BAB III METODE PENELITIAN
G. Teknik Analisis Data
Analisis deskriptif yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum Sugiyono (2012).
Analisis statistik deskriptif untuk menjelaskan karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia dan pendidikan terakhir. Selain itu analisis statistik deskriptif juga digunakan untuk menjelaskan tanggapan responden terhadap variabel penelitian. Perhitungan dalam analisis statistik digunakan dengan bantuan komputer menggunakan paket program SPSS.
2. Analisis Inferensial a. Uji instrument
Sebelum analisis dilakukan instrument yang diuji terlebih dahulu dengan pengujian validitas dan reliabilitas.
1) Uji validitas menurut Sugiyono (2012) validitas yang digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu butir pernyataan. Uji validitas dengan perbandingan r hitung dan r tabel berdasarkan output SPSS kolom total statistik lihat kolom corrected item-total correlation merupakan nilai r hitung dari masing-masing sedangkan nilai r table diperoleh dari df = (n-k)
Dimana:
r hitung > r tabel = valid r hitung < r tabel = tidak valid
2) Reliabilitas menurut Ghozali (2012) reliabilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jahu alat ukur dapat dipercaya. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliable atau handal apabila jawaban seseorang terhadap pernyataan stabil atau konstan dari waktu kewaktu. Pengujian reliabilitas konstruk pada penelitian akan menggunakan nilai cronbach’s alpha yang dihasilkan melalui pengolaan data SPSS. Jika nilai cronbach’s alpha >60 maka dikatakan reliable. Reliabilitas adalah suatu indeks tentang sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dihandalkan.
b. Uji Hipotesis
1) Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda adalah alat analisis untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara satu variabel terikat Produktivitas Kerja dengan variabel bebas Job Description dan Sistem Kerja. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1+b2X2+e
Dengan penjelasan sebagai berikut:
Y = Produktivitas Kerja
a = Konstanta
X1 = Kejelasan Job Description X2 = Sistem Kerja
b1, b2 = Koefisien Regresi e = Standar Eror
43
2) Uji Parsial (Uji T)
Untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas mempunyai pengaruh yang nyata atau tidak terhadap variabel terikat, maka dilakukan uji hipotesis, bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
H0: r = 0 artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
HA: r ≠ 0 artinya, ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikan konstanta dari setiap variabel independen terhadap variabel terikat, maka dilakukan uji t, yang sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012) dengan rumus sebagai berikut:
a. Apabila nilai thitung >ttabel pada taraf signifikan 5% maka Ho di tolak dan H1 diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Job Description dan Sistem Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. PLN (persero) Wilayah Sulawesi Selatan.
b. Apabila nilai thitung < ttabel pada taraf signifikan 5% maka H1
ditolak dan Ho diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Job Description dan Sistem Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. PLN (persero) Wilayah Sulawesi Selatan.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model yang dibentuk dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi (R2) yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen Ghozali (2012).
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat dan Lokasi Perusahaan
PT. PLN (Persero) Cabang Makassar mempunyai luas wilayah kerja 5.372,4 km, yang meliputi: Kota Makassar, Kabupaten Maros, Pangkep, Kabupaten Gowa dan Kabpaten Takalar, dengan total 35 unit kerja, masing- masing terdiri dari 4 unit Rayon, 6 unit Ranting, 15 unit kantor jaga dan 11 unit Lisdes. Semua wilayah tersebut mendapatkan suplai tenaga listrik dari 12 Gardu Induk terbesar yang dihubungankan dari Sistem Sulsel dengan jaringan Transmisi 150, 70 dan 30 KV. Beban puncak pada system Sulsel yang mencatat wilayah kerja Cabang Makassar sebesar 222 MW.
Selain dari sistem Sulsel, PT. PLN (Persero) Wilayah Sulsel-Sultra Cabang Makassar mensuplai masyarakat kepulauan dengan Pembangkit sendiri (diesel/isolated ) pada 11 pulauyang tersebar di Makassar, kabupaten Pangkep dan Takalar. Berikut merupakan tahun-tahun penting dalam sejarah kelistrikan pada PLN Cabang Makassar.
Tahun 1914 Pengusahaan ketenagalistrikan di kota Makassar dan sekitarnya terpasang yaitu sekitar tahun 1914 dengan menggunakan mesin uap yang berlokasidi pelabuhan Makassar. Sejalan dengan pertumbuhan kota yang diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan tenaga listrik, pada tahun 1925 dibangun Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) ditepi sungai Jeneberang daerah Pandang-pandang, Sungguminasa. PLTU tersebut
45
berkapasitas 2000KW. Sejarah mencatat bahwa PLTU Pandang-pandang Sungguminasa ini hanya mampu beroperasi hingga tahun 1957.
Tahun 1946 dibangun Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang berlokasi di bekas lapangansepak bola Bontoala. Kedua pembangkit listrik tersebut yaitu PLTU Pandang-pandang, Sungguminasa dan PLTD Bontoala dikelola oleh N.V.Nederlands Indische Gas Electriciet Maatschappy (N.V.NIGEM). Pada tahun 1949 seluruh pengelolaannya ini dialihkan ke N.V.Ovesseese Gas dan Electriciet Maatschappy (N.V.OGEM).
Tahun 1975 menindaklanjuti momentum Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus1945, sebagai dampak perkembangan politik pemerintahan Negara Kesatuan RI, pada pertengahan tahun 1975 pengusahaan ketenaga listrikan dikota Makassar dinasionalisasi.
Pengusahaan ketenaga listrikan selanjutnya diserahkan kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) Makassar. PLN Makassar inilah yang kita kenal dewasa ini. PLN Makassar memiliki wilayah operasi pengusahaan terbatas hanya di Kota Makassar. Adapun di daerah-daerah di luar kota Makassar antara lain kota Majene, Bantaeng, Bulukumba, Watampone, dan Palopo untuk pusat pembangkitannya ditangani oleh PLN Cabang Luar Kota sedangkan pendistribusiannya dilaksanakan oleh PT. Maskapai untuk perusahaan- perusahaan Setempat (PT.MPS)
Tahun 1961 PLN pusat di Jakarta membentuk unit PLN Exploitasi IV dengan wilayah kerja meliputi Propinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara yang berkedudukan di Makassar. Dengan di keluarkannya Surat Edaran PLN Pusat No. 076/PST/1967 tentang klasifikasi bagi Kesatuan- kesatuan Perusahaan Listrik Negara maka PLN Cabang Luar Kota tidak
47
dapat dimasukkan klasifikasi dalam organisasi sebagai Cabang. Oleh karena itu berdasarkan Surat Keputusan Pemimpin PLN Exploitasi IV No.
001/E.VI/1986 PLN Cabang Luar Kotadibubarkan. Serentak dengan itu segala sesuatunya diserahkan dan ditangani PLN Exploitasi VI.Dalam perkembangan selanjutnya PLN Exploitasi VI selain membawahi beberapa unit PLTD juga membawahi unit PLN Cabang Makassar dan PLTU Makassar yang diresmikan pada tahun1971 oleh Presiden Soeharto. Sementara PLN Cabang Makassar membawahi unit-unit kerja antara lain PLN Ranting Sengkang , Watansoppeng, kendari serta unit pengusahaan pembangkit yaitu PLTD Bontoala.
Tahun 1972 Pemerintah RI mengeluarkan PP. 18 tahun 1972 tentang perusahaan UmumListrik Negara yang mempunyai arti penting bagi PLN karena merupakan dasar hukum perubahan status dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Umum dan Tenaga Listrik No.01/PRT/1973 tentang Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Perusahaan Umum Listrik Negara, PLN Exploitasi VI berubah namanya menjadi PLN Exploitasi VIII.
Sebagai tindak lanjut Peraturan Menteri tersebut, Direksi PLN mengeluarkan SK.No.050/DIR/1973 tanggal 20Oktober 1973 tentang Struktur Organisasi dan Tugas-tugas Pokok Perum Listrik Negara Exploitasi VIII yang di dalamnya terdapat unit pelaksana yaitu Sektor Tello dan Cabang Ujung Pandang.
Tahun 1990 Melalui peraturan pemerintah No 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenaga listrikan. Dan pada tahun 1992, Pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan diatas
maka pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
2. Visi dan Misi PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan a. Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.
b. Misi
1) Menghimpun Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.
2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
3. Struktur Organisasi Perusahaan PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi selatan
a. Struktur organisasi
Organisasi merupakan bentuk kerja sama yang terdiri dari dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan mengenai penentuan struktur organisasi sangat berguna bagi seluruh karyawan agar mereka mengetahui wewenang, tugas dan tanggung jawab yang diberikan secara jelas dan tegas.
49
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN MANAGER
UP3
MANAGER BAG.
JARINGAN
SUPERVISOR OP DIST
SUPERVISOR HAR DIST
SUPERVISOR PDKB
SUPERVISOR KIT
MANAGER BAG. PERENCAN
AAN
SUPERVISOR REN SIS
SUPERVISOR MAPPING
DATA
MANAGER BAG.
T. ENERGI
SUPERVISOR HAR MET
SUPERVISOR T. ENERGI
SUPERVISOR DALSUT
MANAGER BAG. SAR & YAN
GAN
SUPERVISOR SAR & YAN
GAN
MANAGER BAG.
KU
SUPERVISOR ADM &
UMUM
SUPERVISOR KEU &
AKUN
MANAGER BAG. KONST
SUPERVISOR LOGISTIK
PEJABAT PENGADAA
N
PEJABAT K3
B. Penyajian Data Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden
Penelitian menguraikan mengenai pengaruh Job Description dan Sistem Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada kantor PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Job Description dan Sistem Kerja berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada kantor PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 80 responden. Karakteristik responden yaitu menguraikan deskripsi identitas responden menurut sampel penelitian yang ditetapkan. Tujuan dengan deskripsi karakteristik responden ialah memberikan gambaran yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Dalam penelitian sampel, karakteristik responden dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan terakhir. Untuk memperjelas karakteristik yang dimaksud, maka akan disajikan tabel mengenai data responden seperti yang dijelaskan berikut ini:
Tabel 4.1
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-Laki 53 66,25 %
Perempuan 27 33,75 %
Jumlah 80 100
Table 4.1 menjelaskan bahwa dari jumlah 80 responden dapat diketahui bahwan responden jenis kelamin laki-laki lebih dominan dengan persentasi 66,25% sedangkan responden perempuan memiliki persentasi
51
33,75%. Dalam penelitian ini dominasi responden laki-laki dengan jumlah frekuensi 53 dan responden perempuan dengan jumlah frekuensi 27.
Tabel 4.2
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN USIA
Usia Frekuensi Persentase
21 - 30 Tahun 29 36,25 %
31 - 40 Tahun 25 31,25 %
41 - 50 Tahun 19 23,75 %
>50 Tahun 7 08,75 %
Jumlah 80 100
Table 4.2 menjelaskan bahwa dari jumlah 80 responden, terdapat variasi tingkat usia dari responden. Frekuensi responden berusia 21 - 30 tahun berjumlah 29 orang dengan persentase 36,25%. Frekuensi responden berusia 31 - 40 tahun berjumlah 25 orang dengan persentase 31,25%%.
Frekuensi responden berusia 41 - 50 tahun berjumlah 19 orang dengan persentase 23,75%. Sedangkan frekuensi responden berusia >50 tahun berjumlah 7 orang dengan persentase 08,75%. Dalam penelitian ini didominasi oleh responden yang berusia 21 - 30 tahun dengan frekuensi 29 orang dan persentase 36,25%.
Tabel 4.3
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN PENDIDIKAN Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase
SMA/SMK 26 32,5 %
D3 16 20 %
S1 38 47,5 %
Jumlah 80 100
Table 4.3 menjelaskan bahwa dari jumlah 80 responden, Frekuensi responden pendidikan terakhir SMA/SMK berjumlah 26 orang dengan persentase 32,5%. Frekuensi responden pendidikan terakhir D3 berjumlah 16 orang dengan persentase 20%. Frekuensi responden pendidikan terakhir S1 berjumlah 38 orang dengan persentase 47,5%. Dalam penelitian ini didominasi oleh responden yang berpendidikan terakhir S1 dengan frekuensi 38 orang dan persentase 47,5%.
2. Deskripsi Variabel Penelitian a. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel - variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi Job Description, Sistem Kerja dan Produktivitas Kerja karyawan pada kantor PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan akan diuji secara statistik deskriptif yang dapat dilihat dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4
HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Job Descriotion 80 10.00 20.00 15.9500 2.65721 Sistem Kerja 80 10.00 20.00 16.2000 2.45671 Produktivitas 80 10.00 21.00 16.2250 2.28354 Valid N (listwise) 80
Sumber hasil olah data Oktober Tahun 2021
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa dari hasil uji deskriptif dapat dilihat jumlah responden sebanyak 80 orang. Setiap responden memberikan penilaian dalam bentuk jawaban dan diperoleh untuk tiga variabel yaitu Job Description (X1), Sistem Kerja (X2) dan Produktivitas (Y) memiliki nilai
53
minimum sebesar 10.00 serta untuk variabel (X1) dan variabel (X2) memiliki maksimum sebesar 20.00 dan untuk Y memiliki nilai maksimum sebesar 21.00. Untuk rata-rata jawaban setiap responden diperoleh untuk variabel Job Desription (X1) yaitu sebesar 15.9500 dan standar deviation 2.65721, variabel Sistem Kerja (X2) sebesar 16.2000 dan standar deviation 2.45671 dan variabel Produktivitas (Y) sebesar 16.2250 dengan standar deviation 2.28354.
3. Uji Instrument 1) Hasil Uji Validitas
Untuk mengukur kevalidan instrument peneliti membandingkan r hitung dan r tabel berdasarkan output SPSS kolom total statistik lihat kolom corrected item-total correlation merupakan nilai r hitung dari masing-masing sedangkan nilai r table diperoleh dari df = (n-k) jumlah responden N = 80, maka df = 80-2 = 78 dengan probabilitas 0.05 sehingga diperoleh nilai r tabel, jika r hitung untuk tiap-tiap butir pertanyaan lebih besar dari r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid.
Dapat dilihat dalam tabel hasil uji validasi 4.5.
Tabel 4.5
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL PENELITIAN
Variabel Jumlah Item
Corrected item- Total Correlation
R Tabel (N=80) Taraf Signifikan
0,05%
Keterangan
Job Description
Item 1 0.674 0.2199 Valid
Item 2 0.766 0.2199 Valid
Item 3 0.664 0.2199 Valid
Item 4 0.742 0.2199 Valid
Item 5 0.687 0.2199 Valid
Sistem Kerja
Item 1 0.581 0.2199 Valid
Item 2 0.617 0.2199 Valid
Item 3 0.644 0.2199 Valid
Item 4 0.762 0.2199 Valid
Item 5 0.663 0.2199 Valid
Produktivitas
Item 1 0.622 0.2199 Valid
Item 2 0.713 0.2199 Valid
Item 3 0.717 0.2199 Valid
Item 4 0.552 0.2199 Valid
Item 5 0.669 0.2199 Valid
Sumber hasil olah data Oktober Tahun 2021
Tabel 4.5 menjelaskan bahwa dari hasil uji validitas variabel dengan semua indikator item pertanyaan yang tertuang dalam kuesioner sebagai alat ukur pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y, diperoleh hasil keseluruhan nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel yaitu sebesar 0,2199. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan semua pertanyaan yang terdapat pada kuesioner dinyatakan valid.
2) Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistennya di instrument penelitian, instrument dikatakan reliable apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar atau diatas 0,60. Dapat dilihat tabel 4.6.
Tabel 4.6
HASIL UJI RELIABILITAS VARIAVEL PENELITIAN
No Variabel Cronbach's Alpha >/< Keterangan 1 Job Description 0,876 >0,60 Reliabel
2 Sistem Kerja 0,846 >0,60 Reliabel
3 Produktivitas 0,845 >0,60 Reliabel
Sumber hasil olah data Oktober Tahun 2021
55
Tabel 4.6 menjelaskan bahwa dari hasil uji reliabilitas variabel dapat simpulkan bahwa, seluruh pertanyaan dalam variabel (X1), (X2) dan (Y) memiliki nilai cronbach alpha lebih besar dari pada 0,60 maka instrument dikatakan reliabel dapat dipercaya atau handal.
4. Uji Hipotesis
1) Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Pengujian dalam uji analisis ini adalah bagaimana instrument penelitian memperoleh Job Description dan Sistem Kerja yang merupakan dari variabel (X1) dan (X2) terhadap Produktivitas Y. Berikut hasil uraiannya pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
HASIL UJI REGRESI LINEAR BERGANDA Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.865 .867
Job Descriotion .311 .078 .362
Sistem Kerja .518 .084 .558
a. Dependent Variable: Produktivitas
Sumber hasil olah data Oktober Tahun 2021
Tabel 4.7 diatas dapat diketahui persamaan regresinya sebagai berikut:
𝑌 = 2.865 + 0.311𝑥1+ 0.518𝑥2 Dimana:
Y = Produktivitas Kerja a = Konstanta
X1 = Job Description X2 = Sistem Kerja b1, b2 = Koefisien Regresi e = Standar Eror
Tabel 4.7 diatas menjelaskan bahwa persamaan tersebut diketahui nilai konstantanya sebesar 2.865. Secara matematis, nilai konstanta ini menyatakan bahwa nilai konsisten variabel produktivitas kerja. Koefisien regresi X1 sebesar 0,311 dan X2 sebesar 0,518 menyatakan setiap penambahan 1% nilai Job Description dan Sistem Kerja maka Produktivitas Kerja akan bertambah. Koefisien regresi tersebut bernilai positif sehingga dapat dikatakan arah hubungan pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y adalah positif.
2) Hasil Uji Parsial (Uji T)
Tabel 4.8
HASIL UJI STATISTIK T Coefficientsa
Model t Sig.
1 (Constant) 3.305 .001
Job Descriotion 4.001 .000
Sistem Kerja 6.161 .000
a. Dependent Variable: Produktivitas
Sumber hasil olah data Oktober Tahun 2021
Tabel 4.8 diatas menjelaskan bahwa kriteria analisis pengujian hipotes secara parsial yang digunakan yaitu dengan menggunakan uji t.
yaitu dengan membandingkan thitung dengan ttabel berdasarkan tingkat signifikan 0,05 dan 2 sisi derajat kebebasan df (n-k-1) = 80-2-1 = 77. n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel bebas. Sehingga ttabel
yang di peroleh dari tabel statistik adalah sebesar 1.991.
Kreteria pengambilan keputusan:
57
Ha diterima jika thitung >ttabel atau Ho ditolak jika thitung <tbalel padaa= 5%
1. Pengujian hipotes pertama (H1). Diketahui nilai thitung 4.001 >ttabel 1.991 dan nilai sig 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan H1 diterima dan secara parsial berarti variabel Job Description (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Produktivitas Kerja (Y).
2. Pengujian hipotesis kedua (H2). Diketahui thitung 6.161 >ttabel 1.991 dan nilai sig 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan (H2) diterima dan secara parsial berarti variabel Sistem Kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Produktivitas Kerja (Y).
3) Hasil Uji Koefesien Determinasi Tabel 4.9
HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .872a .760 .754 1.13365
a. Predictors: (Constant), Sistem Kerja, Job Descriotion Sumber hasil olah data Oktober Tahun 2021
Tabel 4.9 output SPSS model Summary diatas diketahui nilai korelasi R antara Job Description (X1) dan Sistem Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja (Y) sebesar 0,872a. Hal tersebut berarti bahwa hubungan Job Description (X1) dan Sistem Kerja (X2) dengan Produktivitas Kerja (Y) pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan adalah tinggi. Sedangkan nilai koefisien determinasi atau R2 Square sebesar 0.760. Hal ini berarti variabel Job Description (X1) dan Sistem
Kerja (X2) dapat mempengaruhi Produktivitas Kerja (Y) sebesar 76% dan sisanya 24% dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain yang belum atau tidak diteliti dalam penelitian ini.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pengujian analisis yang sudah diuraikan sebelumnya menunjukkan bahwa pengaruh Job Description (X1) dan Sistem Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja (Y) pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, menunjukkan pengaruh yang kuat. Hal ini dibuktikan dari tabel 4.9 perhitungan R Square yang menunjukkan angka sebesar 0.760. Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh variabel Job Description dan Sistem Kerja terhadap Produktivitas Kerja di PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, adalah sebesar 76%. Adapun sisanya sebesar 24%
dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil pengujian diantara kedua variabel yang diteliti, maka secara parsial (uji t) berdasarkan nilai koefisien beta (Standardized Coefficients) terlihat bahwa nilai tertinggi sebesar 0,558 yang berarti variabel Sistem Kerja mempunyai peran penting atau paling dominan berpengaruh Terhadap Produktivitas Kerja karyawan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan.
Dari hasil penyajian data dan pembahasan yang di lakukan, maka selanjutnya dapat di analisis variabel Job Description dan Sistem Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, hal ini dapat kita lihat dari uraian berikut ini:
59
1. Pengaruh Job Description (X1) terhadap Produktivitas Kerja
Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel Job Description terhadap Produktivitas Kerja di peroleh nilai thitung 4.001 >ttabel 1.991 dan nilai sig 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan H1 diterima dan secara parsial berarti variabel Job Description (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Produktivitas Kerja (Y).
Bagi karyawan pekerjaan yang dilakukan dengan rasa tanggung jawab yang tinggi menghasilkan output yang baik, dan kemampuan karyawan dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan cukup baik. Dengan demikian Job Description merupakan bagian penting dari sistem pengembangan sumber daya manusia (SDM), Job description dapat dikatakan peta yang memberikan arah kepada perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Hasil penelitian ini dari segi judul penelitian berkaitan dengan semua penelitian terdahulu yang dilakukan Yana Diana (2020) dengan judul Pengaruh Job Description Terhadap Kinerja Karyawan Di Depertemen Tata Hidang Pada Hotel Grand Ion Delemen Malaysia.
Dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan hasil penelitian Job Description berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan sehingga hipotesis pertama diterima. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi manajer hotel dalam menentukan Job Description karyawan, sehingga Kinerja Karyawan dapat meningkat dan akan berpengaruh terhadap kepuasan tamu di hotel.
2. Pengaruh Sistem Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja
Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel Sistem Kerja terhadap Produktivitas Kerja diperoleh thitung 6.161 >ttabel 1.991 dan nilai sig 0,000 <
0,05 maka dapat disimpulkan (H2) diterima dan secara parsial berarti variabel Sistem Kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Produktivitas Kerja (Y).
Ketepatan waktu merupakan bentuk bukti Sistem Kerja yang disiplin, karyawan datang bekerja dengan tepat waktu dan mematuhi segala peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini berarti bahwa karyawan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan memiliki Sistem Kerja yang sangat baik, sehingga menciptakan produktivitas kerja yang baik pula. Dengan demikian suatu Sistem Kerja dinilai yang baik jika sistem ini memungkinkan waktu penyelesesain sangat singkat, waktu yang digunakan sangat sedikit dan akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkan sangat minim.
Hasil penelitian ini dari segi judul penelitian berkaitan dengan semua penelitian terdahulu tetapi dari hasil penelitian yang ada berbeda seperti penelitian Prasoko (2020) dengan judul Pengaruh Sistem Kerja dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Tamu Pada Depertemen Front Office Di Hotel Bwalk, Dau, Malang, yang menggunakan metode penelitian deksriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Tamu.
Kualitas Pelayanan berpengaruh signifkan terhadap Kepuasan Tamu.
Sistem Kerja dan Kualitas Pelayanan berpengaruh signifikan bersama- sama terhadap Kepuasan Tamu di Hotel Bwalk, Dau, Malang.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat disajikan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Job Description (X1) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan. Hal ini berarti bahwa kontribusi yang diharapkan dari Uraian Pekerjaan (Job Description) semakin baik, maka tingkat Produktivitas Kerja semakin meningkat. Dengan demikian Job Description merupakan bagian penting dari sistem pengembangan sumber daya manusia (SDM), Job Description dapat dikatakan peta yang memberikan arah kepada perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
2. Sistem Kerja (X2) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan. Hal ini berarti bahwa semakin baik Sistem Kerja, maka tingkat Produktivitas Kerja semakin baik pula dan tercapai Sistem Kerja yang efektif dan efisien. Dengan demikian suatu Sistem Kerja dinilai yang baik jika sistem ini memungkinkan waktu penyelesaian sangat singkat, waktu yang digunakan sangat sedikit dan akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkan sangat minim.
61