• Tidak ada hasil yang ditemukan

Landasan Teori Isu

Dalam dokumen optimalisasi integrasi rekening belanja (Halaman 47-50)

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA

D. Landasan Teori Isu

Dalam hal lingkup literasi digital, kesenjangan digital (digital divide) juga menjadi hal yang perlu dipahami. Kesenjangan digital merupakan konsep yang telah lama ada. Pada awal mulanya, konsep kesenjangan digital ini berfokus pada kemampuan memiliki (ekonomi) dan mengoperasikan perangkat digital (komputer) dan akses (Internet).

Namun, konsep ini telah berkembang menjadi beberapa aspek yang lebih komprehensif.

informasi perencanaan anggaran daerah; b) informasi pelaksanaan dan penatausahaan keuangan daerah; c) informasi akuntansi dan pelaporan keuangan daerah; d) informasi pertangunggjawaban pelaksanaan keuangan daerah; e) informasi barang milik daerah; dan f) informasi keuangan daerah lainnya. Terkait informasi Pemerintahan Daerah lainnya, secara langsung dikelola oleh perangkat daerah sesuai dengan bidang urusan atau fungsinya.

Dalam Rencana Strategis Tahun 2021 – 2026 BPKPAD Kabupaten Purworejo, dijelaskan bahwa arah kebijakan pembangunan Kabupaten Purworejo Tahun 2021 – 2026 merupakan pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan selama lima tahun ke depan guna menyelesaikan isu dan permasalahan yang berkembang dengan memperhatikan sasaran strategis dalam tahapan waktu tertentu. Prinsip perencanaan strategis dan perencanaan operasional harus berjalan secara seimbang dengan melaksanakan segala program yang mendukung pelaksanaan pelayanan publik yang baik, termasuk di dalamnya upaya memperbaiki kinerja dan kapasitas birokrasi, sistem manajemen, dan pemanfaatan teknologi. Salah satu arah kebijakan yang sejalan dengan pemanfaatan teknologi yang dapat dilaksanakan oleh BPKPAD Kabupaten Purworejo yaitu dengan meningkatkan pengelolaan data dan implementasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah lingkup Keuangan Daerah.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 yang mengatur tentang implementasi dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah maka perlu ditingkatkan pengelolaan data dan implementasi SIPD pada semua siklus pengelolaan keuangan daerah yang meliputi perencanaan, penganggaran, penatusahaan dan pelaporan. Implementasi SIPD diharapkan mampu mewujudkan kualitas keuangan yang baik dan meningkatkan kualitas satu data Indonesia. Sesuai dengan latar belakang Peserta Pelatihan Dasar CPNS yang berasal dari BPKPAD Kabupaten Purworejo, maka yang menjadi fokus dari SIPD adalah informasi keuangan daerah pada tahapan perencanaan anggaran daerah. Informasi perencanaan anggaran daerah dihasilkan dari tahapan penyusunan perencanaan anggaran daerah berbasis elektronik yang meliputi:

1. penyusunan KUA dan PPAS;

2. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD);

3. penyusunan rancangan APBD; dan

4. penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD).

Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo melalui BPKPAD Kabupaten Purworejo setiap tahunnya melakukan agenda penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kepala Daerah akan menyusun rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) serta rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) berdasarkan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD). Setelah rancangan KUA dan rancangan PPAS mendapatkan persetujuan bersama antara Kepala Daerah dan DPRD, selanjutnya disusunlah Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA SKPD). RKA SKPD merupakan dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan Perangkat Daerah, serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD. Pada tahap inilah rekening belanja, standar harga satuan barang dan jasa, serta SIPD memiliki peranan.

40 A. Pelaksanaan Aktualisasi

Isu yang diangkat oleh Peserta Pelatihan Dasar CPNS adalah belum optimalnya integrasi antara rekening belanja dengan Standar Harga Satuan Barang dan Jasa Tahun 2023 di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purworejo pada Sistem Informasi Pemerintahan Daerah. Adapun isu ini menjadi prioritas kerena berdasarkan analisis APKL yang dijabarkan dalam Rancangan Aktualisasi, permasalahan tersebut benar-benar terjadi di lingkungan Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kabupaten Purworejo dalam rentang waktu kurang dari 6 bulan.

Selanjutnya, isu ini juga merupakan permasalahan yang problematik karena terkait dengan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) oleh Perangkat Daerah. Tingkat kompleksitas dari isu yang diangkat juga berpengaruh terhadap kinerja pegawai di BPKPAD Kabupaten Purworejo maupun Perangkat Daerah lain serta relevan untuk dicari solusinya agar memperlancar proses penyusunan APBD Tahun 2023.

Berdasarkan analisis USG yang telah dijabarkan dalam Rancangan Aktualisasi, isu ini mendesak untuk ditindaklanjuti oleh Peserta Pelatihan Dasar CPNS karena saat ini proses penyusunan APBD Tahun 2023 sudah dimulai dengan agenda penyusunan Rancangan KUA PPAS dan pada akhir bulan Juli s/d awal Agustus 2022 akan dilaksanakan desk RKA oleh sekretariat Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Apabila permasalahan yang terjadi tidak segera diselesaikan, maka dapat menghambat proses penyusunan RKA oleh Perangkat Daerah di Kabupaten Purworejo, dimana RKA tersebut merupakan salah satu kertas kerja dalam penyusunan APBD.

Dan pada akhirnya memiliki dampak buruk bagi BPKPAD Kabupaten Purworejo selaku pemberi layanan dan Perangkat Daerah lainnya selaku penerima layanan.

Berdasarkan analisis fisbone diagram, diperoleh pemahaman bahwa sumber daya manusia yang terlibat langsung dengan penggunaan SIPD yaitu Perencana Perangkat Daerah sebagai penerima layanan serta Admin Anggaran selaku administrator SIPD sebagai pemberi layanan. Selama ini,

Perencana Perangkat Daerah hanya menggunakan data historis dalam melakukan pemilihan rekening belanja. Selain itu mereka juga memiliki keterbatasan dalam memahami kesesuaian pemilihan rekening belanja terhadap standar harga satuan barang dan jasa. Di sisi lain, Admin Anggaran selaku administrator SIPD juga mengalami kesulitan karena permintaan rekening belanja oleh Perencana Perangkat Daerah dilakukan secara acak dan tidak menentu. Kerap kali Admin Anggaran harus melakukan penambahan rekening belanja yang sama secara berulang sehingga menjadi tidak efektif dan efisien.

Hingga saat ini, belum ada panduan baku terkait referensi rekening belanja terhadap standar harga satuan barang dan jasa. Hal ini membuat Perencana Perangkat Daerah kesulitan dalam menentukan rekening belanja yang tepat, ditambah lagi tidak semua Perencana Perangkat Daerah memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup karena adanya perbedaan latar belakang pendidikan. Selanjutnya pemberlakuan Kepmendagri Nomor 050-5889 Tahun 2021 berimbas kepada pemuktahiran klasifikasi, kodefikasi dan nomenklatur dalam database SIPD. Dimana pemuktahiran ini memperbesar kemungkinan belum terintegrasi atau terhubungnya kembali rekening belanja dengan Standar Harga Satuan Barang dan Jasa Tahun 2023.

Permintaan rekening belanja oleh Perencana Perangkat Daerah selama ini dilakukan melalui beberapa cara. Diantaranya ada yang datang langsung untuk berkonsultansi ke Bidang Perencanaan Anggaran Daerah BPKPAD Kabupaten Purworejo maupun berkomunikasi melalui pesan whatsapp. Hal ini membuat proses inventarisasi menjadi terhambat karena tidak melalui satu pintu dan belum ada keseragaman dalam format permintaan rekening belanja.

Selanjutnya permintaan rekening belanja juga sangat erat kaitannya dengan bidang per bidang di masing-masing instansi selaku pelaksana kegiatan.

Permintaan yang sewaktu-waktu dan “minta disegerakan” membuat penyelesaian tugas oleh Admin Anggaran selaku administrator SIPD menjadi terhambat.

Rekening belanja yang ditambahkan ke dalam SIPD merupakan permintaan dari Perencana Perangkat Daerah. Hal ini memperbesar kemungkinan adanya berbagai standar harga satuan barang dan jasa yang sejenis tetapi belum dihubungkan ke rekening belanja yang seharusnya.

Selanjutnya yang menjadi permasalahan lain adalah proses input Pra RKA dan RKA yang dibatasi oleh waktu sehingga menyebabkan proses penginputan rekening belanja oleh Perencana Perangkat Daerah terkadang tidak sesuai dengan kaidah yang ada.

Berdasarkan berbagai penyebab masalah tersebut diatas, maka tercetuslah gagasan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi, yaitu diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan ke-1: Mengadakan sesi konsultansi bagi Perangkat Daerah terkait rekening belanja dan standar harga satuan barang dan jasa.

Adapun tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut:

a. Melakukan konsultansi dengan Mentor terkait rencana kegiatan.

b. Mempersiapkan materi terkait rekening belanja dan standar harga satuan barang dan jasa, berupa peraturan perundang-undangan maupun data dukung lainnya sesuai kebutuhan.

c. Memberikan informasi kepada Perangkat Daerah mengenai sesi konsultasi melalui grup whatsapp “Mitra Kerja Bdg Anggaran”.

d. Menyelenggarakan sesi konsultansi secara tatap muka di ruang Bidang Perencanaan Anggaran Daerah BPKPAD Kabupaten Purworejo atau diskusi melalui pesan whatsapp.

e. Membuat notula dari kegiatan konsultansi yang telah diselenggarakan.

f. Melaporkan hasil sesi konsultansi kepada Mentor untuk dievaluasi.

2. Kegiatan ke-2: Menginventarisir usulan rekening belanja dari Perangkat Daerah ke dalam database excel. Adapun tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut:

a. Berkonsultansi dengan Mentor terkait rencana kegiatan.

b. Mengumpulkan data historis permintaan rekening belanja oleh Perangkat Daerah.

c. Membuat database dalam bentuk file excel agar mudah diperbaharui.

d. Berkonsultansi dengan Mentor terkait database yang telah dibuat untuk dievaluasi.

3. Kegiatan ke-3: Membuat kamus referensi rekening belanja terhadap standar harga satuan barang dan jasa. Adapun tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut:

a. Berkonsultansi dengan Mentor terkait dengan rencana kegiatan.

b. Berdiskusi dengan Rekan Kerja yang memiliki kompetensi keahlian sesuai bidangnya.

c. Menyiapkan data historis dari Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD).

d. Mengkonsultasikan data yang diperoleh dengan Mentor dan berdiskusi dengan Rekan Kerja serta Perencana Perangkat Daerah selaku pengguna kamus referensi.

e. Mengolah dan menganalisis data sesuai dengan kebutuhan.

f. Menyampaikan data dan hasil analisisnya kepada Mentor untuk dievaluasi.

g. Mengunggah Kamus Referensi Rekening Belanja ke dalam media penyimpanan google drive dan mengirimkannya kepada Perencana Perangkat Daerah melalui grup whatsapp “Mitra Kerja Bdg Anggaran”.

4. Kegiatan ke-4: Melakukan penambahan rekening belanja sesuai dengan kamus referensi ke dalam Sistem Informasi Pemerintahan Daerah.

Adapun tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut:

a. Berkonsultansi dengan Mentor terkait dengan rencana kegiatan.

b. Menambahkan rekening belanja sesuai dengan kamus referensi ke dalam Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD).

c. Melaporkan hasil kegiatan kepada Mentor untuk dilakukan evaluasi.

d. Memberikan informasi kepada Perangkat Daerah mengenai penambahan rekening belanja ke dalam Sistem Informasi Pemerintahan Daerah melalui whatsapp “Mitra Kerja Bdg Anggaran”.

e. Membuat dan mengirimkan survei google form untuk memperoleh feedback atau umpan balik dari Perangkat Daerah.

Adapun dalam kegiatan terakhir ini, telah dilakukan penyesuaian terhadap jadwal pelaksanaan tahapan kegiatan keempat dan kelima.

Kedua tahapan kegiatan tersebut saling ditukar jadwal pelaksanaannya.

Pengiriman survei google form dilakukan terlebih dahulu agar dapat dianalisis jawaban yang telah terhimpun. Selanjutnya pemberian informasi mengenai penambahan rekening belanja dilakukan bersamaan dengan penyampaian ucapan “terima kasih” dan permohonan “maaf”

terhadap para koresponden yang telah membantu pengisian kuesioner.

Rentang waktu pelaksanaan kegiatan aktualisasi/habituasi adalah 14 Mei s/d 29 Juni 2022. Dalam pelaksanaan kegiatan, Peserta Pelatihan Dasar CPNS menemui beberapa kendala, yaitu diantaranya:

1. Dalam Peraturan Bupati Purworejo Nomor 187 Tahun 2021 tentang Standar Harga Satuan Barang dan Jasa Tahun 2023 Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purworejo terdapat 17.893 item barang dan jasa.

Jumlah tersebut menyebabkan kurangnya waktu apabila harus dilakukan penambahan rekening belanja secara keseluruhan. Dalam Kamus Referensi Rekening Belanja, dimungkinkan bahwa 1 (satu) item barang atau jasa dapat memiliki lebih dari satu rekening belanja. Untuk mengatasi hal tersebut, maka rekening belanja yang ditambahkan ke dalam SIPD merupakan rekening belanja dasar sesuai dengan jenis barang atau jasa terkait. Misal “Bollpoint Standar Biasa” yang termasuk ke dalam jenis alat tulis kantor dimasukkan ke dalam rekening Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor-Alat Tulis Kantor, kemudian untuk

“Satuan Biaya Transpor Kegiatan Dalam Kabupaten/Kota Pergi Pulang (PP), Perjalanan dalam daerah lebih dari 5 km” dimasukkan ke dalam rekening Belanja Perjalanan Dinas Biasa.

2. Adanya beberapa kegiatan atau penugasan dari kantor menyebabkan adanya perubahan jadwal pelaksanaan terhadap beberapa tahapan kegiatan. Namun demikian, seluruh tahapan kegiatan tetap dapat terselesaikan dengan baik.

3. Adanya multitafsir terhadap pertanyaan yang dibuat melalui Kuesioner google form ditahap pertama. Dalam kuesioner tersebut, pertanyaan yang dibuat kurang spesifik sehingga ada multitafsir yang terjadi. Adapun pertanyaan tersebut adalah “Apakah Anda telah memiliki panduan dalam melakukan pemilihan atau penentuan rekening belanja?”. Namun demikian, setelah dilakukan wawancara secara lebih lanjut terhadap koresponden, rupanya yang dimaksud adalah data historis dari RKA tahun lalu maupun hasil konsultansi secara langsung ke Bidang Perencanaan Anggaran Daerah. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa koresponden belum memiliki panduan baku seperti Kamus Referensi Rekening Belanja.

Meskipun terdapat beberapa kendala, Peserta Pelatihan Dasar CPNS dapat menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan aktualisasi dengan baik.

Tabel 3.1 Prosentase Capaian Kegiatan

No Tanggal Kegiatan Output Kegiatan Ketercapaian Bukti Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 16 – 27 Mei 2022

Mengadakan sesi konsultansi bagi Perangkat Daerah terkait rekening belanja dan standar harga satuan barang dan jasa.

Adanya kesamaan persepsi terkait rekening belanja dan standar harga satuan barang dan jasa.

100 % Terlampir Pelaksanaan kegiatan yang semula seharusnya terlaksana di minggu ke-3 bulan Mei, menjadi minggu ke-3 sampai dengan minggu ke-4 Bulan Mei 2022.

2 31 Mei – 11 Juni 2022

Menginventarisir usulan rekening belanja dari Perangkat Daerah ke dalam database excel.

Permintaan penambahan rekening belanja oleh Perangkat Daerah menjadi lebih sistematis dan terstruktur.

100 % Terlampir Pelaksanaan kegiatan yang semula seharusnya terlaksana di minggu ke-4 bulan Mei, menjadi minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-2 Bulan Juni 2022.

3 17 Juni – 22 Juni 2022

Membuat kamus referensi rekening belanja terhadap standar harga satuan barang dan jasa.

Tersedianya pedoman

bagi Perencana

Perangkat Daerah terkait referensi rekening belanja.

100 % Terlampir Terdapat penyesuaian jadwal karena mengikuti kegiatan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas (PKTBT) yang diselenggarakan oleh BKPSDM Kabupaten Purworejo pada 14 16 Juni 2022.

4 23 – 28 Juni 2022

Melakukan

penambahan rekening belanja sesuai dengan kamus referensi ke

dalam Sistem

Informasi

Pemerintahan Daerah.

Bertambahnya jumlah rekening belanja yang sudah terintegrasi dengan Standar Harga Satuan Barang dan Jasa di Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD).

100 % Terlampir Terlaksana sesuai jadwal kegiatan.

Sumber : Data primer yang diolah. 2022

B. Pembahasan Hasil Aktualisasi

1. Mengadakan sesi konsultansi bagi Perangkat Daerah terkait rekening belanja dan standar harga satuan barang dan jasa

Kegiatan pertama yang dilaksanakan oleh Peserta Pelatihan Dasar CPNS yaitu mengadakan sesi konsultansi bagi Perangkat Daerah terkait rekening belanja serta standar harga satuan barang dan jasa. Adapun kegiatan ini bertujuan untuk menyelaraskan pemahaman antara Perencana Perangkat Daerah dengan Admin Anggaran terkait rekening belanja. Sehingga output kegiatan yang diperoleh yaitu adanya persamaan persepsi terkait rekening belanja dan standar harga satuan barang dan jasa. Kegiatan ini merupakan perwujudan dari beberapa kode etik dan kode perilaku ASN yang diterapkan dalam tahap kegiatannya, yaitu meliputi:

a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi;

b. Melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin;

c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

d. Melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;

e. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;

f. Menjaga agar tidak terjadi konflik dalam melaksanakan tugas; dan g. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada

pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan dinas.

Kegiatan konsultansi ini juga merupakan salah satu bentuk perwujudan dari konsep digital skill, dimana dalam pelaksanaan kegiatannya didukung oleh sarana dan prasarana yang erat kaitannya dengan pemanfaatan teknologi informasi. Proses konsultansi dilaksanakan dalam 2 (dua) cara, yaitu berupa pertemuan tatap muka secara langsung di ruang Bidang Perencanaan Anggaran Daerah BPKPAD Kabupaten Purworejo dan konsultansi melalui pesan whatsapp.

Proses diskusi melalui whatsapp juga merupakan penerapan dari prinsip praktik digital nomor (6) yaitu menyediakan pelatihan, kesempatan belajar, pendampingan, dan bantuan partisipasi dalam kegiatan digital.

Output kegiatan yang diperoleh berkontribusi terhadap visi

“Purworejo Berdaya Saing 2025” melalui misi pertama yaitu turut meningkatkan daya saing sumber daya manusia yang unggul dengan mengedepankan kompetensi keahlian. Dengan adanya konsultansi ini baik Admin Anggaran selaku pemberi layanan dan Perencana Perangkat Daerah selaku penerima layanan memperoleh kesamaan persepsi dan terjadi transfer ilmu anatar pihak sehingga dapat bermanfaat bagi keduanya dalam melaksanakan tugas jabatan. Selanjutnya output kegiatan juga menguatkan nilai budaya kerja akuntabel dan profesional.

Persamaan persepsi diantara kedua pihak membuat masing-masing semakin bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya serta mampu menuntaskan seluruh tugas secara baik sesuai dengan kompetensi keahlian.

Kegiatan pertama ini dilaksanakan melalui 6 (enam) tahapan kegiatan. Adapun penerapan Nilai – Nilai Dasar ASN (Core Values ASN) dalam tahapan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Melakukan konsultansi dengan Mentor terkait rencana kegiatan Output dari tahapan kegiatan ini adalah tersedianya arahan, saran, dan masukan dari Mentor yang dibuktikan dengan foto dan Kartu Bimbingan Aktualisasi oleh Mentor.

Dalam tahapan kegiatan ini, Saya menemui mentor dengan bersikap ramah dan sopan yang disertai dengan raut wajah tersenyum dan bersemangat (ramah dan sopan: berorientasi pelayanan). Tidak terhenti pada hal tersebut, Saya juga menerima saran dari Mentor untuk menginformasikan kegiatan konsultansi melalui grup whatsapp “Mitra Kerja Bdg Anggaran” (perbaikan tanpa henti: berorientasi pelayanan).

Gambar 3.1

Konsultansi dengan Mentor terkait rencana kegiatan tahap pertama

Pada saat menemui Mentor, Saya sudah mempersiapkan diri dengan gambaran umum dari kegiatan yang ditunjukkan melalui printout rencana tahapan kegiatan dan dijelaskan kepada Mentor secara jelas dan jujur (cermat dan jujur: akuntabel). Hasil konsultansi diisi dan diparaf oleh Mentor secara langsung (transparan: akuntabel). Saya menyimak dengan seksama terkait penjelasan dari Mentor dan mencatat poin-poin penting yang diperlukan (kualitas terbaik: kompeten). Saya menyerap arahan yang diberikan oleh Mentor sebaik-baiknya untuk diaplikasikan dalam pelaksanaan kegiatan (peningkatan kompetensi keahlian:

kompeten).

Saya menunggu waktu yang tepat untuk berkonsultansi dengan cara mencari waktu dimana Mentor tidak sedang sibuk dan Saya menciptakan suasana yang nyaman untuk berdiskusi (lingkungan kerja kondusif: harmonis). Saya menghargai setiap arahan dan masukan yang diberikan oleh mentor (menghargai pendapat:

harmonis). Saya menghormati Mentor sebagai seorang atasan dan senior yang berpengalaman di kantor (menghormati: loyal). Saya memberikan umpan balik dengan sopan saat berdiskusi dengan Mentor (proaktif: adaptif). Saya bersepakat dengan Mentor bahwa konsultansi dapat dilakukan secara langsung maupun melalui pesan whatsapp (menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama: kolaboratif). Mentor setuju untuk ikut terlibat secara langsung dalam kegiatan konsultansi (kerja sama:

kolaboratif).

b. Mempersiapkan materi terkait rekening belanja dan standar harga satuan barang dan jasa, berupa peraturan perundang-undangan maupun data dukung lainnya sesuai kebutuhan

Output dari tahapan kegiatan ini adalah tersedianya materi terkait peraturan perundang-undangan terkait standar harga satuan barang dan jasa yang dibuktikan dengan link penyimpanan google drive. Adapun peraturan perundang-undangan yang diunggah adalah sebagai berikut:

1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah.

2) Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2020 tentang Standar Harga Satuan Regional (beserta Lampirannya).

3) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-5889 Tahun 2021 tentang Hasil Verifikasi, Validasi dan Inventarisasi Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah.

4) Peraturan Bupati Purworejo Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Harga Satuan Barang/Jasa di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purworejo Tahun 2022.

5) Peraturan Bupati Purworejo Nomor 174 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Purworejo Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Harga Satuan Barang/Jasa di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purworejo Tahun 2022.

6) Peraturan Bupati Purworejo Nomor 187 Tahun 2021 tentang Standar Harga Satuan Barang/Jasa di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purworejo Tahun 2023.

Link penyimpanan: https://drive.google.com/drive/folders/1DSWsRXa25gI- gFCqDNWGINRHDdab3_NK?usp=sharing

Gambar 3.2

Tampilan penyimpanan google drive terkait Peraturan perundang-undangan

Dalam tahapan kegiatan ini, Saya mempersiapkan materi peraturan perundang-undangan terbaru sesuai dengan kebutuhan (perbaikan tiada henti: berorientasi pelayanan). Peraturan ini digunakan sebagai acuan dalam berdiskusi dengan Perencana

Perangkat Daerah (memahami kebutuhan penerima layanan:

berorientasi pelayanan). Saya mencermati dengan sungguh- sungguh terkait peraturan perundang-undangan yang telah direkap (cermat dan sungguh-sungguh: akuntabel). Saya mengoptimalkan penggunaan komputer maupun laptop serta jaringan internet kantor dalam rangka mengumpulkan dan meyimpan peraturan perundang-undangan (menggunakan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien:

akuntabel).

Saya mempersiapkan materi perundang-undangan secara lengkap agar memperlancar proses diskusi bersama Perencana Perangkat Daerah (kinerja terbaik: kompeten). Materi yang telah saya kumpulkan dapat membantu Perencana Perangkat Daerah untuk memahami rekening belanja dan standar harga satuan barang dan jasa (membantu orang lain belajar: kompeten). Peraturan perundang-undangan yang telah saya rekap kemudian saya diskusikan dengan Mentor untuk dimintai pendapat (lingkungan kerja kondusif: harmonis). Peraturan perundang-undangan yang saya rekap merupakan peraturan perundang-undangan yang sah dan berlaku hingga saat ini (taat peraturan perundang-undangan:

loyal).

Saya menyiapkan materi perundang-undangan sudah lengkap dengan peraturan perubahannya (cepat menyesuaikan perubahan: adaptif). Saya juga mencari berbagai topik dan peraturan perundang-undangan yang relevan dengan topik (proaktif: adaptif). Saya mendiskusikan materi peraturan perundang-undangan dengan Mentor (kerja sama: kolaboratif).

Saya juga berdiskusi dengan rekan kerja yang memiliki keahlian dalam perencanaan penganggaran saat merekap peraturan perundang-undangan (sinergi untuk hasil yang lebih baik:

kolaboratif).

c. Memberikan informasi kepada Perangkat Daerah mengenai sesi konsultasi melalui grup whatsapp “Mitra Kerja Bdg Anggaran”

Gambar 3.3

Pemberian informasi terakit kegiatan konsultansi kepada Perencana Perangkat Daerah melalui grup whatsapp

Output dari tahapan kegiatan ini adalah tersedianya pemberitahuan kepada Perencana Perangkat Daerah melalui grup whatsapp “Mitra Kerja Bdg Anggaran”. Dalam tahapan kegiatan ini, Saya berusaha memahami kebutuhan Perencana Perangkat Daerah untuk diadakannya diskusi (memahami kebutuhan: berorientasi pelayanan). Saya dengan segera memberikan informasi melalui grup whatsapp setelah disetujui oleh Mentor dan materi telah siap (cekatan dan dapat diandalkan: berorientasi pelayanan). Saya mengirimkan informasi melalui grup secara bertanggung jawab dan berintegritas, dalam arti betul-betul melaksanakan apa yang sudah diinformasikan secara luas (bertanggung jawab dan berintegritas:

akuntabel). Saya mengoptimalkan jabatan yang saya miliki untuk membantu Perencana Perangkat Daerah dalam memahami topik terkait (optimalisasi kewenangan jabatan: akuntabel).

Saya seoptimal mungkin dalam memanfaatkan kemajuan teknologi untuk proses komunikasi yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan tugas jabatan (kompetensi diri untuk menjawab tantangan: kompeten). Saya membagikan informasi dengan bahasa sopan, mudah dipahami, menarik dan informatif (kualitas terbaik: kompeten). Saya menghargai seluruh anggota grup

Dalam dokumen optimalisasi integrasi rekening belanja (Halaman 47-50)

Dokumen terkait