah 16 mm 3mm.
7. Termometer
a) Termometer titik lembek untuk temperatur rendah, mempunyai
termometer 15˚C seperti ditentukan dalam SNI 19-6421-2000 b) Termometer titik lembek untuk temperatur tinggi, mempunyai skala
dari 30˚C sampai dengan 200˚C, sesuai dengan persyaratan termometer 16˚C seperti ditentukan dalam SNI 19-6421-2000.
c) Termometer harus diletakkan sesuai Gambar B1. Agar bagian bawah gelembung termometer sejajar dengan bagian bawah dari cincin pada jarak 13 mm dari cincin, tidak menyentuh cincin atau alat pemegang cincin. Selama pengujian termometer tidak boleh diganti.
13.5 Bahan dan Media
Cairan perendam terdiri atas - Air suling yang sudah dididihkan - Gliserin, mempunyai titik nyala 160C
- Ethylene glycol, dengan titik didih antara 193C sampai dengan 204C
CATATAN 2. Ethylene glycol termasuk bahan beracun, akan mengganggu kesehatan, hindari kontak dengan kulit atau terhisapnya uap cairan ini. Ethylene Glycol mempunyai titik nyala 115C. Bila digunakan cairan perendam dengan Ethylene Glycol gunakan penghisap udara (fume hood) yang sesuai untuk menghilangkan uap beracun.
Media Persiapan Benda Uji
Untuk menghindari pelekatan aspal pada pelat persiapan benda uji, ketika aspal dituang ke dalam cincin. Sebelum digunakan bagian atas pelat persiapan benda uji diberi lapisan tipis silikon (CATATAN 3), campuran gliserin dan dextrin, talk atau chinaclay.
CATATAN 3 pisahkan silikon dari peralatan pengujian aspal dan benda uji untuk menghindari kontaminasi, dan gunakan sarung
kesalahan hasil, demikian juga untuk pengujian lain seperti penetrasi dan titik nyala.
13.6 Cara Percobaan
Persiapan dan pembuatan benda uji
a) Bila pengujian tidak dapat dilakukan dalam waktu 6 jam, maka jangan lakukan persiapan pembuatan bendauji.
b) Panaskan contoh, aduk dengan teratur untuk menghindari pemanasan berlebih pada suatu tempat dan menghindari terjadinya gelembung pada saat benda uji dituang, Setelah cair aspal siap untuk dituang (CATATAN 4);
CATATAN 4 Pemanas listrik yang mempunyai minimum 37 KW/m2 dapat digunakan untuk keperluan pengujian ini
c) Panaskan aspal tidak lebih dari 2 jam sampai temperatur
penuangan dapat lebih dari 110C atau di atas titik lembek aspal yangdiperkirakan.
d) Bila pengujian harus diulangi, maka gunakan contoh uji yang baru pada wadah yang bersih.
e) Panaskan 2 cetakan cincin pada temperatur penuangan, kemudian letakkan cetakan cincin di atas pelat persiapan benda uji yang telah diberi salah satu dari media persiapan bendauji.
f) Tuangkan aspal yang telah dipanaskan ke dua cetakan cincin sampai berlebih. Diamkan benda uji selama 30 menit pada temperatur udara. Untuk benda uji yang lunak pada temperatur ruang. Diamkan benda uji sekurangnya 30 menit pada temperatur udara (10C di bawah titik lembek yang diperkirakan). Waktu dari saat benda uji dituang sampai benda uji dilepaskan dari pelat persiapan benda uji tidak boleh lebih dari 240 menit.
g) Bila benda uji telah dingin, potong bagian aspal yang berlebih di atas cincin dengan pisau atau spatula panas, sehingga lapisan aspal pada cincin penuh dan rata dengan bagian atas cincin.
Pengujian
a) Pilih salah satu cairan perendam dan termometer yang sesuai untuk titik pengujian lembek.
- Air suling yang telah dididihkan untuk titik lembek antara 30C sampai dengan 80C, gunakan termometer 15C, temperatur pemanasan bejana perendam mulai pada 5C1C - Gliserin untuk titik lembek diatas 80C sampai dengan 157C,
gunakan termometer 16C, temperatur pemanasan bejana perendam mulai pada 30C1C.
- Ethylene Glycol untuk titik lembek antara 30C sampai 110C, gunakan termometer 16C, temperatur pemanasan bejana perendam mulai pada 5C1C.
- Untuk keperluan pengawasan, semua titik lembek sampai dengan 80C, dapat ditentukan menggunakan cairan perendam air suling dan titik lembek di atas 80C, dapat ditentukan menggunakan cairan perendam gliserin.
b) Siapkan peralatan, benda uji, pengarah bola dan termometer. Isi bejana perendam dengan cairan perendam sampai dengan 105 3 mm, masukkan peralatan pada tempatnya dalam bak perendam.
Bila menggunakan ethylene glycol, pastikan penghisap udara berfungsi untuk menghindari uap beracun.
c) Tempatkan dua bola baja pada dasar bak perendam dengan menggunakan penjepit, agar benda uji memperoleh temperatur yang merata.
d) Tempatkan bejana perendam dan peralatan di dalamnya pada air es di dalam bak perendam , pertahankan temperatur perendaman selama 15 menit. Jaga dengan hati-hati tidak terjadinya kontaminasi antara cairan perendam dalam bejana dengan air es dalam bak perendam.
e) Letakkan bola baja yang telah dikondisikan dalam bak perendam